Disusun Oleh :
Tri Asih (14121620648)
Biologi- C / VI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rokok merupakan salah satu olahan tembakau dengan menggunakan
bahan ataupun tanpa bahan tambahan. Rokok dengan bahan tambahan berupa
cengkeh disebut rokok kretek, sedangkan rokok tanpa bahan tambahan cengkeh
disebut sebagai rokok putih. Selain salah satu olahan tembakau, rokok juga
merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan
bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat.
Proses dari merokok terbagi menjadi
dua reaksi,
yaitu reaksi
terdiri dari
fragmentasi DNA seluler dan abnormalitas morfologi (kepala, leher dan ekor)
spermatozoa.
Kelebihan produksi radikal bebas atau oksigen yang reaktif (ROS,
reactive oxygen species) dapat merusak sperma, dan ROS telah diketahui
sebagai salah
superoksida, radikal
ROS utama yang terdapat pada plasma semen (Agarwal et all., 2003).
Spermatogenesis
adalah
proses
dinamis
perkembangan
sel-sel
berupa bahan kimia dan obat-obatan. Asap rokok adalah faktor eksogen yang
dapat
asap
rokok
menyebabkan
penurunan
rata-rata
jumlah
konsentrasi
spermatozoa
mencit
2. Mengatahui pengaruh asap rokok terhadap motilitas spermatozoa mencit
3. Mengatahui asap rokok terhadap morfologi spermatozoa mencit
4. Mengatahui
asap
rokok
jumlah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rokok
1. Penegrtian Rokok
Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung
negara) dengan diameter sekitar 10 mm, berwarna putih dan coklat.
Biasanya berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah, ditambah
sedikit racikan seperti cengkeh, saus rokok, serta racikan lainya untuk
menikmati sebatang rokok, perlu dilakukan pembakaran pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut
pada ujungnya yang lain.
berasal dari daun tembakau yang dikonsumsi dengan cara dibakar pada
ujung satu kemudian dihisap melalui rongga mulut pada ujung lain.
Jumlah perokok di dunia hingga kini tak kurang sekitar satu
miliar orang, dengan 80% di antaranya
lain seperti
antikonvulsan, penghambat
vesikula seminalis, dan urethra. Epididimis merupakan saluran berkelokkelok terdiri dari tiga bagian yaitu caput, corpus, dan cauda. Bagian caput
berbentuk U, pipih yang merupakan bagian kepala. Bagian corpus
merupakan bahan epididimis. Bagian cauda merupakan bagian ekor
epididimis. Epididimis berfungsi sebagai tempat pemasakan sperma dan
sebagai tempat penyimpanan sperma yang tela terbentuk. Vas deferens
merupakan saluran berotot tebal sehingga menyerupai tali. Saluran ini
berfungsi untuk menyalurkan sperma dari cauda epididimis kedalam urethra.
atau
pematangan
spermatozoa
terjadi
pada
bagian
epididimis.(Anonim, 2014)
1. Testis Mencit
Testis mencit, dapat kita amati bagian- bagiannya yaitu tubulus
seminiferus. Dimana pada bagian tubulus seminiferus tersebut dapat diamati
bagian lumen, sel-sel spermatosit dan sperma. Spermatogenesis berlangsung di
dalam testis tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis
berlangsung dari tepi ke bagian dalam (lumen). Adapun tahapan proses tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Spermatogonium: bentuk agak oval, tersusun secara berderet, terletak pada
membran basalis, intinya tidak tampak.
b. Spermatosit: terdiri dari spermatosit primer dan sekunder, dimana spermatosit
primer letaknya agak jauh dari membran basalis, sedangkan spermatosit
sekunder letaknya lebih dekat dari membran basalis.
c. Spermatid: ukurannya kecil, letaknya lebih dekat dengan lumen, bentuknya
bulat.
d. Spermatozoa: pada mikroskop berupa garis-garis panjang bergerombol dan
terletak di dalam lumen.
e. Sel sertoli: berperan dalam menyusun dinding tubulus seminiferus dan berfungsi
nutritive, proteksi, dan regulator.
f. Sel interstitial: terleak di antara tubulus seminiferus dengan komponen seluler
utamanya adalah sel leydig yang berfungsi untuk mensintesis hormon androgen,
misalnya testosteron.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
o Ruang lingkup penelitian
: Bidang Biologi
MIPA
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap
(Completely randomized design).
C. Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi Penelitian ini adalah tikus jantan (Mus musculus)
2. Sample
Sample Penelitian ini adalah tikus jantan yang memiliki Kriteria:
-
3. Besar sample
Penelitian ini terdiri atas lima perlakuan dan masing-masing perlakuan
diulang lima kali. kelompok secara acak masing-masing 5
ekor, yaitu:
Setiap
perlakuan
masing-masing
kandang. Setelah rokok yang terakhir habis terbakar, hewan coba dapat
dikeluarkan dari kandang perlakuan.
dibedah menggunakan disecting kit untuk mengambil organ testis dan cauda
epididimis. Cauda epididimis dipisahkan dengan cara memotong bagian
proximal corpus
epididimis dan
Cauda
epididimis yang sudah dipisahkan dapat diletakkan dalam cawan petri yang
berisi 1 ml NaCl 0,9%. Cauda epididimis dipotong-potong sampai halus dan
diaduk agar tersuspensi dengan NaCl 0,9% sehingga terbentuk suspensi
spermatozoa.
menggunakan
mikroskop listrik.
D. Pengolahan Analisi Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan One-Way Anova dan
dilanjutkan dengan uji Duncan.
E. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 25 ekor
mencit jantan yang berusia 12-16 minggu dengan berat badan 20-25 gram.
Pelet komersial, air ledeng, rokok kretek dengan kandungan tar dan nikotin 39
mg dan 2,3 mg per batang rokok, larutan NaCl 0,9%, alkohol 70%, giemsa 3%,
akuades.
Alat-alat yang digunakan adalah
perlakuan,
bilik hitung haemasitometer Improved Neubauer, disecting kit, objek gelas,
gelas penutup, pipet tetes, cawan petri, kapas, counter, mikroskop listrik, dan
kamera digital.
F. Metode Penelitian
1. Pengamatan konsentrasi spermatozoa
Hitung konsentrasi
haemasitometer Improved
Neubauer.
2. Pengamatan motilitas spermatozoa
Suspensi spermatozoa diteteskan pada gelas objek dengan menggunakan
pipet
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Konsentrasi spermatozoa
Dari hasil analisis data didapatkan bahwa terjadi penurunan rata-rata
konsentrasi spermatozoa secara bermakna pada mencit yang diberikan paparan
asap rokok dibandingkan dengan kontrol. Pada Tabel 1 dengan menggunakan
One Way Anova
dapat dilihat
spermatozoa
bahwa
terjadi kecenderungan
dilakukan perlakuan
(p<0,05). Selanjutnya
dengan mengguna kan Post Hoc Test uji Duncan antara kelompok kontrol (P0)
dan perlakuan P2,P3,P4 (angka diikuti dengan notasi berbeda), masing-masing
kelompok di dapatkan perbedaan yang bermakna satu sam lainnya (p<0,05).
Morfologi spermatozoa abnormal pada kelompok perlakuan P1 berbeda tidak
nyata dengan kelompok kontrol.
paling tinggi, diikuti berturut-turut kelompok perlakuan III (P3), perlakuan II (P2),
perlakuan I (P1), dan kontrol (P0).
Pada penelitian ini morfologi abnormal spermatozoa yang ditemukan adalah
spermatozoa mencit dengan 2 kepala dan 2 ekor, kepala abnormal, badan dan
ekor melipat, dan sebagainya. Yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini
adalah spermatozoa mencit dengann badan dan ekor melipat seperti yang terlihat
pada Gambar 2.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Asap Rokok Konsentrasi Spermatozoa
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, mencit jantan yang tidak
diberikan paparan asap rokok menunjukkan konsentrasi yang lebih tinggi. Hal
ini
menunjukkan
perombakan atau
meningkatkan terjadinya
spermatozoa
dan
kimia pada asap rokok juga dapat menyebabkan penurunan jumlah spermatosit
pakiten dan spermatid karena dalam asap rokok masih banyak zat-zat kimia
yang menghambat spermatogenesis,
sehingga mengakibatkan
konsentrasi
Immanuel, 2013:333)
spermatozoa. Radikal
energi
pergerakan
ekor
karena menyebabkan
spermatozoa.
Radikal
bebas
Mitokondria merupakan
abnormal menyebabkan
morfologi
mencit jantan yang diberikan paparan asap rokok. Hal ini menunjukkan semakin
banyaknya jumlah paparan asap rokok yang
spermatozoa
spermatozoa dapat
Abnormalitas pada
pada saat
pada morfologi
spermatozoa mencit perlakuan seperti kepala pecah, kepala pipih, ekor putus
dan kepala kecil (Gambar 3). Abnormalitas pada spermatozoa dibagi menjadi
abnormalitas primer dan abnormalitas sekunder. Abnormalitas primer yaitu
spermatozoa yang mengalami kelainan pada saat spermatogenesis, meliputi
kepala yang terlampau besar, kepala yang terlampau kecil, kepala pendek,
kepala pipih memanjang, kepala
spermatogenesis,
kualitas semen dan perubahan kadar hormon testosteron. Pengaruh asap rokok
dapat mempengaruhi sintesis hormon testoteron
melibatkan
menstimulasi
Katekolamin dapat
asap
rokok
menyebabkan
penurunan
rata-rata
jumlah
Spermatozoa yang tidak memiliki tudung akrosom utuh yang ditandai dengan
kepala berwarna putih. Menurunnya rata-rata jumlah spermatozoa yang
memiliki tudung akrosom utuh diduga disebabkan oleh produksi ROS yang
berlebihan
yang
secara
dapat
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai paparan asap rokok
yang dilakukan pada mencit jantan maka dapat diambil simpulan bahwa:
1. Semakin banyak jumlah paparan yang diberikan maka semakin menurunkan
kuaitas spermatozoa mencit
2. Penurunan konsentrasi spermatozoa ini terjadi diakibatkan oleh
kandungan zat kimia pada asap rokok seperti nikotin, tar, karbondioksida
sehingga berpotensi untuk menimbulkan peningkatan produksi radikal
bebas.
3. Penurunan motilitas spermatozoa diduga disebabkan oleh senyawa
DAFTAR PUSTAKA
Adrien Jems Akiles Unitly, dkk. 2014.Perubahan kualitas spermatozoa dan jumlah selsel spermatogenik tikus yang terpapar asap rokok. Jurnal Kedokteran Hewan
Vol. 8 No. 2 hlm 116-119
Fitriani, Kartini Eriani, dkk.2010. The effect of cigarettes smoke exposured causes
fertility of the effect of cigarettes smoke exposuredcauses fertility of male mice
(Mus musculus), Jurnal Natural. vol.10 No.2 hlm.12-17
Immanuel Van, dkk. 2013.Pengaruh paparan asap rokok kretek terhadap Kualitas
spermatozoa mencit jantan (Mus musculus) Jurnal e-Biomedik (eBM), Vol. 1,
No1, hlm. 330-337
Anonim.2014..http://pengetahuan-bagus.blogspot.com/2014/02/sel-sel-kelamin
mencit.html.