Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak
manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang
melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak
tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia.Hak ini dimiliki oleh
manusia semata-mata karena ia manusia, bukan karena pemberian
masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak
tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara
lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.
Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh
karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa
saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Masalah HAM adalah sesuatu
hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi
ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era
reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi
dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM
terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada
diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis akan membahas makalah tentang
HAM
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di
Indonesia, serta bagaimana pengertiannya?
2. Bagaimana bentuk hukum dan hak asasi yang diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945 ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan sejarah Hak Asasi Manusia (HAM)
di Indonesia, serta bagaimana pengertiannya.
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk hukum dan hak asasi yang diatur
dalam Undang-Undang Dasar 1945.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Perkembangan Sejarah Hak Asasi Manusia
(HAM) di Indonesia.
Dalam Tata Hukum segala bentuk hak yang dimiliki setiap manusia
akan selalu bergandengan dengan kewajiban. Begitu pula dengan Hak
Asasi harus juga bergandengan dengan Kewajiban Asasi.
Seperti yang telah diketahui Hak Asasi Manusia adalah hak-hak
yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. Sebagai
makhluk sosial yang hidup ditengah masyarakat dan bergantung pada
orang-orang disekitar maka dalam pencapaian perkembangan dan
kemajuan haruslah menyeimbangkan hak dasar dengan kewajiban dasar.
Beberapa mendefinisikan bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak
yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku
seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga
negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia
tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain
sebagainya.
Dalam ketentuan umum Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 yang dimaksud dengan Hak Asasi
Manusia

adalah

seperangkat

hak

yang

melekat

pada

hakikat

dankeberadaan manusia sebagai makhlukTuhan Yang Maha Esa dan


merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara,hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Batasan tentang Hak Asasi atau yang biasa disebut Hak Dasar
adalah hak-hak yang pokok atau yang dasar dimiliki setiap manusia
sebagai pembawaan sejak keahirannya, yang sangat berkaitan dengan

martabat manusia tersebut. Hak Asasi lazim pula disebut dengan Hak
Kemanusiaan yang tidak boleh dilanggar siapapun.
Secara historis Hak Asasi Manusia sebagaimana yang saat ini
dikenal, telah memiliki riwayat perjuangan yang panjang. Sejatinya
perjuangan tersebut bukan dimulai dari abad ke 13 sebagaimana sejarah
peradaban barat menulisnya, namun lebih lampau daripada zaman
tersebut. Kalau kita pelajari Kitab-kitab Suci Keagamaan (baik itu alQuran, Injil dan lain sebagainya) tentang perlindungan Hak dan demikian
pula tentang diwajibkannya Kewajiban atas tiap anak manusia, maka
mudah kita temukan bahwasanya Kitab-kitab Suci tersebut telah terlebih
dahulu mengemukakannya. Contohnya didalam Kitab Suci Umat Islam
yaitu al-Quran surah al-Maidah ayat 32 disebutkan :
oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain[411], atau bukan karena membuat kerusakan
dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia
seluruhnya[412]. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul
Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Ayat tersebut menegaskan bahwa Islam telah memiliki hak
perlindungan terhadap jiwa tiap-tiap manusia. Selanjutnya adalah contoh
perlindungan keyakinan yang mana tertuang dalam ajaran La Iqrah fiDhien (tidak ada pemaksaan dalam beragama) atau Lakum dhienukum
waliyadhien (bagimu agamamu, bagiku agamaku).
Ini artinya perjuangan atas Hak-hak Asasi yang dimiliki manusia
telah lebih dahulu berlangsung ribuan tahun yang lalu, dengan demikian

sesungguhnya adalah tidak tepat kalau sejarah perjuangan Hak-hak Asasi


Manusia dimulai bersamaan dengan ditanda-tanganinya Magna Charta
(tahun 1215), akan tetapi karena sejarah telah menentukannya demikian,
jelasnya: bahwa saat-saat kelahiran Magna Charta dianggap sebagai
tonggak pertama kemenangan Hak Asasi atau sebagai permulaan sejarah
perjuangan Hak-hak Asasi manusia, maka dari itu kita ikuti saja kehendak
para ahli sejarah tersebut.
Magna Charta ditandatangani oleh seorang Raja yang bernama
John Lackland yang sejatinya dapat dikatakan belum merupakan bentuk
perlindungan terhadap Hak Asasi manusia seperti apa yang kita kenal
dewasa ini, sebab yang termuat di dalamnya hanyalah tentang jaminanjaminan perlindungan terhadap kaum bangsawan dan gereja, oleh
karenanya maka Magna Charta ini selalu dipandang sebagai kemenangan
para bangsawan atas Raja Inggris. Dalam Magna Charta tercantum
penjelasan bahwa raja tidak lagi bertindak sewenang-wenang, karena
dalam hal-hal tertentu raja di dalam tindakan atau kebijaksanaannya secara
telebih dahulu harus mendapat persetujuan dari para bangsawan dan ini
berarti bahwa hak-hak tertentu para bangsawan diakui oleh raja. Prinsip
ini dirasa oleh para bangsawan sebagai sebuah kemenangan.
Perkembangan selanjutnya tentang Hak-hak Asasi manusia ini
berlanjut dengan ditandatanganinya Petition of Right pada tahun 1628
oleh Raja Charles I. Perkembangan hak asasi manusia selanjutnya lebih
banyak dipengaruhi oleh pemikiran John Locke (1632-1704) dan JJ.
Rosseau. Di Negara Perancis sendiri pengakuan atas hak asasi manusia
tercantum dalam Declaration des droits de Ihome et du citoyen, yaitu
suatu piagam yang dibuat pada tahun 1789 dalam detik-detik pertama
revolusi Perancis. Perkembangan tentang hak asasi manusia dalam
kaitannya dengan demokrasi dalam hal ini turut banyak mendorong

terjadinya sebuah Revolusi yang mana diantaranya adalah Revolusi


Amerika (1776) dan Revolusi Perancis (1789).
Selanjutnya setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946,
disusunlah rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja
sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari
18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia (commission of
human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah
pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10
Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana
Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa
Pernyataan Sedunia tentang Hak Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30
pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48
negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya
absen.
Universal Declaration of Human Rights antara lain mencantumkan,
Bahwa setiap orang mempunyai Hak Hidup, kemerdekaan dan keamanan
badan, diakui kepribadiannya, memperoleh pengakuan yang sama dengan
orang lain menurut hukum untuk mendapat jaminan hokum dalam perkara
pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali
ada bukti yang sah, masuk dan keluar wilayah suatu Negara, mendapatkan
suatu

kebangsaan,

mendapatkan

hak

milik

atas

benda,

bebas

mengutarakan pikiran dan perasaan, bebas memeluk agama, mengeluarkan


pendapat, berapat dan berkumpul, mendapat jaminan sosial, mendapatkan
pekerjaan, berdagang, mendapatkan pendidikan, turut serta dalam gerakan
kebudayaan dalam masyarakat, menikmati kesenian dan turut serta dalam
kemajuan keilmuan
Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang Hak
Asasi Manusia itu sebagai tolak ukur umum hasil usaha sebagai rakyat dan
bangsa dan menyerukan semua anggota dan semua bangsa agar

memajukan dan menjamin pengakuan dan pematuhan hak-hak dan


kebebasan- kebebasan yang termasuk dalam pernyataan tersebut.
Meskipun bukan merupakan perjanjian, namun semua anggota PBB secara
moral berkewajiban menerapkannya.
Dalam Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia
dibagi menjadi :
1. Hak asasi pribadi / personal Right
Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah

pindah tempat
Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau

perkumpulan
Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan

agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing


2. Hak asasi politik / Political Right
Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan
organisasi politik lainnya
Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right
Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan
Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / PNS
Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutangpiutang, dll
Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights

Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan


Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan,

penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata hukum.


6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
Hak mendapatkan pengajaran
Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan
bakat dan minat
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada
pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari
falsafah bangsa, yakni Pancasila.
Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak
asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah
ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia,
melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan
sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan
yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang
dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam
melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang
terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara
kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi,
dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan,
kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara
Republik Indonesia, yakni:

1. Undang Undang Dasar 1945


2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu
dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :
a. Hak-hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan
menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan
bergerak.
b. Hak-hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk
memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta
memanfaatkannya.
c. Hak-hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu)
dan hak untuk mendirikan partai politik.
d. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum
dan pemerintahan ( rights of legal equality).
e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights).
Misalnya

hak

untuk

memilih

pendidikan

dan

hak

untukmengembangkan kebudayaan.
f. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan (procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal
penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan
dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan
Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.
2.2 Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945

Seperti yang telah diketahui bahwa Undang Undang Dasar 1945


terdiri dari 3 bagian yang mempunyai kedudukan yang sama, yaitu
Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 37 pasal, empat Aturan
Peralihan dan dua Aturan Tambahan serta penjelasan.
1. Dalam Pembukaan
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 banyak disebutkan
tentang Hak Hak Asasi Manusia, seperti yang termuat dalam alenia
pertama "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Dalam kalimat ini
tersirat bahwa adanya pengakuan terhadap kebebasan untuk merdeka
(freedom to be free) .
Pengakuan akan perikemanusiaan adalah intisari dari Hak Asasi
Manusia. Dalam alenia kedua disebutkan Indonesia sebagai Negara yang
adil. Kata sifat adil jelas menunjukkan kepada salah satu tujuan dari
Negara Hukum untuk mencapai atau mendekati keadilan. Selanjutnya
pada alenia ketiga yang berbunyi Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :. Menunjukkan
bahwa rakyat Indonesia telah menyatakan kemerdekaanya agar tercipta
kehidupan berbangsa dan bernegara yang bebas.

Sedangkan alenia keempat, menunjukkan pengakuan dan


perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia dalam segala bidang yaitu
politik, hokum, social, kulturil, dan ekonomi.
2. Dalam Batang Tubuh
Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantum dalam pasal 27
sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi :

Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28),


Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34),
Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32),
Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30)

Dalam rincian tersebut Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Undang
Undang Dasar 1945 berjumlah 7 pasal. Walaupun hanya tujuh pasal
namun ketujkuh pasal tersebut adalah hal hal yang pokok. Dan ini sesuai
dengan sifat Undang Undang Dasar 1945 yang hanya mengatur hal hal
pokok saja. Tanpa pasal pasal tersebut itu akan hanya menjadi selogan
selogan saja yang belum dapat dilaksanakan.
Seperti pada pasal 28 tentang kebebasan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. Ketiga hak ini
adalah hak pokok yang sangat penting dalam suatu Negara demokrasi.
Kebebasan berserikat saja apa artinya kalai tidak ada kebebasan
mengeluarkan pendapat.
Berikut kami lampirkan bunyi pasal 27 sampai pasal 34 :
Pasal 27
1) Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum
dan

Pemerintahan

dan

wajib

menjunjung

Hukum

dan

Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.


2) Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan


lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.
BAB XI
AGAMA
Pasal 29
1) Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.
BAB XII
PERTAHANAN NEGARA
Pasal 30
1) Tiap-tiap warganegara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan Negara.
2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang.
BAB XIII
PENDIDIKAN
Pasal 31
1) Tiap-tiap Warganegara berhak mendapat pengajaran.
2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-undang.
Pasal 32
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
BAB XIV
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 33
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.

2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang


menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam ketentuan umum Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1, yang dimaksud dengan Hak Asasi
Manusia

adalah

seperangkat

hak

yang

melekat

pada

hakikat

dankeberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan


merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara,hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Secara historis Hak Asasi Manusia sebagaimana yang saat ini
dikenal, telah memiliki riwayat perjuangan yang panjang. Sejatinya
perjuangan tersebut bukan dimulai dari abad ke 13. Kalau kita pelajari
Kitab-kitab Suci Keagamaan (baik itu al-Quran, Injil dan lain sebagainya)
tentang perlindungan Hak dan demikian pula tentang diwajibkannya
Kewajiban atas tiap anak manusia, maka mudah kita temukan bahwasanya
Kitab-kitab Suci tersebut telah terlebih dahulu mengemukakannya.
Selanjutnya disini berarti bahwa perjuangan atas Hak-hak Asasi yang
dimiliki manusia telah lebih dahulu berlangsung ribuan tahun yang lalu,
dengan demikian sesungguhnya adalah tidak tepat kalau sejarah
perjuangan Hak-hak Asasi Manusia dimulai bersamaan dengan ditandatanganinya Magna Charta (tahun 1215), akan tetapi karena sejarah telah
menentukannya demikian, jelasnya: bahwa saat-saat kelahiran Magna
Charta dianggap sebagai tonggak pertama kemenangan Hak Asasi atau
sebagai permulaan sejarah perjuangan Hak-hak Asasi Manusia. Hak Asasi
Manusia pada perkembangannya berlanjut pada beberapa Negara
diantaranya Yunani, Inggris, Amerika Serikat, Perancis, sampai pada

pernyataan sedunia tentang Hak Asasi Manusia yang lebih popular dikenal
sebagai UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS oleh PBB.
Di Indonesia sendiri, Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber
dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat
jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada
Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut
harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan
falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi
manusia

bukan

berarti

melaksanakan

dengan

sebebas-bebasnya,

melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung


dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Titik Triwulan Tutik. 2008. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia
Pasca Amandemen UUD 1945(Jakarta: CERDAS PUSTAKA)

Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja. 2014. Hukum Tata Negara dan Hukum
Administrasi Negara(Jakarta Timur:SINAR GRAFIKA)

Makalah
HUKUM TATA NEGARA TENTANG HAK ASASI MANUSIA

(Guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Tata Negara)

Oleh :
Ayu Priciliya
(140710101395)

UNIVERSITAS JEMBER
April, 2015

Anda mungkin juga menyukai