Anda di halaman 1dari 16

Disintegrasi

Disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi


bagianbagianyangsalingterpisah(WebstersNewEncyclopedicDictionary1994).
Pengertianinimengacupadakatakerjadisintegrate,toloseunityorintergritybyor
asif by breaking into parts.Potensi disintegrasi bangsa Indonesia menurut data
empirisrelatiftinggi.
Biladicermatiadanyagerakanpemisahandirisebenarnyaseringtidakberangkatdari
idealisme untuk berdiri sendiri akibat dari ketidak puasan yang mendasar dari
perlakuan pemerintah terhadap wilayah atau kelompok minoritas seperti masalah
otonomidaerah,keadilansosial,keseimbanganpembangunan,pemerataandanhal
halyangsejenis.
Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang
tidakadildaripemerintahpusatkepadapemerintahdaerahkhususnyapadadaerah
daerahyangmemilikipotensisumberdaya/kekayaanalamnyaberlimpah/berlebih,
sehingga daerah tersebut mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan
tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi.Kita ambil contoh pada munculnya
gerakanyangmenurutpemerintahadalahgerakanseparatisdiPapuamelaluiOPM
(OrganisasiPapuaMerdeka),AcehdenganGam(GerakanAcehMerdeka)serta
banyaknyagerakanyangberupayamelepaskandiridariwilayahkesatuanNKRIdan
jugagerakaniniadalahsebuahbentukbahwasebenarnyaIndonesiaternyatabelum
mampumemberikankesadaranpolitiksertabelumadanyasebuahupayaseriusuntuk
membenahi ketimpangan antara daerah yang kaya dengan daerah yang miskin.
Gerakan semacam ini di Negara dianggap sebagai gerakan yang murni ingin
memisahkandirikitaberpandangansecarasosiologisgerakaniniadalahgerakanhati
nuranirakyatyangmasihditindasolehrezimyangsangatprodenganmodalasing
MasihjelasdibenakkitaakanbesarnyausaharepresifitasNegaramelaluiaparatur
negaranyaTNI,PolridalamkasusTimorLeste,RakyatmerasaIndonesialahyang

menjadi penjajah sebenarnya di daeerah mereka, rezim totaliter Soeharto dengan


seenaknyamelakukan usahapemberangusandanmelakukan berbagai pelanggaran
HAMberatdisanahinggamemakasarakyatTimorLestemelakukansebuahupaya
perlawananyangberakhirdenganreperendumyangmenyepakatiTimorLestekeluar
dariNKRIdantampaknyadiNegarabarumereka,rakyatjugatakkunjungsejahtera
karenaberbagaiketahananNegarabelummampudipenuhisepertiketahananpangan,
ketergantungan ekonomi politik dari Negara lain serta pejabat negaranya yang
ternyatajugaprodenganparapemodal.
Di tambah lagi dengan banyaknya muncul organisasi kedaerahan yang
mengatasnakan suku asli dan ini yang menimbulkan pemahaman sempit tentang
nasionalismedancendrungmengarahpadasikapetnosentris,organisasiinidibangun
atas semangat kedaerahan dan pada implementasi kerjanya ternyata mereka tak
ubahnyaoknumatauperpanjangantanganelitdanparapemodaluntukdigunakan
mengilusirakyatdenganhayalankedaerahandanmelakukantindakanlayaknyamafia
yangbersembunyidibaliktopengsuku.

FaktorPenyebabDisintegrasiBangsa
a.Geografi.Indonesiayangterletakpadaposisisilangduniamerupakanletakyang
sangatstrategis untukkepentinganlalulintasperekonomianduniaselainitujuga
memilikiberbagaipermasalahanyangsangatrawanterhadaptimbulnyadisintegrasi
bangsa.Dariribuanpulauyangdihubungkanolehlautmemilikikarakteristikyang
berbedabeda dengan kondisi alamnya yang juga sangat berbedabeda pula
menyebabkanmunculnyakerawanansosialyangdisebabkanolehperbedaandaerah
misalnya daerah yang kaya akan sumber kekayaan alamnya dengan daerah yang
keringtidakmemilikikekayaanalamdimanasumberkehidupansehariharihanya
disubsididaripemerintahdandaerahlainatautergantungdaridaerahlain.

b. Demografi. Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak merata,


sempitnya lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya lapangan
pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya tingkat kemiskinankarena
rendahnyatingkatpendapatan,ditambahlagimutupendidikanyangmasihrendah
yangmenyebabkansulitnyakemampuanbersaingdanmudahdipengaruhiolehtokoh
elitpolitik/intelektualuntukmendukungkepentinganpribadiataugolongan.
c. KekayaanAlam.KekayaanalamIndonesiayangmelimpahbaikhayatimaupun
nonhayatiakantetapmenjadidayatariktersendiribaginegaraIndustri,walaupun
belumsecarakeseluruhandapatdigalidandikembangkansecaraoptimalnamun
potensi ini perlu didayagunakan dan dipelihara sebaikbaiknya untuk kepentingan
pemberdayaanmasyarakatdalamperansertanyasecaraberkeadilangunamendukung
kepentinganperekonomiannasional.
d.Ideologi.PancasilamerupakanalatpemersatubangsaIndonesiadalampenghayatan
dan pengamalannya masih belum sepenuhnya sesuai dengan nilainilai dasar
Pancasila, bahkan saat ini sering diperdebatkan. Ideologi pancasila cenderung
tergugahdenganadanyakelompokkelompoktertentuyangmengedepankanfaham
liberalataukebebasantanpabatas,demikianpulafahamkeagamaanyangbersifat
ekstrimbaikkirimaupunkanan.
e. Politik. Berbagai masalah politik yang masih harus dipecahkan bersama oleh
bangsa Indonesia saat ini seperti diberlakukannya Otonomi daerah, sistem multi
partai,pemisahanTNIdenganPolrisertapenghapusandwifungsiBRI,sampaisaat
inimasihmenjadipermasalahanyangbelumdapatdiselesaikansecaratuntaskarena
berbagai masalah pokok inilah yang paling rawan dengan konflik sosial
berkepanjanganyangakhirnyadapatmenyebabkantimbulnyadisintegrasibangsa.
f.Ekonomi.SistemperekonomianIndonesiayangmasihmencaribentuk,yangdapat
pemberdayakansebagianbesarpotensisumberdayanasional,sertabentukbentuk
kemitraandankesejajaranyangdiiringidenganpemberantasanterhadapKKN.Hal

ini dihadapkan dengan krisis moneter yang berkepanjangan, rendahnya tingkat


pendapatan masyarakat dan meningkatnya tingkat pengangguran serta terbatasnya
lahanmatapencaharianyanglayak.
g. SosialBudaya.KemajemukanbangsaIndonesiamemilikitingkatkepekaanyang
tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus globalisasi yang
mengandungberbagainilaidanbudayadapatmelahirkansikapprodankontrawarga
masyarakatyangterjadiadalahkonfliktatanilai.Konfliktatanilaiakanmembesar
bilamasingmasingmempertahankantatanilainyasendiritanpamemperhatikanyang
lain.
h. PertahanandanKeamanan.Bentukancamanterhadapkedaulatannegarayang
terjadisaatinimenjadibersifatmultidimensionalyangberasaldaridalamnegeri
maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuandanteknologi,informasidankomunikasi.Sertasaranadanprasarana
pendukungdidalampengamanan bentukancamanyangbersifatmultidimensional
yangbersumberdaripermasalahanideologi,politik,ekonomi,sosialbudaya.
2.1.2.2.ProsesTerjadinyaDisintegrasiBangsa.
Disintegrasibangsadapatterjadikarenaadanyakonflikvertikaldanhorizontalserta
konflik komunal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, sikap
primodialismebernuansaSARA,konflikantaraelitepolitik,lambatnyapemulihan
ekonomi, lemahnya penegakan hukum dan HAM serta kesiapan pelaksanaan
OtonomiDaerah.
Dari hasil penjabaran diatas dapatlah dianalisis penyebabpenyabab
terjadinyadisintegrasibangsadilihatdariberbagaiaspeksebagaiberikut:
a. Geografi.LetakIndonesiayangterdiridaripulaupulaudankepulauanmemiliki
karakteristik yang berbedabeda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri
adalahdaerahyangpalingjauhdariibukota,ataudaerahyangbesarpengaruhnya

dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh
globalyangbesar,sepertidaerahwisata,ataudaerahyangmemilikikakayaanalam
yangberlimpah.
b. Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau
penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya
disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan
SDM.
c. KekayaanAlam.KekayaanalamIndonesiayangsangatberagamdanberlimpah
danpenyebarannyayangtidakmeratadapatmenyebabkankemungkinanterjadinya
disintegrasibangsa,karenahalinimeliputihalhalsepertipengelolaan,pembagian
hasil,pembinaanapabilaterjadikerusakanakibatdaripengelolaan.
d.Ideologi.Akhirakhiriniagamaseringdijadikanpokokmasalahdidalamterjadinya
konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap
agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan
bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi
bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama
mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat
beragamasecaraberkesinambungan.
e. Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut
berbagaiketidaknyamananatauketidaktenangandalambermasyarakatdansering
mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda faham apabila tidak
ditanganidenganbijaksanaakanmenyebabkankonfliksosialdidalammasyarakat.
Selainituketidaksesuaiankebijakankebijakanpemerintahpusatyangdiberlakukan
pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang
akhirnyatimbulkonfliksosialkarenadirasaadaketidakadilandidalampengelolaan
danpembagianhasilatauhalhallainsepertiperasaanpemerintahdaerahyangsudah
mampumandiridantidaklagimembutuhkanbantuandaripemerintahpusat,konflik

antarpartai,kabinetkoalisiyangmelemahkanketahanannasionaldankondisiyang
tidakpastidantidakadilakibatketidakpastianhukum.
f. Ekonomi.Krisisekonomiyangberkepanjangansemakinmenyebabkansebagian
besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat
Indonesiayangsemakinlebarantaramasyarakatkayadenganmasyarakatmiskindan
adanyaindikasiuntukmendapatkankekayaandengantidakwajaryaitumelaluiKKN.
g. Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan
sumberkonflikapabilatidakditanganidenganbijaksana.Tatanilaiyangberlakudi
daerahyangsatutidakselalusamadengandaerahyanglain.Konfliktatanilaiyang
seringterjadisaatiniyaknikonflikantarakelompokyangkerasdanlebihmodern
dengankelompokyangrelatifterbelakang.
2.1.2.3.StrategiPenanggulanggan
Strategiyangperludigunakandalampenanggulangandisintegrasibangsaantaralain:
a. Menanamkan nilainilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan,agarterciptakekuatandankebersamaandikalanganrakyatIndonesia.
b. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit pada
setiapkebijaksanaandankegiatan,agartidakterjadiKKN.
c.Menumpassetiapgerakanseparatissecarategasdantidakkenalkompromi.
d. Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri
dalammemerangiseparatis.

2.1.2.4.Ancamandisintegrasi
Paham pelimpahan wewenang yang luas kepada daerah merupakan politik belah
bambu yang telah lama dipupuk sejak zaman penjajahan. Otonomi daerah telah

mengkotakkotakanwilayahmenjadidaerahbasahdandaerahkering.Pengkavlingan
inisemakinmencuatkanketimpanganpembangunanantaradaerahkayadandaerah
miskin. Adanya potensi sumber daya alam di suatu wilayah, juga rawan
menimbulkanperebutandalammenentukanbataswilayahmasingmasing.Konflik
horizontalsangatmudahtersulut.
DieraOtonomidaerahtuntutanpemekaranwilayahjugasemakinkencangdimana
mana.PemekaraninitelahmenjadikanNKRIterkeratkeratmenjadiwilayahyang
berkepingkeping. Satu provinsi pecah menjadi duatiga provinsi, satu kabupaten
pecahmenjadiduatigakabupaten,danseterusnya.SemakinberkepingkepingNKRI
semakinmudahseparatismedanperpecahanterjadi.Darisinilahbahayadisintegrasi
bangsa sangat mungkin terjadi, bahkan peluangnya semakin besar karena melalui
otonomidaerahcampurtangan asingsemakinmudahmenelusuphinggakedesa
desa.MelaluiOtonomidaerah,bantuanbantuankeuanganbisalangsungmenerobos
kekampungkampung.

Disintegrasi dalam masyarakat Indonesia ditandai oleh beberapa gejala, yang antara
lain:[2]
1. Tidak adanya persamaan pandangan (persepsi) antara anggota masyarakat
mengenai tujuan yang semula dijadikan patokan oleh masing-masing anggota
masyarakat.[2]
2. Perilaku para warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai-nilai dan
norma-norma yang telah disepakati bersama.[2]
3. Kerap kali terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam
masyarakat.[2]
4. Nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat tidak lagi difungsikan
dengan baik dan maksimal sebagaimana mestinya.[2]
5. Tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama terhadap pelaksanaan sanksi
bagi mereka yang melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.[2]

6. Kerap kali terjadinya proses-proses sosial di masyarakat yang bersifat


disosiatif, seperti persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut,
pertentangan antarindividu maupun kelompok, perang urat syaraf, dan
seterusnya.[2]
Penanggulangan Disintegrasi
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional
adalah sebagai berikut:[3]
1. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak
untuk bersatu.[3]
2. Menciptakan kondisi yang mendukung komitmen, kesadaran dan kehendak
untuk bersatu dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus.[3]
3. Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang
menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.[3]
4. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam
aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan
bagi semua pihak, semua wilayah.[3]
5. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan
yang arif dan efektif.[3]
Pelanggaran HAM
Pengertian Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
Menurut pasal 28 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa hak
untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak. Hak untuk diakui sebagi pribadi di hadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun
Sedangkan secara yuridis, menurut pasal 1 angka 6 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 tentang

Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan pelanggaran Hak


Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat Negara, baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut
hak asasi manusia seseorang attau kelompok orang yang
dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku
Dalam konteks Negara Indonesia, Pelanggaran HAM
merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan baik
dilakukan oleh individu maupun oleh institusi Negara atau
institusi lainnya terhadap hak asasi manusia.

Bentuk - Bentuk pelanggaran HAM


Pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya terjadi dalam dua
bentuk, sebagai berikut:
Diskriminasi, yaitu suatu pembatasan, pelecehan atau
pengucilan yang langsung maupun tidak langsung didasarkan
pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,
kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan
politik yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau
penghapusan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam
kehidupan baik secara individual maupun kolektif dalam
semua aspek kehidupan.
Penyiksaan, adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan
baik jasmani maupun rohani pada seseorang untuk
memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau
orang ketiga.

Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu:
a. Pelanggaran HAM berat, yaitu pelanggaran HAM yang berbahaya
dan mengancam nyawa manusi aseperti pembunuhan,
penganiayaan, perampokan, perbudakan, penyanderaan dan
sebagainya.
b. Pelanggaran HAM ringan, yaitu pelanggaran HAM yang tidak
mengancam keselamatan jiwa manusia, akan tetapidapat
berbahaya jika tidak segera ditanggulangi. Misalnya, kelalaian
dalam pemberian pelayanan kesehatan, pencemaran lingkungan
yang di sengaja dan sebagainya.
Pelanggaran HAM berat menurut Undang-Undang RI Nomor 26tahun
2000 tentang pengadilan HAM dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
a. Kejahatan Genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebagian kelompok, bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok
agama, dengan cara:
- Membunuh anggota kelompok
- Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap
anggota-anggota kelompok.
b. Kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu salah satu perbuatan
yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
- Pembunuhan

- Perampasan

- Pengusiran

- Perbudakan

Instrumen HAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN


2011 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON THE RIGHTS
OF PERSONS WITH DISABILITIES(KONVENSI MENGENAI HAKHAK PENYANDANG DISABILITAS)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN


2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN
2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON
CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL
TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN
2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON
ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN
INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN
BUDAYA)
UU NO. 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN
2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1998
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN
1993 TENTANG KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG UNDANG DASAR 1945
KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA NOMOR XVII/MPR/1998 TENTANG HAK ASASI
MANUSIA
Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran HAM
Faktor faktor penyebabnya antara lain:

masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak


asasi manusia antara paham yang memandang HAM bersifat
universal (universalisme) dan paham yang memandang setiap
bangsa memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan

bangsa yang lain terutama dalam pelaksanaannya


(partikularisme);

adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan


mengancam kepentingan umum (dikhotomi antara
individualisme dan kolektivisme);

kurang berfungsinya lembaga lembaga penegak hukum


(polisi, jaksa dan pengadilan); dan

pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil


maupun militer.

Disamping faktor-faktor penyebab pelanggaran hak asasi manusia


tersebut di atas, menurut Effendy salah seorang pakar hukum, ada
faktor lain yang esensial yaitu kurang dan tipisnya rasa
tanggungjawab.
Kurang dan tipisnya rasa tanggungjawab ini melanda dalam
berbagai lapisan masyarakat, nasional maupun internasional untuk
mengikuti hati sendiri, enak sendiri, malah juga kaya sendiri, dan
lain lain.
Akibatnya orang dengan begitu mudah menyalahgunakan
kekuasaannya, meremehkan tugas, dan tidak mau memperhatikan
hak orang lain.
Sedangkanfaktor Eksternal dan Internalnya adalah
Internal :
Keadaan psikologis para pelaku, sifat egois, tidak toleran pada
orang lain, dan tingkat kesadaran para pelaku pelanggaran HAM.

Eksternal :

-Perangkat hukum yang tidak tegas dan tidak jelas sehingga


menimbulkan ketidakpastian hukum
-Struktur sosial dan politik yang memungkinkan terjadinya
pelanggaran hukum dan HAM
-Struktur ekonomi yang menimbulkan kesenjangan ekonomi dan
kemiskinan memungkinkan seseorang melakukan pelanggaran
hukum dan HAM
-Teknologi yang digunakan secara salah dapat menimbulkan
kejahatan kerah putih
Upaya pencegahan pelanggaran HAM di Indonesia

1. Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya


menegakkan HAM di seluruh dunia atau di setiap negara dan
Indonesia sangat merespons terhadap pelanggaran HAM
internasional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden
atas beberapa agresi militer di beberapa daerah akhir-akhir ini
contoh; Irak, Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia juga
memaksa PBB untuk bertindak tegas kepada Israel yang telah
menginvasi Palestina dan menimbulkan banyak korban sipil, wanita
dan anak-anak.
2. Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan
HAM, antara lain telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan
Nasional tahun 2000-2004 (Propenas) dengan pembentukan
kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam hal kelembagaan
telah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres
nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan Komisi Anti Kekerasan
terhadap perempuan
3. Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak
asasi manusia , Undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang
pengadilan HAM, serta masih banyak UU yang lain yang belum
tersebutkan menyangkut penegakan hak asasi manusia
C .PENYEBAB PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA :

1.masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara
paham yang memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan paham yang
memandang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan bangsa
yang lain terutama dalam pelaksanaannya (partikularisme); 2.adanya pandangan
HAM bersifat individulistik yang akan mengancam kepentingan umum (dikhotomi
antara individualisme dan kolektivisme); 3.kurang berfungsinya lembaga

lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan pengadilan); dan 4.pemahaman belum
merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer.
CONTOH KASUS
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA :
Kasus Bom Bali
Kasus Bom Bali juga menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM terbesar di Indonesia. Peristiwa
ini terjadi pada 12 November 2002, di mana terjadi peledakan bom oleh kelompok teroris di daerah
Legian Kuta, Bali. Total ada 202 orang yang meninggal dunia, baik dari warga lokal maupun turis
asing mancanegara yang sedang berlibur. Akibat peristiwa ini, terjadi kepanikan di seluruh Indonesia
akan bahaya teroris yang terus berlangsung hingga tahun-tahun berikutnya.
D. UPAYAPEMERINTAHAN DALAM PENEGAKAN HAM :
1. Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakkan
HAM di seluruh dunia atau di setiap negara dan Indonesia sangat merespons terhadap
pelanggaran HAM internasional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden
atas beberapa agresi militer di beberapa daerah akhir-akhir ini contoh; Irak,
Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia juga memaksa PBB untuk bertindak tegas
kepada Israel yang telah menginvasi Palestina dan menimbulkan banyak korban sipil,
wanita dan anak-anak.
2. Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain
telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun 2000-2004
(Propenas) dengan pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam
hal kelembagaan telah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres
nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan Komisi Anti Kekerasan terhadap
perempuan
3. Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia ,
Undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, serta masih banyak
UU yang lain yang belum tersebutkan menyangkut penegakan hak asasi manusia.
Menjadi titik berat adalah hal-hal yang tercantum dalam UU nomor 39 tahun 1999
tentang hak asasi manusia adalah sebagai berikut; 1. Hak untuk hidup. 2. Hak
berkeluarga.

3. Hak memperoleh keadilan. 4. Hak atas kebebasan pribadi. 5. Hak kebebasan


pribadi 6. Hak atas rasa aman. 7. Hak atas kesejahteraan. 8. Hak turut serta dalam
pemerintahan. 9. Hak wanita 10. Hak anak Ha-hal tersebut sebagai bukti konkret
bahwa Indonesia tidak main-main dalam penegakan HAM.
UPAYAPEMERINTAHAN DALAM PENEGAKAN HAM :
Upaya penanganan pelanggaran HAM di Indonesia yang bersifat berat, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui pengadilan HAM, sedangkan untuk kasus
pelanggaran HAM yang biasa diselesaikan melalui pengadilan umum. Upaya-upaya
penegakkan HAM di Indonesia dapat diwujudkan melalui perilaku berikut ini :
Menghormati setiap keputusan yang ditetapkan oleh pengadilan dalam kasus-kasus
pelanggaran HAM. Membantu pemerintah dalam upaya penegakkan HAM. Tidak
menyembunyikan fakta yang terjadi dalam kasus pelanggaran HAM. Berani
mempertanggungjawabkan setiap perbuatan melanggar HAM yang dilakukan diri
sendiri. Mendukung, mematuhi dan melaksanakan setiap kebijakan, undang-undang
dan peraturan yang ditetapkan untuk menegakkan HAM di Indonesia. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk
menghargai dan menegakkan HAM antara lain dapat dilakukan melalui perilaku
sebagai berikut : Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.
Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab. Memahami
bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga memiliki kewajiban asasi yang
harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Tidak semena-mena terhadap orang
lain. Menghormati hak-hak orang lain.

Anda mungkin juga menyukai