Salah satu besaran yang penting dalam operasi kominusi adalah rasio ukuran bijih
awal terhadap ukuran bijih hasil atau produk, atau biasa disebut dengan reduction
ratio atau rasio reduksi. Nilai Reduction ratio akan berpengaruh terhadap kapasitas
produksi dan juga berpengaruh terhadap energi produksi. Pada operasi crushing,
rediction ratio biasanya berkisar antara dua sampai dengan sembilan. Untuk
pengecilan ukuran yang menggunakan Jaw crusher atau cone crusher akan lebih
efisien jika menerapkan reduction ratio sekitar tujuh. Pada operasi grinding atau
penggerusan reduction rasio bisa mencapai lebih daripada 200. Artinya ukuran umpan
200 kali lebih besar daripada ukuran produk.
Gambar 1. menunjukkan contoh diagram alir operasi pengecilan ukuran bijih, mineral
atau bahan galian. Secara umum operasi pengecilan ukuran bijih melibatkan operasi
crushing, grinding dan sizing. Pabrik pengolahan bijih biasanya dimulai dengan
operasi sizing, yaitu pemisahan berdasarkan besar ukuran dengan menggunakan
Grizzly Feeder. Alat ini akan mengeluarkan bijih yang memiliki ukuran yang lebih
kecil daripada ukuran setting Jaw Crusher. Grizzly Feeder juga berfungsi sebagai
pengatur laju penumpanan. Umpan yang masuk diatur sesuai dengan kapasitas Jaw
Crusher. Underflow yang merupakan Under size dari Grizzly Feeder langsung masuk
ke Cone Crusher. Sedangkan overflow yang merupakan oversize dari Grizlly Feeder
masuk ke Jaw Crusher.
Gambar
1.
Diagram
Operasi
yang masuk ke Ball Mill hanya bijih berukuran yang sesuai dengan kemampuan Ball
Mill.
Ball Mill menerima umpan yang merupakan underflow-nya screen 2 dan undersize
yang merupakan underflow-nya classifier. Produk operasi Ball Mill masuk dalam
classifier untuk dipisah berdasarkan ukuran. Classifier membagi produk ball mill
menjadi dua bagian yaitu underflow dan overflow. Overflow classifier merupakan
bijih dengan ukuran yang sudah sesuai dengan target operasi kominisi dan siap untuk
dipasah bedasarkan sifat-sifat fisiknya. Sedangkan underflow merupakan produk ball
mill yang terdiri dari bijih berukuran kasar yang belum siap untuk dipisiah. Bijih dari
Underflow langsung masuk lagi ke dalam ball mill.
Tahapan Kominusi:
Peremukan, crushing biasanya digunakan untuk pengecilan ukuran sampai ukuran
bijih kurang lebih 20 mm, sedangkan penggerusan, grinding digunakan untuk
pengecilan ukuran mulai dari 20 mm sampai halus. Umumnya pengecilan ukuran
bijih dilakukan secara bertahap yaitu:
1. Peremukan tahap pertama, primary crushing, mengecilkan ukuran bijih sampai ukuran 20
2.
3.
4.
5.
cm.
Peremukan tahap kedua, secondary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari sekitar 20 cm
sampai 5 cm.
Peremukan tahap ketiga, tertiary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari 5 cm menjadi
sekitar 1 cm
Penggerusan kasar, grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari sekitar 1 cm menjadi
selkitar 1 mm.
Penggerusan halus,fine grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari 1 mm menjadi
halus, biasanya ukuran bijih menjadi kurang dari 0,075 mm.
Distribusi ukuran bijih hasil operasi pengecilan, kominusi ditentukan oleh jenis gaya
dan metoda yang digunakan. Pengecilan ukuran bijih yang memanfaatkan gaya
impak, akan menghasilkan ukuran dengan rentang atau distribusi yang lebar.
Sedangkan kominusi yang memanfaatkan gaya abrasi akan menghasilkan dua
kelompok distribusi ukuran yang sempit. Gambar 2. menunjukkan ilustrasi distribusi
ukuran bijih hasil kominusi dengan berbagai gaya yang berbeda.
Tabel 1.
Mesin
Kominusi Dan Gaya Serta Distribusi Ukuran Yang Dihasilkannya