Anda di halaman 1dari 31

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Digestif adalah blok kesebelas pada semester IV dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C mengenai
Sarmin, seorang laki-laki pedagang beras, berusia 50 tahun datang ke poliklinik
Bedah RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan adanya benjolan dilipat
paha kanan. Benjolan ini timbul sejak 6 bulan yang lalu terutama ketika berdiri,
mengangkat barang berat, dan hilang saat tiduran. Bila benjolan keluar terasa nyeri
dan tidak nyaman.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Kelompok Tutorial VIII

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor

: dr. Iskandar Z.A DTM&H, M.Kes, Sp.ParK

Moderator

: Tia Nurul Hidayah

Notulis

: Marissa Asmaryuni

Sekretaris

: Femilia Kahar

Pelaksanaan tutorial

: Senin, 30 Maret 2015


Rabu, 1 April 2015

Rule of tutorial

1) Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.


2) Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen.
3) Izin saat akan keluar ruangan.
4) Dilarang makan dan minum.
2.2 Skenario Kasus
Sarmin, seorang laki-laki pedagang beras, berusia 50 tahun datang ke
poliklinik Bedah RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan adanya benjolan
dilipat paha kanan. Benjolan ini timbul sejak 6 bulan yang lalu terutama ketika
berdiri, mengangkat barang berat, dan hilang saat tiduran. Bila benjolan keluar
terasa nyeri dan tidak nyaman.
Status Generalis
Keadaan Umum

: Kompos mentis GCS 15

Tanda vital

: Tekanan darah 115/80 mmHg


Nadi 82 x/menit
Pernapasan 22 x/menit
Suhu 37,2oC

Pemeriksaan Fisik Umum


Mata

: Kelopak mata cekung, konjungtiva tidak anemis

Leher

: JVP tidak meningkat, KGB ridak teraba membesar

Thorax
Paru-paru

: Simetris, suara napas vesikuler, ronkhi(-/-), wheezing (-/-)

Kelompok Tutorial VIII

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

Cor

: Bunyi jantung I dan II normal, splitting (-), murmur (-)

Abdomen
Inspeksi

: Datar, gambaran usus (-), bekas operasi (-), massa (-)

Palpasi

: Hepar dan lien tidak teraba, lemas, massa tumor tak teraba,
nyeri tekan (-)

Perkusi

: Timpani, pekak hati (+)

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Ekstremitas

: Normal

Status Lokalis
Pada posisi berdiri:

Tampak benjolan dilipat paha kanan dengan ukuran 6 x 4 cm, tunggal, bentuk
bulat, tidak panas, tidak nyeri, batas tak jelas, lunak, pulsasi (-), bising usus

sukar dinilai.
Saat disuruh batuk benjolan sedikit membesar.
Pada posisi berbaring:
Benjolan tidak tampak.
Saat disuruh batuk tampak ada benjolan.
Pemeriksaan spesifik
: Pemeriksaan finger test (+), Ziemann test (+),
Thumb test (+)
2.3 Klarifikasi Istilah
1) Splitting

2) Benjolan
3) Timpani
4) Finger test
5) Ziemann test
6) Thumb test
7) Pekak hati
8) Pulsasi
9) Bising usus

: Adaya komponen pada kompleks bunyi jantung pertama


dan kedua, terutama merujuk pada fenomena bunyi
jantung kedua.
: Keadaan bengkak pada bagian tubuh tertentu.
: Bunyi menyerupai bel bergaung.
: Pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah
ada hernia.
: Pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah
ada hernia.
: Pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah
ada hernia.
: Teknik perkusi untuk menentukan letak lokasi hepar.
: Denyutan atau detakan lebih lama seperti terdengar pada
jantung.
: Bunyi yang timbul akibat peristaltik usus.

2.4 Identifikasi Masalah

Kelompok Tutorial VIII

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

1) Sarmin, seorang laki-laki pedagang beras, berusia 50 tahun datang ke


poliklinik Bedah RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan adanya
benjolan dilipat paha kanan.
2) Benjolan ini timbul sejak 6 bulan yang lalu terutama ketika berdiri,
mengangkat barang berat, dan hilang saat tiduran. Bila benjolan keluar terasa
nyeri dan tidak nyaman.
3) Status Lokalis
Pada posisi berdiri:
Tampak benjolan dilipat paha kanan dengan ukuran 6 x 4 cm, tunggal,
bentuk bulat, tidak panas, tidak nyeri, batas tak jelas, lunak, pulsasi (-),
bising usus sukar dinilai.
Saat disuruh batuk benjolan sedikit membesar.
Pada posisi berbaring:
Benjolan tidak tampak.
Saat disuruh batuk tampak ada benjolan
4) Pemeriksaan spesifik
Pemeriksaan finger test (+), ziemann test (+), thumb test (+)
2.5 Analisis Masalah
1) Sarmin, seorang laki-laki pedagang beras, berusia 50 tahun datang ke
poliklinik Bedah RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan
adanya benjolan dilipat paha kanan.
a) Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi pada organ yang
terlibat?
Jawab:
Anatomi
Lapisan dinding kulit abdomen terdiri dari, lemak subkutis,
scarpas fascia, peritoneum hesselbachs triangle, muskulus external
oblique, musculus internal oblique, musculus transversus abdominis, dan
musculus transversalis fascia. Dan di batasi oleh arteri epigastrika
inferior, ligamentum inguinal dan lateralnya di batasi oleh rectus sheath.
(Schwartz, 1989)

Kelompok Tutorial VIII

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

Canalis inguinalis merupakan saluran oblik yang menembus


bagian bawah dinding anterior abomen dan terdapat pada kedua jenis
kelamin. Canalis inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamentum
inguinale. Dining canalis inguinalis di bentuk oleh muskulus obliquus
externus abdominis dan di bentuk oleh facsia abdominalis.
(Snell, 2006)
Kanalis inguinalis dibatasi dikraniolateral oleh anulus inguinalis
internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia transpersalis dan
aponeurosis muskulo-tranversus abdominis. Di medial bawah, di atas
tuberkulum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguinalis eksternus,bagian
terbuka dari aponeurosis muskulo-oblikus eksternus. Atapnya adalah
aponeurosis muskulo-oblikus eksternus, dan di dasarnya terdapat
ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma pada lelaki, dan
ligamentum rotundum pada perempuan. Hernia inguinalis indirek,
disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar dari peritonium
melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
Kelompok Tutorial VIII

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis


dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum,
ini disebut hernia skrotalis.
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)

Pada dasarnya inguinal dibentuk dari lapisan:


1) Kulit (kutis)
2) Jaringan sub kutis (campers dan scarpas) yang berisikan lemak
3) Innominate fasia (Gallaudet) : lapisan ini merupakan lapisan superfisial
atau lapisan luar dari fasia muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal
dan jarang ditemui
4) Apponcurosis muskulus obliqus eksternus, termasuk ligamentum
inguinale (Poupart), Lakunare (Gimbernat) dan Colles

Kelompok Tutorial VIII

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

5) Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita


6) Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus
internus, falx inguinalis (Henle) dan konjoin tendon
7) Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan
ligamentum pectinea (Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia
transversalis
8) Preperitoneal connective tissue dengan lemak
9) Peritoneum
10) Superfisial dan deep inguinal ring
Isi kanalis inguinalis pria :
1) Duktus deferens
2) Tiga arteri yaitu :
a) Arteri spermatika interna
b) Arteri diferential
c) Arteri spermatika eksterna
3) Plexus vena pampiniformis
4) Tiga nervus:
a) Cabang genital dari nervus genitofemoral
b) Nervus ilioinguinalis
c) Serabut simpatis dari plexus hipogastrik
5) Tiga lapisan fasia:
a) Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
b) Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut-serabut muskulus
obliqus internus dan fasia otot
c) Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal
Struktur Anatomi Keseluruhan di Daerah Inguinal
1) Fasia Superfisialis
Fasia ini terbagi dua bagian, superfisial (Camper) dan profundus
(Scarpa). Bagian superfisial meluas ke depan dinding abdomen dan
turun ke sekitar penis, skrotum, perineum, paha, bokong. Bagian yang
profundus meluas dari dinding abdomen ke arah penis (Fasia Buck).
2) Ligamantum Inguinale (Poupart)
Merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus
eksternus. Terletak mulai dari Sias sampai ke ramus superior tulang
publis
3) Aponeurosis muskulus obliqus eksternus

Kelompok Tutorial VIII

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

Di bawah linea arkuata (Douglas), bergabung dengan aponeurosis


muskulus obliqus internus dan transversus abdominis yang membentuk
lapisan anterior rektus. Aponeurosis ini membentuk tiga struktur
anatomi di dalam kanalis inguinalis berupa ligamentum inguinale,
lakunare dan refleksi ligamentum inguinale (Colles)
4) Ligamentum lakunare (Gimbernat)
Merupakan paling bawah dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari
serabut tendon obliqus eksternus yang berasal dari daerah Sias.
Ligamentum ini membentuk sudut kurang dari 45 derajat sebelum
melekat pada ligamentum pektineal. Ligamentum ini membentuk
pinggir medial kanalis femoralis
5) Ligamentum pektinea (Cooper)
Ligamentum ini tebal dan kuat yang terbentuk dari ligamentum
lakunare dan aponeurosis muskulus obliqus internus, transversus
abdominis dan muskulus pektineus. Ligamentum ini terfiksir ke
periosteum dari ramus superior pubis dan ke bagian lateral periosteum
tulang ilium
6) Konjoin tendon
Merupakan gabungan serabut-serabut bagian bawah aponeurosis
obliqus internus dengan aponeurosis transversus abdominis yang
berinsersi pada tuberkulum pubikum dan ramus superior tulang pubis
7) Falx inguinalis (Ligamentum Henle)
Terletak di bagian lateral, vertikal dari sarung rektus, berinsersi pada
tulang pubis, bergabung dengan aponeurosis transversus abdominis dan
fasia transversalis
8) Ligamentum interfoveolaris (Hasselbach)
Sebenarnya bukan merupakan ligamentum, tapi penebalan dari fasia
transversalis pada sisi medial cincin interna. Letaknya inferior
9) Refleksi ligamentum inguinale (Colles)
Ligamentum ini dibentuk dari serabut aponeurosis yang berasal dari
crus inferior cincin externa yang meluas ke linea alba
10) Traktus iliopubika

Kelompok Tutorial VIII

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

Perluasan dari arkus iliopektinea ke ramus superior pubis, membentuk


bagian dalam lapisan muskulo aponeurotik bersama muskulus
transversus abdominis dan fasia transversalis. Traktus ini berjalan di
bagian medial, ke arah pinggir inferior cincin dalam dan menyilang
pembuluh darah femoral dan membentuk pinggir anterior selubung
femoralis
11) Fasia transversalis
Tipis dan melekat erat serta menutupi muskulus transversus abdominis
12) Segitiga Hasselbach
Hasselbach tahun 1814 mengemukakan dasar dari segi tiga yang
dibentuk oleh pekten pubis dan ligamentum pektinea. Segitiga ini
dibatasi oleh :
a. Supero-lateral : Pembuluh darah epigastrika inferior
b. Medial : Bagian lateral rektus abdominis
c. Inferior : Ligamentum ingunale
(Snell, 2006)
Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus
abdominis, musculus, obliqus abdominis internus, musculus transversus
abdominis. Kanalis inguinalis timbul akibat descensus testiculorum,
dimana testis tidak menembus dinding perut melainkan mendorong
dinding ventral perut ke depan. Saluran ini berjalan dari kranio-lateral ke
medio-kaudal, sejajar ligamentum inguinalis, panjangnya : + 4 cm.
(Paulsen & Waschke, 2010)
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis
internus yag merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan
aponeurosis muskulus transversus abdominis di medial bawah, di atas
tuberkulum pubikum. Kanal ini dibatasi oleh anulus eksternus. Atap ialah
aponeurosis muskulus ablikus eksternus dan didasarnya terdapat
ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma serta sensitibilitas kulit
regio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai atas bagian
proksimedial

Kelompok Tutorial VIII

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

(Guyton, 2007)
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang
membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra
abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal.
Sebaiknya bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan
lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah
masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang yang sehat ada
tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu

Kanalis inguinalis yang berjalan miring,


Adanya struktur muskulus oblikus internus abdominis yang
menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi

Fisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada
bulan ke-8 kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut.
Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum kedaerah skrotum
sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya proses ini
telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui
kanalis tersebut namun dalam beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak
menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis
inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka
biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan
(Mansjoer,dkk, 2002)
b) Apa etiologi dari keluhan adanya benjolan di lipat paha kanan?
Jawab:
1) Lemahnya dinding rongga perut (bisa kongenital atau didapat).
2) Pembedahan sebelumnya, misal appendektomi.
3) Kongenital
a) Hernia kongenital sempurna
Keadaan dimana seorang bayi sudah menderita hernia sejak
lahir karena adanya defek pada beberapa tempat.
b) Hernia kongenital tidak sempurna
Keadaan dimana bayi dilahirkan normal (kelainan belum
tampak) namun sebenarnya memiliki defek tertentu, dan

Kelompok Tutorial VIII

10

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

beberapa bulan post-partum (0-1 tahun) akan menjadi hernia


melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan
tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, atau menangis).
4) Aquisial
Merupakan hernia yang bukan disebabkan oleh adanya
defek bawaan tetapi disebabkan oleh faktor lain yang dialami
manusia selama hidupnya. faktor tersebut antara lain:
a) Tekanan intraabdominal yang tinggi
Hal ini banyak dialami oleh seseorang yang sering mengejan
saat BAB dan BAK.
b) Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena
hernia jaringan ikatnya yang sedikit. Sedangkan
pada orang gemuk juga dapat terkena hernia
karena banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya
yang

menambah

beban

kerja

jaringan

ikat

penyokong pada LMR.


c) Banyaknya preperitoneal fat (banyak terjadi pada orang
gemuk).
d) Distensi
e)
f)
g)
h)
i)
j)

abdomen

karena

peningkatan

tekanan

intra-

abdominal.
Penyakit yang melemahkan dinding perut.
Mekokok
Penyakit diabetes mellitus.
Trauma
Hipertropi prostat.
Kehamilan.
(Halimun, 2005)
(Sabiston, 1994)

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia


inguinalis antara lain:
1) Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis.
2) Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat.
3) Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi
prostat, konstipasi, dan asites.
4) Kelemahan otot dinding perut karena usia.
5) Defisiensi otot.
6) Hancurnya jaringan penyambung oleh karena merokok, penuaan
atau penyakit sistemik.
(Stead LG, dkk, 2003)
(Sjamsuhidayat & Jong, 2010)
Kelompok Tutorial VIII

11

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

c) Apa makna dari benjolan di lipat paha kanan?


Jawab:
1) Benjolan
: Hernia
Jenis hernia berdasar letak:
a) Hernia Inguinalis
Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha
(regio inguinalis).
b) Hernia femoralis
Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah fosa femoralis.
c) Hernia umbilikalis
Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah umbilikus.
d) Hernia diafragmatik
Adalah hernia yang masuk melalui lubang diafragma ke
dalam rongga dada.
(Grace & Borley, 2002)
2) Lipat paha kanan
: Inguinalis dextra
Maka, makna benjolan di lipat paha kanan adalah mengalami
hernia inguinalis dextra.
d) Apa hubungan pekerjaan, usia, dan jenis kelamin dengan keluhan?
Jawab:
Usia
: Usia berapapun dapat terkena hernia, tergantung jenis
hernia.
Jenis kelamin : Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa 25% penduduk
pria dan 2% penduduk wanita menderita hernia inguinal
didalam hidupnya, dengan hernia inguinal indirek yang
sering terjadi. Dalam sumber lain disebutkan bahwa
pada pria sekitar 97%.
Pekerjaan

(Stead LG,dkk, 2003)


: Pekerjaan sebagai pedagang berat dapat disimpulkan
sering mengangkat benda berat, sehingga meningkatkan
tekanan intraabdominal, dan peningkatan tekanan intraabdominal berpengaruh dalam terjadinya hernia.
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)

e) Bagaimana patofisiologi dari keluhan?


Jawab:
Kebiasaan angkat barang berat Peningkatan tekanan intraabdominal
menekan daerah lokus minoris di daerah inguinalis dextra lokus
minoris semakin lebar bagian abdomen memasuki lokus minoris

Kelompok Tutorial VIII

12

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

mulai membentuk kantong kantong membesar timbul benjolan di


lipat paha kanan.
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)
2) Benjolan ini timbul sejak 6 bulan yang lalu terutama ketika berdiri,
mengangkat barang berat, dan hilang saat tiduran. Bila benjolan keluar
terasa nyeri dan tidak nyaman.
a) Apa makna benjolan timbul ketika berdiri, mengangkat barang
berat dan hilang saat tidur?
Jawab:
Benjolan timbul saat berdiri karena mengikuti hukum gravitasi,
maka organ juga akan berada pada titik terendah dari tubuh, ditambah
lagi dengan adanya rongga sehingga membuat organ tersebut masuk dan
timbullah benjolan.
Benjolan muncut saat mengangkat beban berat, karena tekanan
intraabdomen meningkat, dan organ mengisi celah yang kosong,
menyebabkan benjolan.
Benjolan hilang saat tiduran, karena organ bertumpu pada
dinding posterior dari abdomen, sedangkan pada kasus ini terjadi pada
daerah inguinalis, otomatis bagian abdomen tidak masuk ke celah yang
ada.
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)
Macam-macam hernia:
A. Berdasarkan terjadi
1) Hernia bawaan atau kongenital
Hernia yang sudah diderita sejak lahir, dan berhubungan
dengan faktor genetik.
2) Hernia didapat atau akuisita
Hernia yang bukan diderita sejak lahir, namun disebabkan
oleh lifestyle yang dapat menyebabkan hernia (pada kasus
kebiasaan angkat berat).
(Mansjoer,dkk, 2000)
B. Berdasarkan tempat
1) Hernia Inguinalis
Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha
(regio inguinalis).
2) Hernia femoralis
Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah fosa femoralis.
3) Hernia umbilikalis

Kelompok Tutorial VIII

13

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah umbilikus.


4) Hernia diafragmatik
Adalah hernia yang masuk melalui lubang diafragma ke
dalam rongga dada.
(Grace & Borley, 2002)
C. Berdasarkan sifat
1) Hernia reponibel
Kondisi dimana isi hernia masih dapat dikembalikan ke
kavum abdominalis lagi tanpa operasi.
2) Hernia ireponibel
Kondisi dimana isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan
ke dalam rongga.
3) Hernia akreta
Kondisi dimana perlengketan isi kantong pada peritonium
kantong hernia.
4) Hernia inkarserata
Kondisi dimana bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia.
5) Hernia strangulata
Kondisi dimana hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia
akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus.
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)
Makna benjolan ini timbul sejak 6 bulan yang lalu terutama
ketika berdiri, mengangkat barang berat, dan hilang saat tiduran adalah
mengalami hernia akuisita di inguinalis bersifat reponibel.
b) Apa penyebab bila benjolan keluar terasa nyeri dan tidak nyaman?
Jawab:
Penyebab bila benjolan keluar terasa nyeri dan tidak nyaman
adalah karena karakteristik hernia inguinalis umumnya tidak mengalami
nyeri, bila ada nyeri yang sering dirasakan pada daerah epigastrium atau
paraumbilikal

berupa

nyeri

viseral

karena

regangan

pada

mesenterium sewaktu saat bagian abdomen masuk kedalam kantung


hernia.
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)
c) Apa faktor kemungkinan penyebab timbulnya benjolan?
Jawab:
Faktor kemungkinan penyebab benjolan adalah semua hal yang
berkaitan dengan peningkatan tekanan intaabdominal, antara lain:
1) Inspirasi (kontraksi diafragma)
2) Aktivitas fisik terlalu berat
Kelompok Tutorial VIII

14

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

3) Volume organ padat atau organ berongga (yang dapat saja


kosong atau dipenuhi udara, material (feses), asites, darah, atau
tumor dan orang yang mengalami kehamilan.
4) Kondisi yang membatasi gerak ekspansi dinding perut (seperti
parut luka bakar atau edema).
(Mallbrain, 2006)
d) Bagaimana mekanisme dari benjolan yang timbul ketika berdiri,
mengangkat barang berat dan hilang saat tiduran?
Jawab:
Kebiasaan angkat barang berat
Peningkatan tekanan intra abdominal di daerah inguinalis dextra
Bagian abdomen memasuki lokus minoris

Lokus minoris semakin lebar


Mulai membentuk kantong
Benjolan di lipat paha kanan
Berdiri

Angkat benda berat

Organ berada di titik


terendah

Peningkatan tekanan
intraabdominal

Posisi organ
bertumpu di
posterior abdomen

Organ masuk ke celah


pada inguinalis

Organ mengisi celah kosong

Organ tidak masuk


ke celah pada
inguinalis

Muncul benjolan saat


berdiri

Muncul benjolan saat


angkat barang berat

Berbaring

Tidak muncul
benjolan saat
berbaring
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)

Peningkatan intra abdomen dapat menyebabkan dinding abdomen


menjadi lemah. Oleh karena itu dapat mengakibatkan penurunan isi abdomen

Kelompok Tutorial VIII

15

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

ke dalam rongga tubuh seperti halnya pada skrotum. Penurunan isi abdomen
tersebut disebabkan oleh banyak hal diantaranya yaitu pekerjaan berat, batuk
yang menahun. Hal tersebut akan mempermudah masuknya masa abdomen
kedalam rongga tubuh, sehingga menjadi hernia atau penonjolan suatu organ
tubuh sehingga tidak terjepit akan menimbulkan rasa sakit di daerah
terdapatnya benjolan tersebut yang juga menimbulkan rasa mual dan apabila
batuk, mengejan hernia akan bertambah besar.
3) Status Lokalis
Pada posisi berdiri:
Tampak benjolan dilipat paha kanan dengan ukuran 6 x 4 cm,
tunggal, bentuk bulat, tidak panas, tidak nyeri, batas tak jelas,
lunak, pulsasi (-), bising usus sukar dinilai.
Saat disuruh batuk benjolan sedikit membesar.
Pada posisi berbaring:
Benjolan tidak tampak.
Saat disuruh batuk tampak ada benjolan
a) Bagaimana interpretasi dari status lokalis?
Posisi

Hasil

Rujukan

Interpretasi

Tampak benjolan dilipat

Benjolan (-)

Abnormal

pulsasi (-)
Benjolan sedikit

Benjolan (-)

Abnormal

membesar saat batuk


Benjolan tidak tampak
Saat disuruh batuk

Benjolan (-)
Benjolan (-)

Normal
Abnormal

Pemeriksaan
paha kanan dengan
ukuran 6 x 4 cm,
Berdiri

tunggal, bentuk bulat,


tidak panas, tidak nyeri,
batas tak jelas, lunak,

Berbaring

tampak ada benjolan


b) Bagaimana mekanisme dari status lokalis abnormal?
Jawab:

Kelompok Tutorial VIII

16

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

Mekanisme tampak benjolan dilipat paha kanan dengan ukuran 6 x


4 cm, tunggal, bentuk bulat, tidak panas, tidak nyeri, batas tak jelas,
lunak, pulsasi (-)
Kebiasaan angkat berat Peningkatan tekanan intraabdominal
menekan daerah lokus minoris di daerah inguinalis dextra lokus
minoris semakin lebar bagian abdomen memasuki lokus minoris
mulai membentuk kantong timbul benjolan di lipat paha kanan
dengan ukuran 6 x 4 cm, tunggal, bentuk bulat, tidak panas, tidak
nyeri, batas tak jelas, lunak, pulsasi (-).
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)
Mengangkat beban berat kontraksi otot dinding luar abdomen (m.
obliques eksternus abdominis, m.rectus abdominis) tekanan intra
abdomen dan ditambah dengan faktor usia lanjut kelemahan
serabut-serabut bawah (m.obliques internus abdominis, m.transversus
abdominalis) bersama-sama keduanya ini tekanan diteruskan ke
lokus minoris resisten (daerah lemah) bagian abdomen masuk
kekanalis inguinalis melalui anulus inguinalis internus sinistra yang
terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior (hernia inguinalis)
penerusan tekanan timbul benjolan di lipat paha kanan dengan
ukuran 6 x 4 cm, tunggal, bentuk bulat, tidak panas, tidak nyeri,
batas tak jelas, lunak, pulsasi (-).
(Snell, 2006)
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)
Faktor pencetus (batuk) Peningkatan tekanan intraabdominal organ
memasuki celah pada inguinalis Benjolan terlihat saat batuk
(berdiri maupun berbaring)
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)
4) Pemeriksaan spesifik
Pemeriksaan finger test (+), ziemann test (+), thumb test (+)
a) Bagaimana interpretasi pemeriksaan spesifik?
Jawab:
Jenis Pemeriksaan
Finger test
Ziemann test
Thumb test
Kelompok Tutorial VIII

Hasil
+
+
+

Rujukan
17

Interpretasi
Abnormal
Abnormal
Abnormal

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

(Michael & Jeremy, 2005)


b) Bagaimana mekanisme pemeriksaan spesifik abnormal?
Jawab:
Mekanisme finger test (+)
Mengangkat beban berat kontraksi otot dinding luar abdomen (m.
obliques eksternus abdominis, m.rectus abdominis) tekanan intra
abdomen dan ditambah dengan faktor usia lanjut kelemahan
serabut-serabut bawah (m.obliques internus abdominis, m.transversus
abdominalis) bersama-sama keduanya ini tekanan diteruskan ke
lokus minoris resisten (daerah lemah) bagian abdomen masuk
kekanalis inguinalis melalui anulus inguinalis internus sinistra yang
terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior (hernia inguinalis)
penerusan tekanan Benjolan di lipat paha detra finger test (+)
(Price & Wilson, 2005)
Mekanisme ziemann test (+)
Mengangkat beban berat kontraksi otot dinding luar abdomen (m.
obliques eksternus abdominis, m.rectus abdominis) tekanan intra
abdomen dan ditambah dengan faktor usia lanjut kelemahan
serabut-serabut bawah (m.obliques internus abdominis, m.transversus
abdominalis) bersama-sama keduanya ini tekanan diteruskan ke
lokus minoris resisten (daerah lemah) bagian abdomen masuk
kekanalis inguinalis melalui anulus inguinalis internus sinistra yang
terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior (hernia inguinalis)
penerusan tekanan Benjolan di lipat paha detra ziemann test (+)
(Price & Wilson, 2005)
Mekanisme Thumb test (+)
Mengangkat beban berat kontraksi otot dinding luar abdomen (m.
obliques eksternus abdominis, m.rectus abdominis) tekanan intra
abdomen dan ditambah dengan faktor usia lanjut kelemahan
serabut-serabut bawah (m.obliques internus abdominis, m.transversus
abdominalis) bersama-sama keduanya ini tekanan diteruskan ke
lokus minoris resisten (daerah lemah) bagian abdomen masuk
kekanalis inguinalis melalui anulus inguinalis internus sinistra yang

Kelompok Tutorial VIII

18

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior (hernia inguinalis)


penerusan tekanan Benjolan di lipat paha detra thumb test (+)
(Price & Wilson, 2005)
c) Bagaimana cara pemeriksaan finger test, ziemann test, dan thumb
test?
Jawab:
1) Pemeriksaan Finger Test :
a) Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
b) Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke
kanal inguinal.
c) Penderita disuruh batuk:

Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis


Lateralis.

Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

2) Pemeriksaan Ziemann Test :


a) Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya
oleh penderita).
b) Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
c) Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

Kelompok Tutorial VIII

jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.

jari ke 3 : Hernia Ingunalis Medialis.

jari ke 4 : Hernia Femoralis.

19

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

3) Pemeriksaan Thumb Test :


a) Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh
mengejan
b) Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
c) Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

(Gary, 1997)
(Michael & Jeremy, 2005)
5)

Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini?


Jawab:
1) Anamnesis
a) Keluhan utama

Kelompok Tutorial VIII

20

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh


keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya
adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu
bediri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang setelah
berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai; kalau ada biasanya
dirasakan di darah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri
viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen
usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai
mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena
ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.
b) Riwayat penyakit sekarang (RPS)
Onset
Letak nyeri
Sejak kapan?
Faktor pemberat keluhan]
Pada kasus: angkat beban berat dan berdiri.
Faktor yang meringankan keluhan
Pada kasus: berbaring.
c) Keluhan tambahan
Apakah terdapat nyeri?
Apakah terdapat kemerahan?
Apakah ada muntah?
d) Riwayat penyakit dahulu (RPD)
e) Riwayat pengobatan
f) Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan apakah ada keluarga menderita penyakit hernia
(kongenital atau akuisita), tujuannya adalah mengetahui apakah
hernia yang diderita akibat genetik atau memang faktor
lingkungan.
g) Lifestyle dan habit.
2) Pemeriksaan Fisik
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia.
Pada inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis
lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan
dari lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang kosong kadang
dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis
kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera,

Kelompok Tutorial VIII

21

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi
organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum
(seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking,
pada anak, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit
skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi
hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi,
pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta
mengedan. Kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis
lateralis, dan kalau bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia
inguinalis medialis. Isi hernia, pada bayi perempuan, yang teraba
seperti sebuah massa padat biasanya terdiri atas ovarium.
Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi,
atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial dan adanya
hubungan ke kranial melalui anulus eksternus.
(Bickley, 2012)
3) Penilaian Status Lokalis
a) Pada posisi berdiri
b) Pada posisi berbaring
4) Pemeriksaan Spesifik
a) Finger test
b) Ziemann test
c) Thumb test
5) Pemeriksaan Laboratorium
a) Leukosit >10.000-18.000/mm3
b) Serum elektrolit meningkat
6) Pemeriksaan Radiologis
a) Pemeriksaan Ultrasound pada

daerah

inguinal

dengan pasien dalam posisi supine dan posisi


berdiri
memiliki

dengan

maneuver

sensitifitas

valsafa

dilaporkan

spesifisitas

diagnosis

mendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga


berguna untuk membedakan hernia incarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau penyeba lain
dari suatu massa yang teraba diinguinal. Pada
pasien yang sangat jarang dengan nyeri inguinal

Kelompok Tutorial VIII

22

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang


menunjukkkan hernia inginalis.
(Ellis Brian W, 2006)
b) CT scan dapat digunakan untuk mengevauasi pelvis

6)

untuk mencari adanya hernia obturator.


(Palanivelu, 2004)
Apa kemungkinan penyakit pada kasus ini?
Jawab:
Ligamentum

Hernia Inguinalis
Letak di atas ligament inguinale

Hernia Femoralis
Letak di bawah

Inguinale
Lipatan

Letak di atas lipatan

ligament inguinale
Letak di bawah

Abdominokrura

abdominokrural

lipatan

l
Ziemann Test

Teraba pada jari ke-2 dan ke-3

abdominokrural
Teraba pada jari ke-

Positif
Positif
Muncul benjolan di region

4.
Negatif
Negatif
Terdapat benjolan

Finger test
Thumb test
Pae

Inspeksi

inguinalis.
a) Lateral
Berjalan dari lateral ke
medial, bentuk: lonjong.
b) Medial
Muncul benjolan biasanya

Pal

Palpasi

bilateral, berbentuk bulat.


Titik tengah antar SIAS

inguinale

benjolan lunak
di benjolan dibawah

(AIL) ditekan lalu pasien

ligamentum

disuruh mengejan. Jika

inguinal

medial maka dapat di


asumsikan hernia
inguinalis medialis.
Titik yang terletak di sebelah
lateral tuberkulum pubikum
(AIM) ditekan lalu pasien

Kelompok Tutorial VIII

ligamentum

dengan tuberkulum pubicum

terjadi penonjolan di sebelah

di bawah

23

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

disuruh mengejan jika


terlihat benjolan di lateral
titik yang kita tekan maka
dapat diasumsikan sebagai

nernia inguinalis lateralis.


Titik tengah antara kedua
titik tersebut di atas
(pertengahan canalis inguinal
is) ditekan lalu pasien di
suruh mengejan jika terlihat
benjolan di lateralnya berarti
hernia inguinalis lateralis jika
di medialnya hernia
inguinalis medialis
(Widjaja, 2007)
(Schwartz, 1989)
(Gary, 1997)

No

Sifat

Hernia Inguinalis

Hernia

Hernia

Lateralis

Inguinalis

Femoralis

1 Penyebab

Kongenital /

Medialis
Acquired

2 Umur

acquired
Anak-anak,

Dewasa, Tua

Dewasa, Tua

3 Jenis

Dewasa, Tua
Laki-laki lebih

Laki-laki lebih

Wanita lebih

banyak dibanding

banyak dibanding

banyak

wanita

wanita

dibanding laki-

Kelamin

4 Bentuk
5 Letak

laki.
Lonjong (botol)
Oval / bulat
Oval / bulat
Di atas lig Di atas lig Di bawah

Benjolan

Kelompok Tutorial VIII

Acquired

inguinal
sampai

inguinal
Jarang

lig inguinal
Ke
fossa

scrotum/ labia

sampai

ovalis, tidak

mayora

scrotum/

ke scrotum,

24

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

labia mayora
6 Rangsang

Benjolan

an batuk/

keluar

dari

mengejan

lateral

ke

medial

mayora.
Benjolan

Benjolan
keluar

labia

ke

keluar

medial.
Keluar cepat

bawah
ligamentum

sampai

ke

fossa

scrotum
Keluar lambat

ovalis.
Keluar
lambat.

7 Anatomis

Lateral

vasa

Medial

epigastrica

epigastric

superior.

superior.

vasa

Medial

vasa

femoralis.

7)

Apa diagnosis pasti pada kasus ini?


Jawab:
Hernia inguinalis dextra.

8)

Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?


Jawab:
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi
hernia yang telah direposisi.
2. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah hernioraphy, yang
terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
ke lehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat
setinggi mungkin lalu dipotong.
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)
Teknik operasi herniotomi herniografi Lichtenstein:

Kelompok Tutorial VIII

25

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi

umum, spinal anestesi atau anestesi lokal


Dilakukan insisi oblique 2 cm medial sias sampai

tuberkulum pubikum
Insisi diperdalam sampai tampak aponeurosis MOAE

(Muskulus Obligus Abdominis Eksternus)


Aponeurosis MOE dibuka secara tajam
Funikulus spermatikus dibebaskan dari
sekitarnya

dan

dikait

pita

dan

kantong

jaringan
hernia

diidentifikasi
Isi hernia dimasukan ke dalam cavum abdomen, kantong

hernia secara tajam dan tumpul sampai anulus internus


Kantong hernia diligasi setinggi lemak preperitonium ,

dilanjutkan dengan herniotomi


Perdarahan dirawat, dilanjutkan dengan hernioplasty

dengan mesh
Luka operasi ditutup lapis demi lapis
(Seymour & Schwartz, 2000)
b. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus
inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah
terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal
berbagai metode hernioplasti seperti memperkecil anulus
inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan
memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.
tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis
yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum
inguinale poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan
fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus
abdominis ke ligamentum cooper pada metode Mc Vay. Bila
defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan
pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau
marleks untuk menutup defek.
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)

Kelompok Tutorial VIII

26

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

9)

Bagaimana komplikasi pada kasus ini?


Jawab:
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang di alami oleh isi
hernia. Pada kasus termasuk hernia reponibel, adapun komplikasi hernia
reponibel adalah:
1. Hernia Ireponibel
Hal ini terjadi bila isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia.
2. Hernia Akreta
Hal ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri
atas omentum organ ekstraperitoneal. Disini tidak timbul gejala
klinis kecuali berupa benjolan. Isi hernia dapat pula tercekik oleh
cincin hernia sehingga terjadi
3. Hernia Inkarserata
Hal ini terjadi bila isi hernia tercekik oleh cincin hernia dan yang
menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat
terjadi total atau parsial seperti pada hernia Richter. Bila cincin
hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti pada hernia
femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial.
Jarang terjdi inkarserasi retrograd, yaitu dua segmen usus
terperangkap di dalam katong hernia dan satu segmen lainnya
berada dalam rongga peritonuim seperti huruf W.
4. Hernia Strangulata
Jepitan cincin hernia dapat menyebabkan gangguan perfusi
jaringan isi hernia. Pada permulaan, terjadi bendungan vena
sehingga terjadi udem organ atau struktur di dalam hernia dan
transudasi ke dalam katong hernia. Timbulnya udem menyebabkan
jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya
peredaran vena jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan
katong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus.
Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang
akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jikan
terjadi hubungan dengan rongga perut.
(Sjamsuhidajat & Jong, 2010)

10) Apa prognosis pada kasus ini?


Jawab:
Prognosis : Bonam

Kelompok Tutorial VIII

27

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

Prognosis hernia inguinalis lateralis pada bayi dan anak sangat baik.
Insiden terjadinya komplikasi pada anak hanya sekitar 2%. Insiden infeksi
pasca bedah mendekati 1%, dan recurent kurang dari 1%. Meningkatnya
insiden recurrent ditemukan bila ada riwayat inkarserata atau strangulasi.
(Shochat, 2000)
Prognosis hernia inginalis tipe reponibel pada kasus memiliki
prognosis baik. Lebih cepat dikoreksi dengan cara operasi, lebih baik
prognosisnya. Makin lama hernia dibiarkan, makin besar kemungkinan
untuk terjadi strangulasi. Pada kasus keluhan terjadi sejak 6 bulan lalu
(jangka waktu relatif sebentar) dan belum ada komplikasi. Mortalitas pada
hernia inguinalis rendah. Dan setelah ditatalaksana operasa hanya 7%
pasien yang hernianya kambuh kembali, hal tersebut juga bukan akibat
kegagalan operasi tetapi karena memang otot perut sudah lemah.
11) Apa Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini?
Jawab:
Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter misalnya
pemeriksaan laboratorium atau x-ray. Dokter mampu merujuk pasien
secepatnya ke spesialis yang relevan dan menatalaksana setelah kembali
dari spesialis.

(Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)


12) Apa NNI pada kasus ini?
Jawab:
Artinya:
Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) dan ia mendapatkan
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(QS. Al-Baqarah (2): 286)

Kelompok Tutorial VIII

28

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

2.6 Kesimpulan
Sarmin, laki-laki 50 tahun mengalami benjolan di lipat paha kanan yang
muncul ketika berdiri dan mengangkat berang berat serta hilang ketika berbaring
karena menderita hernia inguinalis dextra bersifat reponibel.

2.7 Kerangka Konsep


Kebiasaan angkat benda berat

Peningkatan tekanan intra abdominal di


daerah inguinalis dextra
Bagian abdomen memasuki lokus minoris
Lokus minoris semakin lebar
Mulai membentuk kantong
Kantong semakin melebar
Benjolan di lipat paha kanan

Kelompok Tutorial VIII

29

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran.
Bickley, Lynn S., 2012. BATES: Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Brian, Ellis., 2006. Emergency Surgery the 23th Edition. New York: Hodder Arnold.
Gary, G. Wind., 1997. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis) 1st
Edition. United States of America: Lippincott Williams & Wilkins: A Waverly
Company.
Grace, PA & Borley NR., 2002. At a Glance: Ilmu Bedah. Jakarta: Pernebit Buku
Erlangga.
Guyton & Hall., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Halimun., 2005. Kelainan Bawaan di Daerah Inguinal. Jakarta: Penerbit Bina Rupa
Aksara.
Konsil Kedokteran Indonesia., 2012. Standar Kompetensi Dokter Umum Indonesia.
Jakarta Selatan : Konsil Kedokteran Indonesia.
Mansjoer A, dkk., 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi ke-3. Jakarta: Media
Aescupalis.
Michael, M. Henry & Jeremy N. T. Thompson., 2005. Clinical Surgery the 2 nd Edition.
Singapura: Saunders Elsevier.
Palanivelu., 2004. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery 1thEdition. New
York: GEM Foundation.
Paulsen, F & Waschke., 2010. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia Jilid II. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kelompok Tutorial VIII

30

Laporan Tutorial Skenario C Blok XI

Price, S.A, Wilson, L.M., 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Vol.2 Ed. 6. Jakarta. EGC.
Sabiston., 2004. Sabiston Buku Ajar Bedah Jilid ke-2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Schwartz, Spenser Shires., 1989. Principle of Surgery 8th Edition. New York : Mc Graw
Hill Company.
Seymour, I & Schwartz., 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah Edisike- 6. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Shochat, Stephen., 2000. Hernia Inguinalis. Dalam : Behrman, dkk. Ilmu Kesehatan
Anak Nelson Edisi ke-15 Volume II. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sjamsuhidajat & Jong WD., 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Snell, Richard S., 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi ke-6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Stead LG, dkk., 2003. First Aid for The Surgery Clerkship the International Edition.
Singapura: The Mc Graw-Hill Companies.
Widjaja, H., 2007. Anatomi Abdomen. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kelompok Tutorial VIII

31

Anda mungkin juga menyukai