Pengelolaan Risiko
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
PT Wijaya Karya
Makalah ini membahas terkait dengan penerapan K3 di PT Wijaya Karya dan
bagaimana cara memitigasi risiko yang tepat untuk diterapkan
Oleh:
Amelia Nurunissa, 1106059865
Irene Simbolon, 1106059852
Susilowati, 1106010780
EDISI REVISI
DAFTAR ISI
Statement of authorship........................................................................................................ 1
Bab 1 Pendahuluan.............................................................................................................. 2
Latar belakang........................................................................................................................ 3
Dasar Teori.............................................................................................................................4
Tahapan-tahapan dalam penilaian risiko .............................................................................. 8
Bahaya di lingkungan kerja .................................................................................................. 9
Bab 2 Pembahasan dan kasus ............................................................................................ 10
Profil perusahaan dan anak perusahaan ................................................................................ 10
Permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja di PT Wijaya Karya .................................. 17
Analisis Risiko PT. Wijaya Karya, Tbk dan Beberapa Anak Perusahaannya.. 17
Sistem manajemen risiko dan keselamatan kerja di PT Wijaya Karya ................................ 23
Sistem manajemen risiko dan keselamatan kerja Pembanding ..................................... 25
Sistem manajemen risiko dan keselamatan kerja di TOYOTA............................................. 25
Sistem manajemen risiko dan keselamatan kerja di BANK MANDIRI TBK...................... 26
Analisis biaya yang hilang karena kesehatan dan keselamatan kerja ....................................27
Bab 3 Saran dan Kesimpulan ............................................................................................ 28
Kesimpulan ........................................................................................................................... 28
Saran ..................................................................................................................................... 28
Daftar Referensi .................................................................................................................... 31
Statement of Authorship
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Nama
: Amelia Nurunnisa
NPM
: 1106059865
Tandatangan :
Nama
: Irene Simbolon
NPM
: 1106059852
Tandatangan :
Nama
: Susilowati
NPM
: 1106010780
Tandatangan :
Mata Ajaran
Judul Makalah/Tugas : Pengelolaan Risiko Kesehatan dan Keselamatan PT Wijaya Karya, Tbk.
Tanggal
: 13 Oktober 2013
Dosen
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan. Manajemen kesehatan dan keselamatan karyawan merupakan suatu sistem yang
bertujuan sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dan tindakan
antisipatif bila terjadi hal demikian. Manajemen kesehatan dan keselamatan pekerja bertujuan
untuk mengurangi risiko dan biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja.
Menurut catatan Jamsostek pada tahun 2010, angka kecelakaan kerja di Indonesia termasuk
yang paling tinggi di kawasan ASEAN, yaitu sebanyak 98.711 kasus kecelakaan kerja. Pada
tahun 2011 terjadi kenaikan menjadi 99.491 kasus, dimana hampir 32% dari kasus
kecelakaan tersebut terjadi di sektor konstruksi dan meliputi semua jenis pekerjaan proyek
gedung, jalan, jembatan, terowongan, irigasi bendungan, dan sebagainya.
fisiologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan
pekerja dan setiap orang dengan tugasnya (ILO/WHO).
Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu proses yang berkelanjutan dan
harus terus ditinjau serta dikaji ulang agar penerapannya di lapangan sesuai dengan kondisi
aktual yang ada di lapangan.
Bahaya (Hazard)
Bahaya merupakan suatu bahan atau kondisi yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau
kerugian (Satrya, 2012). Menurut Pearson (2004), A hazard is something that can cause
harm, eg electricity, chemicals, working up ladder, noise, a keyboard, a bully at work, stress.
setelah itu maka perlu dilakukan peletakan safety manual tadi agar dapat dilihat oleh
setiap orang di perusahaan.
5. Memperkirakan tindakan tambahan apa saja yang perlu dilakukan
Salah satu tugas auditor di dalam perusahaan adalah menilai apakah pengendalian
yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan standar atau belum.
6. Tindakan pada saat kecelakaan terjadi
Nilai sebenarnya dari penilaian yang dilakukan perusahaan ialah untuk memastikan
bahwa perusahaan telah berusaha memperbaiki setiap masalah yang belum timbul.
7. Meninjau ulang penilaian secara periodik
Penilaian harus dilakukan setidaknya sekali dalam setahun. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa segala bentuk perlindungan masih berada pada tempatnya dan
digunakan sesuai tujuan.
Substansi yang berbahaya ini dapat berbentuk gas, cair, bubuk, padat, dll. Substansi
yang berbahaya ini dapat muncul saat pencampuran bahan, proses produksi atau pun
pembuangan. Selain itu juga dapat muncul dari penelitian, pencarian ataupun proses
perbaikan atau pembersihan.
6. Confined Spaces
Tempat sempit atau ruangan tertutup dapat menyebabkan kekurangan oksigen,
ataupun terjebak saat kebakaran sehingga hal ini sangat penting untuk diperhatikan.
7. Lifting and Handling
Penggunaan
alat-alat
yang
dapat
membantu
ataupun
meringankan
proses
10
BAB II
PEMBAHASAN DAN KASUS
I. Profil Perusahaan PT. Wijaya Karya, Tbk.
WIKA lahir dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bertuliskan nama Naamloze
Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co
Berdasarkan Untuk Peraturan Pemerintah Nomor 2/1960 dan Menteri Pekerjaan Umum dan
Tenaga Listrik ( PUTL ) No 5 tanggal 11 Maret 1960 , WIKA didirikan dengan nama
Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. WIKA saat ini memiliki 6 Strategic Business
Unit (SBU) yang meliputi:
1. Konstruksi sipil,
2. Konstruksi bangunan gedung,
3. Mekanikal elektrikal,
4. Industry beton pracetak,
5. Real Estate, dan
6. Investasi
Nama Perusahaan
Bidang Usaha
Industri Beton
Real Estate
Real Estate
Trading Industry
Investasi
Construction, Electrical
Mechanical Electrical
Mechanical
PT Wijaya Karya Bangunan
Construction and
Gedung
Engineering
Gedung
Geothermal Utilization
Mechanical Electrical
11
2.
WIKA GEDUNG
12
2.
3.
Dibentuk tanggal 16 Juli 2009 dan kegiatan operasi perusahaan dimulai setelah pelaksanaan
RUPS pada tanggal 6 November 2009.
Kegiatan Utama WIKA Jabar Power dibagi 2 (dua) bagian yaitu:
1.
Sisi Hulu Pertambangan Panas Bumi Gunung Tampomas, meliputi: eksplorasi, study
kelayakan, dan eksploitasi
2.
Sisi Hilir Pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi, meliputi: pembangunan dan
pendirian pembangkit, pengoperasian dan pemeliharaan, pengembangan PLTP dan
seluruh infrastrukturnya.
4.
WIKA BETON
PT. Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT .
Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) yang mengkhususkan diri dalam industri beton
pracetak. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (WIKA), didirikan pada tahun 1960, memulai
kegiatannya di bidang instalasi listrik. Precast Pengembangan Industri Beton dimulai pada
tahun 1978 dengan produk pertamanya adalah pratekan tiang listrik beton H untuk keperluan
PLN. Untuk memastikan kualitas yang konsisten, Wika Beton konsisten melaksanakan
pengembangan sistem manajemen mutu dan sumber daya manusia. Perusahaan ini telah
merintis bidang produk beton pracetak bisnis dan telah disertifikasi ISO 9001 : 2008 untuk
jaminan kualitas untuk kepuasan pelanggan .
5.
Fokus pada pengembangan bisnis realty dan property yang juga meliputi layanan konsultasi,
perencanaan, layanan konstruksi dan pembukaan lahan. WIKA REALTY telah membangun
beberapa perumahan sejak tahun 1985. Ribuan unit rumah telah dibangun dengan konsep
13
Tamansari, yaitu konsep taman perumahan dengan dukungan fasilitas terbaik bagi keluarga.
Lokasinya berada di: Tamansari Pesona Bali di selatan Jakarta, Tamansari Persada Bogor,
Tamansari Bukit Damai di Parung, Bogor, Tamansari Bukit Bandung, Tamansari
Manglayang Regency di Bandung, Tamansari Bukit Mutiara di Balikpapan.
Untuk memastikan pengembangan kualitas dan kepuasan konsumen, WIKA REALTY telah
melaksanakan Manajemen Kualitas ISO 9001 di setiap produknya, hal ini merupakan
jawaban dari setiap tantangan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang dibuktikan
melalui perolehan peningkatan pertumbuhan.
6.
adalah anak perusahaan PT WIKA yang berasal dari penggabungan dua divisi yaitu Divisi
Produk Metal dan Divisi Perdagangan PT WIKA. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
perhatian pada manajemen bisnis, untuk lebih mandiri dan untuk menghasilkan kinerja
perusahaan yang lebih baik.
Tiga bisnis unit terdiri dari: Perdaganan Umum, Metal dan Konversi Energi. Yakin bahwa
quality is our way of live menjadi aset mendasar dalam membangun kepercayaan
konsumen akan kualitas produk WIKA INTRADE. Ini dibuktikan dengan konsistensi
komitmen manajemen dalam menjalankan ISO 9000, QS 9000, 5R, K3 dan Total Quality
Management (TQM) sebagai salah satu parameter kesuksesan bisnis. Karenanya, telah
dibentuk penempatan bisnis dan diferensiasi di setiap SBU agar dapat bertahan dalam era
persaingan pasar global yang semakin kompetitif.
14
Bendung Gerak Klambu Barrage dan Bendung Gerak Serayu di propinsi Jawa
Tengah.
Design and Build (Turnkey) 2500 MT per Day Palm Oil Refinery Pulau Laut
Kontruksi Sipil Power Plant: PLTU Labuhan Angin, PLTU Labuan, PLTU Pelabuhan
Ratu, PLTG Muara Karang, PLTGU Tanjung Priok, dan PLTU Pacitan.
EPC Power Plant: PLTU Amurang 2 x 25 MW, PLTD Bali 50 MW, PLTU AsamAsam 2x65MW, Kalimantan Selatan.
15
Truk tronton bermuatan beton milik PT Wika Indonesia menghantam pohon dan menubruk
mobil taksi merek Toyota Limo warna biru dalam kecelakaan karambol di Jl Raya SoloSragen km 14, tepatnya di Desa Gerdu, Kebakkramat, Karanganyar, Sabtu (31/8/2013) sore.
*tri Rahayu/JIBI/Solopos)
Batuampar, Batam ditemukan tewas tenggelam di pantai Utara Pelabuhan Batuampar, Senin
(9/9). Peristiwa ini terjadi Minggu, (8/9) sekitar pukul 14.15 WIB. Kapolsek KKP Polresta
Barelang, AKP Hendriyanto mengatakan, korban merupakan pekerja subkon di PT Wijaya
Karya (Wika) yang melakukan proyek penimbunan pelebaran dermaga. Saat itu, Hartanto
terjatuh dan sempat dicari oleh rekan-rekannya.
Pihak menejemen perusahaan PT Wika, Timbul mengatakan, korban ditemukan tim SAR
sekitar pukul 10.30 WIB terapung di laut dengan posisi tertelungkup. Saat ditemukan, kondisi
mayat Hartanto sudah mengalami kerusakan dibagian muka yaitu, bagian pelipis dan mata.
III. Analisis Risiko PT. Wijaya Karya, Tbk. dan Beberapa Anak
Perusahaannya
17
No
Sumber Risiko
Masa
Pra Event
Human
Error
Event
Kejadian
Risiko
Akibat
Anak
Perusahaan
Terjatuh dari
gedung/bangunan
tinggi
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
Salah Perencanaan
Kapasitas Proyek,
misalnya jumlah
pekerja dan waktu
yang dibutuhkan
kurang
Pekerjaan tidak
selesai pada
waktunya dan
pekerja
menanggung
beban yang terlalu
berat
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
Pengemudi kendaraan
distribusi barang
maupun
kendaraannya tidak
dalam kondisi yang
baik
Kecelakaan dalam
distribusi material
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
Perusahaan harus
menyediakan sarana
pembantu pengelihatan
para pegawai seperti
kacamata
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan, Intrade
Ketidakhigienisan
makanan dan
minuman
Pengeluaran perusahaan
bertambah untuk
menjamin kesehatan
pegawai
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan, Intrade
Fre
kuensi
10
Impact
(Rp)
3,000,000
30,000,000
5,000,000
150,000
1,500,000
Total (Rp)
How to Mitigate
21,000,000
60,000,000
10,000,000
1,500,000
7,500,000
18
Kelalaian dalam
konversi energi panas
bumi
Pekerja cedera
akibat terkena
panas bumi
Perusahaan harus
mengeluarkan biaya untuk
perawatan pekerja
Power
7,500,000
15,000,000
Panas bumi
merugikan
masyarakat sekitar
dan merusak lahan
Power
15,000,000
15,000,000
Bahaya yang
terjadi tidak dapat
diinformasikan
dengan baik pada
seluruh pekerja
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan, Intrade
Tertusuk Material
Terjepit Material
Terkena percikan
las pada mata atau
kulit
Tergilas/terpotong
alat berat
Terjatuh ke laut
Pekerja tidak
menggunakan alat
safety
Pasca
Event
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
Tersandung
material
Tertimpa
reruntuhan beton
Beton, Realty,
Gedung
500,000
500,000
500,000
2,000,000
6,000,000
750,000
3,750,000
3,000,000
9,000,000
3,000,000
6,000,000
250,000
1,000,000
3,000,000
9,000,000
Menggunakan
bangunan sebelum
waktu yang
ditentukan
Bangunan rubuh
ataupun tidak
dapat berfungsi
sesuai dengan
spesifikasi awal
Beton, Realty,
Gedung
25,000,000
25,000,000
Komplain
konsumen pada
perusahaan
Intrade
3,000,000
15,000,000
19
No
Sumber Risiko
Masa
Kejadian
Risiko
Terpapar sinar
matahari terlalu lama
Pekerja mengalami
kulit terbakar atau
pusing maupun mual
Perusahaan harus
menyediakan biaya
pengobatan untuk para
pekerja
Penundaan
pelaksanaan proyek,
Perbaikan bangunan
akibat bencana alam,
Pekerja terluka
akibat tidak dibekali
pengetahuan mitigasi
bencana alam
Perusahaan harus
mengeluarkan biaya untuk
perbaikan gedung dan
tambahan pekerja agar
proyek dapat selesai tepat
waktu. Selain itu, apabila ada
pekerja yang cedera,
perusahaan harus
mengeluarkan biaya untuk
pengobatan pekerja
Tanah Longsor
Gempa Bumi
Eksternal Event
Pekerja mengalami
kesulitan napas,
kehabisan oksigen,
dan bisa pingsan
Pekerja merokok
dalam proyek
Peralatan kerja,
Pengangkutan
material, pengeboran
dan kegiatan lain yang
menimbulkan
kebisisingan
Akibat
Perusahaan harus
membiayai pengobatan
pekerja yang mengalami
kesulitan napas dan formasi
pekerja dapat terganggu
untuk sementara sehingga
menyebabkan waktu kerja
terlambat.
Pekerja dapat mengalami
sesak napas dan perusahaan
harus mengeluarkan biaya
pengobatan. Selain itu, jika
terjadi kebakaran, maka
akan banyak kerugian yang
dihadapi perusahaan seperti
biaya perbaikan, biaya
pengobatan, dll.
Pekerja dapat mengalami
kesulitan pendengaran dan
gangguan pada sistem
pendengarannya
Anak
Perusahaan
Fre
kuensi
Impact
(Rp)
Total
(Rp)
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
500,000
1,000,000
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
15,000,000
15,000,000
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
15,000,000
15,000,000
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan, Intrade
1,500,000
How to Mitigate
Pekerja dihimbau untuk menggunakan pelindung dari
sinar matahari langsung seperti topi pekerja dan baju
panjang. Selain itu sebaiknya perusahaan menyediakan
lotion untuk penangkal sinar matahari (sunblock) untuk
pekerja
Sebaiknya sebelum melaksanakan proyek, perusahaan
sudah survei ke tempat tersebut untuk memastikan
apakah di daerah tersebut rawan gempa dan tanah
longsor atau tidak. Jika iya, perusahaan harus
menggunakan langkah antisipasi seperti menggunakan
bahan bangunan yang tahan gempa, menyediakan
tambahan pekerja apabila diperlukan sewaktu - waktu
untuk mengejar deadline, dan membekali pekerja dengan
pengetahuan memitigasi gempa dan tanah longsor
misalnya dengan berlindung di bawah meja saat terjadi
gempa, tidak panik dan berdesakan saat keluar, dan
harus menggunakan tangga darurat.
9,000,000
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan, Intrade
5,000,000
15,000,000
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
750,000
4,500,000
20
Tempat istirahat
pekerja tidak layak
Material
Pra Event
Gangguan kesehatan
pencernaan
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan, Intrade
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
1,000,000
500,000
4,000,000
2,000,000
4,500,000
Terjadinya kecelakaan
dalam proyek yang
diketahui oleh pekerja
lain
Adanya kesalahan
dalam penyampaian
informasi mengenai
perjanjian
perdagangan
Perjanjian
perdagangan yang
dibatalkan
Perusahaan menanggung
kerugian akibat pembatalan
perjanjian tersebut, apalagi
biasanya proyeknya masih
dalam proses pembangunan.
Perusahaan harus
memperbaiki tempat yang
meledak dan membiayai
pengobatan pekerja dan
masyarakat sekitar yang
terkena dampak ledakan
Insan, Power
8,000,000
8,000,000
Kesalahan komposisi
material bangunan
Beton, Realty,
Gedung
15,000,000
30,000,000
Permasalahan pada
material yang
dikirimkan supplier
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
Intrade
1,500,000
15,000,000
30,000,000
21
Kabel terkelupas,
pekerja tidak
menggunakan sarung
tangan atau sepatu
karet saat berdekatan
dengan alat yang
bertegangan listrik
Tersengat listrik
Pekerja kehilangan
kesadaran, gosong, bisa
meninggal dan seluruh biaya
pengobatan ditanggung oleh
perusahaan
Kebakaran
Hubungan arus
pendek
Event
Menghirup terlalu
banyak hazardous
substance misal lem
beton, semen
Panas bumi
terkontaminasi oleh
zat- zat beracun
Generator sudah tua
dan tidak layak pakai.
Generator tidak
digunakan dengan
baik dan benar.
Kerusakan kabel dan
meterial kecil lain
Pekerja keracunan,
pusing dan jatuh
sakit
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
1,000,000
4,000,000
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
1,000,000
2,000,000
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan, Intrade
750,000
3,000,000
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
500,000
2,000,000
4,000,000
Insan
Meledaknya
generator
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
tersengat listrik,
pekerja terluka,
bagian minor dari
proyek menjadi
kurang kuat
Beton, Realty,
Gedung, Power,
Insan
132
500,000
6,000,000
500,000
18,000,000
4,000,000
IDR 384,250,000.00
22
Petugas di tingkat
korporat dan PJPU secara berkala melakukan klinik dan audit untuk memastikan bahwa K3L
telah diimplementasikan dengan baik serta selalu mengupayakan continual improvement
K3L. Untuk mengendalikan dan meningkatkan kinerja K3L, maka setiap keadaan darurat,
insiden, kecelakaan kerja, dan penyimpangan pelaksanaan kegiatan K3L harus dilaporkan
kepada manajemen WIKA.
23
Manajemen Risiko
WIKA menyadari bahwa jalannya operasional Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko,
baik risiko yang berada di bawah kendali maupun risiko yang berada di luar kendali
Perseroan. Oleh karena itu WIKA menyadari akan pentingnya pengelolaan risiko Perseroan
secara terintegrasi, optimal dan berkesinambungan. WIKA senantiasa melaksanakan
pengendalian risiko dan pengelolaan kebijakan Perseroan secara terintegrasi dan
berkelanjutan untuk mewujudkan operasional Perseroan yang sehat dan mampu
menghasilkan laba yang optimal pada batas toleransi risiko yang ditetapkan. WIKA
berkewajiban untuk melakukan identifikasi terhadap kemungkinan munculnya risiko-risiko
baik eksternal maupun internal tersebut.
Perseroan akan melakukan upaya-upaya yang diperlukan untuk meminimalkan terjadinya
risiko asuransi yang relevan, ataupun merancang kontrak sedemikian rupa sehingga
Perseroan terlindungi secara hukum. WIKA selalu memantau dan mengkaji risiko secara
berkala sehingga diharapkan risiko-risiko tersebut dapat dikendalikan sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi nilai Perseroan secara signifikan. Namun demikian, Perseroan
juga menyadari adanya risiko yang berada di luar kendali yang tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya oleh upaya-upaya internal. WIKA membentuk forum atau tim manajemen risiko
yang memberi pertimbangan dalam pengambilan keputusan, dalam rangka menangani
pekerjaan baru yang belum pernah dikerjakan oleh Perseroan sebelumnya dan seluruh
aktivitas yang dilakukan di seluruh unit kerja. WIKA mempunyai komitmen yang
mengungkapkan secara transparan risiko-risiko yang secara signifikandapat mempengaruhi
nilai Perseroan. Dengan demikian pihak-pihak yang berkepentingan dengan WIKA dapat
memperhitungkan risiko-risiko yang relevan apabila melakukan transaksi bisnis dengan
Perseroan. Pelaksanaan sistem manajemen risiko Perseroan merupakan bagian dari kebijakan
sistem manajemen WIKA secara keseluruhan. Acuan kerja sistem manajemen risiko
didasarkan pada prosedur sistem manajemen risiko Perseroan No.Dok. WIKA-PEU-PM07.01, dan telah direvisi pada Amd. 1 Revisi No.05 tanggal 1 Mei 2009. Berdasarkan
prosedur diatas dinyatakan:
Direksi dan seluruh pegawai Perseroan wajib
1. Menerapkan Prosedur Sistem Manajemen Risiko.
2. Dengan berlakunya Prosedur Sistem Manajemen
24
V.
TOYOTA
Toyota memiliki sistem manajemen pengelolaan risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang
kuat. Secara ringkas Toyota membagi sistem tersebut ke dalam beberapa bagian yaitu:
Safety in vehicle logistic
Safety in our parts centres
Safety in our manufacturing plans
Toyota menerapkan sistem pengelolaan risiko yang terstruktur dengan rapi sehingga tidak
heran apabila Toyota sering mendapat penghargaan dalam berbagai bidang terkait dengan
pengelolaan risiko perusahaaan.
25
Penerapan
Manajemen
Risiko
(Risk
Management)
bertujuan
untuk
26
Indonesia telah menetapkan standar minimal yang harus dipenuhi oleh perbankan Indonesia
dalam menetapkan Manajemen Risiko. Peraturan dari Bank Indonesia membedakan delapan
jenis risiko yang harus dikelola bank sebagai berikut :
1. Risiko Kredit
2. Risiko Pasar
3. Risiko Likuiditas
4. Risiko Operasional
5. Risiko Hukum
6. Risiko Reputasi
7. Risiko Strategik
8. Risiko Kepatuhan
Usaha pengelompokkan risiko berdasarkan karakteristik di atas adalah salah satu upaya dari
Bank Mandiri dalam memitigasi risiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas perusahaan
mereka.
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja berdampak ekonomis yang cukup signifikan.
Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam kerugian. Di samping dapat
mengakibatkan korban jiwa, biaya-biaya lainnya adalah biaya pengobatan, kompensasi yang
harus diberikan kepada pekerja, premi asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja. Terdapat biayabiaya tidak langsung yang merupakan akibat dari suatu kecelakaan kerja yaitu mencakup
kerugian waktu kerja (pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan
(penurunan produktivitas), pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja, memburuknya
reputasi perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya kesempatan
usaha (kehilangan pelanggan pengguna jasa). Biaya-biaya tidak langsung ini sebenarnya jauh
lebih besar dari pada biaya langsung. Keuntungan dalam mengimplementasikan analisis
biaya keselamatan dan kecelakaan kerja secara ekonomi atau finansial dapat dilihat dari
perannya membantu mengurangi biaya overhead.
27
BAB III
SARAN DAN KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dari uraian mengenai berbagai aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
penyelenggaraan konstruksi dalam hal ini PT WIJAYA KARYA (WIKA) Tbk, dapat diambil
kesimpulan bahwa bebagai masalah dan tantangan yang timbul tersebut berakar dari
rendahnya taraf kualitas hidup sebagian besar masyarakat. Dari sekitar 4.5 juta pekerja
konstruksi Indonesia, lebih dari 50% di antaranya hanya mengenyam pendidikan maksimal
sampai dengan tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Mereka adalah tenaga
kerja lepas harian yang tidak meniti karir keterampilan di bidang konstruksi, namun sebagian
besar adalah para tenaga kerja dengan keterampilan seadanya dan masuk ke dunia jasa
konstruksi akibat dari keterbatasan pilihan hidup.
Permasalahan K3 pada jasa konstruksi yang bertumpu pada tenaga kerja berkarakteristik
demikian, tentunya tidak dapat ditangani dengan cara-cara yang umum dilakukan di negara
maju. Langkah pertama perlu segera diambil adalah keteladanan pihak Pemerintah yang
mempunyai fungsi sebagai Pembina dan yang memiliki peran terbesar di sini adalah Pihak
pemilik proyek dalam hal ini PT WIJAYA KARYA yang memiliki peran terbesar dalam
usaha perubahan paradigma K3 konstruksi. Di samping itu, hal yang terpenting adalah aspek
sosialisasi dan pembinaan yang terus menerus kepada seluruh komponen Masyarakat Jasa
Konstruksi, karena tanpa program-program yang bersifat partisipatif, keberhasilan
penanganan masalah K3 konstruksi tidak mungkin tercapai.
B.
Saran
Mitigasi dalam k3 adalah upaya atau langkah-langkah untuk menghindari atau mengurangi
dampak bahaya yang akan menjadi bencana atau untuk mengurangi efek dari bencana ketika
hal tersebut terjadi.
Tahap mitigasi berbeda-beda karena berfokus pada jangka panjang terhadap langkah-langkah
untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Penerapan strategi mitigasi dapat dianggap
sebagai bagian dari proses pemulihan jika diterapkan setelah bencana terjadi. Namun, bahkan
28
jika diterapkan sebagai bagian dari upaya pemulihan, tindakan yang mengurangi atau
menghilangkan risiko dari waktu ke waktu masih dianggap upaya mitigasi.
Tindakan Mitigative bisa struktural maupun non-struktural. Langkah-langkah struktural
menggunakan solusi teknologi, seperti tanggul banjir. Non-struktural meliputi tindakan
legislasi, perencanaan penggunaan lahan (misalnya penunjukan lahan yang tidak penting
seperti taman untuk digunakan sebagai zona banjir), dan asuransi. Mitigasi adalah metode
yang paling hemat biaya untuk mengurangi dampak dari bahaya. Namun, mitigasi tidak
selalu cocok dan struktural khususnya mitigasi yang dapat memungkinkan memiliki efek
buruk pada ekosistem.
Dengan demikian akan dapat mengurangi kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan
atau negara oleh karena itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal
bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh elemen yang ikut terlibat dalam masyarakat.
Hal-hal yang dapat kami sarankan dalam rangka melakukan mitigasi kecelakaan kerja di PT
Wijaya Karya itu sendiri pada jangka pendek diantaranya adalah mulai dari
hal-hal
30
Daftar Referensi
byu/vnr.2013.
Karyawan
PT
Wika
Ditemukan
Tewas
di
Laut.
http://www.haluankepri.com/batam/51722-karyawan-pt-wika-ditemukan-tewas-di-laut.html.
diakses tanggal 6 Oktober 2013 Pukul 07.07
Tri Rahayu. 2013. Kecelakaan Karanganyar : Inilah Rekaman Peristiwa Kecelakaan Truk
Tronton Maut.http://www.solopos.com/2013/08/31/kecelakaan-karanganyar-inilah-rekamanperistiwa-kecelakaan-truk-tronton-maut-442950. diakses tanggal 5 Oktober 2013 Pukul 18.06
http://www.wika-beton.co.id/index.php/Latest/ , diakses tanggal 1 Oktober 2013
www.wikarealty.com, diakses tanggal 1 Oktober 2013
www.wika-intrade.com, diakses tanggal 1 Oktober 2013
31