yang terdiri dari atom sulfur dan atom hidrogen (-SH). Sebagai analog sulfur dari
gugus alkohol (-OH), gugus ini dirujuk baik sebagai gugus tiol ataupun gugus
sulfhidril. Secara tradisional, tiol sering dirujuk sebagai merkaptan.
Polimer adalah suatu molekul besar yang tersusun dari unit ulangan kimia yang
kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara
atau hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer. Polimer ini
terbagi atas 2 jenis menurut asalnya, yaitu polimer alam dan polimer sintetik.
Polimer sintetis yang Pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil kondensasi
fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo
Baekeland pada tahun 1907.
Berikut ini adalah penggolongan polimer :
1.
a.
Polimer alam: polimer yang tersedia secara alami di alam. Contoh: karet alam
(dari monomer-monomer 2-metil-1,3-butadiena/isoprena), selulosa (dari monomermonomer glukosa), protein (dari monomer-monomer asam amino), amilum
b.
Polimer sintetik: polimer buatan hasil sintetis industri/pabrikan. Contoh: nilon
(dari asam adipat dengan heksametilena), PVC (vinil klorida), polietilena, poliester
(dari diasil klorida dengan alkanadiol)
2.
a.
Homopolimer: terbentuk dari monomer-monomer sejenis. Contoh: polisterina,
polipropilena, selulosa, PVC, teflon
b.
Kopolimer: terbentuk dari monomer-monomer yang tak sejenis. Contoh: nilon
66, tetoron, dakron, protein (dari berbagai macam asam amino), DNA (dari pentosa,
basa nitrogen, dan asam fosfat), bakelit (dari fenol dan formaldehida), melamin
(dari urea dan formaldehida)
3.
a.
Serat: polimer yang dimanfaatkan sebagai serat. Misalnya: untuk kain dan
benang. Contoh: poliester, nilon, dan dakron.
b.
Plastik: polimer yang dimanfaatkan untuk plastik. Contoh: bakelit, polietilena,
PVC, polisterina, dan polipropilena.
4.
a.
Polimer termoplas/termoplastis: polimer yang melunak ketika dipanaskan dan
dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: PVC, polietilena, polipropilena
b.
Polimer termosetting: polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan tidak
dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: melamin, selulosa.
Polimer-polimer ini terbentuk melalui suatu proses yang dinamakan polimerisasi
Proses polimerisasi ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu polimerisasi kondensasi,
polimerisasi adisi. Pada polimerisasi adisi, monomer-monomer yang mengandung
ikatan rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain,
membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi
mengandung semua atom dari monomer awal.
1.
Polimerisasi adisi: polimer yang terbentuk melalui reaksi adisi dari berbagai
monomer
Contoh polimer adisi adalah polistirena (karet ban), polietena (plastik), poliisoprena
(karet alam), politetraflouroetena (teflon), PVC, dan poliprepilena (plastik).
2. Polimerisasi kondensasi: polimer yang terbentuk karena monomer-monomer
saling berikatan dengan melepaskan molekul kecil.
Contoh: pembentukan plastik stirofoam tersusun dari dua monomer berbeda yaitu
urea dan metanal. Dua molekul metanal bergabung dengan satu molekul urea
menjadi suatu molekul disebut dimer. Dimer-dimer ini selanjutnya berpolimerisasi.
Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit, poliuretan, poliamida,
(melamin), poliester (nilon), teteron, dan protein.
Perbedaan antara polimerisasi adisi dan kondensasi adalah bahwa pada polimerisasi
kondensasi terjadi pelepasan molekul kecil seperti H2O dan NH3, sedangkan pada
polimerisasi adisi tidak terjadi pelepasan molekul.
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah
karet sintetis atau karet buatan pabrik , tetapi sesungguhnya karet alam belum
dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun ,keunggulan yang dimiliki oleh
karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis .
seperti hidroksil atau alkena. Monomer-monomer yang khas untuk tujuan ini
mencakup gliserol dikloro asetat dan 1,4 dikloro 2 butena. ( Malcom PS 2001)
Metode terpenting untuk pembuatan elastomer yang bisa dikeraskan pertama
melibatkan pembentukan polimer terikatt silang yang memakai suatu monomer
polihalida , kemudian menguraikan produk tersebut ke suatu polimer dapat lebur
yang terterminasi tiol. Hal ini diselesaikan lewat reduksi dengan natrium
hidrosulfida dalam hadirnya natrium sulfit. Berat molekul rata-ratadari polimer yang
terurai tersebut bergantung pada jumlah natrium hidrosulfida yang digunakan.
( Malcom PS 2001)
Tiokol merupakan karet polisulfida yang dibuat dengan reaksi kondensasi antara
polisulfida dengan dikloroetana. Karet polisulfida ini terdapat dalam bentuk R dan X
yang berbeda sehingga jumlah belerang akan tahan terhadap semua tipe
pelarutorganik tetapi baunya tidak enak dan juga sifat mekaniknya buruk. (Arizal
Ridha1990).
Keuntungan tiokol sangat tahan terhadap minyak dan pelarut organik, tahan
terhadap cuaca, tahan terhadap ozon, dan cahaya matahari bagus, kedap udara
dan uap. Kekurangan tiokol tahanan kikis sobek , cut growth dan retak lentur
buruk, pampatan tetap buruk, dan kepegasan pantul buruk serta baunya tidak
enak. ((Arizal Ridha1990). Tiokol kebanyakan digunakan untuk barang yang tahan
minyak dan pelarut. Sifat fisika yang buruk dan baunya yang tidak disukai telah
telah membatasi penggunaan secara umum. (Arizal Ridha1990).