terjadi atas jasa yang diberikan kepada perusahaan, sedang bunga modal yang ditanamkan oleh
para pemilik merupakan biaya atas modal yang diinvestasikan didalam perusahaan.
Gaji pemilik dan atau Bunga modal di atas jumlah laba bersih
Gaji pemilik dan atau bunga modal dar masing-masing anggota harus diperhitungkan kebih
dahulu di dalam pembagian laba, baik perusahaan itu memperoleh keuntungan mauu mengalami
kerugian.
Koreksi atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu
Tiga alternatif ini dipakai untuk menyelesaikan penyesuaian alokasi atas laba (rugi) tahun-tahun
yang lalu:
1. Jumlah koreksi laba (rugi) yang relatif kecil, cukup di tutup atau dibebankan kepada laba rugi
tahun yang berjalan.
2. Apabila koreksi laba (rugi) cukup besar jumlahnya dan sulit di identifikasikan dengan tahuntahun tertentu.
3. Apabila koreksi laba (rugi) cukup besar jumlahnya tetapi, dapat di identifikasikan kepada tahuntahun buku tertentu.
Laporan keuangan pada persekutuan
Terdiri dari dua laporan keuangan utama, yaitu
o Laporan Perhitungan Rugi-Laba
o Laporan perubahan modal
o Neraca
Perubahan ratio pembagian laba (rugi) di dalam persekutuan
Untuk mengadakan perubahan ketentuan pembagian laba-rugi perusahaan, maka tertelbi dahulu
harus diadakan penilaian kembali terhadap aktiva perusahaan sebelum ketentuan yang
baru mualai berlaku. Agar perimbangan hak-hak pemilikan setelah berlakunya ketentuan yang
baru tetap dapat dipertahankan.
PEMBUBARAN PERSEKUTUAN
Suatu persekutuan dinyatakan dibubarkan apabila perjanjian bersama yang semula
diadakan untuk menjalankan usaha bersama-sama telah berakhir. Misalnya kematian seorang
anggota berakibat dengan sendirinya perjanjian kerjasama berakhir dan dengan demikian
persekutuan dinyatakan dibubarkan.
Dengan pembubaran persekutuan, kekuasaan yang didapatkan dari para anggota untuk
menjalankan perusahaan sebagai usaha yang berjalan terus telah berakhir. Dengan kematian
seorang anggota, anggota-anggota lain yang masih hidup dapat bertindak atas nama persekutuan
untuk melanjutkan transaksi yang sudah dimulai dan menyelesaikan sama sekali transaksi
perdagangan lainnya.
Usaha perusahaan tetap dapat berjalan, karena pengunduran diri seorang anggota tanpa
adanya gangguan terhadap masuknya anggota baru sebagai pengganti. Namun demikian
persekutuan semula harus dianggap berahkir dan usaha perusahaan berada dibawah pengelolaan
persekutuan yang baru.
Persoalan akuntansi dalam pembubaran persekutuan
a.
b.
c.
d.
PERSEKUTUAN A dan B
Neraca per 31 Desember 2009
Macam-macam aktivaRp 1.250.000,00
Jumlah aktiva
Rp 1.250.000,00
Macam-macam hutang
Rp 250.000,00
Modal A
Rp 600.000,00
Modal B
Rp
Rp 1.250.000,00
400.000,00
Pada saat itu C ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dengan membeli bagian
hak penyertaan A dan B dengan membayar sebesar Rp 250.000,00
Pencatatan didalam persekutuan atas transaksi tersebut,hanya berupa pemindahan
penyertaan A dan B kepada C tanpa memperhatikan berupa besarnya pembayaran oleh C kepada
A dan B sebagai berikut:
Modal A
Rp 150.000,00
Modal B
Rp 100.000,00
Modal C
Rp 250.000,00
Sebagai akibat masuknya C di dalam persekutuan tidak mempengaruhi besarnya jumlah modal
persekutuan. Dengan masuknya C di dalam persekutuan hanya komposisi hak penyertaan
masing-masing anggota yang berubah, seadng jumlah totalnya tetap tidak berubah seperti
ternyata pada tabel berikut ini :
Sebelum masuknya C
Modal A
600.000,00
450.000,00
Modal B
400.000,00
300.000,00
Modal C
Modal Persekutuan
1.000.000,00
250.000,00
1.000.000,00
Suatu penyertaan (investasi) dengan memberikan bonus dan atau goodwill kepada anggota
pemilik yang lama. Apabila sebuah persekutuan telah berjalan dengan sukses, maka biasanya
pada anggota baru yang akan masuk dibebani kewajiban-kewajiban antara lain:
Bagian penyertaan daripada anggota baru harus dikurangi dengan jumlah tertentu sebagai
bonus kepada anggota pemilik lama
Goodwill persekutuan harus diadakan dan dikredit sebagai penambahan modal anggotaanggota pemilik yang lama
Tuan L
50.000,00
45%
Tuan M
30.000,00
35%
Tuan N
20.000,00
Jumlah
20%
100.000,00
100%
Pada saat itu tuan O ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dan diterima oleh
anggota-anggota pemilik lama. Untuk itu Tuan O menyerahkan uang sebesar Rp 40.000,00 untuk
penyertaan modal sebanyak 25% dari modal persekutuan yang baru.
Jurnal untuk mencatat masuknya tuan O adalah sebagai berikut:
Kas.........................................
Rp 40.000,00
Modal L.................................
Rp 2.250,00
Modal M................................
Rp 1.750.00
Modal N................................
Rp 1.000,00
Modal O................................
Rp 35.000,00
Perhitungan:
Jumlah modal persekutuan (sebelum Tuan O masuk).......... Rp 100.000,00
Setoran modal Tuan O.......................................................... Rp
Jumlah modal persekutuan yang baru
40.000,00
Rp 140.000,00
5.000,00
Bonus tersebut dibagi sesuai dengan perbandingan pembagian laba (rugi) sebagai berikut
Tuan L menerima : 45% x Rp 5.000,00 =
Rp 2.250,00
Rp 1.750,00
Rp 1.000,00
Jumlah
Rp 5.000,00
7.200,00
5.600,00
3.200,00
Modal O.....................................................
Rp 56.000,00
Rp 100.000,00
Rp 40.000,00
Perhitungan:
Jumlah
Hak penyertaan tuan O,dihitung 40% dari :
Rp 140.000,00
= Rp 56.000,00
= Rp 40.000,00
Rp 16.000,00
Bonus sebesar Rp 16.000,00 dikurangjkan dari saldo modal anggota pemilik lama,dengan
perhiotungan sebagai berikut:
Tuan L : 45% x Rp 16.000,00
=Rp 7.200,00
= Rp 5.600,00
= Rp 3.200,00
Jumlah
Rp 16.000,00
Rp 230.000,00
Pembentukan goodwill
Misalnya pada contoh diatas, Tuan S dan T tidak ingin saldo modalnya dikurangi, meskipun
mereka bersedia membayar sebesar Rp 230.000,00 kepada tuan U sebagai penyelesaian
pengunduran diri tuan U.
Dalam hal ini kelebihan Rp 30.000,00 yang akan diterima Tuan U dibayarkan sebagai
perwujudan adanya goodwill yang dibentuk. Dalam hal goodwill dibentuk untuk keseluruhan
anggota, maka jurnalnya adalah:
Pembentukan goodwill:
Goodwill............................. Rp 120.000,00
Modal S.................................................................. Rp 60.000,00
Modal T.................................................................. Rp 30.000,00
Modal U.................................................................. Rp 30.000,00
Pembayaran kepada tuan U
Modal U................................................ Rp 230.000,00
Hutang Tuan U (kas)............................................... Rp 230.000,00
Maka jurnal pembentukan goodwill dan pengunduran diri Tuan U adalah:
Modal U.............................. Rp 200.000,00
Goodwill............................. Rp 30.000,00
Hutang Tuan U (kas).................................... Rp 230.000,00
Penyerahan dengan adanya kematian seorang anggota
Kematian seorang anggota persekutuan berarti membubarkan prsekutuan. Apabila tidak
ada suatu hal yang khusus, maka rugi laba sampai dengan saat itu harus ditentukan.Keuntungan
(kerugian) persekutuan dan juga laba (rugi) karena penilaian kembali semuanya diperhitungkan
ke rekening modal anggota-anggota yang bersangkutan.
Para anggota persekutuan dapat mengadakan penyelesaian yang disetujui atas bagian
penyertaan (modal) anggota yang mati sebagai berikut:
a) Dari pembayaran dari harta persekutuan
b) Dengan pembayaran oleh salah seorang anggota yang ada yang bersedia membeli bagian
penyertaan (modal) anggota ynag mati.
c) Dengan pembayaran dari hasil asuransi persekutuan dengan pembelian bagian penyertaan
anggota yang mati oleh anggota-anggota yang masih ada. Apabila perusahaan diteruskan
oleh anggota yang ada, kematian anggota berakibat pembubaran persekutuan semula dan
satu persekutuan yang baru ahrus dibentuk
Kas. 4.000
Hutang dagang.20.000
Piutang dagang..42.000
Wesel bayar..12.000
Cadangan keru-
Modal B..120.000
gian piutang.4.000
Modal C..168.000
38.000
Tanah40.000
Jumlah aktiva
320.000
320.000
Tuan B dan C sebelum diadakan peleburan atau perubahan bentuk persekutuan menjai
perseroan, menghendaki agar ada penilaian kembali terhadap beberapa jenis aktiva, yaitu:
Piutang dagang...........................
Rp36.000
Gedung.......................................
Rp130.000
Tanah..........................................
Rp84.000
Rp 2.000
Rp 52.000
Keterangan :
Nilai tanah semula (dalam buku persekutuan)...................
40.000
84.000
44.000
120.000
130.000
10.000
BAB III
LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Likuidasi adalah suatu keadaan di mana baik persekutuan maupun usaha perusahaannya
dibubarkan semua.
Dalam likuidasi ini perusahaan hanya berjalan beberapa saat guna menyelesaikan proses
likuidasi tersebut.
Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu:
1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai (cash), yang disebut proses
realisasi.
2. Proses pembayaran kembali hutang-hutang kepada para kreditur dan pembayaran kembali sisa
modal kepada anggota, yang disebut juga proses likuidasi.
1.
2.
3.
4.
Dalam arti luas likuidasi meliputi dua (proses tahap) tersebut diatas,
Prosedur dalam likuidasi
Rekening-rekening pembukuan harus disesuaikan dan tertutup.
Pada proses pengubahan aktiva menjadi tunai (cash)
Apabila dijumpai keadaan dimana salah seorang anggota mempunyai saldo debit di dalam
rekeining modalnya.
Apabila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi, maka pertama-tama harus dibayarkan terlebih
dahulu kepada para kreditur extern.
Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi terakhir
Misalnya Persekutuan tuan A, B, C, dan D dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian laba
rugi didalam persekutuan diatur dengan perbandingan sebagai berikut: 30%, 30%, 20%, dan
20%.
Neraca per 1 Mei 1980 yang disusun sesaat sebelum likuidasi menunjukan saldo-saldo sebagai
berikut:
AKTIVA
HUTANG MODAL
75.000,00
6.000,00
5.000,00
42.000,00
31.500,00
20.500,00
aktiva
Beberapa kemungkinan dalam pelaksanaan realisasi pengubahan aktiva lain menjadi uang tunai
dan proses likuidasi selanjutnya:
1. Kerugian dalam realisasi aktiva lain-lain dibebankan kepada rekening modal masing-masing
dengan jumlah yang masih cukup ditutup oleh saldo modal.
2. Pembebanan kerugian melampaui saldo rekening modal beberapa anggota sehingga harus
ditutup dengan saldo piutangnya kepada persekutuan.
3.
4.
5.
a.
b.
Kerugian realisasi aktiva lain-lain mengakibatkan defisitnya rekening modal seoramg anggota.
Kerugian realisasi yang mengakibatkan defisitnya rekening modal beberapa orang anggota.
Berakibat kekurangan uang tunai untuk membayar para kreditur
Apabila semua anggota secara pribadi mampu untuk menutup kewajiban-kewajibannya.
Apabila anggota-anggota tertentu secara pribadi mampu, sedang beberapa anggota yang lain
tidak mampu untuk menyelesaikan kewajibannya-kewajibannya.
Contoh No. 1
Kerugian tersebut dibagi diantara anggota masing-masing A, B, C, dan D dengan perbandingan :
30%, 30%, 20%, dan 20%.
Pembebanan kerugian tersebut masih cukup ditutup dengan saldo modal dari masing-masing
anggota.
Contoh No. 2
Misalnya realisasi aktiva lain-lain berjumlah Rp. 120.000,00 sehingga mengalami
kerugian dalam realisasi sebesar Rp. 60.000,00. Pembebanan kerugian realisasi aktiva lain-lain
kepada masing-masing anggota mengakibatkan saldo modal tuan D tidak cukup untuk menutupi
kerugian yang menjadi tanggungannya. Tuan D tidak akan menerima kembali pembayaran atas
haknya yang berupa piutang disalam persekutuan. Keadaan ini merupakan perwujudan dan dari
tanggung jawab yang tidak terbatas pada modal jumlah yang ditanamkan dalam perusahaan yang
berbentuk persekutuan.
Contoh No. 3
Misalnya realisasi aktiva lain-lain berjumlah Rp. 100.000,00 sehingga mengalami
kerugian Rp. 80.000,00. Apabila pada saat itu juga tuan D segera menyetorkan uang kedalam
persekutuan sejumlah defisit modalnya, maka pembayaran kembali kepada para anggota yang
lain dapat dilakukan sesuai dengan jumlah hak masing-masing. Akan tetapi jika setoran tuan D
tidak dilakukan, sedangkan para anggota lainnya menuntut segera dibayarkannya hak mereka
sesuai dengan jumlah uang yang tersedia. Maka pembayaran kepada para anggota lainnya diatur
sebagai berikut:
(1) Untuk sementara defisit modal D tidak dapat disetor, dan diperlakukan sebagai kerugian yang
harus ditanggung oleh anggota-anggota lainnya.
(2) Hak masing-masing anggota setelah dikurang bagian atas kerugian defisit modal D yang menjadi
tanggungannya, merupakan jumlah hak mereka yang mendapat prioritas untuk dibayar lebih
dulu.
(3) Setoran kemudian oleh tuan D dibagikan kepada masing-masing anggota sesuai dengan saldo
hak mereka yang belum dibayar.
Contoh No. 4
Misalnya realisasi aktiva hanya mencapai Rp. 80.000,00 sehingga ada kerugian Rp.
100.000,00. Pembebanan rugi realisasi aktiva lain-lain mengakibatkan defisitnya saldo modal
tuan D sedemikian rupa, sehingga jumlah yang tersedia untuk untuk para anggota lainnnya
setelah hutang kepada kreditur dibayar lunas jauh lebih kecil dari hak-hak para anggota yang
bersangkutan. Perhitungan jumlah hak-hak anggota dapat dibayar lebih dulu, dengan suatu
modal tanggapan dengan defisit modal tuan D tidak dapat disetor dan dibebankan sebagai
kerugian para anggota yang lain dapat berakibat tidak cukupnya saldo modal tuan C untuk
menutup kerugian tersebut.
a.
b.
1.
2.
Contoh No. 5a
Dalam hal ini cara penyelesaian yang dapat tempuh tergantung pada :
Jika semua anggota yang secara pribadi mampu untuk menutup kewajiban-kewajibannya.
Jika terdapat anggota-anggota tertentu yang mempunyai defisit modalnya, secara pribadi
dinyatakan tidak mau menutup kewajiban-kewajibannya.
Apabila misalnya pada contoh ini, semua anggota yang mempunyai defisit modal, secara probadi
dinyatakan mampu untuk menutup kewajiban-kewajibannya, maka berbagai kemungkinan
penyelesaian dapat ditempu antara lain:
Anggota-anggota mengalami defisit saldo modalnya, menyetor sejumlah uang kepada
perusahaan untuk menutup defisit modal tersebut.
Kemungkinan cara pelunasan yang lain ialah pelunasan segera sisa hutang kepada kreditur oleh
salah satu anggota pemilik.
Contoh No. 5b
Apabila rugi realisasi aktiva lain-lain sedemikian besarnya sehingga mengakibatkan
jumlah uang tunai tidak cukup untuk melunasi hutang-hutang kepada kreditur, sedang beberapa
anggota tidak mempunyai kemampuan yang sama untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya,
maka perlu diadakan penyelidikan yang seksama terhadap posisi harta dan hutang pribadinya.
Hak-hak kreditur pribadi masing-masing anggota dipihak yang lain, dalam likuidasi perusahaan
sebagai berikut:
Hak-hak krediur perusahaan
Hak-hak krditu pribadi anggota
BAB IV
a.
b.
Apabila posisi hak-hak penyertaan kembali penyertaan modal para anggotatelah mencapai
(sesuai dengan) perbandingan laba rugi yang ada, maka pembagian dan pembayaran kepada
anggota dapat dilaksanakan sesuai dengan perbandingan pembagian laba rugi.
Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya setiap kali pembayaran
kembali hak penyertaan anggota agar dapat dijamin penerimaan masing-masing anggota itu
sesuai dengan hak-hak yang bersangkutan sebgai berikut:
Besarnya pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva
dapat direalisasikan (dijual).
Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi
berlangsung, sehingga pembayaran dapat segara dilakukan sesuai dengan jumlah uang yang
tersedia.
Pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva
dapat direalisasikan.
Sebelum laba rugi likuidasi dapat ditentukan secara pasti (karena belum semua aktiva dapat
direalisasikan) harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dihindarkan kemungkinan terjadinya
pembayaran dalam jumlah yang berlebihan kepada anggota tertentu dengan mengurangi hak-hak
dari anggota lainnya.
Pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota secara bertahap, tidak akan
menimbulkan persoalan apabila hak-hak penyertaan para anggota telah menunjukkan posisi yang
sebanding dengan perbandingan laba rugi pada saat menjelang proses likuidasi itu berlangsung.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan memperlakukan sebagai kerugian yang harus di tanggung
oleh masing-masing anggota atas nilai buku aktiva yang belum dapat direalisasikan. Jika alokasi
kerugian sebesar nilai buku aktiva (yang bel;um dapat direalisasikan) berakibat defisit saldo
modal salah satu atau lebih anggota, maka defisit modal angota-anggota yang bersangkutan
harus ditanggung oleh anggota-anggota yang lain.
Jika alokasi pembebanan rugi sebesar nilai buk aktiva lain-lain yang belum laku dijuam
tidak mengakibatkan defisitnya modal saldo masing-masing anggota, maka saldo modal para
anggota akan menunjukkn keadaan sesuai dengan ratio pembagian laba rugi. Apabila prosedur
demikian itu tetap diikuti dalam proses likuidasi bertahap, maka para anggota pemilik pada
akhirnya akan mendapatkan pembayaran kembali atas hak penyertaan dalam perimbangan yang
juga seharusnya mereka peroleh di dalam likuidasi perusahaannya.
Masalah Hutang kepada anggota persekutuan
Dalam keadaan going concern hak-hak para anggota yang berupa penyertaan model
dalam persekutuan dan piutang kepada persekutuan harus diadministrasi secara terpisah dan
dipertahankan integarisnya. Seberapa besar jumlah prioritas untuk menerima pembayaran lebih
dahulu yang dimilki oleh seorang anggota didalam proses likuidasi, tergantung pada kemampuan
masing-masing anggota untuk menanggung kemungkinan rugi yang maksimum dari keseluruhan
hak-hak mereak didalam persekutuan. Pembayaran kembali harus dilakukan terlebih dahulu
kepada anggota yang masih menunjukkan saldo kredit modalnya (setelah memperhitungkan
piutangnya kepda persekutuan).
Bagi anggota persekutuan secara individual penyertaan modal didalam persekutuan adalah
merupakan jumlah yang diserahkan untuk menanggung segala kemungkinan resiko yang terjadi
pada perusahaanya.
3. Atas dasar hak prioritas pembayaran yang telah ditentukan dalam tahap kedua, kemudian
disusun dalam skedul pembayaran.
Piutang kepada Persekutuan di dalam Rencana Prioritas Pembayaran kepada Anggota
Rencana prioritas pembayaran kepada anggota disusun berdasar kemampuan hak-hak
masing-masing anggota di dalam persekutuan untuk menanggung (menutup) kemungkinan
kerugian yang maksimum. Oleh sebab itu saldo piutang kepada persekutuan harus ikut di
pertimbangkan di dalam menentukan jumlah kemampuan masing-masing anggota untuk
menutup kerugian yang maksimum tersebut.
Dengan demikian saldo piutang kepda persekutuan akan menambah kemapuan anggota
yang bersangkutan untuk menutup kemungkinan rugi yang terjadi; pada akhirnya akan
memberikan kemungkinan untuk dapat memperoleh pembayaran hak terlebih dahulu.
BAB V
JOINT VENTURE
Istilah venture sekarang banyak dipakai untuk proyek-proyek yang ruang lingkupnya
terbatas dan sifatnya sementara. Istilah venture dapat diterapkan kepada pengiriman barangbarang tertentu, seperti misalnya logam-logam bekas, penjualan tanah, pembelian dan penjualan
surat-surat berharga atau penguasaan dan pengeboran minyak dan lain-lain.
Bentuk venture ada dua macam:
Single Venture
Joint Venture
Singel venture, adalah pengusahaan suatu proyek tertentu yang dilakukan oleh satu unit tertentu.
Dalam hal ini cukup dibentuk rekening sendiri yang disebutnya Venture Account
Joint Venture, adalah kerja sama diantara dua orang/badan usaha atau lebih untyk mengusahakan
usaha tertentu. Dalam joint venture ini waktunya terbatas. Masing-masing pihak dapat
menyerahkan barang atau uang sekaligus kontribusi terhadap usaha bersama itu. Pimpinan usaha
kerja sama/joint venture yang disebut juga sebagai managing partner
Akuntansi untuk joint venture
Pada prinsionya ada dua metode:
a. Buku-buku diselenggarakan terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.
b. Rekening-rekening untuk setiap transaksi dalam joint venture ada dan dicatat di dalam buku
masing-masing anggota.
Akuntansi untuk joint venture yang diselenggarakan secara terpisah dari pembukuan
masing-masing anggota
Apabila terhadap aktivitas joint venture diselenggarakan pembukuan secara terpisah dari
pembukuan masing-maisng anggota, maka joint venture dianggap sebagai suatu unit usaha yang
terpisah dari pemiliknya. Oleh karena bentuk usaha bersama didalam joint venture mempunyai
karakteristik yang sama dengan persekutuan, maka pembukuan yang diselenggarakan juga sama
dengan pembukuan di dalam persekutuan.
Rekening-rekening pembukuan di dalam joint venture me;iputi rekening-rekening aktiva,
hutang, pendapatan; biaya-biaya dan modal yang diselenggarakan untuk tiap-tiap anggota.
Akuntansi untuk joint venture tidak diselenggarakan secara terpisah
Masing-masing anggota harus mempunyai rekeneing joint venture pada bukubukunya.rekening joint venture di debit untuk semua biaya-biaya, dan dikredit untuk semua
pendapatan-pendapatan joint venture. Selanjutnya saldo rekening joint venture dan rekeningrekeing anggota lainnya pada buku masing-masing anggita akan menujukkan saldo yang sama
selama hubungan kerjanya masih ada (belum dibubarkan). Melalui pembukuan yang
diselenggarakan itu masing-masing anggota selain managing partner, hanya mencatat setoran
modal (penyertaan) dari para anggota dan terjadinya transaksi biaya dan pendapatan-pendapatan
yang mempengaruhi hak-hak penyertaan mereka.
Kerjasama yang belum selesai (Uncompleted Ventures) apabila pembukuan Joint Venture
tidak diselenggarakan secara terpisah.
Apabila sampai dengan akhir periode akuntansi, suatu persetujuan joint venture belum
bisa diakhiri, untuk keperluan penutupan buku-buku masing-masing partner, maka perlu ada
perhitungan laba (rugi) joint venture. Menurut ketentuannya joint venture baru dapat dihitung
rugi laba, apabila usaha yang menjadi objeknyasudah selesai. Hal ini bisa sepenuhnya dilakukan
bagi mereka (biasanya perseorangan) yang secara spekulasi melakukan usaha bersama atau joint
venture itu. Tetapi apabila Joint Vneture diadakan diantara pengusaha-pengusaha/perusahaan
yang sudah memilki pembukuan yang teratur, maka tiap-tiap akhir periode akuntansi perlu
keterangan yang kengkap tentang hasil operasi perusahaan seluruhnya, termasuk adanya joint
venture dengan pihal lain.