Anda di halaman 1dari 15
; “ALAT AA Co BERAT.O oe PENGGUNAANNYA. disusun oleh aa ois Ae iR HADI Pes i 4 DEPARTEMEN PEKERJAAN oy “Ditert kan bleh Yayisan Badan Penerpi: Pie cerjaun, u ket oa es eR ee DAFTAR [Si Halaman Kata Pengantar dari Bapak Sekretaris Jenderai Departemen Pekerjaan Umum. — i Eraate dari Penylsum=:. 2. 2 ce Sarees ey ee oe Meee cra: ii Sekapur Sirih, |. . : iti Daftar isi»... seen aeenens : x Beturjulcieraktis. sc true meee remenna 1 BAB I PENDAHULUAN 3 11.) Maksud dan Tujuan 3 Nes 5S SBRBEAN S 5-5 As seners gteszamt thoes wrandin qalnaey «ces 3 BAB I. PENGEATIANDASAR frst sii, cn nin roan ero HW. Pengertian-pengertian mengenai tanah 4 11.2, Tahanan Gelinding Cornet aA 8 13. Pengaruh Kelandaian 9 11.4. Koefisien Traksi 9 IL. Pengaruh Ketinggian (Altitude) 10 1.6, Drawbar Pull (DBP) 10 W7, Rimpull ... 2. . uN 1.8. Gradeability : i 13 11.8. Pengertian Umum mengenai mesin penggerak St eae BAG IW PENGENAGAN UMM 2 ors oo aera rs 20 } HL1. — Pengelompokan menurut Penggerak utamanya ............ 20, L114, Traktor sebagai penggerak utara ... . eee 11.1.2, Excavator sebagai penggerak utama ......... 20 HL1.3, Alavalat selain traktor dan dredger (kapal - keatuk deco eerats shi hseeupenee a 21 HIL2. Pengelompokan menurut fungsinya . 2... 22... e.0ee0e 21 BAB IV. ALAT-ALAT BESAR. 23 IV. Traktor ioe eye te St eee eer as 1V.1.1. Crawler tractor/Traktor Roda Kelabang ........ 23 1V.1,2, Wheel tractor/Traktor beroda Ban ............ 26 iV.2. Peralatan Pembersih Lapangan 28 UMe2 1 Bulldozer eerie tess niente 28 1V.2.2. Ripper/Alat Bajak gs Shah eae ae 1V.3. Land Clearing (Pembersih medan) dan Peralatannya 47 1V.3.1, — Peratatan untuk Land Clearing 22... .. . 47 1.3.2, Faktor yang berpengaruh terhadap Land Clear. (EY pesos eine uate Sse cen aera ned 50 1.3.3, Produksi Land Clearing . . . 51 1V.3.4, Perhitungan produksi cutting ............ 55 ' IV.4. Peralatan Penggali, “Pengangkat‘ dan pemuat 57 (W410 Backhoe aye sien ccna tently 3. a ae 192 Asphalt production plant (mesin pengolah aspal) 194 Continuous flow plant (mesin pengolah aspal tipe “me- emus.) ech wie ee eres tide aee se 197 Peralatan perkerasan . . 200 1X41. Pengangkut . 200 1X.4.2. Asphalt Distributor . 200 DG83.. Asphalt Finisher 3. ng tan etic ace eae eS 208 ALAT-ALAT SERAT LAINNYA®. 2.0 )\-lgguia ee os 205 URUTAN CARA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN (ENGINEER'S ESTIMATE) 214 PENUTUP, 224 PETUNJUK PRAKTIS ILUS TRASI NAMA ALAT HALAMAN [ fas a CRAWLER reactor } =~ 22 be WHEEL TRACTOR 24 a oe vl niPPER ad [ eT I BACKHOE (CRAWLER) 60 a Th 79 CLAMSHELL eld PETUNJUK PRAKTIS ( LANJUTAN ) ——7 ett SCRAPER 102 i DUMP TRUCK | 113 Pay. MOTOR GRADER 122 ROLLER (PENGGILAS ) 131 - 140 KOMPRESOR DAN POMPA AIR OREDGER 146 { KAPAL KERUK ) WR a Ea ee if fe CRUSHER ( PEMECAH BATU ) cee nee MOBILE ASPHALT PLANT (MOBIL PE NGOLAH ASPAL } LAIN = LAIN 269 — MOBILE CRUSHER ei (MOBIL PEMECAH = BATU }- X cr BABI PENOAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari pada penyusunan buku ini adalah sekedar memberikan gambaran tentang cara bekerja, perhiltungan teoritis dan perhitungan praktis dart penggunaan peralatan berat, Disamping itu untuk lebih mengarahkan apliksi-aplikasi danteori-teori perhitungan, Disini dilampirkan pula blanko-blanko untuk Engineer's Estimate yang dipakai pada Proyek Pengembangan Wilayah Sungai Jratunse una. Tentu saja yang dimaksud dengan “Cara bekerja dengan alat berat’’ adalah terutama untuk pekerjaan tanah, disini lebih ditekankan dalam masa: lah pekerjaan sipilnya, karena penekanan masalah mesinnya diuraikan dalam bahasan lain, yang sedang diusahakan untuk dihimpun. Seperti kita ketahui bersama bahwa pekerjaan tanah terutama dalam proyek pengairan menempati bagian yang penting, oleh sebab itu maka peker- jaan tanah akan diuraikan dalam buku tersendiri, meskipun demikian sebagai pengantar akan dibahas pula secara singkat tentang pengertian mengenai peker- jaan tanah yang berhubungan dengan Alat-alat Berat Pada prinsipnya penguraian tentang peralatan berat, akan meliputi bahas- an: Cara bekerja dengan alat besar — Perhitungan secara teoritis dan / atau perhitungan praktis produksi atau hasil kerja Alat-alat berat. — Hat-hal lain yang sekiranya akan membantu pengertian, juga yang sekiranya perlu diketahui dalam pengelolaan Alat-alat berat SASARAN. Meskipun buku ini diusahakan mempunyai sistematika dan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca sekalian, namun penyusun sadar bahwa di dalam buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan ketidak sempur- naan dalam penyajiannya. Sasaran pokok dari buku ini adalah sebagai pegangan, atau sebagai sarana / untuk mendapatkan gambaran mengenai Alat-alat berat secara menyeluruh baik bagi para pelaksana di lapangan, maupun bagi para “Designe Bagi para pelaksana 1, Untuk dapat mengetahui teori disamping praktek, yang sehari-hari di- tanganinya. 2. Untuk dapat meningkatkan produktivitas peralatan, baik kualitasnya maupun kuantitasnya. 3. Mensukseskan tujuan proyek dimana para pelaksana dari segala bidang spesialisasi bertugas. butir 1, 2 dan 3 tersebut diatas sasaran utamanya adalah untuk suksesnya pembangunan yang sedang giat dilaksanakan, dalam hal ini tentunya terutama di bidang Pekerjaan Umum. a Dengan diterbitkannya buku ini, mudah-mudahan maksud daripada sasar- an tersebut diatas dapat tercapai, di samping itu pula diharapkan ada effek yang nyata pada pengembangan ilmu mengenai Alat-alat Berat di dalam pe- manfaatannya. BAB II PENGERTIAN DASAR 1.1, PENGERTIAN - PENGERTIAN MENGENAI TANAH, Seperti kita ketahui tanah tidak mempunyai sifat-sifat yang khas, ber- beda sekali dengan beton dan baji Tanah dalam keadaan alam terdiri dari dua bagian : a. Bagian padat ( Solids } b, Bagian pori { Voids } bagian padat terdiri dari partikel-partikel tanah yang padat, sedangkan bagian pori berisi air dan/atau udara, Sifat phisik tanah yang perlu kita ketahui antara lain : Batas-batas konsistensi (atteberg’s limits} a, b. Kadar air ( moisture content } c. Kepadatan { density ) d, Berat e. Volume f. Gradasi ‘yang penting dalam pekerjaan tanah, disamping sifat tadi adalah : a. Permeability { permeabilitas ) b, Porasity ( porositas } ¢. Consolidation ( konsolidasi } d, Kekuatan geser (shear strength) Sifat-sifat diatas tadi tidak akan diuraikan di sini hanya sebagai referensi saja. Yang penting di sini adalah keadaan tanah yang dapat berpengaruh ter- hadap volume tanah yang dijumpaidatarn usaha pemindahan tanah, yaitu : a. Keadaan asli sebelum diadakan pengerjaan, ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam, Bank Measure { BM }, ini digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah. b. Keadaan lepas, yakni keadaan tanah setelah diadakan_pengeriaan (disturb), tanah demikian misalnya terdapat di depan dozer blade, di atas truck, di dalam bucket dan sebagainya. Ukuran volume tanah dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam Loose Measure { LM ) yang besarnya sama dengan BM + % swell x BM (swell = kem- bang). Faktor swell ini tergantung dari jenis tanah, dapat dimengerti bahwa LM mempunyai nilai yang lebih besar dari BM, c, Keadaan padat, ialah keadaan tanah setelah ditimbun kembali ke- mudian dipadatkan Volume tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih besar atau mungkin juga lebih kecil dari volume dalam keadaan Bank, hal ini targantung usaha pemadatan yang kita lakukan. Sebagai gambaran dibawah ini diberikan tabel mengenai faktor kembang : TABEL II, 1,01. {iene eee Ae ee Jenis Tanah Swell (% BM) = Pasir 5-10 — Tanah permukaan (top soil) 10 - 25 — Tanah biasa 20-45 — Lempung (Clay) 30 - 60 — Batu 50-60 Sebagai contoh tabel di atas Tanah biasa pada keadaan asli (Bank) ‘Swell 20% — 45% Volume dalam keadaan loose = 1,2-1,45 M3 Perlu diketahui bahwa angka-angka pada tabel 1.1.01 tidak pasti (exact), ter- gantung dari berbagai faktor yang dijumpai secara nyata di lapangan, Selain keadaan tadi, perlu pula diketahui faktor tanah yang dapat berpenga- ruh terhadap produktivitas alat berat, Faktor yang dimaksud al. : (1). Berat material : Berat material ini dihitung dalam satuan berat {kg, ton, Ib) per m3. Biasanya dihitung dalam keadaan asli atau lepas. Berat material ini akan berpengaruh terhadap volume yang diangkut/di- dorong, : hubungannya dengan Draw Bar Pull (DBP) atau tenaga tarik {2). Kekerasan. Jelas bagi kita bahwa tanah yang lebih keras akan lebih sukar untuk di- kerjakan oleh alat, kekerasan tanah ini juga berpengaruh terhadap pro- duktivitas atat. Pengukuran kekerasan tanah dapat dilakukan dengan : 2.1. Shear meter 2.2. Seismic { suara, atau getaran | 2.3. Soil investigation drill { pengeboran } 2.4. Dan lain-lain, (3) Daya ikat/Kohesivitas Merupakan kemampuan untuk saling mengikat di antara butir tanah itu sendiri, sifat ini jelas berpengaruh terhadap alat, misalnya pengaruh ter- hadap spillage factor, (taktor luber) (4) Bentuk { shape of material }. Bentuk material yang dimaksudkan disini didasarkan pada ukuran butir keel akan terdapat rongga yang berukuran kecil pula, demikian pula pada tanah ee ae ee ea ae ea dongan ukuran butir yang besar membentuk rongga yang besar Ukuran butir ini berpengaruh terhadap pengisian bucket, dengan meng- ingat munjung { heaped } dan rongga tanah yang ada dalam bucket. Cara menghitung perubahan volume dari berbagai keadaan tanah : (1), Swell ditentukan dari : Swell = Sw = (8 Ly x 100% [t (2) Shrinkage (penyusutan} ditentukan dari c-8 } x 100% dimana : Swell = % pengembangan Shrinkage = % penyusutan Berat jenis tanah keadaan asli Berat jenis tanah keadaan lepas = Berat jenis tanah keadaan padat. Cara lain ialah dengan menggunakan Load Factor ( LF ) ialah presentase pengurangan density material dalam keadaan asli menjadi keadaan lepas. LF ditentukan sebagai berikut : _ Barat Jenis tanah gembut © Berat denis tanah asli c Sw Sh B u c LF Volume tanah asli Volume tanah lepas Volume tanah asli = LF x Volume tanah lepas dengan demikian : sw = (B 1) x 100% = + - 14x 100% c Ce ‘i Batman W meee Daftar Load Factor, prosentase Swell dan berat dari berbagai jenis material. Tabel 02. Daftar Load Factor & Prosentase Swell dan berat dari berbagai-bagai bahan. Material Ib/BCY % Swelll IbyLCY | Load factor es] —Bauksit | 3200 | 33 | 2400 5 —Kaliche 3a00 | 82 | 2100 55 ders 1450 | 52 950 66 ~Karnotit, Bijih Uranium 3700 | 35 | 2750 14 — Lempung, tanah tiat asli soo | 22 | 2800 82 kering untuk digali 3100 | 23 | 2500 at basah untuk digali 3500 | 25 | 2800 80 —Lempung & Kerikil : kering 2e00 | 41 | 2000 a ‘basah 3100 | 11 | 2800 80 —Batu bara : antrasit muda 2700 | 35 | 2000 74 tercuci 2500 | 35 | 1850 74 bitumen muda 2160 | 35 | 1600 14 tercuci 1900 | 35 | 1400 4 = Batuan lapukan 75% batu 25% tanah biasa 4700 | 43 | 3300 70 50% betu 60% tanah biasa 3850 | 33 | 2900 75 25% batu 75% tanah 33900 | 25 | 2650 80 Tanah - Kering padat 3200 | 25 | 2550 80 Basah 3400 | 27 | 2700 79 Lanau (Loam) 2600 | 23 | 2100 al Batu granit ~ Pecah 4600 | 64 | 2800 61 —Kerikil, siap pakai 3660 | 12 | 3250 89 —Kering aso | 12 | 2550 39 ~Kering 4" - 2” (6-51 mm} 3200 | 12 | 2850 89 —Basah %""- 2" (6-51 mm) 3800 | 12 | 3400 89 Pasir & Tanah liat — lepas 3400 | 27 | 2700 79 padat = 4050 - —Gips dengan pecahan agak besar | 5350 | 75 | 3050 57 dengan pecahan lebih kecil | 4700 | 75 | 2700 57 —Hematit, bijih besi a0 | 18 | 4150 85 —Batu kapur — pecan 4400 | 69 | 2600 59 —Magnetit, bijih besi 5500 | 18 | 4700 85 —Pyrit, bijih best 5100 | 18 | 4360 85 Pasir batu 4250 | 67 | 2550 60 —Pasir-kering lepas 2700 | 12 | 2400 89 sedikit basah 3200 | 12 | 2850 89 basah 3500 | 12 | 2900 89 Pasir & Kerikil - kering 9250 | 12 | 2900 89 basah 3750 10 3400 on Slag — pecah 4950 | 67 | 2950 60 Batu — pocah 4c50 | 67 | 2700 60 —Takonit 7100-9450) 75-72| 4100-6400 | 57-58 —Tanah permukaan (Top Soit) 2300 | 43 | 1600 70 —Traprock ~ pecah 4400 | 49 | 2950 67 11.2. TAHANAN GELINDING ( ROLLING RESISTANCE } Roda dengan jari-jari {r); beban (B) yang bertitik rangkap di K akan menim- bulkan “lekukan” pada permukaan jalan Bila roda tidak bergerak maka beban terbagi ke seluruh permukaan DEF yang reaksinya berimpit/satu garis dengan titik tanykap B yaitu K Bila roda mulai bergerak, permukaan DE mulai terlepas, sehingga titik tang- kap reaksi bergeser ke arah B’ sejarak d dari E. Oleh karena demikian maka akan timbul Momen perlawanan sebesar M = B.d, perlu diketahui makin lunak tanah makin besar jarak d tadi. Gb, 11,2,01,1 Secara praktis tahanan gelinding bisa dihitung dengan rumus : RR = Cap x Berat kendaraan Beroda, CRR = 2% + (0,6%) setiap cm terbenamnya roda. Koefesien tahanan gelinding Cp g dapat dilihat dari tabel di bawah ini : TABEL 1.2.01 Koefisien tahanan gelinding ( CRR |) CRR Tipe dan keadaan landasan eto a sean Roda besi Roda ban Rel besi 0.01 Beton 0.02 0.02 Jalan, macadam 0.03 0,03 Perkerasan kayu 0.03 Jalan datar, tanpa perkerasan, kering 0.05 0.04 Landasan tanah keras, 0.10 0.04 Landasan tanah gembur 0.12 0.05 Landasan tanah lunak 0.16 0.09 Kerikil, tidak dipadatkan O15 0.12 Pasir, tidak dipadatkan 0.15 0.12 Tanah basah, lumpur = 0.16 1.3. PENGARUH KELANDAIAN dJika suatu kendaraan bergerak melalui suatu tanjakan, maka diperiukan tenaga traksi tambahan sebanding dengan besarnya landai tanjakan tadi, de- mikian pula jika menurun, terjadi pengurangan tenaga traksi, hal ini karena adanya pengaruh gravitasi. Kelandaian dinyatakan dalam %, yaitu perbandingan antara perubahan keting- gian per satuan panjang jalan. Coentoh perhitungan : Sebuah kendaraan dengan berat 4.000 kg harus naik dengan landai 6%, maka tambahan tenaga traksi ‘yang diperlukan sebesar = 6% x 4.000 kg = 240 kg, Perhitungan tersebut sebenarnya tidak dapat se- cara tepat ditentukan demikian, tetapi sebagai perhi- tungan perkiraan dapat dipakai estimasi tersebut. dika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permu- kaan jalan, maka tenaga mesin dapat dijadikan tenaga traksi maksimal. Tetapi sebaliknya jika tidak cukup terdapat geseran antara roda dengan per- mukaan jalan, maka kelebihan tenaga mesin dilimpahkan kepada roda dan akan mengakibatkan selip. Koefisien Traksi dapat disebut sebagai suatu faktor yang harus dikalikan dengan Berat Total kendaraan untuk mendapatkan Traksi kritis atau : Traksi kritis = koefisien traksi (Ct) x Berat Total kendaraan. Untuk mengetahui besarnya koefisien traksi, berikut ini diberikan tabel: arah gerak panna Alat, W Et Faq Gaya Perlawanan Gerak Tall \\ Ws =W Berat Total Alat ee eee TABEL 1.4.01. Tre oe Roda ban Cushion ~—_—Roda kela- keadaan tanah wack bang (Track) Lempung, list kering, tanah- kering, jalan datar tanpa per- 0.55 0.70 6.90 kerasan, kering Lempung liat basah, lempung- liat beoek, tanah pertanian - 0.45 0.85 0.70 basah Tempat pengambilan batu 0.65 0.45 0.55 Pasir basah 0.40 0.45 0.50 Jalan kerikil, gembur 0.36 0.40 0.50 Pasir kering gembur 0.20 0.30 Tanah basah, berlumpur 0.20 0.25 11.5, PENGARUH KETINGGIAN ( ALTITUDE} Seperti kita ketahui dalam pelajaran fisika, makin tinggi kedudukan (ele- vasi} suatu tempat makin kurang padat kadar oksigen pada daerah itu, dengan kurangnya kadar oksigen akan berpengaruh terhadap hasil-hasil pembakaran dan tenaga mesin. Tenaga mesin akan berkurang sebesar 1% setiap kenaikan tempat 100 m di atas ketinggian 750 m, atau berkurang 3% setiap kenaikan tempat 1,000 feet di atas ketinogian 750 m (+ 2.500 feet). Aumus demikian biasanya berlaku untuk mesin 4 langkah ( cycles }, Sebagal contoh ; suatu mesin 200 HP 4 langkah harus bekerja pada ketinggian 6.000 feet, maka hilangnya tenaga mesin adalah sebesar : 3% x 200 HP x {6.000 — 2.500) _ 5, up 1,000 dengan demikian tenaga mesin effektif untuk bekerja hanya diperhitungkan sebesar : 200 HP — 21 HP = 179 HP. Untuk mesin 2 langkah, biasanya kehilangan tersebut diperhitungkan bukan 3% tetapi 1%. ‘Alat yang bernama Supercharge dapat mengurangi kehilangan tenaga mesin pula Supercharge dapat menaikkan tenaga mesin sampal 125%. Supercharge bekerja dengan cara menginjeksi Oksigen ke dalam silinder. 11.6. ORAWBAR PULL ( DBP DBP adalah tenaga yang tersedia pada hook ( = gantol/kait ) yang terda- pat dibagian belakang traktor. 10 DBP ini dinyatakan dalam kilogram atau Ib atau pula HP, sebab DBP pun ada- lah tenaga mesin, seperti halnya tabel dibawah untuk D4E SA Track type traktor, eon WT, FRA-L We “ Gandengan dimana bekerja gaya DBP Fock > gaya tahanan kelandsian dari gandengan “FagT = gaya tahanan dari traktor F, = gaya tahanan total Fel - gaya tahanan gelinding traktor Ft = gaya tahanan gefinding gendengen T, = gaya traksi/gesekan W, = beret gendengen + mwuatan W, = berai traktor + mustan MPH + miles per hour kmjh + kilometer per hour Lbs > pounds TABEL 116,01. (Kecepatan) Oraw Bar Pull (Gigi) km/h MPH Kg Lbs (Maju) 1 4.0 2.5 4876 10750 2 47 29 4173 9200 3 5.7 36 3311 7305 4 6.6 41 2840 6260 5 76 47 2418 5330 (Mundur) 1 4.8 3.0 - ” 2 5.6 36 es - 3 6.9 43 a = 4 7.8 49 - - 5 ag 5.5 - = 1.7. BIMPULL Rimputl adalah tenaga yang disediakan mesin kepada roda, dinyatakan datam kg atau Ib, Sebagai contoh dibawah ini disajikan grafik “Rimpull Wheel’ Traktor model 814 - CAT" yang datanya diambil dari pabrik pembuat CATERPILLAR. "

Anda mungkin juga menyukai