TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Minyak
Minyak memiliki komposisi dan sifat fisio-kimia yang berbeda-beda. Perbedaan
komposisi dan sifat fisio kimia disebabkan oleh perbedaan sumber, iklim, keadaan tempat
tumbuh dan pengolahan
(Ketaren, 1986)
Minyak dan lemak merupakan salah satu dari anggota golongan lipid netral, dimana
minyak dan lemak pasti merupakan anggota lipid. Lipid dapat diklasifikasikan menjadi 4
kelas yaitu lipid netral, fosfatida, spingolipida, dan glikolipid. Lemak dan minyak secara
umum biasanya dapat digunakan sebagai bahan pangan, minyak dan lemak sebagai bahan
pangan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu 1) lemak yang siap dikonsumsi tanpa dimasak
(edible fat consumed uncooked) misalnya mentega, margarine, dan lemak yang digunakan
dalam kembang gula, dan 2) lemak yang dimasak bersama bahan pangan, atau dijadikan
sebagai medium penghantar panas dalam memasak bahan pangan; misalnya minyak goreng,
shortening dan lemak babi. Di samping itu minyak dan lemak memegang peranan penting
dalam menjaga kesehatan tubuh manusia. Sebagaimana diketahui, lemak memberikan energy
kepada tubuh sebanyak 9 kalori tiap gram lemak.
(Ketaren, 1986)
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut
juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah
menguap. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun
pada penyimpanan yang cukup lama minyak atsiri dapat teroksidasi.
(Gunawan dan Mulyani, Minyak Atsiri, 2004)
II-1
Umumnya larut dalam pelarut organik, seperti alkohol, eter, petroleum dan benzene.
II-2
II.1.6 Ketumbar
Tanaman ketumbar (Coriandrum sativum) adalah tumbuhan rempah-rempah yang
populer. Buahnya yang kecil dikeringkan dan diperdagangkan, baik digerus maupun tidak.
Bentuk yang tidak digerus mirip dengan lada, seperti biji kecil-kecil berdiameter 1-2 mm.
Biasanya, tumbuhan ini ditanam di kebun-kebun daerah dataran rendah dan pegunungan.
Daunnya hijau dengan tepian bergerigi. Sedangkan, untuk bunga mejemuknya berbentuk
payung bersusun berwarna putih dan merah muda. Untuk buah, bentuknya hampir bulat
berwarna kuning bersusun, Kalau matang, buahnya mudah dirontokkan.
(Anonim, 2012)
Manfaat yang diambil dari ketumbar adalah dari daun, biji, dan buah. Dari semua
bagian itu terdapat kandungan berupa sabinene, myrcene, a-terpinene, ocimene, linalool,
geraniol, dekanal, desilaldehida, trantridecen, asam petroselinat, asam oktadasenat, dmannite, skopoletin, p-simena, kamfena, dan felandren.
(Anonim,2012)
II-3
Jumlah (%)
20
d--pinen
dl--pinen
-pinen
p-simen
-terpinen dan terpinen
terpinolen dan fellandren
2. Hidrokarbon beroksigen terdiri dari :
60-70
d-linalool
n-desil aldehid
geraniol
l-bomeol
asam asetat
LABORATORIUM TEKNOLOGI BIOFUEL, ATSIRI DAN
NABATI
PROGRAM STUDI D III TEKNIK KIMIA
FTI - ITS
II-4
Nilai (%)
0,870-0,885
+8o sampai +13o
1,463 1,471
Bilangan Asam
Bilangan Ester
3,0-22,7
(Guenther, 1952)
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi minyak bermacam-macam, yaitu
rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expression dan solvent extraction.
II-5
II-6
Harus dapat melarutkan semua zat yangdiinginkan dengan cepat dan sempurna
(pelarut harus bersifat selektif).
Harus mempunyai titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah diupkan
tanpa menggunakan suhu tinggi.
Pelarut harus mempunyai titik didih yang sama, jika diuapkan tidak tertinggan
didalam minyak.
2. Temperatur
Ekstraksi akan berlangsung lebih cepat apabila dilakukan pada temperature yang
tinggi, tetapi apabila pada ekstraksi suhu terlalu tinggi akan menyebabkan beberapa
komponen pada bahan mengalami kerusakan.
3. Ukuran bahan
Penghancuran atau pengecilan ukuran bahan dilakukan agar permukaan kontak bahan
dengan pelarut semakin luas, sehingga proses ekstraksi dapat berlangsung lebih cepat.
Laju ekstraksi ditentukan oleh luas permukaan kontak anatara bahan dengan pelarut.
4. Waktu pengontakan
Semalin lama kontak material padatan dengan pelarut atau semakin lama waktu
ekstraksi, maka kemungkinan kontak antara pelarut dan bahan akan semakin besar.
(Novi, Adi, 2011)
II-7
II-8
II.1.8 Heksana
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus
kimia C6H14 (isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks- merujuk
pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana,
yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut.
Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif dan sering digunakan sebagai pelarut organik
yang inert. Heksana juga umum terdapat pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil. Dalam
keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air.
Tabel II.1.3 Karakteristik pelarut heksana
Rumus molekul
C6H14
Massa molar
86,18 gr/mol
Densitas
Titik leleh
Titik didih
Viskositas
0,6548 gr/ml
95 C (178 K)
69 C (342 K)
0,294 cp pada 25 C
(Anonim, 2012)
II.1.9 Rendemen
II-9
x 100%
(Armando, 2009)
II.1.10 Densitas
Bobot jenis merupakan perbandingan berat dari suatu volume contoh pada
suhu 250C dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Cara ini dapat
digunakan untuk semua jenis minyak dan lemak yang dicairkan. Alat yang
digunakan untuk penentuan ini adalah piknometer.
II.1.11 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di
dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan
makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas
dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul
LABORATORIUM TEKNOLOGI BIOFUEL, ATSIRI DAN
NABATI
PROGRAM STUDI D III TEKNIK KIMIA
FTI - ITS
II-10
II-11
II-12
tersebut
dibudidayakan petani Indonesia hnya sebatas diambil daunnya yang masih muda untuk
sayuran. Minyak ketumbar diperoleh dari biji ketumbar yang telah mengalami pengeringan
penghancuran dan ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan secara mekanis dan pelarutan. Cara
mekanis lebih sederhana dan dapat dilakukan dengan pengempaan hidraulik atau pengempaan
berulir. Pada pengempaan mekanis diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak/lemak
dipisahkan untuk menghasilkan kualitas minyak lebih baik.
Ketumbar merupakan salah satu komoditas penghasil minyak atsiri yang semula
diperkirakan mempunyai potensi dan bernilai komersil tinggi ternyata melalui perhitungan
dengan analisa finansial dan analisa biaya sumber daya domestic ternyata belum layak
dikembangkan. Hingga saat ini budidaya ketumbar baru sebtas diambil daunnya yang masih
muda digunakan sebagai bumbu masak dan memenuhi permintaan swalayan sebagau sayuran.
II-13
II-14