27
kebutuhan ini dapat diperoleh dari bantuan luar negeri. Seperti halnya
negara-negara berkembang lainnya, Indonesia sering kali memperoleh
pinjaman luar negeri untuk mendukung pembangunan nasional. Namun
bagi pemerintah pinjaman luar negeri bukan merupakan cara yang
strategis untuk pembangunan, potensi dana masyarakat Indonesia harus
bisa dioptimalkan untuk digunakan. Untuk itu, dibentuk pasar modal yang
dimaksudkan sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
pembangunan. Fungsi strategis dan penting pasar modal membuat
pemerintah amat berkepentingan atas perkembangan dan kemajuan pasar
modal, karena berpotensi untuk penghimpunan dana secara masif,
27
Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, cet 2
(Bandung: Alumni Bandung, 2007), Hal. 1.
dengan WTO, suatu negara terikat oleh hukum internasional dan tidak
mungkin lagi membuat perundangan sendiri yang bertentangan dengan
hukum internasional walaupun untuk tujuan yang baik, yaitu mengatur
kepentingan negara sendiri oleh karena hal tersebut merupakan
pelanggaran terhadap hukum internasional yang akan menghapai
hukuman internasional yang serius. Alasan seperti inilah yang mendorong
setiap negara akan berusaha melakukan efisiensi atau menghilangkan
ekonomi biaya tinggi agar dapat bersaing ataupun melakukan merger,
konsolidasi, akuisisi, aliansi, dan kerajsama bilateral antarperusahaan
dalam bentuk apa pun agar dapat menang dalam persaingan. Salah satu
cara untuk menekan biaya tinggi adalah menggiring perusahaan swasta
masuk ke pasar modal agar struktur modal perusahaan menjadi lebih baik,
lebih efisien, dan lebih terkendali oleh masyrakat, serta privatisasi Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menghapuskan beban berat yang
ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
karena kebanyakan BUMN menderita kerugian yang disebabkan oleh
28
29
(1878-1912)
(1912-1925)
(1925-1952)
4. Periode Kebangkitan
(1952-1977)
(1977-1987)
6. Periode Deregulasi
(1987-1995)
(1995-sekarang)
35
34
35
saham perusahaan-perusahaan
Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D. Linden;
Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa.
Cruyff dan Fa. Gebroeders. 40 Setelah berdirinya Bursa Efek Batavia,
maka periode ini pada tanggal 11 Januari 1925 terbentuk Bursa Efek
Surabaya. Pada tanggal 1 Agustus 1925 terbentuk Bursa Efek
Semarang. 41
3. Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)
Perkembangan perdagangan efek pada periode ini berlangsung
marak, namun tidak bertahan lama karena dihadapkan pada resesi
ekonomi pada tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II (PD II). Pada
saat PD II, bursa efek di negeri Belanda tidak aktif karena sebagian
saham-saham milik orang Belanda dirampas oleh Jerman. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap bursa efek di Indonesia. Keadaaan makin
memburuk dan tidak memungkinkan lagi Bursa Efek Jakarta untuk
beroperasi, sehingga pada tanggal 10 Mei 1940, Bursa Efek Jakarta resmi
ditutup. Bursa Efek Surabaya dan Semarang telah lebih dulu ditutup. 42
Setelah tujuh bulan ditutup, pada tanggal 23 Desember 1940
Bursa Efek Jakarta kembali diaktifkan, karena selama PD II Bursa Efek
Paris tetap berjalan, demikian pula halnya dengan Bursa Efek London
yang hanya ditutup beberapa hari saja. Akan tetapi, aktifnya Bursa Efek
40
43
Ibid.
Winarto, op.cit., Hal. 11.
45
M . Irsan Nasrudin, dkk., op.cit., Hal 66.
46
Winarto, op.cit., Hal. 12.
44
50
47
nasionalisasi.
Setelah
pemerintahan
berganti
kepada
untuk
perekonomian bergerak.
52
maka
dengan
surat
keputusan
Kep-Menkeu
No.
Kep-
52
53
2010
54
masyarakat.
Tentunya,
persyaratan
ini
memberatkan
I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern, (Jakarta: Yayasan Sad
Satria Bakti, 2000). Hal. 7.
56
oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka
pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal
49% dari total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi
harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai
pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki
bursa efek.
2. Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 (Pakto 88)
Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankan, namun mempunyai dampak
terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang
ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas
bunga
deposito.
modal
dengan
membuka
peluang
bagi
swasta
untuk
menyelenggarakan bursa.
modal. Selain
60
Ibid.
Ibid.
62
Ibid, Hal. 73-74.
61
dan
badan-badan
lain
yang
menyelenggarakan
63
66
2010
Salah satu embrio OJK adalah Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang sekarang masih di bawah
Kementerian Keuangan. Dengan adanya OJK maka Bapepam-LK akan
lepas dari Kementerian Keuangan. Ide pembentukan OJK berasal dari
pengalaman Indonesia dalam menghadapi krisis keuangan. Alhasil,
setelah munculnya krisis keuangan global dan ditambah dengan isu panas
Bank Century maka pembentukan OJK semakin ramai dibicarakan.
Bahkan UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia mengamanatkan
bahwa sebelum 31 Desember 2010, OJK sudah harus terbentuk. 67 Oleh
karena OJK merupakan hal yang baru dan berkembang dalam pasar
modal Indonesia maka pembahasan mengenai OJK ini akan dibahas pada
bagian selanjutnya yaitu Bab II bagian b mengenai Pengembangan Pasar
Modal Indonesia.
juga
disebabkan
adanya
tuntutan
bahwa
sekuritas
yang
67
http://shiningsiko.multiply.com/journal/item/5/Dilema_Terlupakan_dari_Pem
bentukan_Otoritas_Jasa_Keuangan, diakses tanggal 14 September 2010
68
Islam,
seperti
kontrak
mudharabah.
Saham
dapat
71
76
Ibid.
79
No.33/DSN-MUI/IX/2002
tentang
Obligasi
Syariah
Mudharabah.
79
80
Ibid.
Adrian Sutedi, op.cit., Hal. 64.
81
82
http://zulsitompul.files.wordpress.com/2007/06/menyambut-ojkpilar.pdf .,
diakses tanggal 23 September 2010
83
Ibid
84
85
Ibid
Ibid
Tabel 1.
Struktur pengawasan sistem keuangan berdasarkan industri 86
Populasi
Pasar Keterlibatan bank
Negara (dalam Perbankan Asuransi
modal
sentral
juta)
Bangladesh 162,22
CB
CB
S
Jerman
81,76
FSA
FSA
FSA
Ya
Prancis
65,45
FSA
FSA
FSA
Ya
Inggris
62,04
CPMA
Italia
60,34
CB
Ya
Spanyol
46,03
CB
Ya
Australia
22,38
FSA
FSA
FSA
Belanda
16,62
CB
IS
IS
Ya
Belgia
10,83
BSS
IS
BSS
Ya
Portugis
10,64
CB
Ya
Swedia
9,35
FSA
FSA
FSA
Ya
Austria
8,37
FSA
FSA
FSA
Ya
Denmark
5,54
FSA
FSA
FSA
Tidak
Finlandia
5,36
BSS
IS
BSS
Ya
Singapura
4,99
FSA
FSA
FSA
Tidak
Irlandia
4,46
CB
CB
Ya
Luksemburg
0,50
BS
BS
Tidak
86
CPMA CPMA
Ya
2010
= Pengawasan Terpadu.
CB
= Bank Sentral.
= Departemen Pemerintah.
Dari
87
berada pada satu atap seperti OJK, pengawasan terhadap lembagalembaga keuangan akan lebih efektif sehingga diharapkan kasus seperti
Bank Century tidak akan terulang kembali. 88
88
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=7096&coid=2&caid=19&gid=2,
diakses tanggal 25 September 2010
89
http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Jakarta, diakses tanggal 25 September 2010
90
http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Surabaya, diakses tanggal
25September 2010
92
93
industri ini akan meningkatkan daya tarik dan daya saing industri di mata
para pelaku pasar, baik lokal maupun internasional.
diakses secara online dalam satu jaringan. Antrian pialang lenyap dari
pandangan karena kemungkinan mengakses secara bersamaan ke papan
perdagangan.
96
99
a. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah pasar saham dalam masa penawaran efek dan
perusahaan penjual efek (emiten) kepada masyarakat untuk pertama
kalinya. Dengan demikian, berarti kegiatan pasar modal yang berkaitan
dengan penawaran umum berlangsung di pasar perdana atau pasar
primer. Pasar perdana adalah penjualan perdana efek oleh perusahaan
yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual dengan harga
emisi sehingga perusahaan yang menerbitkan dana dari penjualan
tersebut.
b. Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah titik sentral kegiatan pasar modal karena pada
pasar sekunder terjadi aktivitas perdagangan yang mempertemukan
penjual dan pembeli efek. Di pasar sekunder ini penerbit efek disebut
investor jual sedangkan pembeli efek disebut pembeli. Pasar sekunder
adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir.
Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek
98
Meir Kuhn, Financial Institutions and Markets, dikutip dari Jusuf Anwar,
Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, cet 2 (Bandung: PT. Alumni
Bandung, 2007), Hal. 122.
99
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan dan Lembaga-lembaga Terkait,
dikutip dari Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal , (Jakarta:Ghalia Indonesia,
2009), Hal. 21.
Emiten
Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum.
2.
Perusahaan Publik
Perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki
sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) pemegang saham dan
memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000
100
(tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal
disetor yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
3.
Bapepam
Badan pengawas pasar modal yang bertujuan mewujudkan
tercipatanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien
serta melindungi kepentingan pemodalnya dan masyarakat.
4.
Bursa Efek
Bursa
efek
adalah
pihak
yang
menyelenggarakan
dan
kliring
dan
penjaminan
adalah
pihak
yang
7.
Reksa Dana
Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
8.
Perusahaan efek
Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha
sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek atau
manajer investasi.
9.
10.
11.
12.
Penasihat Investasi
Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada
pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan
memperoleh imbalan jasa.
13.
Manajer Investasi
Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola
portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio
investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan
asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya
yang
berlaku.
14.
15.
informasi
keuangan
perusahaan
dan
b) Konsultan Hukum
Konsultan hukum merupakan ahli dalam bidang hukum yang
memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai
emisi dan atau emiten. Peran konsultan hukum diperlukan
dalam setiap emisi efek karena lembaga ini mempunyai fungsi
untuk membuktikan pendapat dari segi hukum (legal opinion)
mengenai keadaan emiten.
c)
Penilai
Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian terhadap
aktiva perusahaan. Peran penilai adalah dalam menentukan
nilai wajar dari harta milik perusahaan. Nilai ini diperlukan
sebagai bagan informasi bagi para investor bagi para investor
di dalam mengambil keputusan investasi.
d)
Penasihat Investasi
Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada
pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan
memperoleh imbalan jasa.
e)
Notaris
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat aka
otentik dan kewenagan lainnya sebagaimana dimaksud dalam
UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. 101 Dalam
pasar modal,
101
eksekutif,
organisasi-organisasi
non
pemerintah
atau
non
yakni perusahaan-
industri pasar
modal
juga
menimbulkan
banyak
modal
terjerumus
jauh
di
bawah,
nilai ekonominya
yang
Good Corporate
kinerja
suatu
keputusan
perusahaan
serta
seperti
tindakan
yang
memonitor
akan
dan
diambil,
103
104
pemerintah,
berkepentingan
karyawan,
lainnya
baik
dan
internal
pihak-pihak
maupun
yang
eksternal
Tentang
Penerapan
Praktik
Good
Coporate
saham
dalam
jangka
panjang
dengan
tetap
106
keputusan
mengenai
perubahan-perubahan
yang
109
110
material
secara
penuh,
serta
mengedepankan
(financial
statement)
pada
waktu
yang
tepat;
tanggung
jawab
sosial;
menghindari
penyalahgunaan
111
kinerja
perusahaan
melalui
terciptanya
proses
112
jawab
sosial
emiten-emiten
terhadap
masyarakat
dan