Anda di halaman 1dari 25

PRESENTASI KASUS OSTEOARTHRITIS

KELOMPOK 2 :
RENATA NURUL S
NURUL ANISA
MUTHIA ISNA ANINDHITA
ARUTALA ENY P. A
MUARIFA MUFLIHATI
HAFIDOTUL MUAWANAH
SARI SEKAR
UKHTI

DENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. H

Umur

: 52 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Guru SMA

Agama

: Islam

Suku bangsa

: Jawa/Indonesia

Alamat
Tanggal kunjungan

: Yogyakarta
: 14 Oktober 2014

ANAMNESIS

Keluhan utama

: Nyeri kedua lutut

Keluhan tambahan

: nyeri pada bahu, pinggang, sendi tangan dan

kaki
Riwayat penyakit sekarang
Seorang wanita datang ke AMC dengan keluhan nyeri pada kedua
lututnya. Nyeri ini dirasakan hilang timbul sejak 5 tahun yang lalu.
Nyeri dirasa semakin memberat ketika kelelahan atau turun
tangga, dan berkurang dengan istirahat.
Pasien mengaku terdengar suara krek-krek apabila sendi lutut
digerakkan.
Pasien rutin kontrol, tetapi obat yang didapat (glucosamine) tidak

Riwayat penyakit dahulu


a. Riwayat keluhan yang sama

: (+) pasien pernah berobat ke dokter spesialis

reumatologi dan mendapat terapi injeksi 2x


b. Riwayat trauma

: pada tahun 2010 pasien mengalami kecelakaan lalu

lintas dan patah tulang lengan kiri atas. Selain itu pasien juga mengeluhkan memar
pada lutut kirinya setelah kecelakaan terjadi.
c. Riwayat penyakit asma

: disangkal.

d. Riwayat penyakit hipertensi

: disangkal.

e. Riwayat penyakit DM

: disangkal.

f. Riwayat penyakit jantung


g. Riwayat alergi

: disangkal.
: disangkal.

h. Riwayat operasi sebelumnya

: (+) pemasangan pen pada lengan kiri

Riwayat penyakit keluarga


Riwayat penyakit asma

: disangkal.

Riwayat penyakit hipertensi : disangkal.


Riwayat penyakit stroke

: disangkal.

Riwayat penyakit jantung

: disangkal.

Riwayat penyakit DM

: disangkal.

Riwayat alergi

: disangkal.

Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok

: disangkal.

Riwayat minum alkohol

: disangkal.

Riwayat minum obat bebas (NAPZA)

: disangkal.

Riwayat aktifitas fisik

: bekerja dari pagi

hingga malam dan jarang berolahraga.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum

: cukup, tampak sakit sedang.

Kesadaran

: compos mentis.

Tanda vital

Tekanan darah : 140/90 mmHg.


Nadi

: 98 x/menit.

Respirasi
Suhu

: 20 x/menit.
: 36,5 C.

Derajat Nyeri

:2

Status Gizi
Berat badan

: 67 kg.

Tinggi badan

: 150 cm.

BMI = BB (kg) / TB (m)2 = 29,70 (obesitas)

Pemeriksaan kepala
Mata : alis tampak simetris, palpebra tak tampak kelainan, sekret (-),
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), injeksi silier (-), kornea
tampak bening (+), lensa mata tampak putih keruh (-/-).
Hidung : krepitasi (-), deformitas (-), massa (-), discharge (-/-).
Telinga

: deformitas (-), massa (-), tanda inflamasi (-), discharge (-/-).

Mulut

: bibir kering (-), lidah kotor (-)

Pemeriksaan leher
Limfonodi tidak teraba, JVP tidak meningkat.

Pemeriksaan thorax
Cor : ictus cordis teraba di SIC V linea mid clavicula sinistra, tidak ada
pergeseran dari batas-batas jantung, bunyi jantung S1 dan S2 reguler,
bising (-), gallop (-).
Pulmo :
Paru-paru kanan
-inspeksi: dinding dada simetris,

Paru-paru kiri
-inspeksi: dinding dada simetris,

retraksi interkostal (-), ketinggalan

retraksi interkostal (-), ketinggalan

gerak (-).

gerak (-).

-palpasi: vocal fremitus kanan = kiri

-palpasi: vocal fremitus kiri = kanan

normal.

normal.

-perkusi : sonor (+).

-perkusi : sonor (+).

-auskultasi: suara dasar vesikuler(+),

-auskultasi: suara dasar

ronchi basah kasar (-), wheezing (-),

vesikuler(+), ronchi basah kasar (-),

ronchi basar basal (-).

wheezing (-),ronchi basar basal (-).

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada, benjolan (-),
venektasi (-),
spidernevi (-).
Auskultasi

: peristaltik (+) normal.

Perkusi

: timpani (+), pekak beralih (-), undulasi (-).

Palpasi

: supel (+), nyeri tekan (-), massa (-), hepar dan lien tidak

teraba.
Pemeriksaan ekstremitas
Akral hangat, edema (-/-), waktu pengisian kapiler baik kurang dari

Status lokalis regio genu dextra et sinistra


Look
tidak ada bekas luka, tidak ada
ada pembengkakan, tidak ada
perubahan warna menjadi
kemerahan, deformitas (-)
Feel
terdapat krepitasi (+) pada lutut
kiri dan kanan, nyeri tekan (+),
stiffness (-), massa (-) panas (-)
Move
tidak ada keterbatasan pada
gerakan

ANALISIS MASALAH

OSTEOARTHRITIS
Osteoartritis merupakan kelainan sendi non
inflamasi yang mengenai sendi-sendi penumpu
berat badan dengan gambaran patologis yang
berupa memburuknya tulang rawan sendi, yang
merupakan hasil akhir dari perubahan biokimiawi,
metabolisme fisiologis maupaun patologis yang
terjadi pada persendian.

RITERIA DIAGNOSIS
KLINIS
Nyeri sendi lutut dan 3
dari kriteria di bawah ini:
umur > 50 tahun
kaku sendi < 30 menit
krepitus
nyeri tekan tepi tulang
pembesaran tulang
sendi lutut
tidak teraba hangat
pada sendi
Catatan: Sensitivitas
95% dan spesifisitas
69%

KLINIS DAN
RADIOLOGIS
Nyeri sendi dan paling
sedikit 1 dari 3 kriteria di
bawah ini:
umur > 50 tahun
kaku sendi <30 menit
krepitus disertai osteofit
Catatan: Sensitivitas 91%
dan spesifisitas 86%.

KLINIS DAN
LABORATORIS
Nyeri sendi ditambah adanya
5 dari kriteria di bawah ini:
usia >50 tahun
kaku sendi <30 menit
Krepitus
nyeri tekan tepi tulang
pembesaran tulang
tidak teraba hangat pada
sendi terkena
LED<40 mm/jam
RF <1:40
analisis cairan sinovium
sesuai osteoarthritis
Catatan: Sensitivitas 92%
dan spesifisitas 75%

Status gizi
pasien
obesitas

Aktivitas fisik
terlalu berat

Tidak
meminum
analgetik
oral

dilakukan
penurunan berat
badan hingga
mencapai berat
badan ideal

aktivitas fisik
pasien perlu
dibatasi

pasien memilih
meminum obat
habbatussaudah
yang menurut
pasien tidak
memiliki efek
samping

kolaborasi dengan
perawat yang
mendampingi
pasien dan edukasi
kepada keluarga
pasien

kolaborasi dokter
dan perawat
diperlukan untuk
memberikan edukasi
aktivitas fisik yang
perlu dibatasi oleh
pasien

kolaborasi dengan
farmasis untuk
memilih terapi
farmakologis yang
tepat dan efektif
untuk pasien

Status gizi pasien obesitas

Obesitas merupakan salah


satu faktor resiko osteoartritis

Manajemen pasien osteoarthritis dengan obesitas seperti pada dengan memperhatikan


kebutuhan gizi setiap hari untuk mengurangi berat badannya yang berlebih.
Rumus BMR untuk pasien ini (perempuan) = 447,593+(9,247XBBdalam kg) + (3,098XTB
dalam cm) (4,33 x umur tahun). Setelah menghitung BMR, hasilnya kemudian dikalian
dengan level aktivitas fisik untuk memperleh kebutuhan kalori harian.
Level aktivitas fisik:
Tidak aktif = BMR X 1,2
Cukup aktif = BMRX 1,375
Aktif = BMR X 1,55
Sangat aktif = BMR X 1,725
Pada pasien ini, BMR = 1306,682.
Kebutuhan kalori harian= 1306,682 x 1,55 = 2025,3571 kal/hari

Peran dokter pada kasus ini adalah menghitung kebutuhan kalori per
hari, selanjutnya untuk jenis makanan yang dibutuhkan sesuai
kebutuhan kalori harus dikolaborasikan dengan ahli gizi dan perawat
yang mendampingi pasien dan juga perlu dilakukan edukasi kepada
keluarga pasien, agar pasien menjaga pola makanannya dengan

Aktivitas fisik terlalu berat


Aktivitas fisik berat seperti berdiri lama ( 2 jam atau lebih setiap
hari), berjalan jarak jauh ( 2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat
barang berat (10kg-50kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu),
mendorong objek yang berat (10kg- 50 kg selama 10 kali ataulebih
setiap minggu), naik turun tangga yang terlalu sering dapat
meningkatkan resiko OA.
Diperlukan kolaborasi dokter dan perawat untuk mengedukasi
aktivitas yang aman dilakukan oleh penderita OA. Dalam terapi
fisik dan terapi kerja, dianjurkan latihan yang bersifat penguatan
otot, memperluas lingkup gerak sendi, dan latihan aerobik.

Sumber : http://www.nyc.gov/html/doh/html/data/OA_CHI_web_C.htm

Tidak meminum analgetik


oral
Pada dasarnya, terapi farmakologis pada pasien osteoarthritis adalah
analgesik. Pada pasien ini diberikan analgesic topical yaitu natrium
declofenac.

Pada pasien ini menolak diberikan terapi analgesik secara oral dan lebih
menekankan pada obat herbal habbatussaudah
Tymoquinine terbukti dapat menekan
derajat keparahan degradasi tulang
rawan pada hewan coba. Ia juga secara
signifikan mengambat ekspresi MMP-1,
MMP-3, dan MMP-13, serta
meningkatkan ekspresi TIMP-1. Selain itu
penelitian melalui binatang juga
menyebutkan bahwa secara
histopatologis penggunaan
habbatussaudah dapat melindungi
mukosa lambung dari efek piroxicam.

Diperlukan kolaborasi dokter dengan farmasis untuk memilih


terapi farmakologis yang tepat dan efektif untuk pasien. Dan
untuk mengedukasi bahwa obat herbal digunakan sebagai
pendamping obat utama bukan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai