Kelompok J
SMF Ilmu Kesehatan Anak
RSUD dr. M. Saleh Probolinggo
Tahun 2014
1.Produksi
2.Transport
asi
3.Konjugasi
4.Ekskresi
Dasar
Peningkatan bilirubin yang
tersedia
Peningkatan produksi
bilirubin
Peningkatan resirkulasi
melaluio enterohepatik shunt
Penurunan bilirubin clearance
Penurunan clearance dari
plasma
Penurunan metabolisme
hepatik
Penyabab
Peningkatan sel darah merah
Penurunan umur sel darah
merah
Peningkatan early bilirubin
Peningkatan aktifitas glukoronidase Tidak adanya
flora bakteri
Pengeluaran mekonium yang
terhambat
Defisiensi protein karier
Penurunan aktifitas UDPGT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
usia neonatus
berat badan lahir neonatus
sejak kapan neonatus berwarna kuning
apakah neonatus sudah dapat buang air
besar
warna feses neonatus
warna urine
riwayat keluarga dengan riwayat sakit yang
mirip dengan neonatus sebelumnya
J Jaundiced at <24hrs
A A sibling who needed PTx as a baby,
Antibodies (to minor antigens)
U Unrecognised haemolysis
N Non-optimal feeding / sucking (daya isap/
menyusu yang tidak optimal)
D Deficiency of G6PD
I Infection, In-utero transfusion
C Cephalhaematoma or bruising
E Ethnicity (e.g. East Asian, Mediterranean,
African), Early delivery (preterm)
Dehidrasi
Penurunan berat badan masif setelah lahir
Adanya ekstravasasi darah
chepalhematoma, kontusio
Neonatus dengan riwayat ibu diabetes
mellitus
Asidosis
Asfiksia
Obstruksi saluran cerna yang meningkat
pada sirkulasi enterohepatikum
golongan darah
Coombs test,
darah lengkap dan hapusan darah,
hitung retikulosit,
skrining G6PD dan bilirubin direk.
skrining TORCH dan profil cairan
serebrospinal. 3,4
eritroblastosis foetalis,
sepsis,
penyakit inklusi sitomegalik,
rubela atau toksoplasmosis kongenital
septikemia,
atresia kongenital saluran empedu,
hepatitis serum homolog,
rubela,
hepatitis herpetika,
pelebaran idiopatik duktus koledoskus,
galaktosemia,
anemia hemolitik kongenital (sferositosis) atau mungkin
krisis anemia hemolitik lain, seperti defisiensi enzim
piruvat kinase dan enzim glikolitik lain, talasemia,
penyakit sel sabit, anemia non-sperosit herediter), atau
anemia hemolitik yang disebabkan oleh obat-obatan
(seperti pada defisiensi kongenital enzim-enzim glukosa6-fosfat dehidrogenase, glutation sintetase, glutation
reduktase atau glutation peroksidase) atau akibat
terpapar oleh bahan-bahan lain.
Tujuan utama :
untuk mengendalikan agar kadar
bilirubin serum tidak mencapai nilai
yang
dapat
menimbulkan
kernicterus.
Pengendalian kadar bilirubin dengan
pemberian obat-obatan (luminal).
Pemberian
terapi
sinar
atau
transfusi tukar
Faktor Resiko :
Ikterus timbul pada usia <
24 jam
- inkompatibilitas golongan
darah (dengan Coombs
test positif)
usia kehamilan < 38
minggu
penyakit-penyakit
hemolitik
- ikterus / terapi sinar /
transfusi tukar pada bayi
sebelumnya
- hematoma sefal
-
bruising
ASI eksklusif (bila berat
ikterus
sebelum
dipulangkan
-
DM gestasional
polisitemia
bayi
Sinar
2.Transfusi
3.Terapi
Tukar
obat
terapi
dilakukan
sinar
pula
masih menyala
terpapar
dapat
seluas-luasnya,
yaitu
dengan
Terapi
sinar
meningkatkan
insensible
water
loss
dinaikkan
kebutuhannya
sebanyak
0,5
enteritis
hipertermia
dehidrasi
kelainan kulit
gangguan minum
tubuh
terhemolisis
dan
membuang
pula
antibodi
yang
menimbulkan hemolisis.
6.
Gejala
neurologis
yang memburuk
7. Terbukti sepsis atau
meningitis
4. Suhu rektal 35 OO C
8. Anemia hemolitik
Keterangan:
* Volume darah bayi cukup bulan 85 cc / kg BB
* Volume darah bayi kurang bulan 100 cc /kg BB
komplikasi
asidosis,
bradikardia,
aritmia,
henti
jantung.
bilirubin.
pada neonatus.
Kernikterus
Kerusakan neurologis
yang
dapat
menyebabkan