Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni.
Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip
tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold). Bentuk tubuh
organisme golongan protista amatlah beragam.
Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan dalam Sarcodina,yang bergerak
dengan

flagella

dimasukkan

kedalam

Mastigophora,yang

bergerak

dengan

silia

dikelompokkan kedalam Ciliophora yang tidak dapat bergerak serta merupakan parasit
hewan maupun manusia dikelompokkan kedalam Sporozoa.
Sporozoa adalah hewan berspora, tidak mempunyai alat gerak, bergerak dengan
mengubah kedudukan tubuhnya. Hampir semua spesies ini bersifat parasit. Reproduksi
dengan dua cara yaitu: vegetatif (schizogoni/pembelahan diri berlangsung dalam tubuh
inang dan sporogoni/membuat spora yang berlangsung dalam tubuh inang perantara) dan
generatif (melalui peleburan yang terjadi pada tubuh nyamuk).
Para Sporozoa adalah kelas yang sangat besar dan beragam dengan setidaknya empat
subclass dan ribuan spesies. Mereka menyebabkan penyakit pada berbagai macam binatang
dari cacing tanah dan tikus untuk ulat sutra (penyakit disebut pebrine) dan ikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sporozoa?
2. Bagaimana ciri-ciri morfologi dari Sporozoa?
3. Apa saja klasifikasi dari kelas sporozoa?
4. Bagaimana morfologi hingga siklus hidup dari parasite sporozoa sub kelas
Helicosporidia?

1.3 Tujuan Penulisan


1.

Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sporozoa

2.

Agar mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri morfologi kelas sporozoa

3.

Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari kelas sporozoa

4.

Agar mahasiswa dapat memahami siklus hidup dari parasite sub kelas Helicosporidium

1.4 Manfaat Penulisan


Helicosporidium

1.

Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan sporozoa

2.

Mampu mengetahui ciri-ciri morfologi kelas sporozoa

3.

Mampu mengetahui klasifikasi dari kelas sporozoa

4.

Mampu memahami siklus hidup dari parasite sub kelas Helicosporidium

BAB II
Helicosporidium

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sporozoa
Sporozoa merupakan golongan Protista yang dapat membentuk spora untuk menginfeksi
inangnya, sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus sehingga gerakannya dilakukan dengan
mengubah kedudukan tubuhnya. Sporozoa hidup secara parasit pada hewan dan manusia dan
mengambil makanan dengan menyerap dari tubuh inangnya. Respirasi dan ekskresi terjadi
secara difusi. Cara berkembang biak dengan membelah diri (schizogani) dan pembelahan
spora (sporogoni).

2.2 Ciri Morfologi Sporozoa


1. Bersifat parasite
2. Bentuk tubuh bulat panjang
3. Tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga perpindahannya dengan mengubah kedudukan
diri
4. Ukuran spora : 8 11 mikron pada dinding kitin
5. Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran sama,
terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior
6. Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior
7. Dinding katub tidak jelas.
8. Tubuhnya terbentuk dari kumpulan trofozoit yang memanjang. Di bagian anterior terdapat
kompleks apical berupa kait, penghisap, atau filament sederhana untuk melekatkan diri
pada inang. Kompleks apikal hanya terlihat dengan mikroskop elektron

2.3 Klasifikasi Sporozoa


Sub class Telesporidia terbagi dalam 3 ordo :
a.

ordo Hoemosporidia, misal : Plasmodium

Helicosporidium

b.

Ordo Gregarinida, misal : Gregarina

c.

Ordo Coccidia, misal : Coccidium

Sub class Acnidosporidia


a.

Ordo Haplosporidia, misal : Haplosporidium

b.

Ordo Sarcosporidia, misal : Sarcocyctis

Kelas Sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan
genus yang lain, perbedaan itu berupa :
1. Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan vektor biologis,
sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.
2. Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor biologis,
sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.
3. Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh, sel jaringan
tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang terdapat pada genus
toxoplasma.
Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa berkembangbiak secara aseksual
(skizogoni) dan seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua cara berkembang biak ini
dapat berlangsung dalam satu hospes, seperti yang terjadi pada subkelas Coccidia,
sedangkan berlangsung dalam dua hospes yang berbeda terdapat pada sub kelas
haemosporidia (plasmodium).

2.4 Helicosporidia
2.4.1 Sebaran Geografis
Parasiticum Helicosporidium, merupakan sebuah entomopatogen dengan kehidupan
yang lebih kompleks dan siklus yang mencakup autapomorphic tahap filamen memiliki.
Helicosporidium

Riwayat hidup Helicosporidium parasiticum adalah ditandai oleh tiga fenotipe sel yaitu :
kista, sel berserabut, dan Autospores 8-cell. Tahap kista, ditemukan di parit air, tanah
lembab, dan getah pohon, serta sebagai host dalam serangga,
2.4.2 Anatomi dan Morfologi
Helicosporidium memiliki fenotipe heterogen dan terdiri dari pelikel eksterior
lembam terdiri dari mannose dan heksosa, sel filamen uninucleate ukurannya 3-4 kali ,
sekitar tiga sel 1,2,4,5,6,8,10,15 bulat telur.
2.4.3 Life Cycle

Kista Helicosporidium parasiticum tertelan melalui mulut dengan mencari


makan serangga dan melewati saluran pencernaan ke dalam midgut mana cairan
pencernaan merangsang kista membengkak dan pecah, melepaskan sel filamen. In
vivo, fenotip berserabut, pada waktu yang disebut "sel harpun," adalah sementara
Helicosporidium

tapi efisien, menusuk midgut membran peritrofik, di mana sitoplasma mengalami


Transformasi endomitotic dalam empat keturunan vegetatif yang, setelah rilis dari
filamen, kemudian autosporulate menyerang hampir semua jaringan .
Kista adalah regenerasi dari sebagian dari autospores dalam tahap prepupal
dari tuan rumah dan dilepaskan ke lingkungan pada saat pecah kutikula inang.
Helicosporidium pertama kali diidentifikasi oleh Kelinci dari sampel yang diambil
dari Ceratapogonid terbang dan diklasifikasikan sebagai jamur selama beberapa
dekade. Keilin diklasifikasikan H. parasiticum luas dalam Cnidosporidia berdasarkan
kehadiran multisel spora dengan unsur-unsur heterogen, tapi tidak mampu
menyelesaikan posisi taksonomi yang selanjutnya berdasarkan karakter morfologi.
Kudo 6 mengamati bahwa spora H. parasiticum yang aneh dalam beberapa bentuk
tetapi beberapa anggota Cnidosporidia, memiliki 1-4 "filamen kutub," masing
masing melingkar dalam kapsul kutub, dan parasit eksklusif invertebrata. Kudo
ditugaskan Helicosporidium sebagai promotor

Fig. 1. A color- enhanced SEM micrograph


of the cyst. The equatorial ridges indicate the
filamentous cell, wound 3-4 times beneath
the pellicle.

Fig. 2. A color-enhanced SEM of a

dehisced fila - mentous cell unwinding


from the three ovoid cells. The
filamentous cell surrounds these cells
within the cyst pellicle.

Sub kelas dari Cnidosporidia ini, karena memiliki karakter yang unik di
beberapa negara bagian, yang memiliki sel berserabut, dan juga Kedua Keilin dan
Kudo memiliki tiga sel bulat telur dalam kista yang bertanggung jawab untuk
Helicosporidium

menyebarkan vegetatif autospores. Weiser14 menguraikan filamen dengan


menganalisis konten granular nya dan menemukan materi sangat mirip bahwa dari
ascospores dari Monosporella unicuspidata, di subfamili yang Nematosporoidae, dan
lebih jauh lagi bahwa patogenesis H. parasiticum dalam lepidopteran hepalid
menunjukkan hubungan dengan ascomycetes. Analisis kemudian pindah
Helicosporidium dari Microsporidia ke Protozoa. Yang ditemukan melalui TEM
bahwa autospores vegetatif H. Parasiticum memiliki badan Golgi dan pembelahan
inti mitosis yang ketat.
Analisis molekuler baru-baru ini 16S kista (Rrn16), 18S, 28S dan 5.8S rDNA,
dan aktin dan -tubulin gen telah bertentangan identifikasi awal berdasarkan karakter
morfologi dan diidentifikasi H. Parasiticum sebagai alga yang sangat diturunkan
dalam yang Trebouxiophyte clade achlorophyllous, yang meliputi Auxenochlorella
protothecoides dan beberapa Prototheca.

BAB III
PENUTUP

Helicosporidium

3.1 Kesimpulan
1.

Sporozoa merupakan kelompok Protista yang tidak memiliki flagel atau silia,

sehingga pergerakannya dilakukan secara amoeboid. Proses reproduksi melalui du acara,


yaitu aseksual (schizogami) dan reproduksi seksual (syngamy)
2.

Bersifat parasite, Bentuk tubuh bulat panjang, Tidak memiliki alat gerak khusus,

sehingga perpindahannya dengan mengubah kedudukan diri, Ukuran spora : 8 11 mikron


pada dinding kitin, Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu,
berukuran sama, terletak

pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior, Dari

depan ujung anterior sama dengan lebar posterior, Dinding katub tidak jelas.
3. Sub class Telesporidia
Ordo Hoemosporidia, misal : Plasmodium, Ordo Gregarinida, misal : Gregarina, Ordo
Coccidia, misal : Coccidium, Sub class Acnidosporidia, Ordo Haplosporidia, misal :
Haplosporidium, Ordo Sarcosporidia, misal : Sarcocyctis, Sub class Cnidosporidia :ordo
Myxosporidia, misal : Sphaeromyxa, ordo Actinomyxidia, misal : Triactinomyxon, ordo
Microsporidia, misal : Nosamabombycis, ordo Helicosporidia, misal : Heliosporidium
4.

Parasiticum Helicosporidium, merupakan sebuah entomopatogen dengan

kehidupan yang lebih kompleks dan siklus yang mencakup autapomorphic tahap filamen
memiliki. Riwayat hidup H. parasiticum adalah ditandai oleh tiga fenotipe sel yaitu : a
kista, sel berserabut, dan Autospores 8-cell. Tahap kista, ditemukan di parit air, tanah
lembab, dan getah pohon, serta sebagai host dalam serangga,

3.2 Saran
Mohon maaf bila ada banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena
penulis masih dalam proses pembelajaran. Masukan yang membangun dari teman-teman
yang membaca makalah ini sangat penulis harapkan demi kemudahan untuk menjadi yang
lebih baik lagi.
Daftar Pustaka

Prof.Dr.Soedarto, DTMH, PhD, Sp.ParK.2008.Pengobatan Penyakit Parasit.


Surabaya.Sagung Seto

Helicosporidium

Jawetz, Melnick, & Adelberg.2010.Mikrobiologi Kedokteran.


Jakarta.Buku Kedokteran EGC

Jurnal Parasitologi, Havard University

Helicosporidium

Anda mungkin juga menyukai