Hadi Triwiyanto
NIM.12030113420194
.
2
Kartika
NIM.12030113420195
BAB I
PENDAHULUAN
1.1............................................................................................................Latar Belakang
Globalisasi dan tuntutan New Public Management telah menyentuh berbagai aspek
kehidupan di Indonesia, baik sistem perekonomian maupun sistem pemerintahan. Dalam
menghadapi fenomena tersebut, untuk dapat bersaing dan bertahan, suatu negara perlu
berkomitmen untuk melaksanakan bukan hanya good government, tetapi juga good
governance. Konsep government berarti pemerintah sedangkan makna governance lebih luas
cakupannya yaitu terkait dengan tata pemerintahan dimana hal tersebut mencakup tidak
hanya pemerintah, tetapi juga sistem penyelenggaraan pemerintahan.
Untuk mewujudkan good governance dalam sektor publik perlu diterapkan
mekanisme pengawasan yang didukung oleh tiga pilar yaitu pemerintah, sektor swasta dan
masyarakat madani. Lebih lanjut, dalam pelaksanaan good governance terkandung prinsipprinsip value for money di mana organisasi sektor publik dalam aktivitasnya harus
memperhatikan ekonomis, efisiensi dan efektif. Konsep value for money sering juga
dilengkapi dengan dua elemen tambahan berupa keadilan (equity) dan pemerataan (equality).
Dalam artikel ini akan membahas mengenai hubungan antara good governance dan value for
money dalam rangka pengukuran kinerja sektor publik.
1.2.......................................................................................................Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
4. Menganalisi hubungan good governance, good government dan value for money
dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja pemerintah.
5. Menganalisis implementasi good governance di Indonesia.
6. BAB II
7. PEMBAHASAN
8.
2.1.
Konsep Government
9.Pemerintah (government)
yaitu
lembaga
beserta
aparaturnya
yang
Konsep Governance
10.
bagaimana kekuasaan negara digunakan untuk mengelola sumber daya ekonomi &
sosial guna pembangunan masyarakat. Sedangkan menurut UNDP governance
sebagai tugas kewenangan politik, ekonomi, dan administratif untuk mengelola semua
urusan negara pada semua level. Dalam hal ini, World Bank lebih menekankan pada
cara pemerintah mengelola sumber daya sosial dan ekonomi untuk kepentingan
pembangunan masyarakat, sedangkan UNDP lebih menekankan pada aspek politik,
ekonomi dan administrasi dalam pengelolaan negara.
11.
Saat ini telah terjadi pergeseran paradigma yang berawal dari
goverment menjadi governance. Pada paradigma goverment penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik berpedoman pada peraturan
perundangan yang berlaku. Sementara itu, paradigma governance tidak hanya
berpedoman pada peraturan yang berlaku, tetapi untuk mewujudkan pemerintahan
yang baik harus melibatkan sinergi antara pemerintah, swasta, maupun masyarkat.
12.
Dalam implementasinya, governance meliputi tiga institusi yang saling
terkait yaitu negara (state), swasta (private sector), dan masyarakat (civil society).
Negara menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, sektor swasta
menciptakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan pendapatan, dan masyarakat
berperan positif dalam interaksi sosial, politik dan ekonomi. Sektor swasta memiliki
fungsi untuk menjalankan industri, menciptakan lapangan kerja, menyediakan insentif
bagi karyawan, meningkatkan standar hidup masyarakat, memelihara lingkungan
hidup, menaati peraturan, transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat
serta menyediakan kredit bagi pengembangan UKM. Masyarakat madani memiliki
3
15. GOVERNMENT
18. Dapat
berarti
16. GOVERNANCE
badan/
lembaga/
fungsi
dijalankan
oleh
19. Dapat
berarti
yg
penggunaan
suatu
pelaksanaan
cara
atau
memerintah berada di
atas,sedangkan
warga
24. Sebagai
subjek
hanya
Dominan
sesuai
dgn
fungsinya
masing-masing
32. Efek
Yang
36. Pencapaian
tujuan
negara
melalui
Diharapkan
35. Hasil Akhir Yang
Diharapkan
partisipasi
sbg
warga
melibatkan peran swasta dan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam,
tenaga kerja, dan modal dengan berprinsip ekonomis, efektif, efisien, transparan,
akuntabel, keadilan dan kesetaraan. Dalam implemenetasi good governance,
pemerintah memiliki peran penting karena pemerintah memiliki fungsi regulasi yang
memfasilitasi sektor swasta dan masyarakat, serta fungsi administratif yang melekat
pada penyelenggaraan negara.
40.
Prinsip-Prinsip Good Governance
41.
Dalam pelaksanaan good governance, menurut BAPPENAS terdapat
empat belas indikator good governance yaitu:
a. Wawasan ke Depan (Visionary) yaitu apakah pemerintahan yang ada memiliki
visi yang jelas serta misi untuk mewujudkan visi tersebut.
b. Transparansi dan Keterbukaan (Transparancy & Openness) yaitu apakah
pemerintahan yang ada memberikan informasi ke publik secara terbuka
sehingga publik dapat bertanya mengapa suatu keputusan dibuat, atau apa
kriteria yang digunakan, sehingga publik dapat mengontrol kinerja organisasi
sektor publik.
c. Partisipasi Masyarakat (Participation) yaitu apakah pemerintahan yang ada
memberikan kebebasan pada masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif
dalam menentukan masa depannya.
d. Akuntabilitas (Accountability) yaitu pemerintahan yang ada harus bertanggung
jawab ke publik atas kinerja baik terkait dengan manajemen maupun kebijakan
publik.
e. Supremasi Hukum (Rule of Law) yaitu apakah pemerintah yang ada telah
menciptakan aturan dan hukum dalam terciptanya lingkungan yang kondusif.
f. Demokrasi (Democracy) yaitu apakah pemerintahan yang ada telah
mengakomodasi pelaksanaan demokrasi.
g. Profesionalisme dan Kompetensi (Profesionalism & Competency) yaitu
pemerintah memfasilitasi sumber daya manusia untuk mengembangkan
kompetensi serta merekrut sumber daya manusia yang berkompeten
h. Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu apakah pemerintah cepat tanggap dalam
melayani kepentingan publik.
i. Efisien dan Efektif (Efficiency & Effective) yaitu apakah pemerintah telah
memanfaatkan sumber daya publik yang ada dalam memberikan pelayanan
publik melalui manajemen yang efektif dan efisien.
j. Desentralisasi (Decentralization) yaitu apakah
pemerintah
telah
k. Kerjasama dengan swasta dan masyarakat (Private Sector & Civil Society
Partenership) yaitu apakah pemerintah telah bekerja sama dengan sektor
swasta dan masyarakat dalam memecahkan masalah publik yang ada.
l. Komitmen pada Pengurangan Kesenjangan (Comittment to Reduce Inequality)
yaitu apakah pemerintah telah memberikan pelayanan publik yang optimal
untuk mengurangi kesenjangan yang ada dengan mengacu pada prinsip
kesetaraan dan keadilan.
m. Komitment pada Perlindungan
Lingkungan
Hidup
(Commitment
to
sinergi antara tiga lembaga yaitu negara, sektor swasta, dan masyarakat.
a. Negara harus merumuskan dan menerapkan good public governance sebagai
pedoman dasar dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya. Negara
berkewajiban
untuk
menciptakan
situasi
kondusif
yang
memungkinkan
berkelanjutan
(sustainable
6
development),
melakukan
proses
mewujudkan
penyelenggara
negara
yang
memiliki
integritas
dan
melalui
melaksanakan
fungsi
pendidikan
dan
sosial
tugasnya,
politik,
penyelenggara
memastikan
negara
agar
mematuhi
dalam
dan
meningkatkan konsolidasi sumber daya agar dapat menata dan menciptakan sistem
dan organisasi masyarakat yang sehat, mencegah dan menghilangkan sikap dan
perilaku koruptif, kolusif, dan nepotisme, melakukan pengendalian sosial terhadap
pelaksanaan GPG, memberi masukan secara aktif dalam proses penyusunan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan publik, baik langsung maupun tidak langsung,
memahami dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan kebijakan publik, serta
melaksanakan hak dan kewajibannya secara bertanggung jawab dalam pemilihan
penyelenggara negara.
7
2.3.
tepat sasaran.
Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Meningkatnya efisiensi biaya pelayanan sektor publik.
Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik.
Meningkatkan kesadaran akan uang publik sebagai akibat pelaksanaan
akuntabilitas publik.
50.
51.
sebagai berikut:
a. Penentuan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Target
52.
Tahap pertama yang harus dilakukan organisasi adalah menentukan
misi, visi, tujuan, sasaran dan target kinerja. Komponen ini merupakan tujuan
tertinggi yang harus dicapai dalam suatu sistem manajemen kinerja. Setiap indikator
kinerja harus dikaitkan dengan pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran dan target.
53.
Penentuan visi, misi, tujuan, sasaran dan target dapat didahului dengan
menampung aspirasi masyarakat guna memenuhi kebutuhan pelayanan publik dan
tidak berorientasi pada fungsi ketersediaan dana. Tahap selanjutnya dengan
menganalisis faktor keberhasilan kritis organisasi dengan menggunakan analisis
SWOT.
b. Input, Proses, Output dan Outcome
54.
Tahap selanjutnya adalah organisasi mampu menganalisis indikator
input, output, outcome, benefit dan impact. Indikator kinerja harus dikaitkan dengan
pencapaian target kinerja, tujuan, misi dan visi organisasi. Berdasarkan lima indikator
input, output, outcome, benefit dan impact.
c. Pengukuran Ekonomi, Efisien, dan Efektivitas
55.
Tahap terakhir adalah pengukuran ekonomi, efisien dan efektif dengan
-
56.
58.
2.4.
(governance)
menjadi
motor
penggerak
terlaksananya
good
governance , beberapa produk hukum telah disusun sebgai pedoman umum Good
Public Governance (GPG) yang merupakan acuan bagi lembaga-lembaga negara
10
begitu saja berjalan lancar. Terdapat beberapa kendala antara lain reformasi birokrasi
yang belum berjalan optimal karena belum adanya internalisasi sikap pada para
penyelenggara negara. Tingginya kompleksitas permasalahan sehingga belum
tercapainya solusi yang memuaskan semua pihak. Selanjutnya, pada organisasi
pemerintah belum memiliki Sistem Pengendalian Internal yang optimal. Hal tersebut
dapat dilihat dari rendahnya integritas para aparatur negara, dan rendahnya kinerja
aparatur negara dalam memberikan pelayanan.
11
64.
12
65.BAB III
66.PENUTUP
67.
3.1...................................................................................................................Kesimpulan
68........Informasi mengenai kinerja sangat penting dalam rangka menciptakan good
governance. Untuk meningkatkan kinerja sektor publik, maka diperlukan manajemen kinerja
sektor publik yang berorientasi pada pengukuran value for money. Value for money
merupakan kunci pengukuran kinerja sektor publik yang berfokus pada ekonomi, efisiensi
dan efektivitas.
69.....Untuk mengukur value for money perlu dibuat indikator kinerja yang meliputi
pengembangan indikator makro dan indikator mikro di mana antara indikator keuangan dan
nonkeuangan, antara indikator hasil dan proses, antara indikator kuantitatif dan kualitatif
harus seimbang, Penentuan indikator kinerja hendaknya juga mempertimbangkan: biaya
pelayanan; tingkat pemanfaatan; kualitas & standar pelayanan; cakupan pelayanan &
kepuasan pelanggan.
70..................................................................................................................................
71.
72.
13