Simulasi Fabrikasi Serat /nano (Nanofiber) Dengan Metoda Pemintalan Elektrik (Electrospinning) - Pengaruh Jarak Nozzle-Kolektor
Simulasi Fabrikasi Serat /nano (Nanofiber) Dengan Metoda Pemintalan Elektrik (Electrospinning) - Pengaruh Jarak Nozzle-Kolektor
Simulasi Fabrikasi Serat /nano (Nanofiber) Dengan Metoda Pemintalan Elektrik (Electrospinning) - Pengaruh Jarak Nozzle-Kolektor
ISSN 1979-0880
:
:
19 Maret 2009
27 April 2009
Abstrak
Simulasi fabrikasi serat nano (nanofiber) dengan metoda pemintalan elektrik (electrospinning) telah dibuat dengan
menyelesaikan tiga persamaan dinamika jet menggunakan teknik beda hingga (finite difference). Telah diselidiki pengaruh
parameter jarak nozzle-kolektor terhadap ketidakstabilan pembengkokan jet dan jejari serat hasil. Didapatkan bahwa
jarak nozzle-kolektor tersebut berpengaruh terhadap ketidakstabilan pembengkokan jet. Pada jarak yang cukup pendek,
sekitar 7 cm, ketidakstabilan pembengkokan berkurang di lain pihak ketidakstabilan pembengkokan cukup dominan terjadi
pada jarak 20 cm. Didapatkan juga bahwa jarak nozzle-kolektor berpengaruh terhadap jejari rata-rata serat hasil. Jejari
tersebut berbanding terbalik dengan jarak nozzle-kolektor.
Kata Kunci: beda hingga (finite difference), jarak nozzle-kolektor, ketidakstabilan pembengkokan jet, pemintalan elektrik
(electrospinning), serat (fiber), simulasi
1. Pendahuluan
Pemintalan elektrik (electrospinning) adalah
sebuah metoda untuk membuat serat (fiber) dengan
diameter dari 10 m-10 nm [1]. Serat nano (nanofiber)
hasil pemintalan elektrik memiliki karakteristik yang
menarik dan unik, seperti: luas permukaan yang lebih
besar dari volume, memiliki sifat kimiawi, konduktivitas,
dan sifat optik tertentu [2]. Teknik pemintalan elektrik
adalah proses yang relatif cepat, sederhana dan murah
dalam menghasilkan nanofiber [1]. Keunggulan lain dari
teknik ini adalah dapat menghasilkan nanofiber yang
cukup panjang (kontinu) [3,4].
Pemodelan dan simulasi pemintalan elektrik sangat
membantu proses eksperimen di laboratorium. Beberapa
kontribusi penting terhadap proses eksperimen tersebut, di
antaranya adalah: menentukan pengaruh parameter
terhadap proses pemintalan elektrik, membantu mengatasi
masalah ketidakstabilan pembengkokan jet, dan mencari
parameter optimum untuk fabrikasi dengan proses
pemintalan elektrik.
Saat ini terdapat dua model matematis proses
pemintalan elektrik yang telah dikembangkan oleh para
ilmuwan, yaitu: model Reneker, dkk. [5] dan model
Kowalewsky, dkk. [2]. Kedua model ini dikembangkan
dengan pendekatan yang berbeda. Dibandingkan model
Reneker, dkk., model Kowalewsky, dkk. mendeskripsikan
gaya-gaya yang bekerja pada jet dengan lebih baik
melalui pendekatan fungsi cut off pada interaksi Coulomb
dan penggunaan perumusan tegangan permukaan dalam
bentuk tiga dimensi. Berdasarkan model tersebut,
Kowalewsky, dkk. telah menyelidiki pengaruh parameter
tegangan permukaan, viskositas, tegangan listrik dan
modulus elastik terhadap ketidakstabilan pembengkokan
74
75
Dv
(s) = k (s)a2 q2
Dt
(s ) a2 (s ) C
0
r(s) r(s )
ds + (s) a2 (s)q +
|r(s) r(s )|3
a (s, s )
|r(s) r(s )|
[a2 (s)(s)u(s)] +
[a(s) u(s)]
s
s
(3)
i+1
Tegangan antara
node i dan i+1
Elemen pegas
menggambarkan
elastisitas
i,i+1
Elemen dashpot
menggambarkan
viskositas
i
Tegangan antara
node i dan i-1
i,i-1
i-1
=G
(s)
(s)
t
(s)
(1)
Dt
[(s) a2 (s)] = 0
(2)
76
FC i = k
Q2i
C
ji
a i,j
ri rj
ri rj ri rj
(4)
2
=
1 +
1 2
Untuk i > j
Untuk i < j
i-1
j-1
1
i
2
2
ai-1,i
aj-1,j
ai,j
ai,j
aj,j+1
ai,j+1
i
j
3
j+1
j+1
Gambar 4. Penentuan , .
oleh:
FE i = Qi
(7)
dengan V adalah t egangan listrik d an d jarak nozzlekolektor. Gaya ini hanya berpengaruh terhadap kecepatan
node pada sumbu z seperti ditunjukkan dalam Gbr. 3.(b).
Gaya v iscoelastic yang b ekerja p ada node i
karena node j, de ngan j = i-1 da n i+1, s eperti
diilustrasikan dalam Gbr. 5 diberikan oleh
2
, = ,
,
1 2
1 + 4
(5)
dengan = /, da n E integral e liptik k omplit b entuk
kedua.
Jejari rata-rata
dalam Persamaan (4) diberikan
oleh
1
, +1 + 1, <
, = 21
, +1 + 1, >
2
( )
(
)2
(8)
,
i+1
i-1
ai-1
FV i,i-1
i
ai
(9)
ai+1
FV i,i+1
(6)
, = ,
(10)
77
, =
a i,j
ri rj
dt
(k Q2 C x
Mi
ri rj r r 3
Qi
ji
V ri+1 ri
+ a2i,i+1 x
d |ri+1 ri |
,+1 () = ,1 + ,
= 02
(12)
(13)
(14)
0 =
02
(15)
0 = + sin
0 = + cos
Nozzle
rtip
rtip
rtip
l0
l0
r
r0
ai
ri+1-ri
(a)
(b)
ai+1
(c)
(11)
= 02
Larutan
(16)
78
A
li
L
B
FR
FC
79
2.48
2.40
2.30
2.21
2.10
2.01
1.94
1.85
1.79
1.71
1.64
1.60
1.56
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
modulus
elastik
berbanding
terbalik
dengan
ketidakstabilan pe mbengkokan jet. H al s erupa juga
diungkapkan oleh Kowalewsky, dkk. [2].
Selain pengaruh parameter di atas, dalam paper ini
juga diselidiki p engaruh p arameter l ain, y aitu: j arak
nozzle-kolektor t erhadap ketidakstabilan p embengkokan
jet dan r ata-rata jejari serat ha sil. P enyelidikan de ngan
simulasi di lakukan pada jarak 7cm - 20cm karena dalam
interval tersebut dapat memberikan hasil yang diharapkan
[1,3].
80
19.00
18.00
17.00
y = -0.890x + 20.17
R = 0.792
16.00
15.00
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jarak Nozzle-Kolektor (cm)
81
Referensi
[1] C. Thompson. Thesis Master, Akron Univ. (2007).
[2] T. A . Kowalewsky, S . B lonski, S . B arral. Bul. P ol.
Tech. 53 385 (2005).
[3] S. R amakrishna, F . Kazutoshi, W. T eo, T . Lim, Z .
Ma, An
Introduction to
Electrospinning and
Nanofibers, New York: Wiley (2005).
[4] A. L. Andrady, Science and Technology of Polymer
Nanofibers, New York: Wiley (2008).
82