Pembimbing :
Dr. Maimunah, Sp. P
Sejarah TB
PREVALENSI
Faktor Resiko :
Risk for Recent Infection
HIV infection
Abnormal CXR suggestive of prior TB
(with inadequate treatment)
Children (less than 5 years of age)
Underlying medical conditions
Immunosuppressive therapy
Malnutrition
Diabetes, renal failure, and other conditions
Tobacco use, injection drug use (?)
PATOFISIOLOGI
Presentasi Klasik :
Onset tiba-tiba dan perburukan kronis
Chest symptoms
Batuk (biasanya produktif)
Hemoptysis
Nyeri dada (biasanya pleuritic)
Nonspecific constitutional symptoms (lebih
banyak pada anak-anak dan HIV)
Extrapulmonary symptoms (jika ada)
Performance of Sputum
Microscopy
Specimen
Number
85.8%
53.8%
11.9%
11.1%
2.4%
3.1%
Total
100%
68.0%
Status Pasien
IDENTITAS PRIBADI
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Status
Suku
Agama
Pekerjaan
Tanggal Masuk
Tanggal Pemeriksaan
: Tn.UR
: Laki-laki
: 59 tahun
: Panga, Aceh Jaya
: Kawin
: Aceh
: Islam
: Swasta
: 27 Maret 2010
: 03 April 2010
Anamnesa
15
15 hari
hari SMRS
SMRS
KU
KU::Batuk
Batuk
berdarah
berdarah
Sesak
Sesaknafas
nafas
Keringat
Keringatmalam
malam
Nafsu
Nafsumakan
makan
turun
turun
RUANG
RUANGRAWAT
RAWAT
PARU
PARU
11Hari
HariSMRS
SMRS
Batuk
Batukberdarah
berdarah
Sesak
SesakNafas
Nafas
Demam
Demam
IGD
IGD
Status Pasien
Status Present
Keadaan umum
Kesadaran
Vital Sign
Tek. Darah
Nadi
RR
Temperatur
SpO2
: Lemah
: Compos Mentis
: 100/70 mmHg
: 88 x/menit reguler
: 24 x/menit
: 36,9 0
: 95%
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
-Mata
-Telinga
-Hidung
-Mulut
2. Leher
Peningkatan TVJ (-), Pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
3. Thorax Depan
Inspeksi : Simetris (+), retraksi (+) kearah yang sakit (kanan).
Palpasi : Stem fremitus
Paru kanan
Paru kiri
Meningkat
Normal
Normal
Normal
PEMERIKSAAN FISIK
Perkusi
:
Lap. Paru atas
Lap. Paru tengah
Lap. Paru bawah
Auskultasi :
Paru kanan
Paru kiri
Redup
Sonor
Redup
Sonor
Redup
Sonor
Paru kanan
Paru kiri
Suara Pokok
Vesikuler
Vesikuler melemah
Lap.Paru tengah
Vesikuler
Vesikuler melemah
Vesikuler
Vesikuler melemah
PEMERIKSAAN FISIK
Auskultasi :
Suara tambahan
Paru kanan
Paru kiri
4. Thorax Belakang
Inspeksi
PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi
Perkusi
Stem fremitus
Paru kanan
Paru kiri
Meningkat
Normal
Meningkat
Normal
Meningkat
Normal
:
Lap. Paru atas
Lap. Paru tengah
Lap. Paru bawah
Paru kanan
Paru kiri
Redup
Sonor
Redup
Sonor
Redup
Sonor
PEMERIKSAAN FISIK
Auskultasi :
Suara pokok
Lap. Paru atas
Lap.Paru tengah
Lap. Paru bawah
Suara tambahan
Lap. Paru atas
Lap. Paru tengah
Lap. Paru bawah
Paru kanan
Vesikuler melemah
Vesikuler melemah
Vesikuler
Paru kiri
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Paru kanan
Paru kiri
PEMERIKSAAN FISIK
5. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
6. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
7. Ektrimitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi
Inspirasi
: maksimal.
Tulang-tulang
: intak, tidak ada fraktur.
- Sela iga
: melebar pada paru kanan dan kiri
- Klavikula
: tertarik kekanan
- Tulang belakang : kesan scoliosis
Trakea
: tertarik ke kanan.
Jantung
: apex dan pinggang jantung menghilang, tertarik ke kanan.
Diafragma
: kesan normal.
Sinus Costophrenicus : kiri(tajam), kanan(sulit dinilai).
Hilus
: hilus kiri (normal), hilus kanan (sulit dinilai).
Paru
: tampak perselubungan di paru kanan dan adanya
fibroretraktif di paru kanan, fibrocalcifikasi di paru kiri.
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis pemeriksaan
27 Maret 2010
29 Maret 2010
10,7 gr/dl
10,3 gr/dl
Leucosit
17,1 x 103/l
11,6 x 103/l
Trombosit
591 x 103/l
767 x 103/l
Haemoglobine
Hitung jenis
0/1/3/78/9/9
LED
102 mm/jam
Hematokrit
33%
32%
Billirubin Total
1,2 mg/dl
Billirubin Direct
0,30 mg/dl
SGOT
25 U/l
SGPT
24 U/l
Ureum darah
Creatinin Darah
Cholesterol Total
Glukosa Darah Random
122 mg/dl
117 mg/dl
80 mg/dl
Resume
Pasien, Tn. UR, 58 Tahun, datang dari IGD dengan keluhan batuk berdarah sejak 2 minggu
terakhir. Keluhan memberat dalam 1 minggu terakhir. Bercak darah yang dibatukkan berwarna
hitam dengan frekuensi batuk darah dua kali dalam satu minggu. Pasien juga mengeluhkan
sesak nafas. Sesak yang dialami sering ketika batuk dan menjadi ringan dengan istirahat.
Keluhan sesak juga telah dialami pasien selama 2 minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan
demam sejak 1 minggu terakhir. Demam naik di malam hari dan pada siang hari mulai turun.
Dalam 2 hari terakhir pasien merasakan keluhan demam ini agak berkurang. Pasien juga
mengaku berat badan tidak pernah bertambah dan cenderung turun dalam beberapa bulan
terakhir, nafsu makan berkurang, dan sering berkeringat malam. Pasien juga merasakan mudah
sekali lelah bila mencoba beraktivitas lebih berat. Pasien juga sudah pernah dirawat sebelumnya
di Ruang Rawat Paru RSUDZA masuk pada tanggal 19 Februari 2010 lalu dengan diagnose TB
Paru BTA (+) dan dinyatakan membaik sebelum pasien pulang. Sepulang dari rumah sakit
pasien telah diberikan obat OAT namun pasien kini tidak meminumnya lagi dikarenakan
dadanya serasa seperti terbakar sehabis meminum obat tersebut, dan juga rasa mual yang
menyiksa diselingi muntah. Pasien hanya minum obat OAT selama kurang lebih 2 minggu.
Riwayat Tuberculosis sebelumnya (+), BTA (+) tahun 1993 dan 2010. Riwayat penyakit yang
sama dalam keluarga tidak ada. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum saat ini
lemah, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 88 x/menit reguler,
frekuensi napas 24 x/menit, temperatur 36,8 0C. Pada Inspeksi Thorax simetris dan terdapat
retraksi. Stem fremitus kanan meningkat, pada perkusi dijumpai redup di paru kanan, dan
auskultasi terdengar bunyi napas vesikuler melemah pada paru kanan. Pemeriksaan fisik yang
lainnya dalam batas normal. Dari pemeriksaan penunjang: Hasil lab didapatkan Hb 10,3 gr/dl,
Leukosit 11,6 x103/l, Trombosit 767 x103/ l, Hematokrit 32 %. Dari pemeriksaan radiologi
didapatkan adanya perselubungan di lapangan paru dextra dan adanya fibroreaktif. Kesan
suspect TB dengan destroyed lung dextra. Dari pemeriksaan mikrobiologi sputum : BTA I (+),
BTA II (+), BTA III (+).
DIAGNOSA BANDING
1.TB paru BTA (+) kasus lalai/putus obat
(default case)
2.Pneumonia
3.Bronkiektasis
DIAGNOSA SEMENTARA
TB Paru BTA (+) kasus lalai/putus obat
DIAGNOSA KERJA
TB Paru BTA (+) kasus lalai/putus obat
PENATALAKSANAAN
1. Planning therapi
Bed rest
IVFD RL 20 gtt/menit
Inj. Ciprofloxacine 200mg/12 jam
Codein 3 x 1 tab
Paracetamol 500 mg 3 x 1 tab
INH 300 mg 1x1 tab
Rifampicin 500 mg 1x1 tab
Ethambutol 750 mg 1x 2 tab
2. Planning evaluasi respon terapi
-Foto thorax PA ulang
-Kultur Sputum dan Uji Sensitivitas setelah 3 bulan
-Pemeriksaan Sputum BTA ulang setelah pengobatan 2 bulan
3. Planing Edukasi
Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien
Konsumsi makanan yang bergizi
Kepatuhan minum obat yang teratur
Menjaga kebersihan dan hygiene diri
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Vital Sign
Kes : CM
TD : 110/70 mmHg
N
: 88 x/mnt
RR
: 24 x/mnt
T
: 36,9 OC
PF :
Mata,Telinga, Mulut,
Leher: dbn
Thoraks
I : Simetris(-) Retraksi (+)
P: SF Kanan (/N) SF kiri
P: redup / sonor
A:Ves ( /N), Rh (-/-) , Wh
(-/-)
Abdomen : bdn
Extremitas : dbn
Hemoptoe ec
Suspect TB
Paru Kasus
Lalai (Putus
Obat)
Therapi :
Bed rest
Bed
O2 4-6 L/m
O2
IVFD RL 20 gtt/menit
IVFD
Inj. Ciprofloxacine 200mg/12
Inj.
jam
Paracetamol 3 x 500 mg
Paracetamol
Codein 3 x 1 tab
Codein
Rifampisin 1 x 450 mg
Rifampisin
INH 1 x 300 mg
INH
Ethambutol 2 x 500 mg
Ethambutol
Planning :
- Px. Lab.
Lengkap
- Px. Sputum
BTA (I,II,III)
- Foto Thorax PA
28/0 Pusing
3/21
00
H-2
Vital Sign
Kes : CM
TD : 110/70 mmHg
N
: 80x/mnt
RR
: 26 x/mnt
T
: 35,4 OC
PF :
Mata,Telinga, Mulut,
Leher: dbn
Thoraks
I : Simetris(-) Retraksi
(+)
P: SF Kanan (/N) SF
kiri
P: redup / sonor
A:Ves ( /N), Rh (+/-) ,
Wh (-/-)
Abdomen : bdn
Extremitas : dbn
Hemoptoe
ec Suspect
TB Paru
Kasus
Lalai
(Putus
Obat).
Therapi :
Bed rest
O2 4-6 L/m
IVFD RL 20 gtt/menit
Inj. Ciprofloxacine
200mg/12 jam
Paracetamol 3 x 500 mg
Codein 3 x 1 tab
Rifampisin 1 x 450 mg
INH 1 x 300 mg
Ethambutol 2 x 500 mg
Planning :
- Px. Sputum BTA
(I,II,III) (Tunggu Hasil).
29/0
3/21
00
H-3
Tidak bisa
tidur,
batuk
darah
berdahak
(+),
muntah
saat makan
dan mual.
Vital Sign
Kes : CM
TD : 100/60 mmHg
N
: 78x/mnt
RR
: 24 x/mnt
T
: 35,4 OC
PF :
Mata,Telinga, Mulut,
Leher: dbn
Toraks
I : Simetris(-) Retraksi
(+)
P: SF Kanan (/N) SF
kiri
P: redup / sonor
A:Ves ( /N), Rh (-/-) ,
Wh (-/-)
Abdomen : bdn
Extremitas : dbn
Hemoptoe
ec Suspect
TB Paru
Kasus Lalai
(Putus
Obat).
Therapi :
Bed rest
Bed
O2 4-6 L/m
IVFD RL 20 gtt/menit
IVFD
Inj. Ciprofloxacine
Inj.
200mg/12 jam
Paracetamol 3 x 500 mg
Paracetamol
Codein 3 x 1 tab
Codein
Rifampisin 1 x 450 mg
Rifampisin
INH 1 x 300 mg
Ethambutol 2 x 500 mg
Ethambutol
Cernovit 1 x 1 tab
Cernovit
Planning :
Px. Sputum BTA (I,II,III)
(Tunggu Hasil).
30/03/21
00
H-4
TB Paru
Kasus Lalai
(Putus
Obat).
Therapi :
Bed rest
Bed
O2 4-6 L/m
IVFD RL 20 gtt/menit
IVFD
Inj. Ciprofloxacine
Inj.
200mg/12 jam
Paracetamol 3 x 500 mg
Codein 3 x 1 tab
Codein
Rifampisin 1 x 450 mg
Rifampisin
INH 1 x 300 mg
INH
Ethambutol 2 x 500 mg
Planning :
Ket : Pasien menolak
diberikan Cernovit
31/03/21
00
H-5
TB Paru
Kasus Lalai
(Putus
Obat).
Therapi :
Bed rest
Bed
O2 4-6 L/m
IVFD RL 20 gtt/menit
IVFD
Inj. Ciprofloxacine
Inj.
200mg/12 jam
Paracetamol 3 x 500 mg
Codein 3 x 1 tab
Codein
Rifampisin 1 x 450 mg
Rifampisin
INH 1 x 300 mg
INH
Ethambutol 2 x 500 mg
Ranitidin Inj 2 x 1 amp
Ranitidin
Planning :
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien didiagnosa dengan
TB Paru BTA (+) kasus lalai berdasarkan
pada anamnesa, riwayat pasien,
gambaran klinis, pemeriksaan fisik, foto
thorak, serta pemeriksaan sputum BTA.
Kesimpulan
Terapi untuk tuberculosis tidak hanya persoalan
kesehatan pribadi saja; tetapi juga merupakan
masalah kesehatan publik. Seluruh penyedia
layanan kesehatan harus memiliki kemampuan
dan pengetahuan dalam memberikan suatu
regimen terapi standard dan ini berarti harus
adanya sebuah kesatuan dan kepatuhan untuk
memastikan selesainya terapi.