HK Acara Perdata
HK Acara Perdata
HK Acara Perdata
Perdata
Oleh
Sanyoto
Pengertian
Sejarah Hukum Acara Perdata
Sumber Hukum
Asas-asas Hukum Acara Perdata
Perbedaan Hukum Acara Perdata dengan
Hukum Acara Pidana
Bab II Gugatan
1. Pengertian dan Isi Gugatan
2. Pencabutan dan Perubahan Gugatan
3. Penggabungan Gugatan
4. Kewenangan Mengadili atau kompetensi
Bab V Pembuktian
1. Pengertian dan dasar Hukum
2. Hal yang Dibuktikan dan Beban
Pembuktian
3. Teori Pembuktian dan Kekuatan Alat Bukti
4. Macam-macam Alat Bukti
Bab VI Putusan Hakim
1. Pengertian
2. Susunan dan Isi Putusan Hakim
3. Macam-macam Putusan Hakim
4. Kekuatan Putusan Hakim
5. Putusan Uitvoorbaar Bij Voorraad
( UBV/Serta Merta/ Dpt dilaksanakan
Terlebih dulu )
Literatur
1)Sudikno Mertokusumo, 2000, Hukum Acara Perdata
Indonesia, Liberty, Yogyakarta.
2)Lilik Mulyadi, 1999, Hukum Acara Perdata menurut Teori
dan Praktek Peradilan di Indonesia, Jembatan, Jakarta.
3)M.Yahya Harahap 2005 , Hukum Acara Perdata Tentang
Gugatan,Persidangan, penyitaan, Pembuktian dan
Putusan Pengadilan, Sinar Grafika , Jakarta,
4)Sri Wardah& Bambang Sutiyoso ,2007, Hukum Acara
Perdata dan Perkembangannya di Indonesia,Gama
Media, Yogyakarta.
5) Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Acara Perdata
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung
6) Mukti Arto, 1996, Praktek Perkara Perdata Pada
Pengadilan Agama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
7). Riduan Syahrani, 1988, Hukum Acara Perdata di
Lingkungan Peradilan Umum, Pustaka Kartini, Jakarta
8)Izaac.S.LeinisuFatimah Ahmad, 1982, Intisari Hukum
Acara Perdata, Ghalia Indonesia
9) K Wantjik Saleh, 1979, Hukum Acara Perdata di
Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta.
PENILAIAN ACUAN
PATOKAN ( PAP )
a) Nilai mutu
b) Nilai mutu
---79,90;
c) Nilai mutu
65,99;
d) Nilai mutu
56,99;
e) Nilai mutu
BAB I
Pendahuluan
2.
Prof.Dr.Wirjono Projodikoro rangkaian peraturanperaturan yang memuat cara bagaimana orang harus
bertindak terhadap dan di muka pengadilan dan cara
bagaimana pengadilan harus bertindak satu sama lain
untuk melaksanakan berjalannya peraturan-peraturan
hukum perdata.
3.
Sifat :
1. Memaksa mengikat para pihak yang berperkara dan
ketentuan-ketentuan yang ada peraturan hukum acara
perdata harus dipenuhi.
contoh: gugatan harus diajukan di tempat atau domisili
tergugat
Jangka waktu untuk mengajukan permohonan banding
adalah 14 hari setelah putusan hakim diberitahukan
kpd para pihak, dll
2. Mengatur peraturan-peraturan dalam hukum acara
perdata dapat dikesampingkan para pihak
Contoh dalam hal pilihan domisili dan juga pembuktian.
Kesimpulan HAP ad Hk
1)Bgmn caranya subj hk mengajukan
perkara ke pengadilan,
2)Bgmn caranya pihak yg terserang
kepentingannya mempertahankan
diri,
3)Bgmn Hakim bertindak thd para
pihak yg berperkara sekaligus
memutus perk dgn adil,
4)Bgmn cara melaksanakan put hakim.
1. RV (reglement op de Burgerlijk
Rechtsvordering)- golongan Eropa
2. HIR (Herzeine Indlandsch Reglement)golongan Bumiputera daerah Jawa dan
Madura
3. RBg (Reglement voor de Buitengewesten)-
golongan Bumiputera luar Jawa dan Madura.
Saat Ini
1. HIR dan RBg
2. UU No 20 Tahun 1947 tentang Peradilan
Ulangan Jawa dan Madura.
3.
1.
2.
3.
KEKUASAAN MAHKAMAH
AGUNG PS 28
1)MA bertugas dan berwenang
memeriksa perk dan memutus :
a)Permohonan Kasasi;
b)Sengketa kewenangan
mengadili;
c)Permohonan PK put pengad yg
MKHT
Putusan Akhir
1. Menguatkan PT/PN
2. Menyatakan permoh
Kasasi Tdk dpt Diterima (
N.O).
3. Membatalkan Put/Pen
PN/PT krn :
Melanggar UU ( Scanding
)
Salah Menerapkan UU
( Verkerde toepasing )
Melampaui wewenang
Menunjuk PN /PA yg
berwenang
5.
Perdamaian
Perdata : dikenal adanya perdamaian ( Ps 130
HIR/154 RBG Perma 2/2003Perma 1/2008 ttg
Mediasi
Pidana : tidak dikenal perdamaian
6. Alat bukti Sumpah decissoire
Perdata : ada sumpah decissoire yaitu sumpah
yang dimintakan oleh satu pihak kepada pihak
lawannya tentang kebenaran suatu peristiwa.
Pidana : tidak dikenal sumpah decissoire.
7. Hukuman
Perdata : kewajiban untuk memenuhi prestasi
(menyerahkan benda ,mengosongkan, melakukan
perbuatan tertentu, menghentikan suatu
perbuatan, pembayaran sejumlah uang )
Restitue In Integrum (RII ).
Pidana : hukuman badan (Mati, penjara ,
kurungan, denda dan Pencabutan hak.
Bab II
Perkara perdata di Pengadilan dibedakan menjadi 2 :
1. Perkara contentiosa perkara yang di dalamnya
terdapat sengketa atau perselisihan.
2. Perkara voluntaria perkara yang di dalamnya
tidak terdapat sengketa atau
perselisihanKepentingan yg bersifat sepihak
semata ( For the benefit of one party only ), tdk ada
org lain atau pihak ketiga yg ditarik sbg lawan ,ttp
bersifat Ex parte Petitum Permohonan hrs murni
ttg permintaan penyelesaian kepentingan pemohon
dgn acuan sbb :
a.Isi petitum brp permintaan yg bersifat Deklaratif.
b. Petitum Tdk boleh melibatkan pihak lain yg tdk ikut
sbg pemohon.
c.Petitum Tdk bersifat Comdemnatoir.
d.Harus terinci ttg hal-hal yg dikehendaki pemohon
e.Petitum tdk boleh bersifat Compositur atau ex Aeque
et bono
3) Kebebasan hakim
Contentiosa : hakim hanya memperhatikan
dan menerapkan apa yang telah ditentukan
UU
Voluntaria : hakim memiliki kebebasan
menggunakan kebijaksanaannya.
4) Kekuatan mengikat putusan hakim
Contentiosa : hanya mengikat pihak-pihak
yang bersengketa serta orang-orang yang
telah didengar sebagai saksi.
Voluntaria : mengikat terhadap semua pihak.
Pengertian gugatan
Sudikno Mertokusumo : tuntutan hak adalah
tindakan yang bertujuan memperoleh
perlindungan yang diberikan oleh pengadilan
untuk mencegah main Hakim sendiri
(eigenrichting)
Darwan Prinst : suatu permohonan yang
disampaikan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang
berwenang mengenai suatu tuntutan terhadap
pihak lainnya dan harus diperiksa menurut tata
cara tertentu oleh pengadilan serta kemudian
diambil putusan terhadap gugatan tersebut.
Menurut RUU Hukum Acara Perdata pada Psl 1
angka 2 tuntutan hak yang mengandung
sengketa dan diajukan ke pengadilan untuk
mendapatkan putusan.
1.
2.
3.
Syarat gugatan :
Gugatan dalam bentuk tertulis( ps 118 ayat 1 HIR/142 ayat 1
RBG )G.Lisan ps 120 HIR/144 RBG )
Diajukan oleh orang yang berkepentingan hk.( Point dinteres
point d action asas Legitima persona standi in
judicio .
Diajukan ke pengadilan yang berwenang memeriksa dan
memutus
Isi gugatan :
Menurut Pasal 8 ayat 3 Rv gugatan memuat :
1. Identitas para pihak
2. Dasar atau dalil gugatan/ posita /fundamentum petendi
berisi tentang : 1).kejadian2/peristiwanya ( feitelijke gronden
)menjelaskan ddknya perk dan 2) menguraikan ttg
hukumnya ( recht s gronden ) yi uraian ttg adanya hak atau
hub.hk yg menjadi dasar yuridis gugatan.
3. Tuntutan/petitum terdiri dari tuntutan primer dan tuntutan
subsider/tambahan
Menurut Yurisprudensi MA
No.547K/SIP/1972 pd dsrnya org
bebas menyusun dan merumuskan
SG, asal cukup memberikan
gambaran tentang kejadian materiil
yg menjadi dsr tuntutan ( gugatan )
Pengertian Tuntutan
Pengganti
Ad Tunt yg fungsinya utk
menggantikan tunt pokok, apabila
Tun Pok ditolak oleh pengad sbg
Tun Cadangan/alternatif
Tunt Sub apbl majelis hakim
berpendpt lain, mohon putusan yg
seadil-adilnya ( Ex aequo et bono )
1.
2.
Bagaimana yurisprudensi
MA tentang Tunt Sub saat
ini
Tunt Subsider dpt dikabulkan Asal masih
KOMPETENSI
Kompetensi adalah kewenangan mengadili dari badan
peradilan.
B.
Pelanggaran Hukum yang merugikan secara
serentak terhadap orang banyak.
C.
Tidak efektif penyelesaian pelanggaran hukum
tersebut huruf b diselesaikan sendiri-sendiri.
D. Pelanggaran hukum pada huruf c dapat diajukan
dengan gugatan perwakilan kelompok.
E.Undang-undang yang mengatur gugatan perwakilan
kelompok, spt UU No.23 Tahun 1997 tentang
Lingkungan hidup,Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen, UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
tetapi belum ada hukum acaranya.
F. Mengisi kekosongan hukum.
LEGAL STANDING
Istilah legal standing disebut juga
standing, ius standi, persona standi
atau hak gugat, yaitu akses orang
perorangan ataupun
kelompok/organisasi di Pengadilan
sebagai pihak penggugat..
AP yg berhak
mengajukan adalah
setiap orang atas dsr Ia
adalah anggota
masyarakat (WN )
Tanpa hrs mrpk phk yg
mengalami kerugian,
Yg dituntut/petitumnya
adalah utk Kepentingan
Umum yg mrpk
kepentingan WN
Hanya satu/Bbrp yg
mrpk anggota
kelompok yg
mengalami kerugian
scr langsung.
Yg
dituntut/Petitumnya
adalah kepentingan
yg sama dlm satu
permasalahan yg
menimpa kelompok.
Ad
berkaitan
dgn
prosedur
pengajuan
perkara yg melibatkan
sekelompok orang
yg
mempunyai
kepentingan
serta
permasalahan yg sama .
YG
DITUNTUT
ad
kepentingan yg sama dr
sekelompok orang yg
bersifat individual brp
tuntutan GR
Bab III
BESLAAG/PENYITAAN/SIT
A
Pengertian :
1.
2.
3.
4.
Tindakan hukum
Tindakan hakim
Bersifat eksepsional
Adanya permohonan dr pihak
bersengketa
5. Mengamankan barang-barang
sengketa
6. Tujuan akhir menjamin pelaksanaan
putusan hakim
MAKNA SITA/PENYITAAN
Bentuk-bentuk/Macam
Ada 2 yaitu : penyitaan
TUJUAN PENYITAAN
1. Agar Gugatan tdk Illusoir HK T tdk
dialihkan atau dibebani dgn hak kebendaan
2. Mrpk upaya bagi P untuk menjamin dan
melindungi kepentingannya atas keutuhan
HK T sd put BKHT( IVG ).
3. Utk menghindari itikad bruk T dgn berusaha
melepaskan TGJWB( Civil Liability ) yg mesti
dipikulnya atas PMH /WP yg dilakukannya.
4. Objek eksekusi sdh pasti ada.
Sita yang
diletakan,
baik itu
terhadap
benda
bergerak
maupun
tidak
bergerak
yang dimiliki
atau berada
dalam
penguasaan
Tergugat.
Sita yang
diletakan
terhadap
benda
bergerak
milik
Penggugat
yang
berada
dalam
penguasaan
Tergugat.
Marital
Pandbesla
g
Sita yang
dimohonka
n oleh istri,
baik
terhadap
benda
bergerak
maupun
tidak
bergerak
yang
dimiliki
atau berada
dalam
Sita yang
diletakan, baik
itu terhadap
benda
bergerak
maupun tidak
milik Tergugat
guna
pemenuhan
suatu
kewajiban
tertentu, misal
dalam kasus
wanprestasi
sewa
menyewa 86
tanah atau
Pengajuan gugatan
1. Diajukan kepada ketua pengadilan negeri
yang berwenang.
2. Diajukan secara tertulis atau lisan
3. Bayar perskot biaya perkara
4. Panitera mendaftarkan dalam buku register
perkara dan memberi nomor perkara
5. Gugatan akan disampaikan kepada ketua
pengadilan negeri.
6. Ketua pengadilan menetapkan majelis
hakim
Persidangan pertama
1. Penggugat tidak hadir, tergugat hadir.
Pencabutan Gugatan
Pencabutan gugatan dapat
terjadi:
1. Sebelum pemeriksaan perkara
oleh hakim
2. Dilakukan dalam proses
pemeriksaan perkara dengan
syarat disetujui oleh pihak
tergugat.
APAKAH DIPERLUKAN
PEMBUKTIAN DLM HAKIM
MENJATUHKAN PUTUSAN
VERSTEK
1) Perlu Pembuktian
argumentasinya Ps
163
HIR/Ps 283 RBG : Brg siapa yg mengaku
mempunyai hak atau yg mendasarkan pd
suatu peristiwa utk menguatkan haknya
atau menyangkal hak org lain, hrs
membuktikan adanya hak atau peristiwa itu
Ketentuan ini dihubungkan dgn ketentuan
Ps 125 ayat 1 /Ps 149 ayat 1 RBg maka
Gugatan hrs dibuktikan kebenarannya oleh
P dipersidangan meskipun T tdk Hadlir -
Tujuannya
JAWABAN TERGUGAT
DAPAT BRP :
1) PENGAKUAN UTK SELURUHNYA /
SEBAGIAN,
2) MEMBANTAH/MENYANGKAL :
a) EKSEPSI,
b) POKOK PERKARA ( VERWEER TEN
PRINCIPALE ),
c) REKONVENSI
3) REFERTE,
6)Eksepsi Diskualifikatoir ,
P tdk mempunyai kualifikasi
utk mengajukan Gugatan
/Tdk mempunyai Ls
a).Eksepsi Koneksitas
b).Eksepsi Van Beraad
/perk blm waktunya
diajukan/prematur
REKONVENSI
Rekonvensi adalah gugatan yang diajukan
tergugat sebagai gugat balasan (gugat
balik) terhadap gugatan yang diajukan
penggugat kepadanya [Pasal 132a ayat (1)
HIR].
Pada dasarnya gugatan rekonvensi harus
diajukan bersama-sama dengan jawaban
tergugat (Pasal 132b HIR jo 158 RBg).
Tujuan rekonvensi antara lain:
1. Menegakkan Asas Peradilan Sedehana
2. Menghemat biaya perkara
3. Mempercepat penyelesaian sengketa
4. mempermudah pemeriksaan
5. menghindari putusan yang saling
bertentangan
102
Perdamaian
1.
2.
3.
Rekonvensi
Dasar hukum Pasal 132a dan Pasal 132b HIR disisip dgn Stb 1927-300,
Pasal 157-158 RBg.
Intervensi
Bentuknya :
1. Voeging (menyertai)
dengan cara
menggabungkan diri kepada salah satu pihak.
2. Tussenkomst (menengahi)
berdiri sendiri
(tidak memihak salah satu pihak.
1. Vrijwaring (penanggungan) :
- mirip tapi tidak sama dengan intervensi
karena insiatifnya tidak dari pihak ketiga yang
bersangkutan.
- ikutsertanya karena diminta sebagai
penjamin/pembebas oleh salah satu pihak
yang berperkara.
4. Exceptio Plurium Litis Consortium:
- masuknya pihak ketiga karena ditarik
oleh salah satu pihak yang berperkara.
- dilakukan karena pihak tersebut tidak
lengkap.
- contoh dalam perkara warisan.
BENTUK-BENTUK PENGIKUTSERTAAN
PIHAK KETIGA
Vrijwaring
Ps. 70-76 RV
-
Seseorang/suatu
badan hukum
ditarik masuk ke
dalam perkara
oleh salah satu
pihak, ia ditarik
sebagai penjamin
bagi pihak itu.
Bersifat pasif.
Voeging
Ps. 297 282
RV
-
Seseorang/suatu
badan hukum
masuk kedalam
suatu perkara
atas inisiatifnya
sendiri dan
bergabung
dengan salah
satu pihak guna
membela
kepentingan
pihak tersebut.
Bersifat aktif.
Tussenkomst
Ps. 297 282
RV
-
seseorang masuk
kedalam suatu
perkara untuk
membela
kepentingan
dirinya sendiri,
tanpa bergabung
dengan salah satu
pihak yang
berperkara.
Bersifat aktif
109
TERIMA
KASIH ...
...
14/04/15
110