PENDAHULUAN
Perbedaan antara konsentrasi glukosa pre- dan post-prandial pada wanita
diabetes dengan kontrol baik 10 kali lebih baik dibandingkan dengan wanita nondiabetes. Konsentrasi glukosa dalam cairan tuba dan uterus secara langsung
berhubungan dengan kadar glukosa dalam plasma,1
dihipotesis bahwa pada wanita diabetes dengan kontrol yang baik embrio
mungkin masih terpapar kadar glukosa yang tinggi secara intermiten selama
perkembangan dalam saluran reproduksi. Selain itu, paparan kadar glukosa yang
tinggi, secara mutlak hiperglikemia, mungkin mencetuskan tekanan pada
preimplantasi embrio, membahayakan perkembangannya dan berkontribusi
terhadap peningkatan insiden malformasi fetal pada wanita diabetes dengan
kontrol yang baik.2
Mekanisme dari diabetes pencetus embriopati sudah menjadi subjek
pada banyak penelitian diabetes yang biasanya pada model rodent. Penelitian
tersebut menunjukan bahwa pada ibu diabetes dengan kelainan metabolisme dan
hiperglikemia akan menganggu embriogenesis
itu,
pada
hewan
diabetes
perkembangan
trofoblas
juga
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. 1
Gambar 1.
Assessment of
embryo development
(A) Blastocyst stained using 4,6Diamidino-2-phenylindole (scale
bar 50 m) for assessment of cell
proliferation. (B) Blastocyst
stained
using
terminal
deoxynucleotidyl
transferasemediated dUTP nick end labeling (scale bar 50 m) for assessment of cell death
(apoptosis). (C) Dual stained blastocyst (scale bar 20 m) for assessment of cell
differentiation
Penilaian
pada
tahap
peri-implantasi,
yaitu
dengan
Expanded
blastocysts (%)
64.8
64.4
56.8b
46.1b
Hatching
(%)
39.7
38.7
23.4c
17.2c
mM).
Selain
itu,
peningkatan
konsentrasi
glukosa
Ratio
Total
ICM
TE
(ICM:TE)
12.63
0.2756
0.2
46 69.16 3.526 0.921
56.09 3.381 0.033
55.51
15.02
40.48
0.4335
5.56
46 2.803a
1.106
2.607b
0.042c
54.51
11.57
42.94
0.2880
15.56
42 2.707a
0.920
2.376b
0.027d
49.94
9.943
40.00
0.2706
a
e
b
25.56
35 2.492
0.895
2.319
0.026d
P < 0.01
P < 0.01
P < 0.01
P < 0.05
Values are expressed as Mean SEM. ICM, inner cell mass; TE, trophectoderm.
a
Total cell
No of
n number
apoptotic cells
43 66.9 4.0
5.4 0.7
43 59.5 3.0
4.6 0.7
35 49.8 3.5a
3.7 0.7
36 42.6 3.2a,b
3.4 0.6
P < 0.001
NS
a
Significantly different to 5.56 mM glucose cultures.
% Apoptotic cells
7.7 1.0
7.5 1.1
7.0 1.0
7.3 1.2
NS
Culture Medium on Median Cell Number (MCN), Surface Area (SA) and Cell
Density on Day 8 pf.
Glucose
concentration (mM) n
MCN
103.8
0.2
30
12.10
116.9
5.56
75
8.464
105.9
15.56
39
8.490
73.00
25.56
31
7.731a
P < 0.01
Values are expressed as mean SEM.
SA (104
m)
7.047
0.4967
7.177
0.4079
7.128
0.5222
6.455
0.5244
NS
Cell density
(MCN/SA)
19.75 0.4012
21.33 2.618
18.52 2.201
11.49 0.9133b
P < 0.05
Peningkatan
konsentrasi
glukosa
secara
signifikan
2.2.1
Preimplantasi
Percobaan yang diuraikan diatas menunjukan bahwa efek embriopati
maksimal pada konsentrasi glukosa 25.56 mM. Oleh karena itu, embrio tikus
yang terpapar konsentrasi glukosa 25.56 mM selama 24 jam dan 48 jam
antara hari ke 2 dan 5 post fertilisasi digunakan untuk memeriksa pajanan
Tabel 5. The Effect of Exposure to High Glucose in Embryo Culture Medium for
Either a 24 h or a 48 h Period on The Total Cell Number, Cell Allocation and
Cell Ratio on Day 5 pf.
Glucose concentration of
medium H = 25.56 mM, L = 5.56
mM
Total
Da Da Da
cell
y1 y2 y3 n
number
Expt
69.1
1
Control L L
L 41 2.9
Early
62.7
24 h
H L
L 35 3.2
Late 24
60.0
h
L L
H 36 3.6
Expt
62.3
2
Control L L
L 42 5.3
Early
54.6
48 h
H H L 35 4.6
Late 48
35.8
h
L H H 25 4.6a
Expt
53.7
3
Control L L
L 84 2.2
Mid 24
47.2
h
L H L 41 2.7
Split
40.6
48 h
H L
H 42 1.6d
Values are expressed as mean SEM.
ICM
16.6
1.1
16.5
1.3
13.7
1.0
15.5
1.6
12.6
1.5
7.9
1.4b
11.7
0.9
9.0
1.0
7.3
0.6e
TE
52.6
2.3
38.4
2.8
38.9
3.2
46.8
4.3
42.1
3.5
27.9
3.0c
41.3
1.7
39.2
2.7
31.8
1.7f
Ratio
(ICM:TE)
0.32 0.02
0.36 0.02
0.31 0.03
0.38 0.04
0.30 0.03
0.30 0.05
0.29 0.02
0.26 0.03
0.25 0.02g
10
No of
Total cell apoptotic
number
cells
52.1 3.7 3.8 0.6
% Apoptotic cells
7.1 1.2
7.1 1.2
7.5 1.5
5.3 1.0
11
Early 48
h
Late 48 h
Expt 3 Control
Mid 24 h
Split 48 h
H
L
L
L
H
H
H
L
H
L
L
H
L
L
H
29
37
56
52
32
52.0 3.6
41.5 2.9a
57.5 3.3
49.3 3.5
52.8 3.3
P < 0.05
2.9 0.9
2.4 0.4
4.3 0.9
3.3 0.5
3.5 0.5
NS
5.1 1.4
6.3 1.1
8.1 1.0
7.3 0.9
7.2 1.1
NS
BAB III
KESIMPULAN
Pada awal perkembangan embrio pajanan hiperglikemia selama > 24 jam
bersifat toksis. Penemuan ini mungkin menjelaskan bahwa terdapat peluang lebih
rendah terjadinya tingkat implantasi dan terdapat peluang lebih tinggi terjadinya
kelainan kongenital dan keguguran yang tampak pada pasien diabetes, terutama
dengan kontrol diabetes yang buruk.
Proses yang mendasari gangguan pada awal perkembangan embrio
dengan pajanan hiperglikemia tersebut adalah pengurangan jumlah sel blastokista
terutama inner cell mass dengan cara menghambat proliferasi sel dan diferensiasi
sel tanpa peningkatan apoptosis dalam blastokista Namun, tidak terjadi gangguan
pertumbuhan trofoblas.
12
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
During
The
Preimplantation
1990;33:187-191.
13
Period.
Diabetologia
5.
6.
Moley KH, Vaughn WK, DeCherney AH, Diamond MP. Effect of Diabetes
Mellitus on Mouse Preimplantation Embryo Development. J Reprod Fertil
1991;93:325-332.
7.
8.
Lea RG, McCraken JE, McIntyre SS, Smith W, Baird JD. Disturbed
Development of The Preimplantation Embryo in The Insulin-Dependent
Diabetic BB/E Rat. Diabetes1996;45:1463-1470.
9.
14
S.
Identification
of
Caspase-3
and
Caspase-Activated
15