Anda di halaman 1dari 3

Tahap-tahap Proses Rekrutmen dan Seleksi

Proses pencarian calon karyawan untuk ditempatkan dalam suatu jabatan tertentu dalam suatu
perusahaan atau organisasi, pada umumnya meliputi proses rekrutmen (pencarian calon
karyawan) serta seleksi (pemilihan calon karyawan), yang secara terinci meliputi kegiatan di
bawah ini.
1. Proses rekrutmen
- memasang iklan di berbagai media cetak, seperti koran, majalah, tabloid; atau diradio
dan televisi
- pendekatan langsung ke sekolah, universitas, lembaga-lembaga pendidikan
kejuruan atau pusat-pusat kursus
- para karyawannya sendiri yang akan mengajukan kenalan atau anggota
keluarganya yang dapat mereka jamin kebaikan kerjanya
- pencari kerja melamar sendiri di perusahaan-perusahaan.
2. Seleksi calon karyawan
- seleksi surat-surat lamaran
- wawancara awal
- ujian, psikotes, wawancara
- penilaian akhir
- pemberitahuan dan wawancara akhir
- penerimaan
Dalam setiap tahap seleksi ini, ada calon karyawan yang ditolak sehingga tidak
dapat mengikuti tahap seleksi berikutnya.

Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap


(attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Tujuan
Komunikasi Efektif
Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam
memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi
sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat
dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan. tujuan lain
dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back
dapat seinbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih
penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
Komunikasi Efektif
Efektif tidaknya sebuah komunikasi bisa kita lihat dengan indikator sebagai berikut:
a. Perbedaan persepsi
b. Reaksi emosional, emosi ini bisa dalam bentuk marah, benci, mempertahankan persepsi,
malu, takut, yang
akan berpengaruh dalam memahami pesan yang sedang disampaikan kepada
komunikan. Pendekatan
yang terbaik dalam hubungan emosi adalah menerimanya sebagai dari proses
komunikasi dan mencoba
untuk memahaminya ketika emosi menimbulkan masalah.

c. Ketidak-konsistenan komunikasi verbal dan nonverbal yaitu, mencakup semua stimulus


dalam suatu
peristiwa komunikasi baik yang dihasilkan oleh manusia maupun lingkungan.
d. Kecurigaan. Seorang komunikan mempercayai atau mencurigai suatu pesan pada umumnya
merupakan
fungsi kredibilitas dari pengiriman dan pemikiran dari penerima pesan.[2]

Komunikasi tidak efektif


Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya
proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan
dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkankomunikasi tidak
efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :

1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan
status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka
karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan
pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus
benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam
penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation)
yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan
pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi,
kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri
sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga
dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang
lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan
sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada
beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata jangan dalam
bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis
makanan berupa sup.
5. Physical Distractions

Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya
yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio
yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada
surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya
respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia.
Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan,
dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan
kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.

Anda mungkin juga menyukai