Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH
Disajikan Pada Materi Ajar
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
Dosen Pengajar
Dr. H. S MUSTAKIM . M.Si
Oleh :
1. ACHMAD AVANDI
2. AGUSTIAWAN
3. NGATINO
4. SEP EKA ADIANSYAH
5. DARWIS STIABUDI
6. ZARKASI
7. RISTIYATI
8. MAITA EFRIYANTI
9. MERI SITIAMIN BR GINTING
10. ESANING WIGATI
11. DESSI TRISNA
12. KARMILA
13. WILLI ANDREI
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI
(USBRJ) BANDAR LAMPUNG 2014
JL. IMAM BONJOL NO.468 BANDAR LAMPUNG TELP.(0721) 262654 , 261397 ,FAX. (0721) 261397
KATA PENGATAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun dan Menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGATAR...................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manajemen merupakan sebuah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi
manajemen,
yaitu
merancang,
mengorganisir,
memerintah,
mengordinasi,
dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu:
1.
Perencanaan (planning)
2.
Pengorganisasian (organizing)
3.
Pengarahan (directing)
Bagaimanakah Dengan Pendapatan Daerah? Pendapatan Daerah Merupakan
Pendapatan Yang Diperoleh Pemerintah Daerah Dari Berbagai Sumber Yang Ditetapkan
Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Untuk Membiayai Pelaksanaan Pemerintah
Daerah.
Penyajian Makalah Kali Ini Akan Membahas Mengenai Manajemen Pendapatan
Daerah Dan Keuangan yang Akan Disajikan Ke Dalam Bab Selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyajian makalah ini dirumuskan ke dalam
beberapa bagian penting menyangkut Manajemen Pendapatan Daerah yaitu:
1.
2.
4.
5.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sebagaimana diketahui bahwa manajemen mencakup aktivitas untuk mencapai
tujuan ,yang dilakukan individu-individu yang memberikan kontribusi terbaik melalui
tindakan tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya.hal ini berarti manajemen meliputi
pengetahuan
tentang
apa
yang
harus
dilakukan.ditetapkan
dan
memahami
cara
Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan daerah
sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa atau karena memperoleh
jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah daerah bersangkutan. Retribusi daerah
mempunyai sifat-sifat yaitu pelaksanaannya bersifat ekonomis, ada imbalan langsung
walau harus memenuhi persyaratan-persyaratan formil dan materiil, tetapi ada alternatif
untuk mau tidak membayar, merupakan pungutan yang sifatnya budgetetairnya tidak
menonjol, dalam hal-hal tertentu retribusi daerah adalah pengembalian biaya yang telah
dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk memenuhi permintaan anggota masyarakat.
Pengertian Retribusi Daerah Dapat Ditetusuri Dari Pendapat-Pendapat Para Ahli,
Misalnya Panitia Nasrun Merumuskan Retribusi Daerah (Josef Kaho Riwu, 2005:171)
Adalah Pungutan Daerah Sebagal Pembayaran Pemakaian Atau Karena Memperoleh
Jasa Pekerjaan, Usaha Atau Milik Daerah Untuk Kepentingan Umum, Atau Karena Jasa
Yang Diberikan Oleh Daerah Baik Iangsung Maupun Tidak Iangsung.
3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Hasil perusahaan milik daerah merupakan pendapatan daerah dari keuntungan bersih
perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran
belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan daerah yang
dipisahkan,sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka sifat perusahaan
dareah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat menambah pendapatan daerah,
4) Lain-lain pendapatan daerah yang sah ialah pendapatan-pendapatan yang tidak termasuk
dalam jenis-jenis pajak daerah, retribusli daerah, pendapatan dinas-dinas. Lain-lain
usaha daerah yang sah mempunyai sifat yang pembuka bagi pemerintah daerah untuk
melakukan kegiatan yang menghasilkan baik berupa materi dalam kegitan tersebut
bertujuan untuk menunjang, melapangkan, atau memantapkan suatu kebijakan daerah
disuatu bidang tertentu.
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Sebagaimana Dimaksud Pada Ayat (1) Huruf d,
Meliputi:
A)
B) Jasa Giro;
C)
Pendapatan Bunga;
D) Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uang Asing; Dan Komisi,
Potongan, Ataupun Bentuk Lain Sebagai Akibat Dan Penjualan Dan/Atau Pengadaan
Barang Dan/Atau Jasa Oleh Daerah
2. Dana perimbangan
Dana Perimbangan diperoleh melalui bagian pendapatan daerah dari penerimaan pajak bumi
dan bangunan baik dari pedesaan, perkotaan, pertambangan sumber daya alam dan serta bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana
alokasi umum, dan dana alokasi khusus.
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan daerah dari sumber lain misalnya
sumbangan pihak ketiga kepada daerah yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
2.3 Keuangan Daerah
Menurut Deddy Supriady Bratakusumah & Dadang Solihin (2004 : 379) keuangan
daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah
tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
Dengan demikian keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang. Keuangan
daerah digunakan untuk membiayai semua kebutuhan daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
2.4 Sumber Keuangan Daerah
Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, sumber pendapatan daerah
terdiri atas :
a. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu penerimaan yang diperoleh
Daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan
Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah).
b. Dana Perimbangan
Merupakan sumber Pendapatan Daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung
pelaksanaan kewenangan pemerintahan daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi
kepada daerah, yaitu terutama peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang
semakin baik. Dana Perimbangan merupakan kelompok sumber pembiayaan pelaksanaan
desentralisasi yang alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, mengingat
tujuan masing-masing jenis penerimaan tersebut saling mengisi dan melengkapi (Deddy
Supriady Bratakusumah & Dadang Solihin, 2007 : 173-174).
Dana Perimbangan merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari bagian daerah
dari Pajak Bumi dan Bangunan,Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, penerimaan
dari sumberdaya alam,serta Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus(AhmadYani,
2004 : 15).
Lebih jelasnya Dana Perimbangan terdiri:
Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004).
Dana Alokasi Umum :
Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (Pasal 1 UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004).
Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai prioritas nasional (Pasal 1
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004).
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Menurut Pasal 43 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, lain-lain pendapatan terdiri atas pendapatan
hibah dan pendapatan dana darurat. Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari
pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah,
badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun
barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.
Sedangkan Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada
Daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan/atau krisis solvabilitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendapatan Daerah Adalah Semua Hak Daerah Yang Diakui Sebagai Penambah Nilai
Kekayaan Bersih Dalam Periode Anggaran Tertentu (UU.No 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah), Pendapatan Daerah Berasal Dari Penerimaan Dari Dana
Perimbangan Pusat Dan Daerah, Juga Yang Berasal Daerah Itu Sendiri Yaitu
Pendapatan Asli Daerah Serta Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
Pendapatan Asli Daerah Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Yaitu Sumber
Keuangan Daerah Yang Digali Dari Wilayah Daerah Yang Bersangkutan Yang Terdiri
Dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan Dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
Sumber-Sumber Pendapatan Asli Menurut Undang-Undang RI No.32 Tahun 2004
Yaitu :
A.
Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
B. Dana Perimbangan Diperoleh Melalui Bagian Pendapatan Daerah Dari Penerimaan
Pajak Bumi Dan Bangunan Baik Dari Pedesaan, Perkotaan, Pertambangan Sumber
Daya Alam Dan Serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan. Dana
Perimbangan Terdiri Atas Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi
Khusus.
C. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Adalah Pendapatan Daerah Dari Sumber Lain
Misalnya Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah Yang Dilaksanakan Sesuai
Dengan Peraturan Perundangan-Undangan Yang Berlaku.
Keuangan Daerah Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Keuangan Daerah Adalah Semua
Hak Dan Kewajiban Daerah Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Yang Dapat Dinilai Dengan Uang Termasuk Di Dalamnya Segala Bentuk Kekayaan
Yang Berhubungan Dengan Hak Dan Kewajiban Daerah Tersebut.
Dengan Demikian Keuangan Daerah Adalah Semua Hak Dan Kewajiban Daerah Dalam
Rangka Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Yang Dapat Dinilai Dengan Uang
Sumber Keuangan Daerah
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Yani. 2004. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Deddy Supriady Bratakusumah & Dadang Solihin. 2004. Otonomi Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
Read
http://merahputih.blogspot.com/2014/08/makalah-keuangan daerah..otonomi.era baru
http://wikipedia.Manajemen.pengelolaan keuangan pendapatan daearah,Achmadavandise.c