ACARA
: D611 12 275
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk melakukan pengamatan sifat-sifat optik mineral diperlukan beberapa
tahapan, yaitu dari ortoskop nikol sejajar, ortoskop nikol silang dan konoskop.
Untuk itulah setiap mineral memiliki sifat optis tertentu, yang dapat diamati pada
posisi sejajar atau diagonal terhadap sumbu panjangnya (sumbu c). Pengamatan
mikroskopis yang dilakukan pada posisi sejajar sumbu panjang disebut
pengamatan pada nikol sejajar.
Pengamatan mikroskop polarisasi nikol sejajar adalah pengamatan dengan
tidak menggunakan analisator atau analisator sejajar arah polarisator. Artinya kita
mengamati cahaya polarisasi yang merambat melewati kristal, tetapi hanya pada
satu bidang getar yang sejajar dengan arah getar polarisator. Sifat optik yang dapat
diamati antara lain warna absorbsi, pleokrisme, indeks bias, relief dan juga bentuk
belahan/pecahan,serta ukuran mineral.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum mineral optik acara Ortoskop
Nikol Sejajar yaitu :
1. Mengetahui sifat-sifat fisik mineral secara optik pada pengamatan nikol
sejajar,
2. Mengetahui
nama
mineral
berdasarkan
sifat-sifat
optiknya
pada
2. Mempersiapkan alat dan bahan seperti mikroskop, alat tulis menulis, lap
kasar/lap halus sebagai alas dari mikrsokop, penuntun praktikum, lembar
kerja praktikum, serta preparat,
3. Menyentringkan mikroskop sesuai dengan prosedur yang telah diajarkan,
4. Menentukan dan menuliskan sifat-sifat mineral yang tampak pada
pengamatan nikol sejajar serta menentukan nama mineral pada Lembar
Kerja Praktikum (LKP), dan
5. Mengembalikan alat ketempatnya setelah praktikum selesai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengidentifikasi sifat optik mineral, diperlukan beberapa tahapan, yaitu
ortoskop sejajar, ortoskop nikol silang dan konoskop. Baerikut ini akan diuraikan
berbagai sifat-sifat optik mineral yang dapat teramati tanpa menggunakan
analisator atau nikol sejajar.
2.1 Warna
Warna merupakan pencerminandari kenampakan daya serap atau absorpsi
panjang gelombang dari cahaya yang masuk pada mineral anisotropik.
Pengamatan warna mineral secara megaskopis dengan contoh setangan sangat
berbeda dengan pengamatan warna secara mikroskopis.
Idiochromatic adalah warna asli mineral.
Allochromatisadalah warna akibat pigmen lain, seperti inklusi
kristal-kristal halus atau oleh adanya elektron-elektron dari logamlogam transisi ( Cr, Fe, Mn, dll).
2.2 Pleokroisme
Gejala perubahan warna mineral pada ortoskop tanpa nikol atau nikol
sejajar bila meja objek diputar hingga 90o, disebut dengan pleokroisme. Untuk
semua jenis mineral, masing-masing mempunyi sifat pleokroisme yang berbeda.
Jenis-jenis pleokroisme mineral dapat dibagi kedalam 2 golongan, yaitu:
a. Dwikroik (dichroic), dicirikan oleh dua warna yang berbeda (mineral dengan
sisitim kristal hexagonal dantetragonal).
b. Trikroik (trichroic), dicirikanoleh perubahan tiga warna yang berbeda (mineral dengan
sistem kristal ortorombik, monoklin, dan triklin)
tumbuh membentuk mineral dalam diameter yang besar, tetapi bentuk kristalnya
anhedral membentuk fenokris dalam batuan bertekstur porfiritik.
Dalam pendeskripsiannya, bentuk kristal ditentukan dari orientasi tepian
mineralnya.
sisinya,
Subhedral yaitu jika sebagian sisi kristal ada yang tidak beraturan
Euhedral yaitu seluruh sisi kristal beraturan.
Gambar Atas: Bentuk Kristal Subhedral Pada Piroksen Dan Anhedral Pada
Horenblenda Dan Gambar Bawah: Bentuk Kristal Euhedral, Subhedral Dan
Anhedral Pada Mineral Piroksen (Hbl: Horenblenda Dan Px: Piroksen)
Bentuk mineral tidak harus sama dengan bentuk kristal. Bentuk mineral
adalah bentuk secara fisik, seperti takteratur (irregular), memanjang, prismatik,
fibrous, membulat dan lain-lain (lihat gambar). Bentuk-bentuk mineral tersebut
tidak berhubungan dengan tingkat kristalisasinya. Bentuk mineral secara
sempurna dapat mengikuti bentuk pertumbuhan kristalnya, namun tidak dapat
digunakan sebagai parameter tingkat kristalisasi.
obyek
atau
penggaris.
Untuk
mengetahui
ukuran
tiap
diketahui diameter dari lingkaran medan pandangan. Dengan demikian kita akan
bisa mengetahui ukuran setiap mineral ( umumnya dengan skala mm ).
2.6 Belahan ( cleavage )
Belahan adalah sifat mineral yang berhubungan dengan sistem kristalnya
juga. Pada umumnya, suatu mineral memiliki bentuk kristal dari suatu sistem
kristal tertentu, sesuai dengan pertumbuhan kristalnya. Pertumbuhan kristal
sendiri dibentuk / dibangun oleh susunan atom di dalamnya. Dengan demikian,
sisi-sisi susunan atom-atom tersebut menjadi lebih lemah dibandingkan dengan
ikatannya. Hal itu berpengaruh pada tingkat kerapuhannya. Saat mineral
mengalami benturan atau terdeformasi, maka pecahannya akan lebih mudah
mengikuti arah belahannya.
Belahan lebih mudah diamati pada posisi nikol sejajar tetapi beberapa
mineral juga dapat diamati pada posisi nikol silang. Tidak semua belahan mineral
dapat diamati di bawah mikroskup, sebagai contoh adalah kuarsa dan olivin.
Tetapi, sebenarnya keduanya memiliki pecahan yang jelas. Kuarsa, secara
megaskopis memiliki pecahan konkoidal (seperti kaca) akibat bentuk kristalnya
yang bipiramidal, namun di bawah mikroskup belahan konkoidal-bipiramidal sulit
dapat diamati. Olivin kadang-kadang menunjukkan belahan dua arah miring,
namun karena bentuknya yang membotol, jadi sulit diamati juga di bawah
mikroskop.
Gambar Atas: Contoh Mineral Dengan Susunan Acak (Belahan Tidak Jelas) Atau
Tanpa Belahan: Olivin; Gambar Bawah: Contoh Mineral Kuarsa Tanpa Belahan
Gambar Atas: Belahan Jelas Pada Dua Arah Miring; Gambar Bawah: Belahan
Kurang Jelas Pada Dua Arah Dengan Sudut 90o
tertentu.
Gambar Sifat Optis Relief Tinggi pada Mineral Olivin (Atas) dan Relief Rendah
(Bawah) yang Diamati pada Posisi Nikol Sejajar
Relief mineral dapat digunakan untuk memisahkan antara batas tepi mineral
yang satu dengan yang lain. Suatu batuan yang tersusun atas berbagai macam
mineral yang berbeda, masing-masing mineral tersebut tentunya memiliki sifat
optis yang berbeda pula. Jadi, kesemua itu akan membentuk relief; ada yang
tinggi, sedang atau rendah. Pada prinsipnya; kaca / air / udara memiliki indeks
bias sempurna, sehingga memantulkan seluruh sinar yang menembusnya. Namun,
suatu mineral memiliki indeks bias yang lebih rendah dibandingkan kaca / air /
udara, sehingga reliefnya lebih tinggi. Bandingkan indeks bias yang dipantulkan
oleh mineral dengan indeks bias yang dipantulkan oleh kanada balsam. Kanada
balsam memantulkan seluruh sinar yang menembusnya. Mineral menyerap
sebagian sinar dan memantulkannya sebagian. Makin tidak berwarna sinar yang
dipantulkan makin besar, sehingga reliefnya makin rendah
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum Ortoskop Nikol Sejajar, digunakan dua buah sayatan mineral.
Adapun pembahasan dari masing-masing mineral yaitu:
1. Mineral dengan nomor urut 1 dan memunyai nomor peraga 30, memakai
perbesaran objektif 5X, perbesaran okuler 10X, sehingga mempunyai
perbesaran total yaitu 5 x 10 = 50 kali perbesaran. Bilangan skala yaitu
satu/ pembesaran total (1/50 = 0,02), kedudukan mineral yaitu X = 52,5 Y
= 18,76. Mineral ini mempunyai warna absorpsi (merupakan pencerminan
dari kenampakan daya serap atau absorpsi panjang gelombang dari cahaya
yang masuk pada mineral anisotropik) yaitu kuning kecoklatan,
pleokroisme dwikroik yaitu dibuktikan ketika meja objek diputar hingga
90o terjadi perubahan warna, intensitas rendah, mempunyai bentuk mineral
anhedral yaitu bentuk kristalnya sama sekali tidak dibatasi oleh bidangbidang kristalnya sendiri, indeks biasnya nmin > ncb diperoleh dengan
menggunakan metode illuminasi miring yaitu dilakukan penutupan
sebagian
jalannya
sinar
yang
masuk
kedalam
mineral
dengan
2. Mineral dengan nomor urut 2 dan memunyai nomor peraga 25, memakai
perbesaran objektif 10, perbesaran okuler 10, sehingga mempunyai
perbesaran total yaitu 10 x 10 = 100 kali perbesaran. Bilangan skala yaitu
satu/ pembesaran total (1/100 = 0,01), kedudukan mineral yaitu X = 48,6
Y = 25,3. Mineral ini mempunyai warna absorpsi (merupakan
pencerminan dari kenampakan daya serap atau absorpsi panjang
gelombang dari cahaya yang masuk pada mineral anisotropik) kuning
kecoklatan, pleokroisme dwikroik yaitu dibuktikan ketika meja objek
diputar hingga 90o terjadi perubahan warna, intensitas sedang, mempunyai
bentuk mineral anhedral yaitu bentuk kristalnya sama sekali tidak dibatasi
oleh bidang-bidang kristalnya sendiri, indeks biasnya nmin ncb diperoleh
dengan menggunakan metode illuminasi miring yaitu dilakukan penutupan
sebagian
jalannya
sinar
yang
masuk
kedalam
mineral
dengan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Sifat optik mineral yang dapat diamati dari praktikum artoskop nikol sejajar
yaitu warna, pleokrisme, intensitas, bentuk mineral, indeks bias, belahan,
relief, pecahan, dan ukuran mineral.
2. Praktikan dapat mengetahui nama mineral berdasarkan sifat optik pada
pengamatan nikol sejajar.
4.2 Saran
Sebaiknya alat-alat yang ada dilaboratorium terutama mikroskop polarisasi
dijaga dengan baik dan dilengkapi yang masih kurang untuk menunjang proses
praktikum.
ASISTEN
(ARSYAD)
PRAKTIKAN
(MASRI MASUD)
DAFTAR PUSTAKA
Hasanuddin : Makassar
Http://antiserra.wen.su/mikroskop.html
Http://heruharyadi27.blogspot.com/2009/11/mineral.html
Http://alfred8steven.wordpress.com/2012/10/22/mineral-optik/, dikutip
Http://tryfor3.wordpress.com/
Http://mukliis.blogspot.com/
www.docstoc.com/,
No. Urut
: 01
No. Peraga
: 30
Pembesaran objektif
: 5X
Pembesaran okuler
: 10X
Pembesaran total
: 5 x 10 = 50X
NAMA
: MASRI MASUD
NIM
: D611 12 275
Bilangan skala
Kedudukan
: X = 52,5 Y = 18,7
Warna Absorbsi
: Kuning Kecoklatan
Pleokrisme
: Dwikroik
Intensitas
: Lemah
Bentuk
: Anhedral
Indeks bias
Belahan
: Dua Arah
Relief
: Rendah
Pecahan
: Uneven
Inklusi
:-
Inklusi
Bentuk
Ukuran
= 0,02
:::-
Ukuran Mineral
: 68 21 = 37 X BS = 37 X 0,02 = 0,74
Nama Mineral
: Hypersthene
NAMA
: MASRI MASUD
NIM
: D611 12 275
No. Urut
: 02
No. Peraga
: 25
Pembesaran objektif
: 10X
Pembesaran okuler
: 10X
Pembesaran total
: 10 x 10 = 100X
Bilangan skala
Kedudukan
: X = 48,6 Y = 25,3
Warna Absorbsi
: Kuning Kecoklatan
Pleokrisme
: Dwikroik
Intensitas
: Sedang
Bentuk
: Anhedral
Indeks bias
Belahan
: Tidak ada
Relief
: Sedang
Pecahan
:-
Inklusi
:-
Inklusi
Bentuk
Ukuran
= 0,01
:::-
Ukuran Mineral
Nama Mineral
: Augit