Kok
Kok aneh
aneh sih?
sih?
Ibu
IbuAni
Animembawa
membawaanak
anaktunggalnya
tunggalnyake
kePuskesmas
Puskesmaskarena
karenakhawatir
khawatiratas
atas
tingkah
tingkahlaku
lakuaneh
anehRio,
Rio,anak
anaklaki-lakinya
laki-lakinyayang
yangberusia
berusia44tahun.
tahun.Si
Siibu
ibu
menyadari
menyadaribahwa
bahwaanaknya
anaknyamulai
mulaibertingkah
bertingkahlaku
lakuaneh
anehdan
danberbeda
berbeda
sekali
sekali dengan
dengan anak-anak
anak-anak sebaya
sebaya lainnya
lainnya sejak
sejak berumur
berumur 22 tahun,
tahun,
tapi
tapi ibu
ibu Ani
Ani masih
masih ragu
ragu apakah
apakah anaknya
anaknya memang
memang sakit
sakit atau
atau karena
karena
manja
saja.
Rio
selalu
menolak
kehadiran
orang
lain
dan
terlihat
manja saja. Rio selalu menolak kehadiran orang lain dan terlihat
lebih
lebihasyik
asyikbermain
bermainsendiri
sendiridengan
denganmobil-mobilannya
mobil-mobilannyayang
yangsudah
sudah
usang.
usang. Bukan
Bukan itu
itu saja,
saja, jika
jika Rio
Rio mendengar
mendengar suara
suara yang
yang agak
agak keras,
keras,
Rio
Rio langsung
langsung terlihat
terlihat sangat
sangat ketakutan.
ketakutan. Ucapannya
Ucapannya juga
juga sulit
sulit
dimengerti
dimengerti sehingga
sehingga Ibu
Ibu Ani
Ani merasa
merasa bingung
bingung apa
apa yang
yang sebenarnya
sebenarnya
diminta
oleh
anak
kesayangannya
tersebut.
Jika
sudah
demikian,
diminta oleh anak kesayangannya tersebut. Jika sudah demikian,Rio
Rio
pasti
pastimarah
marahdan
danIbu
IbuAni
Aniakan
akansangat
sangatkesulitan
kesulitanmenenangkan
menenangkanRio.
Rio.
Rio
Riojuga
jugabelum
belumbisa
bisaberjalan
berjalansendiri.
sendiri.Ibu
IbuAni
Anisering
seringdiingatkan
diingatkanoleh
oleh
kader
kader posyandu
posyandu disekitar
disekitar tempat
tempat tinggalnya
tinggalnya untuk
untuk segera
segera
memeriksakan
memeriksakan anaknya
anaknya tersebut
tersebut karena
karena curiga
curiga jangan-jangan
jangan-jangan Rio
Rio
menderita
gangguan
perilaku
dan
tumbuh
kembang
atau
bahkan
cacat
menderita gangguan perilaku dan tumbuh kembang atau bahkan cacat
mental????
mental????
Pendekatan Diagnosis
Berdasarkan Gejala
Menolak kehadiran orang lain dan lebih asyk
bermain sendiri
Terlihat ketakutan bila mendengar suara yang
agak keras
Ucapannya susah dimengerti
Mudah marah, dan sulit ditenangkan jika sudah
marah
Belum bisa berjalan
Differential Diagnoses
Gangguan
Pervasif
(Autisme)Diagnosis Utama
Retardasi Mental
Gangguan Atensi dan Hiperaktivitas
(ADHD)
Cerebral Palsy
Autisme
Memiliki gejala khas yaitu kurangnya interaksi
sosial secara kualitatif, kekurangan dalam
komunikasi, dan terbatasnya pengulangan dan pola
peniruan dari tingkah lakunya atau ketertarikan.
Autisme
Tiga defisit inti:
Qualitative impairments in communication
Qualitative impairments in reciprocal social
interaction
Presence of stereotypic, restrictive, and
repetitive patterns of behavior, interests, and
activities.
Diagnosis DSM IV
A. Harus ada total 6 gejala dari (1),(2) dan (3),
dengan minimal 2 gejala dari (1) dan masingmasing 1 gejala dari ( 2 ) dan (3)
1. Kelemahan kwalitatif dalam interaksi sosial, yang
termanifestasi dalam sedikitnya 2 dari beberapa
gejala berikut ini :
Kelemahan dalam penggunaan perilaku nonverbal,
seperti kontak mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, gerak
tangan dalam interaksi sosial.
Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Kurangnya kemampuan untuk berbagi perasaan dan
empati dengan orang lain.
Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan
emosional yang timbal balik.
Clinical
Kriteria Diagnosis
Menifestations
Qualitative
Impairments In
Social Interaction
Disturbances of
Communication and
Language
Stereotyped
Behavior
Instability of Mood
and Affect
Manajemen Autisme
Mental Retardation
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia
yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan
(sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat
perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,
tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang.
Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang
atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.
Retardasi Mental
ETIOLOGI
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
Akibat
Retardasi Mental
Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu:
Retardasi mental berat sekali
IQ dibawah 20 atau 25.
Retardasi mental berat
IQ sekitar 20-25 sampai 35-40.
Retardasi mental sedang
IQ sekitar 35-40 sampai 50-55.
Retardasi mental ringan
IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena
retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi
mental ringan tidak dikenali dan dapat berinteraksi social, gejala
diketahui sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau
kedua disekolah.
Retardasi Mental
Kriteria Diagnosis
Fungsi intelektual yang secara bermakna di bawah ratarata: IQ kira-kira 70 atau kurang pada tes IQ yang
dilakukan secara individual (untuk bayi, pertimbangan
klinis adanya fungsi intelektual yang jelas di bawah ratarata).
Adanya defisit atau gangguan yang menyertai dalam
fungsi adaptif sekarang (yaitu efektivitas orang tersebut
untuk memenuhi standar-standar yang dituntut menurut
usianya dalam kelompok kulturnya) pada sekurangnya
dua bidang keterampilan berikut: komunikasi, merawat
diri, di rumah, keterampilan social/intrapersonal,
menggunakan sarana masyarakat, mengarahkan diri
sendiri, keterampilan akademik fungsional, pekerjaan,
liburan, kesehatan, dan keamanan).
Onset sebelum 18 tahun.
Manajemen
Mental
Retardasi
ETIOLOGI
Penyebab dasar perubahan di ADHD belum diketahui pasti.
Tidak memiliki penyebab tunggal, spesifik, tetapi
multifaktorial.
Kerusakan neurologik pada periode pranatal atau
perinatal.
Keterlambatan maturasi SSP.
Disfungsi neurotransmitter katekolamin dopamin serta
norepinefrin
Faktor genetik.
Orangtua yang alkoholik, histeria, dan sosiopati.
Pajanan paranatal dan masa kanak-kanak terhadap
berbagai toksin, seperti pajanan alkohol sewaktu janin
dan keracunan timbal.
Pengaruh makanan tambahan buatan , gula, dan
salisilat.
ADHD
Kategori DSM-IV-TR
hyperactiveimpulsive,
inattentive,
Kombinasi
(Anak-anak
dikategorikan
dalam salah satu
subtype,
harus
menunjukkan
6
atau
lebih
simptom).
Manajemen ADHD
ADHD merupakan kondisi kronis dan membutuhkan
terapi jangka panjang.
Treatment ADHD bervariasi pada kompleksivitas dari
kasus individual dan juga dari kondisi penyerta lainnya.
Behavior modification techniques, Educational
interventions, social skills training.
Medikasi
psikostimultan
(methylphenidate
and
dextroamphetamine) tersedia untuk jangka pendek dan
jangka panjang. Atomoxetine (obat second-line).
Terapi medikasi alternatif ADHD: clonidine atau
guanfacine (alpha2-adrenergic presynaptic agonists,
yang menurunkan level norepinephrine, bermanfaat
pada individu dengan hiperreaktivitas terhadap stimuli).
Cerebral Palsy
Cerebral palsy (lumpuh otak) adalah kelompok penyakit kronik
yang mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan
manifestasi klinis yang tampak pada beberapa tahun pertama
kehidupan dan secara umum tidak akan bertambah buruk pada
usia selanjutnya. Atau suatu kondisi terganggunya fungsi otak
dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar,
pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir.
Cerebral Palsy
Klasifikasi
Spastik (tipe kaku-kaku) dialami saat penderita terlalu lemah atau
terlalu kaku. Jenis ini adalah jenis yang paling sering muncul.
Sekitar 65 persen penderita lumpuh otak masuk dalam tipe ini.
Atetoid terjadi dimana penderita yang tidak bisa mengontrol gerak
ototnya, biasanya mereka punya gerakan atau posisi tubuh yang
aneh.
Kombinasi adalah campuran spastic dan athetoid. Sering
ditemukan pada penderta yang mempunyai lebih dari satu tipe CP.
Hipotonis terjadi pada anak-anak dengan otot-otot yang sangat
lemah sehingga seluruh tubuh selalu terkulai. Biasanya
berkembang menjadi spastik atau athetoid.
Lumpuh otak juga bisa berkombinasi dengan gangguan epilepsi,
mental, belajar, penglihatan, pendengaran, maupun bicara.
Cerebral Palsy
Gejala Berdasarkan Klasifikasi CP
Cerebral Palsy
END