Anda di halaman 1dari 24

BAB I

STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. IK
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur
: 52 tahun
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Agama
: Islam
Alamat
: Bojong Heurang, Cianjur
Tanggal Masuk Rumah Sakit
: 03 April 2015
B. ANAMNESIS (4 April 2015, alloanamnesis dengan anak laki laki
pasien)
Keluhan Utama
: Penurunan Kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluhan tersebut dirasakan satu hari yang lalu pukul 11.00 WIB
saat pasien sedang menonton televisi. Saat itu anak pasien melihat ibunya
tiba tiba jatuh ke lantai dengan kepala terbentur cuku keras ke lantai.
Pasien dibawa ke RSUD Cianjur pukul 15.26 WIB dan baru sadarkan diri
pukul 20.00 WIB (9 jam).
Sebelum pingsan, menurut anak pasien, pasien mengeluh sakit
kepala dan muntah sebanyak 1 kali, kejang disangkal, demam disangkal.
Saat sadarkan diri, pasien mengeluhkan anggota tubuh sebelah kanan tidak
dapat digerakkan, wajah seperti tertarik ke kanan dan tidak dapat berbicara
namun mengerti perkataan anaknya. Keluhan baal dan kesemutan

disangkal anak pasien. BAK dan BAB tidak ada keluhan.


Riwayat Penyakit Dahulu
:
Keluhan ini pertama kali dirasakan oleh pasien. Menurut anak
pasien, pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak diketahui sejak

kapan. Pernah melakukan pengobatan hipertensi, namun pengobatan tidak

teratur. Riwayat diabetes mellitus disangkal.


Riwayat Penyakit dalam Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan hal yang sama
dengan pasien.
Riwayat Pengobatan :
Pasien saat ini tidak meminum obat obatan apapun.
Riwayat Alergi
:
Tidak diketahui alergi obat-obatan dan makanan
Riwayat Psikososial :
Pasien tidak bekerja, hanya mengurus kebutuhan rumah tangga.
Riwayat merokok disangkal.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Sakit Sedang
Somnolent, Kontak Baik
GCS E3M5V2
: 10
Tanda tanda Vital
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Nadi
: 102 kali/ menit, regular, takikardi
Pernapasan
: 31 kali/ menit, regular, hiperventilasi
Suhu
: 36.2 C
Status Generalis :

Kepala dan leher


Kepala
: Normochepal
Mata
:Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-),
pupil bulat isokor, refleks cahaya (+/+), hematom pada
Hidung

supraorbita kanan (+)


: Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-).

Telinga
Mulut
Leher

Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
Atas
Bawah

Status Neurologis

: Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).


: Mukosa bibir basah (+),bibir tidak simetris,
sianosis (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-),
faring hiperemis (-), tonsil T1-T1.
: Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),
bruit arteri karotis (-).

: Simetris, retraksi dinding dada (-/-)


: Vokal fremitus kiri = kanan
: Sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi
ICS 6 midclavikulari dextra
: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop(-)
: Bentuk datar
: BU (+) normal pada 4 kuadran
: Timpani pada seluruh abdomen, asites (-)
: Supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-),
hepar, lien,tidak teraba.
: Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
: Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)

Kesadaran : Somnolent, Kontak Baik, GCS E3M5V2 : 10


Tanda Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk
:Laseques Sign
: tidak terbatas / tidak terbatas
Kernigns Sign
: tidak terbatas / tidak terbatas
Brudzinski I
:Brudzinski II
: -/Brudzinski III
: -/Patricks Sign
: -/Kontra Particks Sign : -/ Saraf Otak
3

N. I

: Olfactory Nerve

Fungsi Penghidu

N. II

Dextra
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Papil batas tegas
a:v / 2:3

Sulit dinilai
Papil batas tegas
a:v / 2:3

Dextra
Sinistra
Bulat, isokor ODS 3 mm
+
+
+
+
+
+
+
+
Sulit Dinilai

+
+
+
+
Sulit Dinilai

Dextra
+

Sinistra
+

: Trochlear Nerve

Gerakan Bola Mata ke medial inferior


N. V

Sinistra

: Oculomotor Nerve

Ptosis
Ukuran Pupil
Refleks cahaya direk
Refleks cahaya indirek
Gerakan Bola Mata
Ke medial
Ke medial superior
Ke lateral superior
Ke lateral inferior
Akomodasi
N. IV

Sinistra
Tidak Dapat Diperiksa

: Optic Nerve

Visus
Lapang Pandang
Fundus
N. III

Dextra
Tidak Dapat Diperiksa

: Trigeminal Nerve

Motorik
Membuka mulut
Kekuatan menggigit

Simetris, tidak terdapat deviasi rahang


Kekuatan sama antara rahang kanan

dan kiri
Sensibilitas (sensasi rabadengan sapuan kuas)
Ramus oftalmik (V1)
Tidak Dapat Dinilai

Ramus maksilaris (V2)


Ramus mandibularis (V3)
Refleks
Refleks kornea
Refleks bersin
Jaw refleks
N. VI

Tidak Dapat Dinilai


Tidak Dapat Dinilai
+/+
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan

: Abducens Nerve
Dextra
+

Gerakan Bola Mata ke lateral


N. VII

Sinistra
+

: Facial Nerve

Motorik : Pasif
Lipatan dahi
Lipatan nasolabialis
Motorik : Aktif
Gerakan menutup mata

Terdapat pada kedua sisi wajah


Simetris pada kedua sisi wajah
Kedua kelopak mata dapat menutup

rapat
Mengangkat alis
Kedua alis dapat diangkat
Menyeringai
Parese N VII dextra Sentral
Menggelembungkan pipi
Tidak dilakukan
Sensoris : pengecapan 2/3 anterior lidah
Rasa manis
Tidak Dilakukan
Rasa asin
Tidak Dilakukan
Rasa asam
Tidak Dilakukan
N. VIII

: Vestibulocochlear Nerve

Fungsi Pendengaran
Tes Bisik
Tes Schwabach
Tes Rinne
Tes Weber
Keseimbangan
N. IX

Normal/Normal
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tidak dapat dilakukan pada OS

: Glossopharyngeal Nerve

Pengecapan 1/3 posterior lidah


Rasa pahit

Tidak Dilakukan

N. X

: Vagus Nerve

Pasif
: Arkus Faring
Letak uvula
Aktif
Dengan mengucapkan aah!
Dengan mengucapkan aah!
Refleks Muntah

Arkus Faring simetris


Uvula terangkat, letak simetris
+/+ muncul pada stimulasi di kedua
sisi
Tidak terdapat gangguan menelan.

Menelan

N. XI

Simetris
Uvula ditengah, letak simetris

: Accessory Nerve

Memalingkan wajah

Dapat dilakukan ke kanan dan kiri tanpa


kesulitan, kekuatan melawan tahanan sama

Mengangkat bahu

kedua sisi
Dapat dilakukan pada kedua bahu, kekuatan
melawan tahanan sama pada kedua sisi

N. XII

: Hypoglossal Nerve

Sikap lidah
Fasikulasi
Tremor
Atrophy

Parese N XII Dextra Sentral


-/-/-/-

Fungsi Motorik
Kekuatan otot

:0
5
2
5
(Hemiparese dextra)
Tonus otot
: Normal pada keempat ekstremitas
Atrophy
: Tidak ditemukan pada keempat ekstremitas
Klonus kaki
: -/Klonus Patella
: -/Fungsi Sensoris : Sulit Dinilai
Fungsi Vegetatif
Miksi

BAK (+)

Defekasi
Kulit

BAB (+)
Normal, produksi keringat baik, tidak dapat kulit yang

Pupil
Seksual

kemerahan disertai keluhan panas pada kulit.


Kontraksi pupil terhadap cahaya baik pada ODS
Tidak ditanyakan

Fungsi Luhur : Afasia Motorik


Refleks Fisiologis
Refleks biseps
: ++/++
Refleks brachioradialis
: ++/++
Refleks triceps
: ++/++
Refleks patella
: ++/++
Refleks aschilles
: ++/++
Refleks Patologis
Babinski
: +/Chaddock
: +/-

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia Klinik 04/04/15

Glukosa darah
Glukosa darah puasa
Lemak
Cholesterol total
Cholesterol HDL
Cholesterol LDL
Trigliserid
Fungsi Hati
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
Asam urat

Hasil

Nilai rujukan

Satuan

115

70-110

mg%

238
48.9
137.1
260

<200
>50
<130
<150

mg/dL
mg%
mg%
mg%

26
35

15-37
12-78

U/L
U/L

17.8
1.0
3.90

10-50
0.5-1.0
2.4-5.7

mg%
mg%
mg%

EKG

EKG
Sinus ritmik, HR : 100x/menit, lain - lain dalam batas normal
E. DIAGNOSIS
Diagnosa Klinis
: Stroke
Diagnosa Etiologi
: Perdarahan Intra Serebral
Diagnosa Lokasi
: Sistem Karotis Sinistra
Diagnosa Faktor Risiko : Hipertensi
F. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Diagnosa Klinis
: Stroke
Diagnosa Etiologi
: Infark
Diagnosa Lokasi
: Sistem Karotis Sinistra
Diagnosa Faktor Risiko : Hipertensi
2. Trauma Kapitis
G. TATA LAKSANA
1. Farmakologi
IVFD RL 16 gtt/menit.
Posisi kepala 30o , kepala dan dadan satu bidang, ubah posisi setiap

2 jam.
O2 2 L/menit
Pasang DC dan NGT bila ada keluhan sulit menelan.

Manitol IV 0,25 g/KgBB/30 menit, jika perburukan atau fenomena


rebound dilanjutkan 0.25 g/KgBB/ 15 - 30 menit setiap 6 jam

selama 3-5 hari. Sediaan 20% 500 ml : 200-150-150 tiap 8 jam.


Lasix 1mg/kgBB IV
As. Tranexamat 2x50mg IV
Citikolin 2x500mg IV

H. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


CT- Scan
I. FOLLOW UP
Tanggal
04/4/15

Hasil pemeriksaan
Terapi
S : pasien kurang kooperatif, namun IVFD RL 16 tpm
dapat mengerti perkataan, nyeri kepala Manitol 200-150-150 tiap
(+), muntah (-), kejang (-)
O:
somnolent
GCS (E3M5V3) = 11
TTV = T : 160/100 mmHg
N : 102 kali/ mn, regular
R : 31 kali/mn, regular
S : 36.2 C
RM = KK -, L/K tt
Brudz. I/II/III -/-/So. Pupil bulat isokor ODS 3 mm
RC +/+
GBM baik ke segala arah
Wajah : parese N VII Dextra Sentral,

8 jam
Lasix 1 mg/kgBB IV
As. Tranexamat 2x50mg
IV
Citikolin 2x 500mg IV

lidah : parese N XII Dextra Sentral


Mot. 0 5
hemiparese dextra
2
5
Sens. Tidak dapat dinilai
Veg. BAK +, DC terpasang
BAB +
FL : afasia motorik
RF. BPR ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
RP. Babinski +/-, chaddock +/A : Stroke e.c. PIS sistem karotis sinistra

FR HT

Tanggal

Hasil pemeriksaan
Terapi
S : pasien masih tidak dapat berbicara, IVFD RL 16 tpm
mengeluhkan nyeri kepala (+), muntah Manitol 200-150-150 tiap

05.05.1
5

(-) penurunan kesadaran (-), kejang (-),


O : NGT : hitam
CM, kontak baik
GCS (E4M6V3) = 15
TTV = T : 140/90 mmHg
N : 100 kali/ mn, regular
R : 27 kali/mn, regular
S : 37.8 C
RM = KK -, L/K tt
Brudz. I/II/III -/-/So. Pupil bulat isokor ODS 3 mm
RC +/+
GBM baik ke segala arah
Wajah : parese N VII Dextra Sentral,

8 jam
Lasix 1 mg/kgBB IV
As. Tranexamat 2x50mg
IV
Citikolin 2x 500mg IV
Domeridone 2x1amp

lidah : parese N XII Dextra sentral


Mot. 0
5
hemiparese dextra
1
5
Sens. Tidak dapat dinilai
Veg. BAK +, DC terpasang
BAB +
RF. BPR ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
RP. Babinski +/-, chaddock +/A : Stroke e.c. PIS sistem karotis sinistra
FR HT, stress ulcer

J. PROGNOSIS
Quo ad Vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

K. RESUME

10

Ny. IK, 52 tahun, tidak bekerja datang ke RSUD cianjur tanggal 03.04.15,
dengan keluhan : penurunan kesadaran.
Keluhan tersebut dirasakan satu hari yang lalu pukul 11.00 WIB
saat pasien sedang menonton televisi. Saat itu anak pasien melihat ibunya
tiba tiba jatuh ke lantai dengan kepala terbentur cuku keras ke lantai.
Pasien dibawa ke RSUD Cianjur pukul 15.26 WIB dan baru sadarkan diri
pukul 20.00 WIB (9 jam).
Sebelum pingsan, menurut anak pasien, pasien mengeluh sakit
kepala dan muntah sebanyak 1 kali, kejang disangkal, demam disangkal.
Saat sadarkan diri, pasien mengeluhkan anggota tubuh sebelah kanan tidak
dapat digerakkan, wajah seperti tertarik ke kanan dan tidak dapat berbicara
namun mengerti perkataan anaknya. Keluhan baal dan kesemutan

disangkal anak pasien. BAK dan BAB tidak ada keluhan.


Riwayat Penyakit Dahulu
:
Keluhan ini pertama kali dirasakan oleh pasien. Menurut anak
pasien, pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak diketahui sejak
kapan. Pernah melakukan pengobatan hipertensi, namun pengobatan tidak

teratur. Riwayat diabetes mellitus disangkal.


Riwayat Penyakit dalam Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan hal yang sama
dengan pasien.
Riwayat Pengobatan :
Pasien saat ini tidak meminum obat obatan apapun.
Riwayat Alergi
:
Tidak diketahui alergi obat-obatan dan makanan
Riwayat Psikososial :
Pasien tidak bekerja, hanya mengurus kebutuhan rumah tangga.
Riwayat merokok disangkal.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan :
Keadaan Umum
Sakit Sedang
Somnolent
11

GCS E3M5V2
: 10
Tanda tanda Vital
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Nadi
: 102 kali/ menit, regular, takikardi
Pernapasan
: 31 kali/ menit, regular, hiperventilasi
Suhu
: 36.2 C
Status Generalis : ditemukan hematom supraorbita OD.
Status neurologis
:
Tanda rangsang meningeal tidak ditemukan kelainan.
Saraf otak parese N VII dextra sentral pada wajah dan parese N XII

dextra sentral pada lidah


Fungsi Motorik
Kekuatan otot
:0
5
2
5
(hemiparese dextra)
Tonus otot
: Normal pada keempat ekstremitas
Atrophy
: Tidak ditemukan pada keempat ekstremitas
Klonus kaki
: -/Klonus Patella
: -/Fungsi Sensoris
: sulit dinilai

Fungsi Vegetatif

Miksi
Defekasi
Kulit

BAK (+)
BAB (+)
Normal, produksi keringat baik, tidak dapat kulit yang
kemerahan disertai keluhan panas pada kulit.
Kontraksi pupil terhadap cahaya baik pada ODS
Tidak ditanyakan
: afasia motorik

Pupil
Seksual
Fungsi Luhur
Refleks Fisiologis
Refleks biseps
Refleks brachioradialis
Refleks triceps
Refleks patella
Refleks ascilles
Refleks Patologis
Babisnski
: +/Chaddock
: +/-

: ++/++
: ++/++
: ++/++
: ++/++
: ++/++

Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan :

12

Glukosa darah
Glukosa darah puasa
Lemak
Cholesterol total
Cholesterol HDL
Cholesterol LDL
Trigliserid
Fungsi Hati
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
Asam urat

Hasil

Nilai rujukan

Satuan

115

70-110

mg%

238
48.9
137.1
260

<200
>50
<130
<150

mg/dL
mg%
mg%
mg%

26
35

15-37
12-78

U/L
U/L

17.8
1.0
3.90

10-50
0.5-1.0
2.4-5.7

mg%
mg%
mg%

Diagnosis :
Diagnosa Klinis
: Stroke
Diagnosa Etiologi
: Perdarahan Intra Serebral
Diagnosa Lokasi
: Sistem Karotis Sinistra
Diagnosa Faktor Risiko : Hipertensi
Differential Diagnosis
1. Diagnosa Klinis
: Stroke
Diagnosa Etiologi
: Infark
Diagnosa Lokasi
: Sistem Karotis Sinistra
Diagnosa Faktor Risiko : Hipertensi
2. Trauma Kapitis
Hasil follow up rutin
Tanggal
04/4/15

Hasil pemeriksaan
Terapi
S : pasien kurang kooperatif, namun IVFD RL 16 tpm
dapat mengerti perkataan, nyeri kepala Manitol 200-150-150 tiap
(+), muntah (-), kejang (-)
O:
somnolent
GCS (E3M5V3) = 11
TTV = T : 160/100 mmHg
N : 102 kali/ mn, regular
R : 31 kali/mn, regular
S : 36.2 C
RM = KK -, L/K tt
Brudz. I/II/III -/-/-

8 jam
Lasix 1 mg/kgBB IV
As. Tranexamat 2x50mg
IV
Citikolin 2x 500mg IV

13

So. Pupil bulat isokor ODS 3 mm


RC +/+
GBM baik ke segala arah
Wajah : parese N VII Dextra Sentral,
lidah : parese N XII Dextra Sentral
Mot. 0 5
hemiparese dextra
2
5
Sens. Tidak dapat dinilai
Veg. BAK +, DC terpasang
BAB +
FL : afasia motorik
RF. BPR ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
RP. Babinski +/-, chaddock +/A : Stroke e.c. PIS sistem karotis sinistra
Tanggal
06.05.1

FR HT
Hasil pemeriksaan
Terapi
S : pasien masih tidak dapat berbicara, IVFD RL 16 tpm

mengeluhkan nyeri kepala (+), muntah Manitol 200-150-150 tiap


(-) penurunan kesadaran (-), kejang (-),
O : NGT : hitam
CM, kontak baik
GCS (E4M6V3) = 15
TTV = T : 140/90 mmHg
N : 100 kali/ mn, regular
R : 27 kali/mn, regular
S : 37.8 C
RM = KK -, L/K tt
Brudz. I/II/III -/-/So. Pupil bulat isokor ODS 3 mm
RC +/+
GBM baik ke segala arah
Wajah : parese N VII Dextra Sentral,

8 jam
Lasix 1 mg/kgBB IV
As. Tranexamat 2x50mg
IV
Citikolin 2x 500mg IV
Domeridone 2x1amp

lidah : parese N XII Dextra sentral


Mot. 0
5
hemiparese dextra
1
5
Sens. Tidak dapat dinilai
Veg. BAK +, DC terpasang
BAB +
RF. BPR ++/++
KPR ++/++
14

APR ++/++
RP. Babinski +/-, chaddock +/A : Stroke e.c. PIS sistem karotis sinistra
FR HT, stress ulcer
Prognosis :
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad malam
Quo ad santionam : dubia ad bonam

BAB II
ANALISA KASUS

A. Rumusan Masalah
1. Apa dasar diagnosis stroke perdarahan pada kasus ini?
2. Mengapa pada pasien ini terjadi afasia motorik?
3. Bagaimana tata laksana kasus stroke yang disebabkan karena
perdarahan?
4. Apa yang diharapkan ditemukan pada pemeriksaan CT scan yang
dianjurkan?
B. Jawaban Masalah
1. Apa dasar diagnosis stroke pada kasus ini?
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala
hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang
berkembang cepat (mendadak, dalam hitungan detik atau menit),

15

berlangsung selama 24 jam dan dapat menimbulkan kecacatan atau


kematian.1
Mekanisme vaskular terdiri dari 2 etiologi yaitu infark (emboli atau
trombosis), dan hemoragik (perdarahan intra serebral dan perdarahan
sub arakhnoid).1,2
Pada pasien ini didapatkan :
Berdasarkan anamnesis didapatkan defisit neurologis fokal dengan
adanya hemiparese kanan yang terjadi mendadak saat pasien
beraktivitas dan sifatnya menetap,terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri
kepala, muntah, penurunan kesadaran) serta Tekanan darah meningkat
tinggi dari biasanya. Defisit neurologis ini terjadi >24 jam mulai dari
kejadian sampai follow-up terakhir.1,2
Perbedaan stroke infark dan stroke perdarahan dalam
mendiagnosa pasien
Stroke Non Hemoragik
-

Kelumpuhan/kelemahan

Stroke Hemoragik
terjadi saat

pasien istirahat (pada saat tidur atau

Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat


pasien beraktivitas*

pada saat pasien baru bangun tidur)


-

Tidak

terdapat

tanda-tanda

(nyeri

kepala,

muntah,

TTIK

kejang,

kepala, muntah, kejang, penurunan

penurunan kesadaran)
-

Tekanan darah tidak meningkat tinggi

Terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri

kesadaran)*
-

Tekanan darah meningkat tinggi dari


biasanya*

*ditemukan pada pasien

16

Pada pasien ini didapatkan : kelumpuhan terjadi saat pasien


beraktivitas, terdapat tanda- tanda peningkatan TTIK, dan
tekanan darah meningkat dari biasanya. Jadi pasien ini
didiagnosa stroke yang disebabkan karena perdarahan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan : kelumpuhan pada N VII dan
XII kanan serta hemiparese dextra. Refleks patologis

menunjukkan

babinsky +/-, dan chaddock +/- yang menunjukkan adanya lesi pada
UMN dan termasuk salah satu temuan yang didapatkan pada pasien
stroke.1 Defisit neurologis yang terjadi pada anggota tubuh kanan
kemungkinan terjadi akibat lesi pada bagian hemisfer kontralateral dari
anggota gerak yang lemah.
Gejala Klinik pada stroke sistem karotis :1,2,3
Memperdarahi lobus frontalis, parietalis, basal ganglia, dan lobus temporalis.
Gejala- gejala timbul sangat mendadak berupa hemiparesis, hemihipestesi, bicara
pelo dan lain- lain.

17

Kesadaran umum : Penderita dengan stroke sistem karotis jarang mengalami


gangguan atau penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang luas. Hal ini
disebabkan karena struktur- struktur anatomi yang menjadi substrat kesadaran
yaitu Formatio Reticularis (susunan/ retikularis) digaris tengah dan sebagian
besar terletak dalam fossa posterior. Karena itu kesadaran biasanya

komposmentis
Tekanan darah : biasanya meningkat*
Pemeriksaan motorik : Hampir selalu terjadi kelumpuhan sebelah anggota
badan (hemiparesis). Jika terdapat perbedaan kelumpuhan nyata antara lengan
dan tungkai, kelainan berasal dari daerah kortikal, jika sama beratnya gangguan

aliran darah terjadi pada subkortikal atau veterbrobasiler*


Pemeriksaan fungsi sensorik: dapat terjadi hemisensorik tubuh
Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis : pada fase akut refleks fisiologi
pada sisi yang lumpuh akan menghilang, kemudian muncul kembali dalam

beberapa hari didahului dengan refleks patologis*


Kelainan fungsi luhur : afasia, disfasia campuran, dapat juga terjadi apraxia
dan lain- lain.*

*ditemukan pada pasien menunjukkan gejala stroke mengenai sistem karotis


Penentuan berdasarkan Siri Raj Score.
18

2,5 (1) + 2(1) + 2(1) + 0.1 (100) + 3 (0) -12 = 4,5 ; >1
menunjukkan interpretasi Siri Raj Score menandakan bahwa pasien ini
mengalami stroke perdarahan.

2. Mengapa pada pasien ini terjadi afasia motorik?


Afasia merupakan suatu gangguan berbahasa yang disebabkan oleh
disfungsi otak.2
Pusat bicara utama terletak regio basalis lobus frontalis kiri (area
Broca, area 44) dan di bagian posterior lobus temoralis ada ertautannya
dengan lobus parietalis (area Wernicke, area 22).3
Area Broca tearaktivasi saat orang sedang berbicara sedangkan area
Wernicke merupakan tempat terutama berkaitan dengan analisis suara
yang didengar berupa kata-kata.3
Afasia Broca adalah suatu sindrom afasia tidak lancar yang ditandai
oleh keluaran verbal yang terganggu dari yang sama sekali tidak
mampu mengeluarkan kata sampai kesulitan menemukan kata dan
memerlukan upaya untuk dapat mengucapkan kata namun fungsi
pengertian bahasa yang sudah dikuasai normal.
Lesi yang berhubungan dengan sindrom afasia Broca mencakup girus
frontal inferior dan daerah dekat oerkulum, serta insula pada daerah
yang mendapat sirkulasi dari arteri serebri media. Pada sebagian besar
individu (95%), area terkait bahasa terletak di korteks asosiasi frontalis

19

dan temporoparietalis hemisfer yang biasanya kontralateral terhadap


tangan yang dominan. Sedangkan komponen emosionalnya,diatur oleh
hemisfer kanan.2,3
Pada pasien ini, kemungkinan terjadi afasia Broca karena pasien masih
mengerti apa yang diucapkan oleh keluarga dan pemeriksa namun
kesulitan mengucapkan kata kata. Lesi yang ditimbulkan
kemungkinan berasal dari daerah hemisfer kiri arteri serebri media
dimana area Broca berada.

3. Bagaimana tata laksana kasus stroke yang disebabkan karena


perdarahan?2,4,5,6,7
A Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
Terapi Umum
a Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan

Perbaikan jalan nafas dengan pemasangan

pipa orofaring.

Pada pasien hipoksia diberi suplai oksigen


Stabilisasi hemodinamik

20

Berikan

cairan

kristaloid

atau

koloid

intravena (hindari cairan hipotonik)

Optimalisasi tekanan darah

Bila tekanan darah sistolik < 120mmHg dan


cairan sudah mencukupi, dapat diberikan obat-obat
vasopressor.

Pemantauan jantung harus dilakukan selama

24 jam pertama.

Bila terdapat CHF, konsul ke kardiologi.


Pemeriksaan awal fisik umum

Tekanan darah

Pemeriksaan jantung

Pemeriksaan neurologi umum awal


Derajat kesadaran
Pemeriksaaan pupil dan okulomotor
Keparahan hemiparesis
Pengendalian peninggian TIK

Pemantauan ketat terhadap risiko edema serebri harus


dilakukan dengan memperhatikan perburukan gejala

dan tanda neurologik pada hari pertama stroke


Monitor TIK harus dipasang pada pasien dengan GCS <

9 dan pasien yang mengalami penurunan kesadaran


Sasaran terapi TIK < 20 mmHg
Elevasi kepala 30.
Hindari penekanan vena jugulare
Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
Hindari hipertermia
Jaga normovolemia
Osmoterapi atas indikasi: manitol 0,25-0,50 gr/kgBB,
selama 15 - 30 menit, jika ada perburukan atau
fenomena rebound dilanjutkan 0.25 g/KgBB/ 30 menit
setiap 8 jam selama 3-5 hari kalau perlu diberikan
furosemide dengan dosis inisial 1 mg/kgBB IV.

21

Intubasi untuk menjaga normoventilasi.


Drainase ventrikuler dianjurkan pada hidrosefalus akut
akibat stroke iskemik serebelar

Pengendalian Kejang

Bila kejang, berikan diazepam bolus lambat IV 5-20 mg


dan diikuti phenitoin loading dose 15-20 mg/kg bolus

dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit.


Pada stroke perdarahan intraserebral dapat diberikan
obat antiepilepsi profilaksis, selama 1 bulan dan
kemudian diturunkan dan dihentikan bila kejang tidak
ada.

Pengendalian suhu tubuh

Setiap penderita stroke yang disertai demam harus

diobati dengan antipiretika dan diatasi penyebabnya.


Beri asetaminophen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5C
atau paracetamol 500 mg

Pemeriksaan penunjang

EKG
Laboratorium: kimia darah, fungsi ginjal, hematologi
dan faal hemostasis, KGD, analisa urin, AGDA dan

elektrolit.
Bila curiga PSA lakukan punksi lumbal
Pemeriksaan radiologi seperti CT scan dan rontgen dada

B Penatalaksanaan Umum di Ruang Rawat Inap


1. Cairan
Berikan cairan isotonis seperti 0,9% salin atau RL, CVP
pertahankan antara 5-12 mmHg.

22

Kebutuhan cairan 30 ml/kgBB.


Balans cairan diperhitungkan dengan mengukur produksi urin

sehari ditambah pengeluaran cairan yanng tidak dirasakan.


Elektrolit (sodium, potassium, calcium, magnesium) harus

selalu diperiksa dan diganti bila terjadi kekurangan.


Asidosis dan alkalosis harus dikoreksi sesuai dengan hasil

AGDA.
Hindari cairan hipotonik dan glukosa kecuali hipoglikemia.

2. Nutrisi
Nutrisi enteral paling lambat dalam 48 jam.
Beri makanan lewat pipa orogastrik bila terdapat gangguan
menelan atau kesadaran menurun.
Pada keadaan akut kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari
3. Pencegahan dan mengatasi komplikasi
Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi
subakut (aspirasi, malnutrisi, pneumonia, DVT, emboli paru,

dekubitus, komplikasi ortopedik dan fraktur)


Berikan antibiotik sesuai indikasi dan usahakan tes kultur dan

sensitivitas kuman.
Pencegahan dekubitus dengain mobilisasi terbatas.
4. Penatalaksanaan medik yang lain
Hiperglikemia pada stroke akut harus diobati dan terjaga

normoglikemia.
Jika gelisah dapat diberikan benzodiazepin atau obat anti cemas

lainnya.
Analgesik dan anti muntah sesuai indikasi
Neuroprotektor seperti citikolin dapat diberikan pada pasien
Berikan H2 antagonist, apabila ada indikasi.
Mobilisasi bertahap bila hemodinamik dan pernafasan stabil.
Rehabilitasi
Edukasi keluarga.
Discharge planning.

4. Apa yang diharapkan ditemukan pada pemeriksaan CT scan?

23

Pada penderita stroke, CT scan termasuk gold standard.2 Indikasi


klinis CT scan antara lain :
Dicurigai perdarahan intraserebral atau subarakhnoid
Stroke iskemik >2 hari
TTIK
Infeksi SSP
Kelumpuhan UMN (lesi medula spinalis)
Penderita cedera kepala akut dengan lateralisasi disertai
disfungsi neurologi.

Pada stroke hemoragik diharapkan ada penemuan gambaran shift pada


CT scan untuk menentukan lokasi perdarahan.

24

Anda mungkin juga menyukai