Anda di halaman 1dari 5

P

e
r
a
n
a
n
a
r
u
s
l
i
n
t
a
s
I
n
d
o
n
e
s
i
a
(
A
R
L
I
N
D
O
)
a
t
a
u

I
n
d
o
n
e
s
i
a
n
T
h
r
o

Perubahan iklim sekarang disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia seperti ekstraksi bahan bakar
fosil skala besar (batubara, minyak bumi dan gas alam), perubahan pemanfaatan lahan (pembukaan
lahan untuk penebangan kayu, peternakan dan pertanian) serta konsumerisme. Saat pengambilan
dan penggunaan sumberdaya ini, gas rumah kaca dilepas secara besar-besaran ke atmosfir. Gaya
hidup yang berkembang selama 100 tahun ini bergantung pada bahan baku dari sumberdaya alam.
Untuk keperluan makan, transportasidan perumahan, semua bahannya bergantung pada sumberdaya
alam bumi ini. Kita hidup sangat dipengaruhi bahan bakar fosil. Tipe manusia modern yang
bepergian mengendarai mobil, tinggal di kota-kota. Kita sangat dipengaruhi dan tak bisa hidup
tanpanya. kita mengorbankan diri kita, anak kita dan masa depan kita karena kebiasaan ini. Selama
100 tahun terakhir, negara industri maju seperti Amerika Serikat, Inggris dan Jepang bertanggung
jawab atas sebagian besar emisi penyebab perubahan iklim. Sekarang, penggunaan energi besarbesaran, gaya hidup tinggi, ditiru oleh negara negara berkembang seperti Cina, India dan Indonesia.
Pemanasan global merupakan fenomena yang sedang menjadi perhatian utama dunia internasional.
Bagaimana tidak? Negara-negara besar yang merupakan negara industri merasa turut bertanggung
jawab terhadap meningkatnya suhu bumi. Berdasarkan hasil penelitian, dunia telah mengalami
kenaikan temperatur cuaca sebanyak 3 derajat Celcius sejak jaman praindustri. Faktor manusialah
yang diperkirakan menjadi faktor utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC
(Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas
manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca
dan aerosol akibat radiasi matahari dan keseluruhan permukaan bumi mempengaruhi keseimbangan
energi sistem iklim. Karbon dioksida adalah penyumbang utama gas kaca, sedangkan sumber utama
peningkatan karbon dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, pengaruh perubahan permukaan
tanah karena pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es.[1] Saya ingin
menyoroti fenomena mencairnya salju di Greenland. Salju yang mencair memberi pengaruh yang
besar terhadap luas lapisan es yang terus berkurang dan terhadap tinggi dan dalam lautan di seluruh
dunia. Salju yang mencair juga akan menyerap 3-4 kali energi yang diserap oleh salju kering. Hal
tersebut tentu akan berpengaruh besar terhadap persediaan energi di bumi.[2] Masalah pemanasan
global sudah sering kali diwacanakan dan sepertinya akan semakin mendapat perhatian di kalangan
dunia internasional. Sebenarnya pemanasan global itu merupakan fenomena yang tidak
terhindarkan atau ada karena ulah manusia? Pertama, para peneliti menemukan bahwa iklim bumi
itu selalu berubah. Bahkan, studi iklim di jaman es memperlihatkan bahwa iklim bumi bisa berubah
dengan sendirinya secara radikal. Kedua, para peneliti juga mengatakan bahwa pemanasan global
tidak lain adalah dampak dari ulah manusia itu sendiri. Menurut saya, setiap fenomena pasti ada
penyebabnya. Pemanasan global terjadi bisa jadi karena memang kedinamisan bumi dan alam ini,
dan bisa juga karena ulah manusia yang destruktif yang semakin mendorong terjadinya kerusakan
di muka bumi. Sekarang tinggal kita memilih menjadi manusia yang destruktif atau justru berusaha
mencari solusi untuk menyelamatkan bumi, karena pada dasarnya manusia adalah pemimpin di
muka bumi.
Globalisasi
Globalisasi adalah proses pengglobalan, sebuah proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah sebenarnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai kepada
sebuah kesepakatan dan menjadi pedoman bersama. Ada dua dimensi dalam globalisasi, yaitu
dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit sehingga muncul term global village[3] dan
waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi dengan masyarakat di dunia. Globalisasi
mencakup semua bidang yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan,
dan lain-lain.[4] Faktor utama yang memudahkan globalisasi yaitu adanya kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi. Hal ini berkaitan dengan dimensi ruang dan waktu yang kita bicarakan
sebelumnya. Informasi yang ada dapat tersebar luas ke seluruh dunia dengan cepat dan mudah
karena perkembangan teknologi tersebut. Globalisasi memberikan dampak yang positif sekaligus
negatif. Positif karena globalisasi mendorong persaingan negara untuk memenuhi kebutuhan

rakyatnya. Negatif karena melemahkan posisi negara dalam percaturan ekonomi dan politik
internasional. Negara menjadi semacam tidak berdaulat karena muncul ketergantungan terhadap
negara lain.

Dampak
Perubahan iklim yang terjadi selama dua juta tahun terakhir ternyata memiliki dampak yang
mengejutkan pada proses evolusi manusia. Apa itu?Terungkap, perubahan iklim mendorong
evolusi manusia dengan cara memaksa mereka beradaptasi untuk mengubah kondisi yang ada dan
bermigrasi ke daerah baru. Peneliti menemukan, jauh dari kata menghambat perkembangan,
periode saat Bumi mendingin atau menghangat terbukti sangat menguntungkan. Tak hanya
memaksa manusia bermigrasi, perubahan iklim juga memaksa manusia berevolusi secara budaya
dengan mendorong manusia belajar bekerjasama.Para ahli dari National History Museum dan
Cambridge University berhasil mengidentifikasi lima kunci periode pergeseran perubahan iklim
yang mempercepat evolusi sosial dan genetik manusia.Evolusi pertama terjadi pada dua juta tahun
silam saat periode kekeringan panjang terjadi di mana menghasilkan manusia awal yang
beradaptasi untuk berlari dan berburu. Kemudian selama zaman es pada 450 ribu tahun silam di
saat manusia diyakini terbagi dalam tiga kelompok. Manusia Eropa berevolusi menjadi
Neanderthal dan manusia Asia mejadi Denisovan. Sisa manusia di Afrika menjadi manusia modern.
Pada pekan ini, Royal Society akan memberikan detaol perihal hasil riset terbarunya ini. Hal
menariknya, adanya bukti evolusi manusia dan perubahan iklim memiliki hubungan erat selama
ratus ribuan tahun, ungkap Rhiannon Stevens dari Cambridge University seperti dikutip DM
Pembangunan pertanian memberikan kontribusi penting terhadap penyediaan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan petani, meningkatkan penerimaan devisa, mendorong pemerataan
pendapatan, dan pemerataan kesempatan kerja serta pelestarian sumberdaya alam.akarena tanaman
pangan umumnya merupakan tanaman semusim yang relatif sensitif terhadap cekaman (kelebihan
dan kekurangan) air.
Dampak terhadap petani
Produksi dan produktivitas tanaman padi di Indonesia sering kali mengalami penurunan bahkan
sampai terjadi puso akibat adanya serangan hama. Hal ini disebabkan selain iklim indonesia sangat
menunjang perkembangan populasi hama juga sangat dipengaruhi oleh perilaku petani yang
menanam padi secara terus-menerus tanpa adanya pergantian tanaman. Kondisi seperti ini akan
menyediakan inang hama padi secara kontinyu tanpa terputus. Selain itu perkembangan populasi
hama juga disebabkan oleh matinya musuh-musuh alami akibat dari penggunakan pestisida kimiawi
yang kurang tepat dan kurang bijaksana Iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangan hama
dan penyakit, pada dasarnya iklim yang cocok untuk hama dan penyakit sangat bervariasi, oleh
karena itu dengan peristiwa elnino dan lanina serta pemanasan global tidak selalu menimbulkan
peledakan hama dan penyakit. Namun secara umum hama dan penyakit dapat berkembang pada
suhu tinggi dengan kelembaban yang tinggi. Identifikasi dampak perubahan iklim pada sektor
pertanian adalah upaya untuk menemukenali tanda-tanda atau kejadian pada suatu wilayah
pertanian yang diakibatkan oleh fenomena perubahan iklim global dan dampaknya terhadap
kegiatan usaha pertanian di wilayah tersebut. Kejadian Iklim Ekstrim (Anomali) Selain menurunkan
produktivitas, pergeseran musim dan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim, terutama
kekeringan dan kebanjiran, juga menjadi penyebab penciutan dan fluktuasi luas tanam serta
memperluas areal pertanaman yang akan gagaI panen, terutama tanaman pangan dan tanaman
semusim lainnya. Oleh sebab itu perubahan iklim dan kejadian iklim ekstrim seperti EI-Nino dan
La-Nina akan mengancam ketahanan pangan nasional, dan keberlanjutan pertanian pada umumnya.
Dunia sedang hangat mendiskusikan perubahan iklim yang ditandai oleh pemanasan global akibat
peningkatan kadar karbondioksida (CO2) atmosfer. Tentunya hama dan penyakit tidak lepas dari
pengaruh perubahan iklim tersebut. Karena keberadaan hama dan penyakit sangat dipengaruhi
dinamika iklim. Tanda-tanda di lapangan menunjukkan kaitan kuat antara masalah hama dan
penyakit dengan perubahan iklim yang terjadi. Dalam tiga tahun terakhir terjadi beberapa
perubahan persoalan hama dan penyakit di Indonesia, terkait peningkatan dan penurunan serangan

hama/penyakit. Untuk menghadapi penyimpangan iklim, Departemen Pertanian telah menyusun


strategi antisipasi dan penanggulangan yang di pilah atas:(a) strategi antisipasi, (b) strategi mitigasi,
dan (c) strategi Adaptasi. Strategi antisipasi ditujukan untuk menyiapkan strategi mitigasi dan
adaptasi berdasarkan kajian dampak perubahan iklim terhadap (a) sumberdaya peranian seperti pola
curah hujan dan musim (aspek klimatologis), sistem hidrologi dan sumberdaya air (aspek
hidrologis), keragaan dan penciuan luas lahan pertanian di sekitar pantai; (b) infrastruktur/sarana
dan prasarana pertanian, terutama sistemirigasi, waduk; (c) sistem produksi pertanian, terutama
sistem usahatani dan agribisnis, pola tana, produktivitas, pergeseran jenis dan varietas dominan,
produksi; dan (d) aspek sosial-ekonomi dan budaya. Strategi mitigasi adalah: upaya untuk
mengendalikan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Menurut UU No 31/2009 tentang
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, pengertian MITIGASI adalah usaha pengendalian untuk
mengurangi risiko akibat perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurunkan
emisi/meningkatkan penyerapan gas rumah kaca dari berbagai sumber emisi. Walaupun tidak
sepenuhnya benar, sebagai emitor terbesar oksigen (O2) dari hutan dan areal pertaniannya, upaya
mengurangi (mitigasi) GRK, antara lain melalui:(a) CDM (Clean Development Mechanism),(b)
perdagangan karbon melalui pengembangan teknologi budidaya yang mampu menekan emisi GRK,
dan (c) penerapan teknologi budidaya seperti penanaman varietas dan pengelolaanlahan dan air
dengan tingkat emisi GRK yang lebih rendah Strategi adaptasi adalah: upaya menyesuaikan kondisi
dan teknologi dengan kejadian perubahan iklim. Menurut UU No 31/2009 tentang Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika, pengertian ADAPTASI adalah suatu proses untuk memperluat dan
membangun strategi antisipasi dampak perubahan iklim serta melaksanakannya, sehingga mampu
mengurangi dampak negatif dan mengambil manfaat positifnya. Adaptasi adalah pengembangan
berbagai upaya yang adaptif dengan situasi yang terjadi akibat dampak perubahan iklim terhadap
sumberdaya infrastruktur dan lain-lain melalui (a) reinventarisasidan redeleniasi potensidan
karakterisasi sumberdaya lahan dan air; (b) penyesuaian dan pengembangan infrastruktur pertanian,
terutama irigasi sesuai dengan perubahan sistem hidrologi dan potensi sumberdaya air; (c)
penyesuaian sistem usahatani dan agribisnis, terutama pola tanam, jenis tanaman dan arietas, dan
sistem pengolahan tanah. Perubahan iklim memang sudah terjadi, dan dampaknya sangat luas bagi
alam semesta. Salah satunya berdampak kepada sector pertanian yang dapat mengancam ketahanan
pangan nasional terutama produktivitas tanaman pangan dalam hal ini adalah Padi. Dengan adanya
pengetahuan akan dampak perubahan iklim yang sedang terjadi bagi tanaman padi maka perlu
adanya tindakan yang nyata di bidang ini. Tindakan tersebut adalah berupa strategi antisipasi yang
ditujukan untuk menyiapkan strategi mitigasi dan adaptasi berdasarkan kajian dampak perubahan
iklim terhadap (a) sumberdaya pertanian seperti pola curah hujan dan musim (aspek klimatologis),
sistem hidrologi dan sumberdaya air (aspek hidrologis), keragaan dan penciuan luas lahan pertanian
di sekitar pantai; (b) infrastruktur/sarana dan prasarana pertanian, terutama sistemirigasi, waduk; (c)
sistem produksi pertanian, terutama sistem usahatani dan agribisnis, pola tana, produktivitas,
pergeseran jenis dan varietas dominan, produksi; dan (d) aspek sosial-ekonomi dan budaya.
Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia selalu mengalami
perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban manusia sekarang telah
mengalami banyak kemajuan. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan dengan
bergantung pada pertanian dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu
berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk
menjaga kelangsungan hidup manusia. Manusia sekarang telah mengalami zaman revolusi industri
yang menggantungkan kehidupan pada bidang perindustrian. Dengan menggunakan orientasi hidup
tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran secara perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan
manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak positif maupun negatif. Salah satu
dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam
kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia
itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrikpabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian

terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian
yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya.Para ahli
lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia
secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat saat ini.
Dampak negatif iniadalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global
Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan
kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang
diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan
mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, masalah
Global Warming ini tidaklah dapat diungkiri untuk diteliti dan diteliti lebih lanjut demi
kelangsungan kehidupan manusia.
Peranan Laut dalam Perkembangan Iklim Global
Sudah lama dikenal bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan, luas negara lebih besar lautnya
dibanding daratan. Posisi Indonesia yang berada di persimpangan Samudra Hindia dan Pasifik
menjadikan posisi yang sangat penting dari segi kelautan. Karena laut Indonesia merupakan tempat
alur pertukaran masa air dari kedua samudra tersebut. Peranan arus lintas Indonesia (ARLINDO)
atau Indonesian Through Flow menempati peran yang penting dalam perkembangan iklim dunia.
hal ini dikarenakan perairan nusantara merupakan pintu perlintasan pertukaran massa air dari
samudera Pasifik menuju samudera Hindia. Siklus yang terjadi sebagai bagian dari Great Ocean
Conveyor Belt yaitu siklus global pergerakan lautan dunia. Dengan mengamati diagram
disamping, tampak perputaran massa air antara 3 samudera (Pasifik, Hindia, dan Atlantik). Selama
proses siklus tersebut, sabuk raksasa tersebut terbagi atas 2 perbedaan mendasar yaitushallow
current (arus atas) dandeep current (arus bawah). Great Ocean Conveyor Belt sejatinya merupakan
Thermohaline Circulation (THC), yaitu merujuk pada faktor penggerak yang membentuk siklus
global tersebut. THC terjadi karena dorongan perbedaan densitas air laut secara global sebagai
akibat panas perbedaan temperatur permukaan (surface heat) dan masukan airtawar (freshwater
fluxes) sehingga mempengaruhi kadar garam air laut. Lapisan permukaan merupakan daerah yang
sering terkena sinar matahari, sehingga temperaturnya akan lebih tinggi dibanding lapisan
dibawahnya. Di sekitar perairan tropis, intensitasa cahaya matahari yang cukup intens membuat
lapisan permukaan lautnya menjadi panas, dengan kadar garam yang relatif lebih tinggi dan
dukungan dari pergerakan angin, maka terjadi pergerakan aliran massa air dari samudera Pasifik
melewati samudera Hindia menuju Greenland melalui selatan Atlantik. Selama pergerakannya,
massa air ini berada di lapisan atas karena densitasnya lebih rendah. Setelah mencapai daerah
Atlantik, massa air tersebut akan menurun ke kedalaman dikarenakan temperaturnya menurun yang
mengakibatkan densitasnya meningkat. Ketika air dari Pasifik berhasil mencapai Atlantik, maka di
daerah ambang (ridge) yang terletak antara Greenland dan Skotlandia akan terjadi penurunan tinggi
permukaan laut akibat meningkatnya densitas dan salinitas. Sehingga hal ini akan menggerakkan
aliran massa air menuju Mediterania dengan dibantu oleh tekanan (Barotropic pressure gradient).
Setelah berada di wilayah Mediterania, maka akan terjadi proses pendinginan dan brine rejection
atau semacam penurunan kadar garam. Proses yang berlangsung merupakan stratifikasi massa air
mulai dari salinitas, temperatur, dan densitasnya, disebut thermohaline ventilation. Setelah
melewati tahap ini maka massa air akan bergerak turun ke kedalaman yang sesuai dengan
densitasnya, biasanya digolongkan menjadi lapisan pertengahan (intermediate water, siklusnya
berlangsung sekitar ratusan tahun) dan lapisan dalam (deep water, siklusnya sekitar ribuan tahun).
Karena adanya tekanan akibat peningkatan densitas, maka di kedalaman terjadi tekanan untuk
bergerak melewati ambang (ridge), kekuatan ini (boroclinic pressure gradient) memaksa air
bergerak menyusuri ridge untuk kemudian kembali menuju pasifik. Disini jelas terlihat bahwa salah
satu faktor penggerak siklus global tersebut adalah gradien temperatur. Dalam hal ini arus
permukaan (shallow current) membawa panas menuju daerah kutub untuk kemudian panas ini akan
dilepaskan dengan cara interaksinya dengan perairan kutub ataupun terjadi pelepasan ke atmosfer
dalam bentuk uap air. Setelah massa air yang jumlahnya maha besar tersebut telah berhasil

didinginkan melalui mekanisme Thermohaline Ventilation, maka selanjutnya akan bergerak turun
ke kedalaman menuju dasar laut untuk kemudian akan berputar kembali ke arah Pasifik merayap di
dasar lautan sehingga disebut arus bawah (deep current). Massa air ini akan terpecah menjadi 2
jalur, sebagian bergerak muncul kembali ke permukaan di samudera Hindia dan sebagian bergerak
menuju Pasifik melalui Australia. Kemunculan massa air tersebut karena terjadi penurunan densitas
akibat temperaturnya meningkat. Maka dapat dipahami bahwa lautan memegang peranan kunci
dalam pemahaman perubahan iklim global. Laut berperan dalam membentuk keseimbangan
temperatur global dunia. Ketika temperatur bumi makin meningkat tentu hal ini akan memberikan
berbagai akibat (multiple effect) bagi kelangsungan siklus global laut, karena temperatur merupakan
faktor utama penggerak siklus ini. Laut Indonesia memiliki peran yang penting dalam pemahaman
iklim global, karena letaknya berada pada jalur perlintasan siklus laut global tersebut. Maka
ARLINDO (arus lintas Indonesia) menjadi penting untuk dipahami lebih jauh.

Anda mungkin juga menyukai