Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PERSEKUTUAN PEMBENTUKAN DAN USAHANYA


Persekutuan (partnership) adaah suatu penggabungan diantara dua orang atau (badan) atau
lebih untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan
keuntungan atau laba.
Berbagai masalah akuntansi timbul di dalam perusahaan yang berbentuk persekutuan.
Dari segi akuntansi Persekutuan sebagai unit usaha harus dianggap mempunyai kedudukan
terpisah dengan pemilik-pemiliknya.
Karakteristik Persekutuan
a. Berusaha bersama-sama (Mutual Agency)
Setiap anggota (partner) merupakan agen darai pada / persektuan untuk mencapai tujuan
usahanya.
b. Jangka waktu tebatas (Limited Life)
Persekutuan tetap ada selama orang-orang yang mengadakan persekutuan itu ada dan masingmasing masih tetap menghendakinya.
c. Tanggung jawab yang tidak terbatas (unlimited liability)
Tanggung jawab seseorang tidak terbatas pada jumlah yang di tanam di dalam usaha
persekutuan.
d. Memiliki suatu bagian/hak di dalam persekutuan (Ownership of an interest in a partneship)
Anggota yang menanamkannya kekayaannya ke dalam persekutuan berarti menyerahkan
haknyauntuk mengusahakan dan menggunakan kekayaannya itu, dan sepenuhnya rela untuk
dipakai guna mencapai tujuan-tujuan ppersekutuan.
e. Pengambilan bagian keuntungan persekutuan
Seorang anggota mungkin hanya menyumbangkan tenaganya, dan yang lain sebagian harta
kekayaannya, maka untuk anggota yang menyumbangkan
tenaganya itu juga harus mendapatkan bagian keuntungan sesuai dengan imbangan jasa yang
diberikan.
Macam-macam bentuk persekutuan (partnership)
1. Persekutuan dapat diklsifikasi kedalam:
o Persekutuan perdagangan (trading partnership) : persekutuan yang usaha pokoknya adalah
pembuatan, pembelian, dan penjualan.
o Persekutuan jasa-jasa (non trading partnership) : persekutuan yang bertujuan untuk meberikan
jasa-jasa karena keahliannya.
2. Persekutuan dapat pula dibedakan antara:
o Persekutuan umum (general patrnership) : suatu bentuk persekutuan di mana semua anggota
dapat bertindak atas nama perusahaan dan kepadanya dapat dimintai pertanggung jawab terhadap
kewajiban-kewajiban persekutuan.
o Persekutuan terbatas (limited partnership) : suatu persekutuan aktivitas anggota tertentu dibatasi
dan sebaliknya tanggung jawab masing-masing anggota dibatasi sampai jumlah tertentu sejum;ah
investasi yang diberikannya.
o Joint- stock companies : bentuk persekutuan struktur modalnya berupa saham-saham yang dapat
dipindah tangankan.
Isi perjanjian persekutuan
Diantaranya:

Besarnya investasi dari masing-masing anggota.


Hak dan kewajiban anggota.
Buku-buku catatan dan laporan keuangan.
Pembagian keuntungan.
Hal-hal khusus yang menyangkut masalah pembebanan dan penerimaan imbalan jasa tertentu di
antara para anggota, penarikan kembali modal yang disetor.
- Asuransi jiwa, kematian salah satu anggota.
- Penyelesaian apabila ada perselisihan di antara para anggota dan lain-lain.
Akuntansi terhadap penyertaan Modal dalam Persekutuan.
Pembentukan persekutuan diantara dua orang atau lebih yang masing-masing hanya
menyerahkan setoran atau modalnya dalam bentuk uang. Tetapi apabila persekutuan didirikan
dengan mengabungkan beberapa perusahaan yang sudah berjalan, maka timbul beberapa
persoalan, yaitu:
- Apabila melanjutkan catatan pembukuan dari salah satu perusahaan terdahulu.
- Apabila penilaian tertentu terhadap posisi aktivba, hutang dan modal dari masing-masing
perusahaan yang akan digabungkan perlu diadakan atau tidak perlu diadakan.
Akuntansi terhadap kegiatan (usaha) persekutuan.
Penyelenggaraan akuntansi dalam masa kegiatan (usaha) persekutuan tidak banyak berbeda
dengan perusahaan-perusahaan pada umumnya yang bertujuan untuk mencari laba (profitoriented business).
Karakteristik dan jumlah relatip Hak Pemilikan, di dalam persekutuan
Atas dasar kriteria hubungan sebagai kreditur-kreditur di satu pihak antara perusahaan
dengan pemilik dan hak-hak atau pemilik atau defisi modal didalam perusahaan di pihak lain.
Hubungan sebagai kreditur-debitur antara pemilik dengan perusahaan.
Perlakuan akuntansi terhadap transaksi hutang-piutang antara perusahaan dengan pemilik,
harus diikuti sebagaimana mestinya.
Hak pemilikan dan atau Defisit modal dalam perusahaan.
Jumlah modal perusahaan sama dengan selisih lebih antara juumlah aktiva dari jumlah semua
hutang yang dimilikinya. Dalam perseroan terbatas jumlah modal tersebut dinyatakan dalam
rekening modal saham, Agio (Disagio) saham, dan laba ditahan.
Pembagian laba (rugi) di dalam Persekutuan.
Adapun berbagai macam cara pembagian laba-rugi adalah:
a. Dibagi sama.
b. Dengan perbandingan atas dasar perjanjian.
c. Dengan perbandingan penyertaan modal.
d. Mula-mula ditentukam bunga modal dari masing-masing anggota, selebihnya dibagi atas dasar
perjanjian.
e. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota yang aktiv bekerja, sisanya
dobagi atas dasar perjanjian.
f. Mula-mula ditetapkan bungan untuk modal dari anggota, kemudian gaji sebagai pemilik dan
bonus untuk anggota-anggota yang dianggap berjasa dari sisanya dibagi atas dasar perjanjan
bersama.
Masalah gaji Pemilik, dan Bunga Modal
Gaji pemilik dan bunga atas modal (sendiri) adalah biaya bagi persekutuan dan bukan
pembagian laba. Biaya meliputi semua pengorbanan untuk mendapatkan barang dan jasa yang
dapat dijual atau diserahkan untuk memperoleh pendapatan. Gaji pemilik adalah biaya yang

terjadi atas jasa yang diberikan kepada perusahaan, sedang bunga modal yang ditanamkan oleh
para pemilik merupakan biaya atas modal yang diinvestasikan didalam perusahaan.
Gaji pemilik dan atau Bunga modal di atas jumlah laba bersih
Gaji pemilik dan atau bunga modal dar masing-masing anggota harus diperhitungkan kebih
dahulu di dalam pembagian laba, baik perusahaan itu memperoleh keuntungan mauu mengalami
kerugian.
Koreksi atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu
Tiga alternatif ini dipakai untuk menyelesaikan penyesuaian alokasi atas laba (rugi) tahun-tahun
yang lalu:
1. Jumlah koreksi laba (rugi) yang relatif kecil, cukup di tutup atau dibebankan kepada laba rugi
tahun yang berjalan.
2. Apabila koreksi laba (rugi) cukup besar jumlahnya dan sulit di identifikasikan dengan tahuntahun tertentu.
3. Apabila koreksi laba (rugi) cukup besar jumlahnya tetapi, dapat di identifikasikan kepada tahuntahun buku tertentu.
Laporan keuangan pada persekutuan
Terdiri dari dua laporan keuangan utama, yaitu
o Laporan Perhitungan Rugi-Laba
o Laporan perubahan modal
o Neraca
Perubahan ratio pembagian laba (rugi) di dalam persekutuan
Untuk mengadakan perubahan ketentuan pembagian laba-rugi perusahaan, maka tertelbi dahulu
harus diadakan penilaian kembali terhadap aktiva perusahaan sebelum ketentuan yang
baru mualai berlaku. Agar perimbangan hak-hak pemilikan setelah berlakunya ketentuan yang
baru tetap dapat dipertahankan.

PEMBUBARAN PERSEKUTUAN
Suatu persekutuan dinyatakan dibubarkan apabila perjanjian bersama yang semula
diadakan untuk menjalankan usaha bersama-sama telah berakhir. Misalnya kematian seorang
anggota berakibat dengan sendirinya perjanjian kerjasama berakhir dan dengan demikian
persekutuan dinyatakan dibubarkan.
Dengan pembubaran persekutuan, kekuasaan yang didapatkan dari para anggota untuk
menjalankan perusahaan sebagai usaha yang berjalan terus telah berakhir. Dengan kematian
seorang anggota, anggota-anggota lain yang masih hidup dapat bertindak atas nama persekutuan
untuk melanjutkan transaksi yang sudah dimulai dan menyelesaikan sama sekali transaksi
perdagangan lainnya.
Usaha perusahaan tetap dapat berjalan, karena pengunduran diri seorang anggota tanpa
adanya gangguan terhadap masuknya anggota baru sebagai pengganti. Namun demikian
persekutuan semula harus dianggap berahkir dan usaha perusahaan berada dibawah pengelolaan
persekutuan yang baru.
Persoalan akuntansi dalam pembubaran persekutuan
a.
b.
c.
d.

Masalah masuknya seorang atau lebih anggta baru


Pengunduran diri seorang anggota
Ketian sorang anggota atau lebih
Penyatuan dan atau perubahan bentuk badan usaha

a. Masuknya seorang atau lebih anggota baru


Apabila seorang atau lebih anggota baru diperbolehkan masuk kedalam persekutuan, berarti
satu persekutuan yang baru telah dibentuk. Apabila tidak ada persetujuan yang baru, maka
ketentuan tentang undang-undang tentang persekutuan akan dilaksanakan, dimana pembagian
keuntungan diantara para anggota adalah sama. Masuknya anggota baru didalam persekutuan
dalam keadaan bagaimanapun juga harus mendapatkan pertsetujuan anggota yang ada.
Seseorang yang akan masuk kedalam persekutuan dapat memasukkan modal dengan cara:
a) Membeli sebagian atau seluruhnya dari bagian modal (penyertaan) seorang atau lebih
anggota lama (tidak ada kekayaan baru yang diterima oleh persekutuan).
b) Menanamkan kekayaan pada persekutuan, sehingga kekayaan persekutuan bertambah.
Pembelian sebagian hak penyertaan dari anggota persekutuan
Transaksi pembayaran antara pihak pembeli kepada pihak penjual merupakan transaksi
pribadi pemilik dan tidak perlu dicatat oleh perusahaan. Transaksi jual beli hak penyertaan dan
pembagian laba (rugi) didalam perusahaan itu, dilihat dari segi persekutuan sebagai unit usaha
yang terpisah merupakan pemindahan kekayaan pribadi masing-masing anggota.

PERSEKUTUAN A dan B
Neraca per 31 Desember 2009
Macam-macam aktivaRp 1.250.000,00

Jumlah aktiva

Rp 1.250.000,00

Macam-macam hutang

Rp 250.000,00

Modal A

Rp 600.000,00

Modal B

Rp

Jumlah hutang dan modal

Rp 1.250.000,00

400.000,00

Pada saat itu C ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dengan membeli bagian
hak penyertaan A dan B dengan membayar sebesar Rp 250.000,00
Pencatatan didalam persekutuan atas transaksi tersebut,hanya berupa pemindahan
penyertaan A dan B kepada C tanpa memperhatikan berupa besarnya pembayaran oleh C kepada
A dan B sebagai berikut:
Modal A

Rp 150.000,00

Modal B

Rp 100.000,00
Modal C

Rp 250.000,00

Sebagai akibat masuknya C di dalam persekutuan tidak mempengaruhi besarnya jumlah modal
persekutuan. Dengan masuknya C di dalam persekutuan hanya komposisi hak penyertaan
masing-masing anggota yang berubah, seadng jumlah totalnya tetap tidak berubah seperti
ternyata pada tabel berikut ini :
Sebelum masuknya C

Setelah C masuk didalam persekutuan

Modal A

600.000,00

450.000,00

Modal B

400.000,00

300.000,00

Modal C
Modal Persekutuan

1.000.000,00

250.000,00
1.000.000,00

Suatu penyertaan (investasi) dengan memberikan bonus dan atau goodwill kepada anggota
pemilik yang lama. Apabila sebuah persekutuan telah berjalan dengan sukses, maka biasanya
pada anggota baru yang akan masuk dibebani kewajiban-kewajiban antara lain:
Bagian penyertaan daripada anggota baru harus dikurangi dengan jumlah tertentu sebagai
bonus kepada anggota pemilik lama

Goodwill persekutuan harus diadakan dan dikredit sebagai penambahan modal anggotaanggota pemilik yang lama

Pemberian bonus kepada pemilik lama


Misalnya tuan L, M dan N adalah anggota-anggota persekutuan dengan modal dan
pembagian laba (rugi) masing-masing sebagai berikut :
Saldo modal

Pembagian laba (rugi)

Tuan L

50.000,00

45%

Tuan M

30.000,00

35%

Tuan N

20.000,00

Jumlah

20%

100.000,00

100%

Pada saat itu tuan O ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dan diterima oleh
anggota-anggota pemilik lama. Untuk itu Tuan O menyerahkan uang sebesar Rp 40.000,00 untuk
penyertaan modal sebanyak 25% dari modal persekutuan yang baru.
Jurnal untuk mencatat masuknya tuan O adalah sebagai berikut:
Kas.........................................

Rp 40.000,00

Modal L.................................

Rp 2.250,00

Modal M................................

Rp 1.750.00

Modal N................................

Rp 1.000,00

Modal O................................

Rp 35.000,00

Perhitungan:
Jumlah modal persekutuan (sebelum Tuan O masuk).......... Rp 100.000,00
Setoran modal Tuan O.......................................................... Rp
Jumlah modal persekutuan yang baru

40.000,00

Rp 140.000,00

Modal tuan O dinilai 25% dari modal persekutuan yang baru,


25% x Rp 140.000,00 = Rp 35.000,00
Setoran modal tuan O............................................... Rp 40.000,00
Bagian modal yang diperhitungkan.......................... Rp 35.000,00

Bonus untuk anggota pemilik lam............................ Rp

5.000,00

Bonus tersebut dibagi sesuai dengan perbandingan pembagian laba (rugi) sebagai berikut
Tuan L menerima : 45% x Rp 5.000,00 =

Rp 2.250,00

Tuan M menerima : 35% x Rp 5.000,00 =

Rp 1.750,00

Tuan N menerima : 20% x Rp 5.000,00 =

Rp 1.000,00

Jumlah

Rp 5.000,00

Penilaian kembali aktiva


Suatu penyertaan (investasi) dengan memberikan bonus atau goodwill kepada anggota yang
baru. Bonus atau goodwill akan diberikan kepada anggota yang baru timbul karena persekutuan
yang ada mungkin mengharapkan adanya keuntungan yang lebih besar apabila calon anggota
tertentu masuk kedalam persekutuannya.
Dlam hal ini akan terjadi kemungkinan-kemungkinan :
Bagian modal anggota pemilik lam dikurangi dan diberikan sebagai bonus kepada
anggota yang baru
Goodwill harus dibentuk dan dikredit pada rekening modal anggota yang baru
Pemberian bonus kepada anggota yang baru
Misalnya persekutuan tuan L, M dan N tersebut di muka,setuju Tuian O masuk dalam
persekutuan. Tuan O menyerahkan uang sebesar Rp 40.000,00 untuk penyertaan 40% dari modal
persekutuan yang baru.
Jutnal untuk mencatat nasuknya tuan O adalah:
Kas.................................................. Rp 40.000,00
Modal L (45% x 16.000)............... Rp

7.200,00

Modal M (35% x 16.000................ Rp

5.600,00

Modal N (20% x 16.000)............... Rp

3.200,00

Modal O.....................................................

Rp 56.000,00

Saldo modal (sebelum masuknya tuan O).....................................

Rp 100.000,00

Setoran modal tuan O....................................................................

Rp 40.000,00

Perhitungan:

Jumlah
Hak penyertaan tuan O,dihitung 40% dari :

Rp 140.000,00

Saldo modal yang baru: 40% x Rp 140.000,00

= Rp 56.000,00

Setoran modal Tuan O

= Rp 40.000,00

Bonus kepada tuan O

Rp 16.000,00

Bonus sebesar Rp 16.000,00 dikurangjkan dari saldo modal anggota pemilik lama,dengan
perhiotungan sebagai berikut:
Tuan L : 45% x Rp 16.000,00

=Rp 7.200,00

Tuan M 35% x Rp 16.000,00

= Rp 5.600,00

Tuan N : 20% x Rp 16.000,00

= Rp 3.200,00

Jumlah

Rp 16.000,00

Penyelesaian pengunduran diri seorang anggota


Pengunduran diri seorang anggota atau lebih penyelesaiannya dapat dilakukan dengan :
Bagian penyerahan anggota yang mengundurkan diri dijual kepada anggota yang lain
atau anggota yang baru
Bagian penyertaanya dikembalikan dalam bentuk uang tunai atau harta kekayaan lainnya
sesuai dengan perhitungan bagian penyertaanya.
Didalam perjanjian persekutuan biasanya harus sudah diatur tentang prosedur tertentu
didalam pengukuran dan penilaian bagian hak penyertaan dari anggota yang mengundurkan diri.
Pembayaran kepada anggota yang mengundurkan diri dengan jumlah yang melampaui saldo
modalnya. Hal ini dapat terjadi apabila penilaian kembali kekayaan perusahaan ternyata lebih
tinggi dari apa yang tercatat dalam buku. Dengan demikian anggota yang ingin meneruskan
usaha berani memberikan bonus atau goodwill kepada anggota yang mengundurkan diri.
Pemberian bonus
Tuan S, T dan U adalah anggota-anggota persekutuan yang mempunyai saldo modal
masing-masing Rp 200.000,00 perjanjian pembagian keuntungan diantara mereka
Adalah : 50%, 25% dan 25%. Tuan U menyatakan mengundurkan diri dan diterima baik oleh
semua anggota. Para anggota setuju untuk membayar kepada tuan U sebanyak Rp 230.000,00.
Kelebihan pembayaran kepada tuan U diberikan sebagai bonus.
Atas dasar data tersebut,maka jurnal untuk mencatat pengunduran diri tuan U adalah:
Modal U.............................. Rp 200.000,00
Modal S............................... Rp 20.000,00
Modal T.............................. Rp 10.000,00
Hutang Tuan U (kas)............................................

Rp 230.000,00

Pembentukan goodwill
Misalnya pada contoh diatas, Tuan S dan T tidak ingin saldo modalnya dikurangi, meskipun
mereka bersedia membayar sebesar Rp 230.000,00 kepada tuan U sebagai penyelesaian
pengunduran diri tuan U.
Dalam hal ini kelebihan Rp 30.000,00 yang akan diterima Tuan U dibayarkan sebagai
perwujudan adanya goodwill yang dibentuk. Dalam hal goodwill dibentuk untuk keseluruhan
anggota, maka jurnalnya adalah:
Pembentukan goodwill:
Goodwill............................. Rp 120.000,00
Modal S.................................................................. Rp 60.000,00
Modal T.................................................................. Rp 30.000,00
Modal U.................................................................. Rp 30.000,00
Pembayaran kepada tuan U
Modal U................................................ Rp 230.000,00
Hutang Tuan U (kas)............................................... Rp 230.000,00
Maka jurnal pembentukan goodwill dan pengunduran diri Tuan U adalah:
Modal U.............................. Rp 200.000,00
Goodwill............................. Rp 30.000,00
Hutang Tuan U (kas).................................... Rp 230.000,00
Penyerahan dengan adanya kematian seorang anggota
Kematian seorang anggota persekutuan berarti membubarkan prsekutuan. Apabila tidak
ada suatu hal yang khusus, maka rugi laba sampai dengan saat itu harus ditentukan.Keuntungan
(kerugian) persekutuan dan juga laba (rugi) karena penilaian kembali semuanya diperhitungkan
ke rekening modal anggota-anggota yang bersangkutan.
Para anggota persekutuan dapat mengadakan penyelesaian yang disetujui atas bagian
penyertaan (modal) anggota yang mati sebagai berikut:
a) Dari pembayaran dari harta persekutuan
b) Dengan pembayaran oleh salah seorang anggota yang ada yang bersedia membeli bagian
penyertaan (modal) anggota ynag mati.
c) Dengan pembayaran dari hasil asuransi persekutuan dengan pembelian bagian penyertaan
anggota yang mati oleh anggota-anggota yang masih ada. Apabila perusahaan diteruskan
oleh anggota yang ada, kematian anggota berakibat pembubaran persekutuan semula dan
satu persekutuan yang baru ahrus dibentuk

Penyatuan atau peleburan suatu persekutuan kedalam bentuk perseroan


Para anggota pemilik dapat memutuskan untuk meleburkan diri dalam bentuk perseroan
agar terjamin adanya keuntungan yang diperoleh didalam bentuk organisasi perseroan itu. Proses
akuntansi selanjutnya bagi perseroan yang baru : tergantung apakah perseroan akan melanjutkan
buku persekutuan ataukanh akan membuka buku-buku yang baru sama sekali.
Apabila buku-buku persekutuan tetap dipertahankan, maka pencatatan hendaknya
menunjukkan adanya:
a) Perubahan nilai aktiva,hutang dan bagian penyertaan msing-masing anggota sebelumnya
kepada bentuk perseroan
b) Perubahan didalam bentuk pemilikan.
Apabila membuka buku-buku baru maka pencatatan yang pertama tama harus diadakan
adalah penyesuaian aktiva dan bagian penyertaan para nggota, kemudian diikuti dengan
pencatatan-pencatatan:
a) Pemindahan aktiva dan hutang kedalam perseroan
b) Penerimaan saham-saham sebagai pembayaran terhadap kekayaan bersih yang
dipindahkan
c) Pembagian saham kepada para anggota pemilik
Contoh:
Tuan B dan C adalah anggota-anggota persekutuan yang mebagi laba (rugi) dengan
perbandinga yang sama. Mereka memutuskan untuk melebur persekutuannya menjadi sebuah
perseroan dengan modal statutair yang terbagi dalam 500 lembar saham biasa nominal @ Rp
1.000,00. Posisi keuangan persekutuan seelum diadakan peleburan adalah:
Persekutuan B dan C
Neraca per 31 Desember 2009
AKTIVA

HUTANG DAN MODAL

Kas. 4.000

Hutang dagang.20.000

Piutang dagang..42.000

Wesel bayar..12.000

Cadangan keru-

Modal B..120.000

gian piutang.4.000

Modal C..168.000
38.000

Persediaan Barang Dagangan......118.000


Gedung150.000
Akm peny. Gedung ..30.000
120.000

Tanah40.000
Jumlah aktiva

320.000

Jumlah hutang dan modal

320.000

Tuan B dan C sebelum diadakan peleburan atau perubahan bentuk persekutuan menjai
perseroan, menghendaki agar ada penilaian kembali terhadap beberapa jenis aktiva, yaitu:
Piutang dagang...........................

Rp36.000

Gedung.......................................

Rp130.000

Tanah..........................................

Rp84.000

Jurnal yang diperlukan perseroan melanjutkan buku-buku persekutuan


1. Penyesuaian rekening dan penilaian kembali aktiva
Tanah................................................. Rp 44.000
Akumulasi penyusutan gedung......... Rp 10.000
Cadangan kerugian piutang.............................

Rp 2.000

Rekening penyesuaian modal.........................

Rp 52.000

Keterangan :
Nilai tanah semula (dalam buku persekutuan)...................

40.000

Dinilai kembali menjadi.....................................................

84.000

Jadi rekening tanah harus dinaikkan..................................

44.000

Nilai buku gedung adalah..................................................

120.000

Dinilai kembali menjadi.....................................................

130.000

Nilainya harus dinaikkan dengan.......................................

10.000

BAB III
LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Likuidasi adalah suatu keadaan di mana baik persekutuan maupun usaha perusahaannya
dibubarkan semua.
Dalam likuidasi ini perusahaan hanya berjalan beberapa saat guna menyelesaikan proses
likuidasi tersebut.
Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu:
1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai (cash), yang disebut proses
realisasi.
2. Proses pembayaran kembali hutang-hutang kepada para kreditur dan pembayaran kembali sisa
modal kepada anggota, yang disebut juga proses likuidasi.

1.
2.
3.
4.

Dalam arti luas likuidasi meliputi dua (proses tahap) tersebut diatas,
Prosedur dalam likuidasi
Rekening-rekening pembukuan harus disesuaikan dan tertutup.
Pada proses pengubahan aktiva menjadi tunai (cash)
Apabila dijumpai keadaan dimana salah seorang anggota mempunyai saldo debit di dalam
rekeining modalnya.
Apabila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi, maka pertama-tama harus dibayarkan terlebih
dahulu kepada para kreditur extern.
Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi terakhir
Misalnya Persekutuan tuan A, B, C, dan D dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian laba
rugi didalam persekutuan diatur dengan perbandingan sebagai berikut: 30%, 30%, 20%, dan
20%.
Neraca per 1 Mei 1980 yang disusun sesaat sebelum likuidasi menunjukan saldo-saldo sebagai
berikut:
AKTIVA

HUTANG MODAL

Aktiva.......................... Rp. 10.000,00


Aktiva Lain-lain............Rp.180.000,00

Hutang dagang............... Rp.


Hutang kepada tuan B... Rp.
Hutang kepada tuan D... Rp.
Modal A........................ Rp.
Modal B........................ Rp.
Modal C........................ Rp.
Modal

75.000,00
6.000,00
5.000,00
42.000,00
31.500,00
20.500,00

D........................ Rp. 10.000,00


Jumlah
190.000,00

aktiva

Rp. Jumlah Aktiva & Modal Rp.190.000,00

Beberapa kemungkinan dalam pelaksanaan realisasi pengubahan aktiva lain menjadi uang tunai
dan proses likuidasi selanjutnya:

1. Kerugian dalam realisasi aktiva lain-lain dibebankan kepada rekening modal masing-masing
dengan jumlah yang masih cukup ditutup oleh saldo modal.
2. Pembebanan kerugian melampaui saldo rekening modal beberapa anggota sehingga harus
ditutup dengan saldo piutangnya kepada persekutuan.
3.
4.
5.
a.
b.

Kerugian realisasi aktiva lain-lain mengakibatkan defisitnya rekening modal seoramg anggota.
Kerugian realisasi yang mengakibatkan defisitnya rekening modal beberapa orang anggota.
Berakibat kekurangan uang tunai untuk membayar para kreditur
Apabila semua anggota secara pribadi mampu untuk menutup kewajiban-kewajibannya.
Apabila anggota-anggota tertentu secara pribadi mampu, sedang beberapa anggota yang lain
tidak mampu untuk menyelesaikan kewajibannya-kewajibannya.
Contoh No. 1
Kerugian tersebut dibagi diantara anggota masing-masing A, B, C, dan D dengan perbandingan :
30%, 30%, 20%, dan 20%.
Pembebanan kerugian tersebut masih cukup ditutup dengan saldo modal dari masing-masing
anggota.
Contoh No. 2
Misalnya realisasi aktiva lain-lain berjumlah Rp. 120.000,00 sehingga mengalami
kerugian dalam realisasi sebesar Rp. 60.000,00. Pembebanan kerugian realisasi aktiva lain-lain
kepada masing-masing anggota mengakibatkan saldo modal tuan D tidak cukup untuk menutupi
kerugian yang menjadi tanggungannya. Tuan D tidak akan menerima kembali pembayaran atas
haknya yang berupa piutang disalam persekutuan. Keadaan ini merupakan perwujudan dan dari
tanggung jawab yang tidak terbatas pada modal jumlah yang ditanamkan dalam perusahaan yang
berbentuk persekutuan.

Contoh No. 3
Misalnya realisasi aktiva lain-lain berjumlah Rp. 100.000,00 sehingga mengalami
kerugian Rp. 80.000,00. Apabila pada saat itu juga tuan D segera menyetorkan uang kedalam
persekutuan sejumlah defisit modalnya, maka pembayaran kembali kepada para anggota yang
lain dapat dilakukan sesuai dengan jumlah hak masing-masing. Akan tetapi jika setoran tuan D
tidak dilakukan, sedangkan para anggota lainnya menuntut segera dibayarkannya hak mereka
sesuai dengan jumlah uang yang tersedia. Maka pembayaran kepada para anggota lainnya diatur
sebagai berikut:
(1) Untuk sementara defisit modal D tidak dapat disetor, dan diperlakukan sebagai kerugian yang
harus ditanggung oleh anggota-anggota lainnya.
(2) Hak masing-masing anggota setelah dikurang bagian atas kerugian defisit modal D yang menjadi
tanggungannya, merupakan jumlah hak mereka yang mendapat prioritas untuk dibayar lebih
dulu.
(3) Setoran kemudian oleh tuan D dibagikan kepada masing-masing anggota sesuai dengan saldo
hak mereka yang belum dibayar.
Contoh No. 4
Misalnya realisasi aktiva hanya mencapai Rp. 80.000,00 sehingga ada kerugian Rp.
100.000,00. Pembebanan rugi realisasi aktiva lain-lain mengakibatkan defisitnya saldo modal
tuan D sedemikian rupa, sehingga jumlah yang tersedia untuk untuk para anggota lainnnya

setelah hutang kepada kreditur dibayar lunas jauh lebih kecil dari hak-hak para anggota yang
bersangkutan. Perhitungan jumlah hak-hak anggota dapat dibayar lebih dulu, dengan suatu
modal tanggapan dengan defisit modal tuan D tidak dapat disetor dan dibebankan sebagai
kerugian para anggota yang lain dapat berakibat tidak cukupnya saldo modal tuan C untuk
menutup kerugian tersebut.

a.
b.

1.
2.

Contoh No. 5a
Dalam hal ini cara penyelesaian yang dapat tempuh tergantung pada :
Jika semua anggota yang secara pribadi mampu untuk menutup kewajiban-kewajibannya.
Jika terdapat anggota-anggota tertentu yang mempunyai defisit modalnya, secara pribadi
dinyatakan tidak mau menutup kewajiban-kewajibannya.
Apabila misalnya pada contoh ini, semua anggota yang mempunyai defisit modal, secara probadi
dinyatakan mampu untuk menutup kewajiban-kewajibannya, maka berbagai kemungkinan
penyelesaian dapat ditempu antara lain:
Anggota-anggota mengalami defisit saldo modalnya, menyetor sejumlah uang kepada
perusahaan untuk menutup defisit modal tersebut.
Kemungkinan cara pelunasan yang lain ialah pelunasan segera sisa hutang kepada kreditur oleh
salah satu anggota pemilik.
Contoh No. 5b
Apabila rugi realisasi aktiva lain-lain sedemikian besarnya sehingga mengakibatkan
jumlah uang tunai tidak cukup untuk melunasi hutang-hutang kepada kreditur, sedang beberapa
anggota tidak mempunyai kemampuan yang sama untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya,
maka perlu diadakan penyelidikan yang seksama terhadap posisi harta dan hutang pribadinya.
Hak-hak kreditur pribadi masing-masing anggota dipihak yang lain, dalam likuidasi perusahaan
sebagai berikut:
Hak-hak krediur perusahaan
Hak-hak krditu pribadi anggota

BAB IV

LIKUDASI BERANGSUR DALAM


PERSEKUTUAN
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang agak lama (karena realisasi
aktiva tidak bisa sekaligus). Maka pembayaran kembali penyertaan para anggota dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan jumlah uang kas yang tersedia.
Proses likuidasi demikian disebut sebagai lukuidasi berangsur. Apabila pada tahap
pertama baru sebagian aktiva dapat direalisasikan (di jual), maka pertama harus dibayar semua
kewajiban kepada kreditur.
Pembayaran kembali hak penyertaan kepada para anggota secara anggota secara
bertahap, dilakukan sebelum laba (rugi) likuidasi yang menjadi tanggungan mereka dapat
ditentukan secara pasti.
pembayaran hanya dilakukan kepada anggota yang mepunyai saldo kredit atas kredit
atas rekening modalnya setelah mempertimbangkan seluruh jumlah kemungkinan rugi yang akan
terjadi dan tidak boleh melampaui saldo kredit atas rekening modakl anggota yang bersangkutan.
Dengan ketentuan demikain itu berarti ada dua kemungkinan rugi yang maksimum
harus ditanggung oleh setiap anggota perlu diperhitungkan dengan saldo modal masing-masing
sebelum pembayaran kepada anggota dilakukan, yaitu:
1) Kemungkinan rugi sebagai akibat tiudak dapat direalisasikannya aktiva (non kas) yang ada.
2) Kemungkinan adanya anggota-anggota yang mengalami defisit modalnya, sehingga tifak mampu
menyelesaikan kewajiban-kewajiban kepada persekutuan.

a.
b.

Apabila posisi hak-hak penyertaan kembali penyertaan modal para anggotatelah mencapai
(sesuai dengan) perbandingan laba rugi yang ada, maka pembagian dan pembayaran kepada
anggota dapat dilaksanakan sesuai dengan perbandingan pembagian laba rugi.
Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya setiap kali pembayaran
kembali hak penyertaan anggota agar dapat dijamin penerimaan masing-masing anggota itu
sesuai dengan hak-hak yang bersangkutan sebgai berikut:
Besarnya pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva
dapat direalisasikan (dijual).
Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi
berlangsung, sehingga pembayaran dapat segara dilakukan sesuai dengan jumlah uang yang
tersedia.

Pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva
dapat direalisasikan.
Sebelum laba rugi likuidasi dapat ditentukan secara pasti (karena belum semua aktiva dapat
direalisasikan) harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dihindarkan kemungkinan terjadinya
pembayaran dalam jumlah yang berlebihan kepada anggota tertentu dengan mengurangi hak-hak
dari anggota lainnya.
Pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota secara bertahap, tidak akan
menimbulkan persoalan apabila hak-hak penyertaan para anggota telah menunjukkan posisi yang
sebanding dengan perbandingan laba rugi pada saat menjelang proses likuidasi itu berlangsung.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan memperlakukan sebagai kerugian yang harus di tanggung
oleh masing-masing anggota atas nilai buku aktiva yang belum dapat direalisasikan. Jika alokasi
kerugian sebesar nilai buku aktiva (yang bel;um dapat direalisasikan) berakibat defisit saldo

modal salah satu atau lebih anggota, maka defisit modal angota-anggota yang bersangkutan
harus ditanggung oleh anggota-anggota yang lain.
Jika alokasi pembebanan rugi sebesar nilai buk aktiva lain-lain yang belum laku dijuam
tidak mengakibatkan defisitnya modal saldo masing-masing anggota, maka saldo modal para
anggota akan menunjukkn keadaan sesuai dengan ratio pembagian laba rugi. Apabila prosedur
demikian itu tetap diikuti dalam proses likuidasi bertahap, maka para anggota pemilik pada
akhirnya akan mendapatkan pembayaran kembali atas hak penyertaan dalam perimbangan yang
juga seharusnya mereka peroleh di dalam likuidasi perusahaannya.
Masalah Hutang kepada anggota persekutuan
Dalam keadaan going concern hak-hak para anggota yang berupa penyertaan model
dalam persekutuan dan piutang kepada persekutuan harus diadministrasi secara terpisah dan
dipertahankan integarisnya. Seberapa besar jumlah prioritas untuk menerima pembayaran lebih
dahulu yang dimilki oleh seorang anggota didalam proses likuidasi, tergantung pada kemampuan
masing-masing anggota untuk menanggung kemungkinan rugi yang maksimum dari keseluruhan
hak-hak mereak didalam persekutuan. Pembayaran kembali harus dilakukan terlebih dahulu
kepada anggota yang masih menunjukkan saldo kredit modalnya (setelah memperhitungkan
piutangnya kepda persekutuan).
Bagi anggota persekutuan secara individual penyertaan modal didalam persekutuan adalah
merupakan jumlah yang diserahkan untuk menanggung segala kemungkinan resiko yang terjadi
pada perusahaanya.

Penerimaan prioritas pembayaran kepada anggota


Disamping perlakuan yang sama antara piutang kepada persekutuan dan penyertaan
modalnya, penentuan prioitas pembayaran kepada anggota juga perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
Apabila pembebanan kemungkinan rugi maksimum atas nilai buku aktiva lain-lain
mengakibatkan defisitnya saldo modal (dan piutang kepada persekutuan) dari salah satu atau
lebih anggota, maka prioritas pembayaran diatur sebagai berikut:
Anggota yang mengalami defisit saldo modalnya, tidak memperoleh hak pembayaran lebih
dulu.
Anggota yang lain mempunyai hak pembayaran lebih dahulu, sebesar saldo haknya didalam
persekutuan sebelum diadakan pembayaran kembali dikurangi dengan alokasi kemungkinan rugi
tidak dapat direalisasikan aktiva lain-lain dan alokasi defisit modalnya anggota tertentu yang
harus ditanggung bersama sesuai dengan ratio pembagian laba rugi yang ada.

Penyusunan Rencana Prioritas Pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi


berlangsung
Cara ini merupakan alternatif prosedure yang telah dijelaskan sebelumnyadan dapat pula
disebut rencana prioritas pembayaran kepada anggota berdasar dengan kemampuan masingmasing anggota untuk menutup kerugian maksimum yang mungkin terjadi.
Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota, dilakukan melalui tiga tahap
sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah kerugian maksimum yang dapat dibebankan kepada saldo hak-hak
penyertaan dari masing-masing anggota.
2. Menentukan besarnya hak prioritas pembayaran diantara anggota-anggota persekutuan.

3. Atas dasar hak prioritas pembayaran yang telah ditentukan dalam tahap kedua, kemudian
disusun dalam skedul pembayaran.
Piutang kepada Persekutuan di dalam Rencana Prioritas Pembayaran kepada Anggota
Rencana prioritas pembayaran kepada anggota disusun berdasar kemampuan hak-hak
masing-masing anggota di dalam persekutuan untuk menanggung (menutup) kemungkinan
kerugian yang maksimum. Oleh sebab itu saldo piutang kepada persekutuan harus ikut di
pertimbangkan di dalam menentukan jumlah kemampuan masing-masing anggota untuk
menutup kerugian yang maksimum tersebut.
Dengan demikian saldo piutang kepda persekutuan akan menambah kemapuan anggota
yang bersangkutan untuk menutup kemungkinan rugi yang terjadi; pada akhirnya akan
memberikan kemungkinan untuk dapat memperoleh pembayaran hak terlebih dahulu.

BAB V

JOINT VENTURE

Istilah venture sekarang banyak dipakai untuk proyek-proyek yang ruang lingkupnya
terbatas dan sifatnya sementara. Istilah venture dapat diterapkan kepada pengiriman barangbarang tertentu, seperti misalnya logam-logam bekas, penjualan tanah, pembelian dan penjualan
surat-surat berharga atau penguasaan dan pengeboran minyak dan lain-lain.
Bentuk venture ada dua macam:
Single Venture
Joint Venture

Singel venture, adalah pengusahaan suatu proyek tertentu yang dilakukan oleh satu unit tertentu.
Dalam hal ini cukup dibentuk rekening sendiri yang disebutnya Venture Account
Joint Venture, adalah kerja sama diantara dua orang/badan usaha atau lebih untyk mengusahakan
usaha tertentu. Dalam joint venture ini waktunya terbatas. Masing-masing pihak dapat
menyerahkan barang atau uang sekaligus kontribusi terhadap usaha bersama itu. Pimpinan usaha
kerja sama/joint venture yang disebut juga sebagai managing partner
Akuntansi untuk joint venture
Pada prinsionya ada dua metode:
a. Buku-buku diselenggarakan terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.
b. Rekening-rekening untuk setiap transaksi dalam joint venture ada dan dicatat di dalam buku
masing-masing anggota.

Akuntansi untuk joint venture yang diselenggarakan secara terpisah dari pembukuan
masing-masing anggota
Apabila terhadap aktivitas joint venture diselenggarakan pembukuan secara terpisah dari
pembukuan masing-maisng anggota, maka joint venture dianggap sebagai suatu unit usaha yang
terpisah dari pemiliknya. Oleh karena bentuk usaha bersama didalam joint venture mempunyai
karakteristik yang sama dengan persekutuan, maka pembukuan yang diselenggarakan juga sama
dengan pembukuan di dalam persekutuan.
Rekening-rekening pembukuan di dalam joint venture me;iputi rekening-rekening aktiva,
hutang, pendapatan; biaya-biaya dan modal yang diselenggarakan untuk tiap-tiap anggota.
Akuntansi untuk joint venture tidak diselenggarakan secara terpisah
Masing-masing anggota harus mempunyai rekeneing joint venture pada bukubukunya.rekening joint venture di debit untuk semua biaya-biaya, dan dikredit untuk semua
pendapatan-pendapatan joint venture. Selanjutnya saldo rekening joint venture dan rekeningrekeing anggota lainnya pada buku masing-masing anggita akan menujukkan saldo yang sama
selama hubungan kerjanya masih ada (belum dibubarkan). Melalui pembukuan yang
diselenggarakan itu masing-masing anggota selain managing partner, hanya mencatat setoran
modal (penyertaan) dari para anggota dan terjadinya transaksi biaya dan pendapatan-pendapatan
yang mempengaruhi hak-hak penyertaan mereka.

Kerjasama yang belum selesai (Uncompleted Ventures) apabila pembukuan Joint Venture
tidak diselenggarakan secara terpisah.
Apabila sampai dengan akhir periode akuntansi, suatu persetujuan joint venture belum
bisa diakhiri, untuk keperluan penutupan buku-buku masing-masing partner, maka perlu ada
perhitungan laba (rugi) joint venture. Menurut ketentuannya joint venture baru dapat dihitung
rugi laba, apabila usaha yang menjadi objeknyasudah selesai. Hal ini bisa sepenuhnya dilakukan
bagi mereka (biasanya perseorangan) yang secara spekulasi melakukan usaha bersama atau joint
venture itu. Tetapi apabila Joint Vneture diadakan diantara pengusaha-pengusaha/perusahaan
yang sudah memilki pembukuan yang teratur, maka tiap-tiap akhir periode akuntansi perlu
keterangan yang kengkap tentang hasil operasi perusahaan seluruhnya, termasuk adanya joint
venture dengan pihal lain.

Anda mungkin juga menyukai