Daftar Pertanyaan
Daftar Pertanyaan
1. Menurut Bp/Ibu, apakah visi dan misi PGRI sudah dapat berjalan dengan baik di era
pendidikan sekarang ini?
Bagaimana pandangan Bp/Ibu mengenai hal tersebut?
2. Apakah Bp/Ibu aktif dalam kegiatan MGMP di Kota Surakarta ini?
Dan menurut Bp/Ibu apakah keberadaan PGRI dapat menyuarakan atau mengkover
keberadaan maupun kegiatan MGMP? Bisakah Bp/Ibu menjelaskan mengenai hal
tersebut?
3. Bagaimanakah pandangan Bp/Ibu mengenai supervisi pendidikan di Sekolah (SMA N
3 SKA) tempat Bp/Ibu bekerja? Apakah sudah berjalan dengan baik?
(Terkait teknik dan pendekatan supervisi pendidikan):
Dari pengetahuan Bp/Ibu, apabila supervisor datang ke Sekolah, tindakan apa yang
biasanya dilakukan? Dapatkah Bp/Ibu mendeskripsikan mengenai pelaksanaan
supervisi tersebut?
4. (Terkait organisasi dan perannya dikaitkan dengan kasus):
Kami ingin meminta pendapat Bp/Ibu, apabila hasil supervisi yang telah dilakukan
menunjukkan kualitas yang tidak baik dari suatu sekolah, apakah PGRI dan MGMP
dapat memberikan kontribusi untuk memperbaiki kualitas sekolah tersebut?
Kontribusi seperti apa yang dapat diberikan?
TAMBAHAN
Teknik dan Pendekatan supervisi pendidikan
Pendekatan supervisi antara lain:
1. Pendekatan langsung (direktif)
perilaku
supervisor
seperti
menjelaskan,
menyajikan,
masalah,
Supervisor
mencoba
mendengarkan,
3. Pendekatan Kolaboratif
Yang dimaksud dengan pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan
yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi
cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun
guru bersama-sama sepakat untuk menetapkan struktur, proses dan
kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah
yang dihadapi guru. Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi
Kognitif.
seperti:
menyajikan,
menjelaskan,
mendengarkan,
4. Pendekatan Humanistik[7]
yang
Jika
tahapan
pembicaraan
awal,
supervisi
dibagi
observasi,analisis
menjadi
,dan
tiga
bagian
interpretasi
yaitu
serta
2) Observasi.
Jika guru perlu bantuan, supervisor mengadakan observasi kelas.
Dalam
observasi
kelas,
supervisor
masuk
kelas
dan
duduk
Sesudah
melakukan
observasi,
supervisor
kembali
ke
kantor
5) Laporan.
Laporan
disampaikan
secara
deskriptif
dengan
interpretasi
tujuan supervisi
target yang akan dicapai
tugas supervisor dan guru untuk memperbaiki unjuk kerja guru
kriteria pencapaian target
pengumpulan data monitoring
evaluasi dan tindak lanjut
6. Pendekatan Klinis
Asumsi dasar pendekatan ini adalah proses belajar guru untuk
berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses
belajar yang dilakukan guru tersebut. Belajar bersifat individual. Oleh
karena itu, proses sosialisasi harus dilakukan dengan membantu guru
secara tatap muka dan individual. Pendekatan ini mengkombinasikan
target yang terstruktur dan pengembangan pribadi.
Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor
dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan ada yang
hubungannya dengan itu. Pembicaraan itu bertujuan untuk membantu.
Pengembangan profesional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses
pengajaran itu sendiri. Pembicaraan ini biasanya dipusatkan kepada
penampilan mengajar guru berdasarkan hasil observasi. Anderson dan
Krajewski mengemukakan sembilan karateristik supervisi klinis, yaitu:
a) Merupakan teknologi dalam memperbaiki pengajaran
b) Merupakan intervensi secara sengaja ke dalam proses pengajaran
c) Berorientasi kepada tujuan, mengkombinasikan tujuan sekolah, dan
mengembangkan kebutuhan pribadi.
d) Mengandung pengertian hubungan kerja antara guru dan
supervisor.
e) Memerlukan saling kepercayaan yang dicerminkan dalam
pengertian, dukungan dan komitmen untuk berkembang.
f) Suatu usaha yang sistematik namun memerlukan keluwesan dan
perubahan metologi yang terus menerus.
g) Menciptakan ketegangan yang kreatif untuk menjembatani
kesenjangan antara keadaan real dan ideal.
h) Mengasumsikan bahwa supervisor mengetahui lebih banyak
dibandingkan dengan guru.
i) Memerlukan latihan untuk supervisor.
Sasaran supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dan bukan
perbaikan kepribadian guru. Untuk ini supervisor diharapkan untuk
mengajarkan berbagai keterampilan pada guru yang meliputi antara
lain:
a. keterampilan mengamati dan memahami (mempersepsi) proses
pengajaran secara analistis,
b. keterampilan menganalisis proses pengajaran secara rasional
berdasarkan bukti bukti pengamatan yang jelas dan tepat,
c. keterampilan dalam pembaharuan kurikulum, pelaksanaan, serta
percobaan dan
d. keterampilan dalam mengajar.
Seperti yang telah disebutkan sasaran supervisi klinis adalah perbaikan
cara mengajar dan bukan pengubahan kepribadian guru. Biasanya
sasaran ini dioperasikan dalam sasaran sasaran yang lebih kecil,
yaitu bagian keterampilan mengajar yang bersifat spesifik, yang
mempunyai arti sangat penting dalam proses mengajar. Analisis
konstruktif dilakukan untuk dapat secara tepat memberi penguatan
(reinforcement) kepada pola tingkah laku yang berhasil, dan
KKG, KKKS, KKPS, dan PKG dipergunakan sebagai wadah pengorganisasian dan
pembinaan guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah untuk melakukan
kegiatan peningkatan kualitas pengajaran.
KKG singkatan dari Kelompok Kerja Guru , berfungsi sebagai wadah untuk
melakukan berbagai kegiatan penunjang , kegiatan belajar mengajar, antara lain
merencanakan strategi belajar mengajar, membuat alat pengajaran, membuat
lembar kerja/lembar tugas, dan mendiskusikan masalah masalah yang dijumpai
di kelas masing masing guru.
KKKS singkatan dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah, berfungsi sebagai wadah
koordinasi dalam upaya pembinaan mata pelajaran, proses belajar mengajar,
dan hal hal lain yang berkenaan dengan pengelolaan sekolah umumnya dan
pembinaan profesional khususnya.
KKPS singkatan dari Kelompok Kerja Pengawas Sekolah, berfungsi sebagai wadah
diskusi, tukar menukar informasi dan pengalaman, mencari dan menemukan
alternatif penyelesaian masalah yang dijumpai di sekolah, serta menetapkan
keseragaman tindakan dalam pembinaan.
PKG singkatan dari Pusat Kegiatan Guru. Jika KKG, KKKS, dan KKPS menunjukan
pada kegiatan maka PKG merupakan tempat berlangsungnya KKG, KKKS,
Maupun KKPS.
1.
Perencanaan Kegiatan, perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi
permasalahan. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan
supervisi adalah
Guru tidak merasa takut atau tertekan sehingga guru mau dan berani
mengungkapkan permasalahan dan kebutuhan dalam mengajar di kelas. Kalau
guru belum berani mengungkapkan permasalahan mengajar yang dihadapinya,
maka supervisor diharapkan mampu memancing pembicaraan guru dengan
pertanyaan yang baik. Demikian seterusnya sampai terjadi komunikasi yang baik
antara supervisor dan guru. Kalau guru sudah mengungkapkan apa yang ingin
dikembangkan atau kemampuan apa yang ingin ditingkatkan maka disepakati
bersama menjadi semacam kontrak antara guru dan supervisor. Kontrak inilah
yang menjadi pusat perhatian dalam tahap observasi kelas dan pertemuan
balikan.
Observasi kelas sangat perlu dilakukan oleh supervisor. Neagley dan Evan
mengemukakan bahwa observasi dan kunjungan kelas yang diikuti dengan
conference (pre dan post) adalah tulang punggung supervisi. Pada tahap ini guru
mengajar di kelas dengan menerapkan komponen-komponen keterampilan yang
telah disepakati pada pertemuan pendahuluan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan observasi ini yaitu:
supervisor hendaknya berusaha agar selama observasi guru tidak gelisah
tetapi berpenampilan secara wajar.
(3) Tahap Pertemuan Balikan Secara rinci kegiatan supervisor dan guru dapat
ditelaah pada paparan berikut ini: