Anda di halaman 1dari 51

SKENARIO 2

KELOMPOK 4

Tn. Joni, 55 tahun, dibawa keluarganya ke UGD RSUP NTB


dengan keluhan wajahnya tampak asimetris. Dari
anamnesis diketahui bahwa kondisi tersebut terjadi sejak
30 menit yang lalu. Saat kejadian, salah satu anak Tn.
Joni menemukan Tn. Joni dalam keadaan tersungkur di
kamar mandi. Saat disuruh meringis, tampak sudut
bibir kanan tertinggal. Dari riwayat penyakit dahulu
diketahui Tn. Joni menderita hipertensi dan
Diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu. Dokter
melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan tipe lesi
yang dialami Tn. Joni. Dokter selanjutnya segera
melakukan pemeriksaan lengkap dan merencanakan
penatalaksanaan segera terhadap penyakit Tn. Joni.

SKENARIO II : waduh,bibirku
mencong

PENDEKATAN DIAGNOSIS
Wajah asimetris+saat meringis sudut
bibir kanan tertinggal
paralisis/kelumpuhan wajah sebelah
kanan, dapat disebabkan gangguan:
Saraf perifer CN VII (Bells Palsy)
Saraf pusat lesi brodman 4 (stroke, TIA)

Usia 55 thn + riwayat DM dan HT


faktor resiko kejadian CV
kemungkinan stroke atau TIA

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis onset, gejala prodomal, adakah
kelumpuhan dibagian tubuh lain, gangguan
visual dan verbal, riwayat sebelumnya (pernah
mengalami hal serupa/tidak), riwayat keluarga
(penyakit kelumpuhan), riwayat trauma, FR
penunjang
Pemeriksaan Fisik FAST dan/atau ROSIER scor
(memastikan stroke/tidak)
Pemeriksaan penunjang EMG (menentukan lesi
akibat gangguan neurogenik/muskuloskeletal),
brain imaging (jika curiga stroke/TIA)

UMN

Tr. Piramidalis

Tr.
Ekstrapiramid
alis

LMN

Klasifikasi
Alfamotoneuron

N
M
L

Gammamotoneuron
Alfa

Ukuran besar
Tebal
Aksonnya 12-20 mikro
Menuju otot ekstrafusal

Kedua motoneuron ini,


impuls motorik dapat
mengemudikan
keseimbangan tonus
otot yang diperlukan
untuk mewujudkan
gerakan.

Gamma
-Ukuran kecil
- Tipis
- Aksonnya 2-8 mikro
- Menuju otot intrafusal

Pusat
Eksitasi/inhibisi

Interneuron

Motoneuron
NMJ
Otot

LESI UMN

Dibagi dalam
1. Hemiplegia akibat hemilesi di korteks
motorik primer
2. Hemiplegia akibat hemilesi di kapsula
interna
3. Hemiplegia alternasn akibat hemilesi
dibatang otak :
a. Sindrom hemiplegia alternans di mesensefalon
b. Sindrom hemiplegia alternans di pons
c. Sindrom hemiplegia alternans di medula
spinalis

4. Tetraplegia/Kuadriplegia dan paraplegia


akibat lesi di medula spinalis di atas
tingkat konus

Lesi UMN
Tanda-tanda kelumpuhan UMN :
Tonus otot meninggi/hipertonia
Hiperefleksia
Klonus
Refleks Patologik
Tidak ada atrofi pada otot yang
lumpuh
Refleks automatisme spinal

LESI LMN

Tipe Lesi tipe LMN


Lesi di daerah brainstem sampai
spinal cordpoliomielitis
Lesi akibat kerusakan akson yang
meluasneurophaty perifer
Lesi di daerah salah satu nervus
(lesi di daerah spinal atau di
daerah nervus perifer)

karakteristiknya
Wasting
Fasciculation
Penurunan tonus
Kelemahan
Penurunan atau tidak adanya
refleks

KEMUNGKINAN
DIAGNOSIS

TIA

DEFINISI
A brief episode of neurologic
dysfunction cause by focal brain or
retinal ischemia, with clinical
symptoms typically lasting less
than 1 hour and without evidence
of acute infarction -- NEJM 2002

Gejala menghilang < 24 jam


Kebutaan sementara pada salah satu
mata mrpkn indikator TIA

Prediktor signifikan utk risiko stroke


kedepan
4-10x risiko meningkat setelah epsiode
kelemahan salah satu sisi
Risiko terbesat pada bulan pertama
setelah TIA

Management TIA

Assesment pasien TIA dan cari kemungkinan


terkena stroke dikemudian hari.
Kemungkinan pasien TIA untuk terkena stroke
dinilai dengan scoring ABCD. Jika nilai scor > 4,
termasuk resiko tinggi maka pasien diberi
pengobatan preventif meliputi:
Berikan segera aspirin (300 mg daily)
Investigasi dan assesment lengkap oleh ahli
(spesialis/tim stroke) paling lambat 24jam setelah
muncul gejala dan tanda defisit neurologis
(serangan)
Jelaskan panyakitnya pada pasien dan pastikan
diberikan pengobatan preventif serta
mengidentifikasi dan mengatasi faktor resiko yg
ada.
Pasien TIA berulang dianggap memiliki resiko
tinggi stroke meski scor ABCDs-glukosa nya
kurang dari 3.

Jika nilai ABCDs-glukosa kurang dari


3, penanganan meliputi:
Berikan segera aspirin (300 mg daily)
Investigasi dan assesment lengkap
oleh ahli (spesialis/tim stroke)
secepatnya (paling lambat 1 minggu
pasca serangan)
Jelaskan panyakitnya pada pasien
dan pastikan diberikan pengobatan
preventif serta mengidentifikasi dan
mengatasi faktor resiko yg ada.

STROKE

DEFINISI
Rapidly developed clinical sign of
focal disturbance of cerebral
function of presumed vascular origin
and of more than 24 hours WHO
Stroke merupakan penyebab
kematian nomor tiga dan penyebab
kelumpuhan nomor satu di negaranegara maju

KLASIFIKASI
Ischemic Stroke (75% Brain Infarct)
Occlusive:
Thrombosis
Embolism

Anterior Circulation
Occlusion of carotid artery involve cerebral
hemispheres

Posterior Circulation
Vertebro-basilar artery distribution involve
brainstem or cerebellum

Hemorrhagic Stroke
Subarachnoid
Aneurysm (most common)
Arteriovenous malformation

Intracerebral
Hypertension (most common)
Amyloid angiopathy in elderly

KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Infark

TIA
Stroke in evolution
Complete stroke
Lacular infark

Hemoragik
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subaraknoid

FAKTOR RESIKO
Yg dapat diubah

Hipertensi
merokok
Riwayat TIA
Penyakit jantung
Diabetes Mellitus
Hypercoagulopath
y
Stress
Dislipidemia
obesitas

Yg tidak dpt
diubah

Usia
Gender
Ras
Herediter

PATOFISIOLOGI
Pada stroke
iskemik, aliran
darah ke otak
terhenti karena
aterosklerosis
atau bekuan
darah yang telah
menyumbat
suatu pembuluh
darah

Pada stroke
hemorragik,
pembuluh darah
pecah sehingga
menghambat
aliran darah yang
normal dan darah
merembes ke
dalam suatu
daerah di otak
dan merusaknya

TANDA DAN GEJALA


Ischemic
Carotid Circulation
Unilateral paralysis (opposite side)
Numbness (opposite side)
Language disturbance
Aphasia difficult comprehension, nonsense,
difficult reading/writing
Dysarthria slurred speech, abnormal
pronunciation.

Visual disturbance (opposite side)


Monocular blindness (same side)

Ischemic
Vertebrobasilar Circulation
Vertigo
Visual disturbance
Both eyes simultaneously

Diplopia
Ocular palsy inability to move to one side
Dysconjugate gaze asynchronous movement

Paralysis
Numbness
Dysarthria
Ataxia

Hemorrhagic
Subarachnoid hemorrhage
Gejala prodromal yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala
karena hipertensi. Serangan seringkali siang hari, saat
aktivitas, atau emosi/marah.Sifat nyeri kepala hebat
sekali.Mual dan muntah sering terdapat pada permulaan
serangan. Hemiparesis/hemiplegi biasa terjadi sejak
permulaan serangan.Kesadaran biasanya menurun dan
cepat masuk koma

Intracerebral hemorrhagi
Gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan
akut.Kesadaran sering terganggu dan sangat
bervariasi.Ada gejala/tanda rangsang meningeal.Edema
papil dapat terjadi bila ada perdarahan subhialoid karena
pecahnya aneurisma pada a.komunikans anterior atau
a.karotis interna

TATALAKSANA
Umum
Stabilisasi ABC
Medikal
Tekanan darah diturunkan bila tekanan sistolik>
200 mm/ Hg, penurunan tekanan darah tak boleh
melebihi 40 persen, dg ACE inhibitor atau
penghambat reseptor alfa.
Obat-obat antifibrinolisis .
Hiperventilasi dan obat-obat hiperosmolar seperti
mannitol dianjurkan untuk mengobati edema otak.
Obat antikonvulsan

BELLS

DEFINISI
Merupakan suatu disfungsi nervus fasialis
idiopatik yang mengakibatkan kelemahan otot
wajah. Dinamakan setelah tuan charles Bell.
FAKTOR RESIKO
Meningkat pada wanita hamil trimester ketiga
dan 2 minggu pertama postpartum, tapi masih
menjadi perdebatan
Diabetes melitus
Hipertensi

PATOFISIOLOGI
Keterlibatan DNA virus herpes
simpleks tipe I
Memang patofisiologinya belum
jelas, oleh karena itu disinonimkan
juga dengan paralisis fasial
idiopatik.

MANIFESTASI KLINIS
Kelemahan mencapai 48 jam
Nyeri disamping telinga mungkin
mendahului paralisis untuk satu
sampai 2 hari
Sensasi mengecap hilang secara
unilateral
Hiperacusis

DIAGNOSIS
Diagnosis pada pasien Bells Palsy
dapat dibuat secara klinis pada
Tipe presentasi
Tidak ada factor resiko atau gejala yang
ada sebelumnya untuk penyebab lain
paralisis fasial
Tidak adanya lesi kutaneus dari herpes
zoster pada kanal eksternal telinga
Pemeriksaan neurologi normal kecuali
pada nervus fasialis

PEM. PENUNJANG
Akan ditemukannya limfositosis
cairan cerebrospinal ringan
MRI adanya pembengkakan dan
peninggian yang sama dari
ganglion geniculata dan nervus
fasialis. Pada beberapa kasus
terlihat nervus yang membengkak
terjebak pada tulang temporal.

TATALAKSANA
Untuk mengukur gejala dilakukan
Menggunakan plester kertas untuk menekan
kelopak mata atas saat tidur dan mencegah
mengeringnya kornea
Pemijatan pada otot yang melemah
Dapat diberikan glukokortikoid (prednisone) 6080mg setiap hari selama 5 hari dan kemudian
dan ditapis pada 5 hari selanjutnya. Pada
beberapa penelitian diberikan acyclovir
400mg lima kali sehari untuk 10 hari. Tedapat
juga penelitian dengan valaclovir 1000mg per
hari selama 5-7 hari

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai