Anda di halaman 1dari 25

SISTIM MANAJEMEN K3

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM UPAYA


PENINGKATAN PERLINDUNGAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Evaluasi dan Konsepsi Kebijakan SMK3

PRINSIP DASAR
Tenaga kerja berhak untuk mendapatkan jaminan
keselamatan dalam melakukan pekerjaan
- UU No.1/1970 jo. Ps. 27 ayat (2) UUD 1945

Tujuan K3 untuk melindungi

tenaga
kerja dan mengamankan asset
perusahaan dari
Kecelakaan
kerja menurunkan produktivitas
resiko kecelakaan

Tenaga kerja bukan komoditas (deklarasi Philadelphia


1944)
2 hal penting terkait issue perburuhan dalam
perjanjian WTO 1996 di Singapore :
- ILO sebagai badan yang menetapkan Standar Perburuhan
- Standar Perburuhan tidak akan digunakan untuk keperluan
proteksi perdagangan bebas

Standar K3 (termasuk SMK3) merupakan


bagian dari standar perburuhan

Berbagai tingkatan Standar ILO :


- Konvensi;
- Rekomendasi;
- Resolusi;
- Deklarasi;
- Konklusi ( kesimpulan sidang);
- Set of Guide lines

DEFINISI SISTEM MANAJEMEN K3


Bagian dari sistem manajamen secara
keseluruhan yang dibutuhkan bagi :

pengembangan, penerapan,
pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan K3
dalam rangka pengendalian
resiko yang
berkaitan dengan kegiatan
kerja
guna terciptanya tempat kerja
yang aman,
efisien dan produktif

LATAR BELAKANG KEBIJAKAN


K3 masih belum mendapatkan perhatian
yang memadai semua pihak
Kecalakaan kerja yang terjadi masih tinggi
Relatif rendahnya komitment pimpinan
perusahaan dalam hal K3
Kualitas tenaga kerja berkorelasi dengan
kesadaran atas K3
Tuntutan global dalam perlindungan
tenaga kerja yang diterapkan oleh ILO
Desakan LSM internasional dalam hal hak
tenaga kerja untuk mendapatkan
perlindungan

1. K3 masih belum mendapatkan


perhatian yang memadai semua pihak:
Masalah K3 masih belum menjadi prioritas
program
Tidak ada yang mengangkat masalah K3 menjadi
issue nasional baik secara politis maupun sosial
Masalah kecelakaan kerja masih dilihat dari aspek
ekonomi, dan tidak pernah diliaht dari
pendekatan moral
Tenaga kerja masih ditempatkan sebagai faktor
produksi dalam perusahaan, belum dirtempatkan
sebagai mitra usaha
Alokasi anggaran perusahaan untuk maslah K3
relatif kecil

2. Masih rendahnya komitment pimpinan


perusahaan terhadap K3 :
Dari jumlah perusahaan 160.041 (1995)
menurut data UU No.7/1981, 13.381
merupakan perusahaan dengan tenaga kerja
lebih dari 100 orang ( wajib mempunyai P2K3
sesuai pasal 10 UUKK No.1/1970)
Jumlah P2K3 yang ada kurang dari 13.000
Dari P2K3 yang ada 10-12 % yang berfungsi
Menunjukan komitment pimpinan perusahaan
terhadap K3 masih rendah
Perusahaan yang mempunyai dokter
perusahaan
(pasal 8 UUKK No.1/1970) tercatat 1.155
orang
Program pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
tidak

3. Kecelakaan kerja yang terjadi masih


tinggi:
Jumlah kasus kecelakaan (1995) tercatat 18.312
Dengan korban :
- meninggal
: 464 orang
- luka berat (cacat tetap) : 2.268 orang
- STMB
: 17.857
- Jumlah hari hilang
: 3.528.750 hari kerja
- Jumlah jam kerja hilang : 28.230.000 jam kerja

Jumlah kompensasi kecelakaan mencapai


lebih
Rp.4 milyar

4. Kualitas tenaga kerja berkorelasi


dengan
kesadaran
SUPAS 1995
K3: :
- Total angkatan kerja 80,1 juta
Pendidikan :
- SDl
: 56,0 juta orang (69,9 %)
- D III
: 1, 32 juta orang (1,65 %)
-SI
: 1,545 Juta orang (1,69 %)
- Jumlah penganggur terbuka 6,2 juta orang
(7,24 % dari total angkatan kerja)
Sebagian besar tenaga kerja tidak memahami
haknya untuk mendapatkan perlindungan K3

TUJUAN PENERAPAN SMK3


Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagaoi manusia
(pasal 27 ayat 2 UUD 1945)
Meningkatkan komitment pimpinan
perusahaan dalam melindungi tenaga kerja
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
untuk menghadapi kompetisi perdagangan
global
Proteksi terhadap industri dalam negeri
Meningkatkan daya saing dalam perdagangan
internasional
Mengeliminir boikot LSM internasional
terhadap produk ekspor nasional

DASAR HUKUM
1.

UUD 1945 pasal 27 ayat (2)

2.
3.
4.
5.

UU No.13 tahun 2003 pasal 3,9 dan 10


UU No.1 tahun 1970 pasal 4
Per.Menaker No. PER.05/MEN/1996
Kep.Menaker No.KEP-19/MEN/1996

PEDOMAN PELAKSANAAN
PENERAPAN SMK3
Peningkatan
berkelanjutan

Peninjauan
Peninjauanulang
ulang&&
Peningkatan
Peningkatanoleh
oleh
manajemen
manajemen

Pengukuran
Pengukurandan
dan
evaluasi
evaluasi

Komitmen
Komitmendan
dan
Kebijakan
Kebijakan

Perencanaan
Perencanaan
SMK3
SMK3

Penerapan
PenerapanSMK3
SMK3

KRITERIA PERUSAHAAN

Perusahaan dengan :
- tk 100 atau lebih dan atau
- potensi bahaya peledakan,
kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat
kerja
Pasal 3 Per.Menaker No.05/1996

AUDIT SMK3
Per.Menaker No. 05/MEN/1996

PENGERTIAN AUDIT

adalah pemeriksaan secara sistematik


dan independen, untuk menentukan
suatu kegiatan dan hasil-hasil yang
berkaitan sesuai dengan pengaturan
yang direncanakan dan dilaksanakan
secara efektif dan cocok untuk
mencapai kebijakan dan tujuan
perusahaan

AUDIT SMK3
Per.Menaker No. 05/MEN/1996
pasal 5
DIFINISI AUDIT SMK3
alat untuk mengukur besarnya
keberhasilan pelaksanaan dan
penerpan SMK3 di tempat kerja
pemeriksaan secara sistimatik
dilakukan secara independen
dilakukan oleh Badan Audit independen

minimal 1 kali/3 tahun

MEKANISME AUDIT SMK3


DIREKTUR

RTA
1

BADAN AUDIT

UNIT PENGAWASAN
K3

5
Sertifikat

PERUSAHAAN

SMK3
Tindakan

AUDIT SMK3 PERTAHUN

No

Tahun

Perusahaan

1
2
3
4
5

1997
1998
1999
2000
2001

23
33
63
64
70

SERTIFIKASI

Sertifikasi SMK3 adalah bukti


pengakuan tingkat pemenuhan
penerapan peraturan perundangan
SMK3
Proses sertifikasi SMK3 suatu
perusahaan dilakukan oleh Badan
Audit Independen melalui proses
audit SMK3

MEKANISME SERTIFIKASI

Inventarisasi daftar perusahaan oleh


Depnaker
Depnaker mengkofirmasikan perusahaan
yang diaudit ke Badan Audit
Penentuan jadwal audit oleh Badan Audit
Konfirmasi pelaksanaan audit ke Depnaker
dan perusahaan
Pelaksanaan audit kesesuaian oleh Badan
Audit
Evaluasi dan analisa hasil audit oleh Badan
Audit
Konfirmasi hasil audit ke Depnaker dan
perusahaan oleh Badan Audit
Pemberian sertifikat oleh Depnaker

PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

Tidak ada persamaan persepsi terhadap


kebijakan SMK3 sebagai kebijakan nasional
anatara instansi teknis/departemen
maupun perusahaan
Kurangnya sosialisasi
Terbatasnya anggaran untuk sosialisasi
dan pelatihan
Masih dianggap sebagai biaya yang tidak
bermanfaat untuk kepentingan perusahaan
Kurangnya kontrol sosial
Terbatasnya jumlah pegawai pengawas
Adanya berbagai model SMK3 yang
diterapkan oleh perusahaan di Indonesia

KEADAAN LAPANGAN
AS/ANZ
4801/4804

SMK3

APOSHO
STANDAR
2000

ILO OSH 2001

HASAS
1800/18001

DR 96311
PERUSAHAAN
Safety Map

BS 8800
Five Star
System

ISRS

VPP OSHA

KONSEPSI PENGAWASAN K3 KEDEPAN


PEMERINTAH
Regulator

OPERATOR

Perusahaan
Jasa K3

Pengawasan
Ketenagakerjaan

PERUSAHAAN

Badan Audit
SMK3

KONSEPSI PENGAWASAN K3 KEDEPAN


PENGAWASAN K3

Inspeksi
Teknis

Inspeksi
Norma

AUDIT
SMK3

Ahli K3

Pegawai
Pengawas

Auditor

PERUSAHAAN

Konsultan

KEBIJAKAN SMK3 KEDEPAN


PENGAWASAN
NORMA K3

SMK3
Voluntory
Program

PERUSAHAAN

asa Konsultan SMK3

Per.Menaker No.04/1995

AUDIT SMK3
Compulsory
Program

Badan Audit
Revisi Per.Menaker
No.05/1996

KONSEP MEKANISME AUDIT SMK3


MENAKERTRANS
Cq. Dirjen Binawas

PENGAWASAN
NORMA K3

Hasil Audit

Melaporkan
program
SMK3

PERUSAHAAN

RTA

Pe

a
a
n
a
s
k
la

di
u
nA

BADAN
AUDIT

Anda mungkin juga menyukai