Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Hena Yuliana Tri Astika

Kelas: B04
NIM : 145080501111064
Bukan Rumah Biasa

Jangan berpikir bahwa rumah itu adalah rumah biasa. Di sana


tidak ada apa-apa. Penghuni? Di sana, bahkan tidak ada penghuninya.
Akan tetapi, setiap malam, di rumah itu selalu gaduh. Yang lebih
aneh, di depan rumah itu, ada sebuah pohon beringin. Di pohon
beringin itu, sering terdengar suara-suara yang misterius dan tercium
aroma busuk. Tak jarang pula terlihat sesosok wanita yang
menggendong anak kecil. Banyak yang mengira suara-suara yang
misterius itu seperti suara tangisan anak kecil. Banyak orang yang
takut melewati jalanan di depan rumah itu.
Pada suatu malam, ada seorang pria yang melewati depan rumah
itu. Pria itu berniat buang air kecil di bawah pohon beringin. Akan
tetapi, dia mengurungkan niatnya karena melihat sesosok wanita yang
menggendong anak kecil. Pria itu terdiam sejenak. Kemudian, pria itu
mendekati sesosok wanita itu dan melihat wajahnya yang sangat
hancur. Seketika, wajah pria itu menjadi pucat ketika melihat wajah
wanita itu. Tiba-tiba, pria itu berteriak dan pingsan.
Keesokan harinya, pria itu tersadar. Ia merasa kebingunan karena
pada saat tersadar ia berada didalam rumah tua itu. Ia teringat bahwa
semalam ia pingsan karena melihat bayangan yang menyeramkan.
Tanpa pikir panjang, ia cepat-cepat keluar dari rumah itu tapi sebelum
sampai pintu, ia lagi-lagi melihat sosok wanita. Kali ini, sosok itu
berbeda. Sosok itu terlihat cantik dan anggun seolah mengajak pria
untuk mendekat. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk keluar dari
rumah itu. Ia malah mengikuti sosok wanita tadi. Sampai di ruang
tengah, sosok wanita itu berhenti. Wanita itu membalikan tubuhnya ke

hadapan pria itu. Pria itu terpesona dengan kecantikan parasnya


sampai ia lupa tentang kejadian semalam ketika ia melihat bayangan
wanita menyeramkan yang membuatnya pingsan.
Entah apa yang merasuki Candra. Bukannya cepat keluar dari
rumah itu, ia malah mengikuti sesosok wanita yang di matanya
terlihat sangat cantik itu sampai ke ruang tengah. Ia bahkan lupa
tentang kejadian yang membuatnya pingsan. Di ruang tengah, ia
berbincang dengan wanita itu. Sampai pada akhirnya, Candra
mengetahui nama wanita itu, Viska. Dalam sekejap Candra seolah
tersihir oleh kecantikan Viska. Mereka berbincang cukup lama sampai
akhirnya Viska pamit untuk mengambilkan minum untuk Candra.
Hampir satu jam Candra menunggu tapi Viska tidak muncul, ia
mencari Viska kemana-mana. Sampai akhirnya ia masuk kedalam
kamar, ia menemukan sebuah buku harian. Ia membaca buku harian
itu, entah mengapa saat membacanya terdengar suara-suara aneh
seperti orang yang sedang bertengkar. Bahkan suara pertengkaran itu
sama dengan jalan cerita yang ada dibuku harian yang sedang dibaca
Candra. Candra penasaran, ia menghampiri sumber suara tersebut. Ia
kaget ia melihat seorang pria dan wanita yang sedang bertengkar dan
wanita itu mirip dengan Visca, yang membuat Candra semakin kaget
pria itu memukuli Visca. Candra berusaha menolong tapi apadaya pria
itu tidak menggubris Candra bahkan Candra seperti tidak terlihat oleh
pria dan wanita itu. Candra semakin kesal, ia menutup buku yang
sejak tadi ia pegang dan betapa terkejutnya Candra kejadian
pertengkaran itu pun menghilang dengan sendirinya. Candra merasa
dirinya sedang dipermainankan tapi entah oleh siapa dan mengapa
bisa seperti ini. Candra terduduk dengan buku harian yang masih ia
pegang erat di tangannya. Ia membaca buku itu lagi, dan lagi-lagi ada
bayangan yang sama muncul didepan Candra dan kejadiannya sama
seperti di buku harian. Kali ini Candra hanya diam melihat dengan
seksama apa yang sebenarnya terjadi.

Candra melihat sosok pria dan wanita yang sedang bertengkar


hebat. Wanita itu meminta pertanggungjawaban pria karena wanita itu
telah hamil dua bulan tapi bukannya bertanggungjawab pria itu malah
membunuh wanita dan menguburnya di rumah ini. Candra sontak
terbangun dari diamnya, ia masih tidak mengerti dengan apa yang di
liatnya. Ia membuang buku itu dan berlari keluar dari rumah itu tapi
tak disangka dipintu rumah itu tertuliskan tolong aku, tolong
bongkar rumah ini. Candra tidak menggubris tulisan itu, ia berlari
keluar dari rumah yang menyeramkan itu.
Setelah kejadian aneh dirumah itu kehidupan candra tidak
berjalan normal. Terasa ada yang mengganjal dihatinya. Bahkan
setiap malam ia sering mendengar tangisan pilu seorang wanita.
Apakah mungkin ini ada kaitannya dengan kejadian aneh dirumah
itu? itu adalah pertanyaan yang terlintas di benak candra. Keesokan
harinya ia memberanikan diri datang kerumah itu. Dengan yakin, ia
meminta bantuan temannya untuk membongkar rumah itu. Betapa
kagetnya mereka, ada tulang belulang di dalam tanah rumah itu.
Candra mengingat-ngingat kejadian aneh yang ia alami dirumah itu
dan keterkaitnnya dengan buku harian yang ia baca. Ia tersadar bahwa
semua ini saling terkait dan tulisan dipintu itu adalah pesan dari Visca.
Visca sudah mati di tangan pacarnya dan selama ini ia gentayangan
dirumah itu karena arwahnya tidak tenang. Candra memanggil ustadz
dan warga sekitar. Akhirnya tulang belulang itu di kuburkan dengan
layak. Ia melihat bayangan putih seperti Visca yang tersenyum ke
arahnya. Rumah yang tidak biasa itu sekarang menjadi rumah biasa
selayaknya rumah pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai