Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Pada saat ini teknologi informasi dan komunikasi atau biasa disebut TIK. Dalam hal
ini, khususnya internet berkembang begitu pesatnya. Hampir semua bidang kehidupan
memanfaatkan penggunaan TIK dalam menjalankan aktifitasnya. Mulai dari menjalin
sosialisasi kepada masyarakat di Indonesia maupun di luar negeri. Selain itu TIK juga
digunakkan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, pemerintahan, perbankan, agama
dan juga sistem pertahanan dan keamanan suatu negara.
Berbagai manfaat dapat kita ambil dari penggunaan TIK ini sebagai contoh dalam
bidang pendidikan misalnya dengan sistem pembelajaran e-learning atau elektronik learning
dimana seorang mahasiswa tidak perlu mencatat semua materi yang diberikan dosen
melainkan tinggal mendownload materi didalam web yang telah disediakan pihak
kampusnya. Dengan hal ini tentunya akan menghemat waktu pembelajaran.
Akan tetapi di balik manfaat-manfaat itu semua,terkadang ada beberapa pihak tertentu yang
menyalahgunakan penggunaan TIK khususnya internet ini. Misalnya budaya copy paste
dikalangan mahasiswa dalam

menghadapi tugas membuat makalah. Bahkan banyak

mahasiswa tidak menyantumkan sumber referensi yang berasal dari buku maupun internet.
Budaya Copy Paste bukanlah menjadi hal yang baku tetapi sudah menjadi hal yang sangat
lumrah untuk mahasiwa zaman kini. Memang budaya copy paste hal yang paling mudah saat
mahasiswa sedang menghadapi tugas membuat makalah.

Rumusan Masalah
1. Mengetahui motif maraknya budaya copy paste di kalangan mahasiswa
2. Mengetahui dampak positif dan negatif dari budaya copy paste

Tujuan Penulisan
1. Apa motif budaya copy paste di kalangan mahasiswa?
2. Apa dampak positif dan negatif dari budaya copy paste?

BAB II
LANDASAN TEORI
Mahasiswa termasuk kaum intelektual. Untuk memenuhi standar intelektualitas ,
biasanya mahasiswa diberi tugas berupa penelitian, resume buku, presentasi, makalah, dan
lain-lain oleh dosennya masing-masing. Semua tugas yang diberikan itu harus dikumpulkan
tepat waktu. Biasanya tugas tersebut bisa dikerjakan melalui komputer, laptop, ataupun
ditulis tangan. Karena tugas intelektualitas itulah yang membedakan mahasiswa dari pelajar.
Mereka semestinya bukan hanya mampu menghafal setiap mata pelajaran, melainkan juga
dituntut mampu mengembangkan dan menyikapi secara kritis.
Kemajuan teknologi seharusnya makin mengembangkan intelektualitas para
mahasiswa. Tetapi tidak untuk kalangan mahasiswa saat ini, justru teknologi membuat
mereka manfaatkan sebagai cara praktis untuk menyelesaikn tugas. Mahasiswa saat ini
tinggal melakukan copy paste untuk menyelesaikan tugasnya. Terlalu banyak tugas yang
diberikan dari guru membuat mereka memilih hal-hal praktis dan instan untuk menyelesaikan
tugas itu. Copy paste merupakan solusi termudah untuk menyelesaikan tugas dalam waktu
cukup singkat. Mereka tinggal dua kali mengeklik, permasalahan dan tugas pun terselesaikan.
Biasanya yang menjadi sumber untuk menyelesaikan tugas mereka yaitu hasil dari
tugas temannya maupun dari internet. Tak ada lagi batas ruang dan waktu dalam ilmu dan
informasi. Semua akses ada dan tersedia dengan cepat. Copy paste menjadi solusi praktis
bagi mahasiswa. Ironisnya, mahasiswa tidak pernah memikirkan dampak dari bahaya copy
paste.
Bahaya copy paste diantaranya memperhambat budaya kritis dan pola pikir. Itu sama
berbahayanya dengan mengkonsumi narkoba atau minuman keras karena menjadikan
mahasiswa tidak mempunyai pemikiran yang logis. Mereka cenderung mengambil sikap dan
hal-hal praktis dan instan, tanpa mempertimbangkan dampaknya. Semua itu semata-mata
untuk memenuhi tugas dari dosen mereka. Jika copy paste terus dilakukan secara terus
menerus maka akan membudaya bak lumut yang menjamur saat turun hujan.
Maraknya budaya copy paste dilatarbelakangi oleh kemalasan mahasiswa untuk
mengerjakan tugas tersebut atau kurang percaya diri terhadap hasil pekerjaannya. Akibatnya
hilanglah jati diri dan jiwa berfikir kreatif dari mahasiswa. Mereka tak lagi percaya diri
dengan potensi dan kemampuan berpikir yang ada pada diri mereka.

Budaya copy paste membuat pemikiran kritis mahasiswa semakin menyempit. Itu
terlihat dari minimnya budaya membaca, budaya berdiskusi, dan budaya berprestasi. Padahal
budaya itu merupakan pembunuh budaya intelektual. Jika budaya tergusur oleh budaya copy
paste, tergusurlah intelektualitas yang seharusnya dimiliki oleh kalangan mahasiswa.
Sebenarnya copy paste boleh saja dilakukan asal saja tidak meninggalkan unsur
kekritisan. Karena kekritisan akan memunculkan budaya baru yaitu budaya kreatif dan
produktif. Tanpa menyempitkan mahasiswa dalam berpikir. Apabila kita hendak meng-copy
paste dari internet sebaiknya harus disesuaikan dulu dengan pemikiran kita, sehingga tidak
mematikan berfikir dalam otak kita. Berikut adalah dampak positif dan dampak negatif dari
budaya copy paste:
Dampak positif:
1. Tidak perlu berpikir dengan keras dalam mengerjakan tugas
2. Menghemat waktu dan tenaga dalam mengerjakan tugas karena hanya copy paste
Dampak negatif:
1.
2.
3.
4.

Menyempitkan berfikir secara kreatif dan kritis


Menjadikan mahasiswa malas dan berfikir secara instan
Menjadikan mahasiswa sebagai plagiat
Membuat mahasiswa kurang percaya diri dengan hasil pekerjaan yang sudah
dikerjakan

Undang-Undang Tentang Plagiat


Alasan melakukan Plagiat itu sendiri mungkin karena keterdesakan seseorang akan
tugasnya atau tidak punya waktu untuk mengerjakan tugas tersebut. Sehingga terbesitlah
pemikiran untuk meng copy paste karya orang lain dari internet atau mencontek tugas
temannya. Hal ini sangatlah tidak pantas untuk dilakukan, terlebih jika mencantumkan
sumber referensinya. Pelanggaran ini diatur didalam undang-undang nomor 19 tahun
2002 tentang hak cipta . Undang-undang yang mengaturnya adalah:
1. Pasal 72 ayat (1) :
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling

sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Pasal 2 ayat (1) tersebut :
Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Sanksi bagi Mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana
dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat (4), secara berurutan dari yang baling ringan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

5.

sampai dengan yang paling berat terdiri atas :


Teguran
Peringatan tertulis
Penundaan pemberian sebagai hak mahasiswa
Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa.
Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa atau;
Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.

Undangundang:http://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_Nomor_19_Tahun_

2002
6. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Plagiarisme

http://bernardbilang.blogspot.com/2013/01/dampak-positif-dan-negatifcopy-paste.html#.UYYF1qJlWJg
http://laboratoriumu.blogspot.com/2011/10/maraknya-budaya-copypaste.html

Anda mungkin juga menyukai