Anda di halaman 1dari 2

APPENDICITIS

DEFINISI
Appendictis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix
vermicularis akibat adanya obstruksi pada lumen Appendix.

EPIDEMIOLOGI dan INSIDENSI


Appendix merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering
dan kasus emergensi bedah yang umum ditemukan. Sering terjadi
pada anak-anak berusia enam sampai sepuluh tahun dan dewasa
muda. Ratio insidensi laki-laki dibandingkan dengan perempuan
sekitar 1,3 :1
ETIOLOGI
Obstruksi lumen adalah penyebab utama pada Appendicitis acuta.
Fecalith merupakan penyebab umum obstruksi Appendix, yaitu
sekitar 20% pada anak dengan Appendicitis acuta dan 30-40% pada
anak dengan Appendicitis perforata. Penyebab lainnya adalah
hyperplasia jaringan limfoid di sub mukosa Appendix, barium yang
mongering pada pemeriksaan sinar x, biji-bijian, gallstone, cacing
usus terutama Oxyuris.
MANIFESTASI KLINIS

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan dengan menjumlah setiap skor, kemudian
kemungkinan diagnosis apendisitis adalah berdasarkan pembagian interval nilai yang
diperoleh tersebut adalah :
1.
Skor > 8, menyatakan seseorang berkemungkinan besar menderita apendisitis.
Pasien ini dapat langsung diambil tindakan pembedahan tanpa pemeriksaan lebih

lanjut. Kemudian perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan patologi anatomi


2. Skor 2 8, menyatakan tingkat kemungkinan sedang untuk terjadinya apendisitis.
Pasien ini sbaiknya dikerjakan pemeriksaan penunjang seperti foto polos abdomen
ataupun CT scan
3. Skor < 2, menyatakan kecil kemungkinan pasien ini menderita apendisitis.
Pasien ini tidak perlu untuk di evaluasi lebih lanjut dan pasien dapat dipulangkan
dengan catatan tetap dilakukan follow up pada pasien ini.
KLASIFIKASI
Berdasarkan perjalanan patofisiologisnya, apendisitis terbagi menjadi 4, yaitu :
1.
Appendisitis Mukosa
Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Saat dalam keadaan normal, lendir
dicurahkan ke dalam lumen dan mengalir ke sekum. Namun, karena obstruksi,
sekresi mukosa akan terbendung, lalu menyebabkan distensi lumen akut.
Kemudian terjadi kenaikkan tekanan intraluminer yang dapat mengganggu
drainase limfe dan menekan pembuluh darah. Keadaan tersebut menyebabkan
mukosa appendiks menjadi edema, resistensi selaput lendir berkurang, terjadi
kongesti vena dan iskemia arteri. Appendiks rentan mengalami iskemia karena
pembuluh darahnya merupakan end artery. Kondisi ini dapat menimbulkan luka
atau ulserasi mukosa appendiks yang mengundang invasi bakteri dari usus besar
dan menyebabkan proses radang akut yang disebut appendisitis mukosa, terjadi
proses irreversibel meskipun faktor obstruksi telah dihilangkan.
2.
Appendisitis supuratif
Tekanan dalam lumen yang terus bertambah menimbulkan trombosis pembuluh
darah appendiks dan memperberat iskemia serta edema. Invasi bakteri terus
terjadi ke dalam dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa. Selanjutnya,
eksudasi netrofil pada dinding appendiks semakin banyak sampai lapisan
muskularis yang disebut appendisitis akut flegmonosa, pada kondisi ini terdapat
fokus-fokus purulen dan nekrosis pada mukosa. Bertambah buruknya reaksi
inflamasi menyebabkan pembentukan abses pada dinding dan pus dalam lumen
serta terjadi ulserasi. Tahap ini lapisan serosa dilapisi oleh eksudat fibrinoid
supuratif disertai nekrosis lokal dan disebut apendisitis supuratif akut.
3.
Appendisitis ganggrenosa
Kelanjutan dari reaksi diatas adalah pada appendiks terjadi hiperemi berlebihan dan
edema dengan tanda-tanda perdarahan dibawah lapisan serosa, dari luar tampak
eksudat bercampur fibrin dan mesoappendiks yang membengkak. Iskemia dan
nekrosis sepanjang dinding sampai lapisan serosa akan semakin parah yang
kemudian mengakibatkan terjadinya infark. Infark pun terus berlanjut menjadi
gangren warnanya menjadi hitam kehijauan yang sangat potensial ruptur, tahap ini
disebut appendisitis akut gangrenosa
4.
Appendisitis perforasi
Tahap ini appendiks telah ruptur, pecah atau berlubang, dan pus yang terdapat
didalam lumen dapat keluar menyebar ke organ-organ lain maupun di dalam fossa
appendiks vermiformis yang dapat mengakibatkan peritonitis. Pus yang tercurah ke
rongga peritoneum menyebabkan terjadinya peradangan peritoneum parietal

Anda mungkin juga menyukai