Anda di halaman 1dari 17

ASEAN Community 2015 dalam bahasa Indonesia bisa disebut dengan istilah Komunitas

ASEAN 2015. Kita sudah biasa mendengar istilah ASEAN. Lalu apa kaitannya ASEAN
dengan istilah ASEAN Community 2015?
Para pemimpin negara-negara ASEAN telah sepakat dibentuknya kerjasama organisasi yang
lebih solid dan maju. Nah pada tahun 2015 nanti ASEAN yang sekarang ini akan berintegrasi
memasuki era baru yaitu era ASEAN Community 2015 yang lebih solid dan maju yang
bercita-cita mensejahterakan rakyat dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia
Tenggara. ASEAN Community 2015 sendiri terbagi dalam tiga pilar utama yaitu :

1. ASEAN Political-Security Community (Komunitas Politik dan Keamanan


ASEAN)

Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah bertujuan untuk mendorong dan


mempercepat terbentuknya kerjasama dalam bidang politik dan
keamanan di kawasan Asia Tenggara dan menciptakan kedamaian dan
stabilitas keamanan di kawasan negara ASEAN.

2. ASEAN Economic Community (Komunitas Ekonomi ASEAN)

Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah tidak lain untuk meningkatkan stabilitas
perekonomian di kawasan ASEAN. Membentuk kawasan ekonomi antar
negara ASEAN yang kuat.

3. ASEAN Socio-Culture Community (Komunitas Sosial Budaya ASEAN)

Sedangkan tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk memajukan dan


mensejahterakan antar negara ASEAN dalam bidang sosial, kebudayaan,
pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, dan masalah seputar sosial
budaya.

Apa Peran Masyarakat Untuk Menghadapi ASEAN


Community 2015?
ASEAN Community 2015
Dibentuknya ASEAN Community 2015 tidak lain adalah untuk mensejahterakan masyarakat
di seluruh Asia Tenggara. Dari rakyat dan untuk rakyat ASEAN. Dan tentu saja cita-cita
mulia ASEAN Community 2015 akan bisa terwujud manakala semua masyarakat ASEAN
ikut mendukung lahirnya komunitas ini.
Bagaimana peran masyarakat seharusnya dalam menyikapi hal ini? mari kita bedah samasama.
Dalam hal ASEAN Political-Security Community (Komunitas Politik dan Keamanan
ASEAN) misalnya. Selain pemerintah dan pihak yang terkait yang telah turut aktif menjaga

perdamaian dan keamanan, masyarakat juga harus aktif di dalamnya. Peran masyarakat
cukup penting dalam hal ini bisa dilakukan dengan cara turut aktif menjaga keamanan dan
kenyamanan disikitar lingkungan masing-masing. Tidak membuat onar, atau bertindak
provokasi yang bisa menimbulkan masalah keamanan. Melaporkan kepada pihak yang
berwajib jika melihat ada hal yang mencurigakan di sekitar lingkungan yang berpotensi
mengganggu keamanan.
Selanjutnya dalam hal ASEAN Economic Community (Komunitas Ekonomi ASEAN).
Mungkin disinilah yang banyak dicemaskan oleh masyarakat khususnya para pelaku usaha.
Dalam bidang ini nantinya ada kawasan pasar bebas ASEAN, mungkin yang dicemaskan
adalah jika nanti kalah bersaing dengan produk luar negeri. Sebenarnya para pelaku usaha
tidak usah terlalu cemas. Di era ini selain ada persaingan namun juga ada peluang pasar yang
lebih luas. Meningkatkan mutu dan juga kualitas produk menjadi hal yang pokok dalam
menghadapi AEC 2015. Dengan produk yang berkualitas maka produk bisa bersaing karena
diminati konsumen. Peran masyarakat disini bisa dilakukan dengan cara cinta produk buatan
dalam negeri. Dengan cinta produk buatan dalam negeri maka masyarakat ikut membantu
kelangsungan para pelaku usaha lokal.
Memperkenalkan produk melalui internet juga menjadi solusi dalam memasarkan produk
lokal. Kita bisa menggunakan website, blog, maupun situs jual beli, dan sosial media untuk
mempromosikan produk-produk lokal ke mancanegara. Sebenarnya produk lokal di sekitar
kita banyak sekali yang mempunyai kualitas dan mutu yang tidak kalah dengan produk luar
negeri, hanya karena kurang dikenal maka masih sedikit peminat. Walaupun anda bukan
pelaku usaha, namun anda bisa ikut membantu memperkenalkan potensi produk-produk yang
ada di sekitar anda melalui internet.
Sedangkan dalam bidang ASEAN Socio-Culture Community (Komunitas Sosial Budaya
ASEAN) peran masyarakat yang bisa dilakukan adalah bisa dengan cara menanamkan jati
diri kepada masing-masing individu bahwa kita semua adalah bagian dari masyarakat
ASEAN yang mempunyai satu visi, satu identitas, dan satu komunitas yaitu Komunitas
ASEAN. Jadi siapapun kita, dan apapun bahasa kita entah itu Brunei, Kamboja, Indonesia,
Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, kita adalah satu
komunitas yaitu Komunitas ASEAN yang beretika, cerdas dan beradab.

Apa Peran Blogger Dan Pelaku Sosial Media Dalam


Menyongsong ASEAN Community 2015?
Blogger
Blogger (Penulis Blog) dalam hal ini saya sebagai penulis adalah seorang blogger. Penulis
juga mempunyai tanggung jawab dan peran penting dalam mensukseskan dan mengawal
terbentuknya ASEAN Communty 2015 ini. Para blogger juga mempunyai wadah komunitas
yaitu Komunitas Blogger ASEAN ( ASEAN Blogger Community). Peran blogger disini
sangat penting khususnya dalam mensosialisasikan ASEAN Community 2015 kepada
masyarakat luas. Walau pemerintah telah giat dalam mensosialisasikan ASEAN Community
2015 namun masih banyak masyarakat yang masih belum paham, bahkan mendengar istilah
"Komunitas ASEAN 2015" saja baru hari ini. Itulah disini peran blogger sangat penting,

selain menjadi bagian dari masyarakat ASEAN, para blogger juga bisa turut aktif
mensosialisasikan program ini.
Apa hanya sebatas sosialisasi ASEAN Community 2015 saja yang bisa dilakukan blogger?
tentu saja tidak. Disini blogger bisa memperkenalkan potensi-potensi lokal disekitar kepada
publik. Coba tengok apa sih yang ada disekitar kita?
Tempat wisata apa saja yang ada disekitar kita?
Produk-produk apa saja yang ada disekitar kita?
Kesenian dan budaya apa saja yang ada di sekitar kita?
Apa saja jenis masakan atau kuliner di sekitar kita? dan sebagainya.
Dengan menulis dan mereview tempat-tempat wisata yang ada disekitar kita, maka kita
sebenarnya telah aktif dalam memperkenalkan wisata ke mancanegara. Dengan begitu akan
ada minat wisatawan baik lokal maupun luar negeri untuk berkunjung. Hal lain juga tak ada
bedanya, kita bisa menulis dan mereview tentang produk-produk, kesenian, kuliner, dan
sebagainya yang ada di sekitar kita di sebuah blog. Apalagi jika tulisan kita menggunakan
bahasa Inggris, maka hal itu akan lebih bagus lagi.
Kita juga bisa menggunakan sarana Sosial Media seperti Facebook, Twitter, dan sebagainya
untuk berinteraksi, menjalin komunikasi dengan siapa saja.
Sekarang tahun 2013, kita hanya tinggal menghitung waktu, mari kita menjalin kerjasama,
mulai bekerja, dan memberi tahu hal ini kepada siapa saja. ASEAN Communty 2015 oleh
rakyat dan untuk rakyat ASEAN.

Asean Community (Komunitas ASEAN) adalah salah satu target yang dicanangkan terwujud
pada tahun 2015 oleh asean sebagai sebuah organisasi internasional di kawasan asia tenggara.
Komunitas ini memiliki semangat menyatukan seluruh warga masyarakat asia tenggara
dalam suatu wadah komunitas besar. Di mana interaksi antar masyarakat tidak lagi terbatas
oleh state bonderies. Semangat kebersamaan ini juga dilandasi oleh prinsip people to people
interaction dan bukan lagi state to state interaction. Terdapat tiga pilar yang menjadi dasar
dari pembentukan komunitas asean ini, yaitu komunitas politik keamanan asean, komunitas
ekonomi ASEAN, dan komunitas sosial budaya asean.
Komunitas ASEAN 2015 lebih saya lihat sebagai suatu program integrasi negara-negara di
asia tenggara yang dikhususkan pada integrasi masyarakatnya. Masyarakat asia tenggara
diharapkan mampu lebih berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama masyarakat asia
tenggara.bentuk interaksinya dapat berupa perdagangan, transfer teknologi, kerjasama di
segala bidang, kunjungan ke negara-negara di asia tenggara, dan sebagainya. Interaksi yang
semakin intens dan mudah merupakan salah satu indikator terciptanya integrasi ini.sebagai
sebuah proyek besar dalam 4 tahun ke depan, tentunya hal ini memerlukan kesiapan yang
matang supaya komunitas asean ini tidak hanya menjadi wacana. Namun, satu hal yang saya
perhatikan mengenai kesiapan ini terdapat masalah utama, yaitu kurangnya sosialisasi.

ASEAN Community atau dalam bidang ekonomi lebih dikenal sebagai ASEAN
Economic Community (AEC) merupakan sebuah komunitas yang beranggotakan
10 negara di asia tenggara yang tergabung dalam ASEAN demi terwujudnya
ekonomi yang terintegrasi . Negara-negara yang tergabung dalam AEC
memberlakukan sistem single market atau pasar tunggal terbuka untuk
melakukan perdagangan barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja. AEC
direncakan terbentuk pada tahun 2015.
Masalah atau Tantangan

Dengan diberlakukannya AEC tiap - tiap negara akan terintegrasi dalam bidang
produksi untuk meningkatkan efisiensi. Kerjasama pelaku produksi antar negara
akan semakin berkembang untuk menciptakan efisiensi dengan nilai tinggi. AEC
akan meningkatkan nilai kompetitif negara-negara ASEAN untuk menyediakan
produk yang memiliki kualitas tinggi. Produk berkualitas tinggi akan menghimpit
yang berkualitas rendah dan lama kelamaan akan ditinggalkan konsumen.

"Misal, Jawa Barat dianggap sebagai provinsi dengan industri tekstil yang cukup
bagus. Namun, upah pekerja Indonesia dengan kualitas yang sama lebih tinggi
daripada Vietnam. Tentu sang pelaku industri akan lari ke Vietnam. Lalu produk
akhirnya akan tetap dipasarkan di Indonesia," tukas Faisal.
Tidak semua potensi dari kesepeluh negara yang tergabung dalam AEC sama,
Indonesia menempati posisi yang dominan. Indonesia dominan dalam hal
populasi (60% populasi ASEAN adalah warga Indonesia), luas wilayah, dan pasar
yang besar. Sesuai dengan tema yang diangkat, posisi tersebut dapat menjadi
masalah atau tantangan bangsa.
Berdasarkan paparan Faisal, saat ini setidaknya terdapat beberapa
permasalahan ekonomi yang perlu dibenahi Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari
defisitnya neraca perdagangan ekspor dan impor yang dimulai di tahun 2007
dan 2008. Defisit tersebut ditenggarai oleh permasalahan ekonomi regional di
Indonesia. Komunitas ekspor Indonesia masih bergantung pada barang mentah
dan setengah jadi, sedangkan barang impor yang masuk ke Indonesia rata-rata
produk akhir atau produk yang telah diolah. Masalah berikutnya, perdagangan
jasa antara Indonesia dan ASEAN juga masih defisit. Sektor transportasi bisa
dibilang sektor yang mendorong defisit. Misalnya, Indonesia melakukan ekspor,
tapi jasa yang digunakan untuk kegiatan ekspor masih menggunakan kapal
asing.
Pada saat AEC telah terbentuk, persaingan tenaga kerja di wilayah ASEAN akan
lebih luas. Maka, tuntutan akan SDM yang berkualitas dalam segala hal menjadi
suatu kewajiban baru. Menurut data, hampir 67% atau 2/3 penduduk Indonesia
berpendidikan akhir SMP ke bawah. Jauh dibandingkan dengan negara lain,
seperti Singapura, Malaysia, dan Filiphina yang 80% lulusannya berpendidikan
akhir SMA dan pendidikan tinggi.
ASEAN Political-security Community dan ASEAN Socio-cultural
Community
ASEAN Community tidak hanya berdampak pada sektor perekonomian, dengan
terbentuknya pasar yang terbuka juga akan mempengaruhi politik dan sosialbudaya negara masing-masing. Untuk itu dibentuk komunitas ASEAN PoliticalSecurity Community dan ASEAN Socio-cultural Community. Komunitas Politik dan
Keamanan diharapkan bisa mengatasi segala permasalahan yang menyangkut
masalah politik dan keamanan di negara ASEAN. Contoh, kasus perselisihan
tapal batas antara Indonesia dengan Malaysia misalnya blok ambalat yang
diperselisihkan dulu. Komunitas Sosial dan Budaya diharapkan akan menjawab
permasalahan yang ada. Misalnya, kasus klaim kebudayaan suatu bangsa antar
negara ASEAN, hal tersebut akan diselesaikan dengan ASEAN Socio-cultural
Community.
Dalam talkshow ini, terlontar sebuah pertanyaan yang menarik perhatian,
"Adanya AEC atau kirisis moneter yang paling parah sekalipun, bangsa kita akan

tetap survive. Meskipun bertahan dengan nasi aking. Pertanyaannya sekarang,


apakah kita tega melihat bangsa ini bertahan dengan cara seperti itu?", tanya
Arry kepada para mahasiswa yang mendengarkan.

I. PENDAHULUAN
Tahun depan yang sudah di bendul pintu, telah dinyatakan sebagai dimulainya tahun
Komunitas ASEAN (ASEAN Community). Yang paling ditonjolkan adalah dicanangkan
perdagangan bebas masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) mulai Januari 2015. (Akibat belum
siap, maka ditunda menjadi 31 Desember 2015, lihat:
Akan tetapi kelihatannya insiatif sosialisasi keputusan itu belum begitu hangat di Tanah Air.
Boleh jadi suasana adem-ayem itu karena Indonesia menganggap gagasan itu sebagai hal
yang sudah jauh hari (2007) dan akhir-akhir ini, masyarakat kita tengah dimabuk Pileg dan
Pilpres pada April dan Juli 2014 ini. Pada hal keputusan itu merupakan pernyataan kolektif
dan kehendak bersama yang amat signifikan untuk masyarakat masa depan kawasan ini,
terutama bagi generasi muda hari ini yang akan menjadi pelaku dan pelaksana setiap gerak
dan dinamika masyarakat kawasan ini, sekarang dan masa depan.
III. KOMUNITAS ASEAN 2015, PELUANG DAN TANTANGAN Osborn & Neumeyer
(dalam Taneko, 1984: 59) menyatakan bahwa komunitas adalah sekelompok orang dalam
area yang berdampingan, mempunyai ketertarikan dan aktivitas yang sama.
Di dalam konteks regional, komunitas itu merupakan sekelompok Negara dengan seluruh apa
yang di dalamnya, geografi, demokrafi dan potensi alamnya di dalam satu kawasan.
Sementara itu, pada dasarnya apa yang dimaksud dengan Komunitas ASEAN 2015 seperti
yang dikatakan Jauhari Oratmangun, waktu itu Dirjen ASEAN, sekarang Dubes RI, Moskow
adalah : sebuah komunitas yang berpandangan maju, hidup dalam lingkungan yang damai,
stabil dan makmur, dipersatukan oleh hubungan kemitraan yang dinamis dan masyarakat
yang saling peduli.
Komunitas ASEAN ini dibentuk untuk lebih mempererat integrasi ASEAN dalam
menghadapi perkembangan konstelasi politik internasional. ASEAN menyadari sepenuhnya
keperluan untuk menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih terbuka dalam menghadapi
permasalahan-permasalahan internal dan eksternal, meningkatkan solidaritas, kohesivitas dan
efektifitas kerjasama. ASEAN sudah tidak lagi hanya terfokus pada kerjasama ekonomi,
namun juga harus didukung dengan kerjasama lainnya di bidang politik keamanan dan sosial
budaya. Untuk itulah maka pembentukan Komunitas ASEAN 2015 dilandasi oleh tiga pilar,
yaitu ASEAN Political Security Community, ASEAN Economic Community, dan ASEAN
Socio-Cultural Community.

Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh ASEAN seiring dengan perkembangan yang
pesat di bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan bidang-bidang
lainnya yang terjadi di luar kawasan. Karena itu ASEAN menyadari pentingnya upaya untuk
lebih melibatkan masyarakat sehingga tumbuh rasa memiliki kekitaan (we feeling) terhadap
ASEAN. ASEAN harus memfokuskan dirinya untuk dapat menjalin meningkatkan kerjasama
sehingga yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sebagai dengan menjadi
organisasi yang bertumpu dan menjadi milik seluruh masyarakat ASEAN atau peoplecentered organization. [6] Untuk mencapai visi ASEAN 2015, maka KTT ke-18 ASEAN,
Jakarta, 8 Mei 2011 menghasilkan ASEAN Community Blueprint 2015 dalam 3 pilar utama.
Ketiganya adalah pilar komunitas politik-keamanan, pilar komunitas ekonomi, dan pilar
komunitas sosial budaya.[7] Segitiga pilar utama itu merupakan satu kesatuan yang utuh yang
harus menjadi obsesi ASEAN untuk diwujudkan pada 2015 dan masa selanjutnya. Ketiga
pilar utama itu kalau dirinci akan menjadi sebagai berikut. Pertama, cetak-biru (blue-print)
ASEAN Political-Security Community (APSC). Intinya bertujuan untuk meningkatkan terus
menerus upaya menggesa warga dan Negara-negara anggota ASEAN hidup damai antara satu
dengan lainnya di kawasan ini dan dengan dunia global secara keseluruhan, di dalam aura
demokratis dan lingkungan yang harmonis.

IV. PEMUDA DAN MAHASISWA, MENGHADAPI KOMUNITAS ASEAN 2015


Ada pernyataan bahwa, bila pemuda, mahasiswa dan sarjana Indonesia tidak mampu
bersaing, maka siaplah untuk kalah. Namu, ada suara optimisme, bahwa kita mempunyai
keunggulan local dan nasional di dalam konteks sosio-budaya. Dari segala kekayaan historis
turun temurun oleh nenek moyang, kita sebagai generasi muda wajib melestarikan bahkan
mengembangkannya hingga ke mancanegara, agar kebudayaan tersebut tetap eksis dan tidak
mudah tergerus bahkan hilang dimakan zaman. Untuk itu upaya kita haruslah konsisten jika
tidak, bisa saja warisan kebudayaan diakui dan direbut oleh negara lain. Beberapa warisan
milik Indonesia mencakup, beragam tradisi, suku, bahasa, tarian, busana, rumah adat, lagu
daerah, batik, logam perak, songket, blangkon, keris, wayang, cerita rakyat hingga aneka
makanan dan masih banyak lainnya. Betapa kayanya kita akan semua ini, tapi masih banyak
generasi muda yang acuh dan belum menyadarinya. [11]
Sebagai yang sudah ketahui, banyak warisan sosio-kultural kita yang ternyata mempunyai
kesamaan dengan Negara ASEAN lainnya. Meskipun kita merasa tidak nyaman, namun
kuliner rendang sudah dipatenkan oleh Malaysia. Begitu pula Seni tari rakyat Reok Ponorogo
ada pula di negeri seberang. Kerajinan Batik yang menjadi warian kelasik Indonesia, ternyata
juga ada di Malaysia dan Thailand. Untuk itu semua generasi muda, pemuda dan mahasiswa
Indonesia harus terus menerus mengingkatkan kemampuan, skill dan nalar intelektual serta
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dapat menjadi setara dan merebut keunggulan dalam
komunitas ASEAN ini. Maka pemuda dan mahasiswa mestilah membangun kolaborasi dan
jaringan kerjasama.
Melakukan insiatif mencari hal-hal baru yang innovative dan kreatif melalui jaringan
penelitian. Memupuk kemampuan komtesi dan mengasah keterampilan dan kompetensi.
Menguasai bahasa lingua-franca dunia untuk berkomunukasi intensif. Memupuk kemampuan
dan ketahanan untuk bekerja keras, sungguuh-sunguh dan disiplin. Lebih dari itu semua
pemuda dan mahasiswa terus menerus menguasai dan memelihara serta meningkatkan

kualitas kekayaan dan kahazanah local dan nasional wafrisan masa lalu maupun kreatifitas
baru produk daya cipta, karsa dan karya mereka sendiri yang baru.
V. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Komunitas ASEAN 2015 sudah di depan pintu. Oleh pemimpin ASEAN, Komunitas ASEAN
2015 itu ditayangkan dalam satu panorama kehidupan rakyat, masyarakat dan komunitas
ASEAN yang berhubungan dengan politik dan keamanan yang damai dan harmonis,
pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan kehidupan social-budaya yang beragam tetapi
menunjukan satu identitas ASEAN. Komunitas ASEAN hidup dalam satu entitas dalam
toleransi serta nilai dan norma ketimuran berbasis Asia yang taat hukum, demokratis dan
harmoni dengan lingkungan internal dan eksternal. Peluang dan tantangan bagi generasi
muda, pemuda dan mahasiswa, cukup kondusif untuk dijawab dan dieksplorasi untuk
kejayaan masa sekarang dan masa depan ASEAN khususnya dan dunia global pada
umumnya. Oleh karena itu perlu kereatifitas, inisitiatif, tingkatkan skill, illmu pengetahuan
dan teknologi, daya saing, disiplin dan nilai menghargai prestasi dan kerja keras serta
sungguh-sungguh. Semua itu dalam kerangka menuju kepada komunitas ASEAN dalam satu
visi, satu identitas dan satu komunitas.***

Penguatan Pemuda Menghadapi Komunitas ASEAN 2015 dan post MDGs


Pemuda Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki
rentang usia yang masih muda dan juga memiliki etos kerja yang bisa diandalkan dibanding
dengan masyarakat yang berusia tua. Peran pemuda dalam menghadapi komunitas ASEAN
2015 sangat diharapkan, karena pemuda merupakan harapan dan tulang punggung perubahan,
lantaran pemuda merupakan bibit-bibit pewaris bangsa.
Kesiapan dan peran Indonesia kedepan dalam menghadapi komunitas Asean di
tentukan oleh kuatnya daya saing Indonesia untuk terus menigkatkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkompeten di bidang masing-masing seperti dalam bidang ekonomi, teknisi,
politik dan lain sebagainnya. Dalam hal ini peran pemuda dibutuhkan karena untuk

menghadapi komunitas ASEAN 2015 bukan hanya persoalan ekonomi yang perlu diperbaiki
namun kesiapan moral untuk memberikan kesadaran berupa pengembangan bakat
kewirausahaan, hal ini dapat ditempuh selain melalui pembekalan pengetahuan
kewirausahaan dan melalui pelatihan dan pembimbingan, dan dapat juga ditempuh dalam
pemberian modal pinjaman kepada wirausaha muda. Disamping itu pemerintah dapat pula
mengembangkan lebih intensif dan profesional program kemitraan dan pemagangan pada
perusahaan yang sudah berpengalaman untuk para pemuda menimbah ilmu dan pengalaman
sebagai bekal merintis usaha sendiri dimasa mendatang.
Menghadapi komunitas Asean 2015 diperlukan daya saing kewirausahan. Saat ini,
jumlah pengusaha di Indonesia baru mencapai 0,18 persen dari total populasi dan jika ditinjau
dari negera-negara maju total wirausaha mereka yaitu mencapai 2%, dan hal tersebut harus
disikapi dengan baik. Saat ini pertumbuhan kewirausahaan dari kaula muda cukup baik yaitu
mulai banyak pemuda yang merintis usaha menjadi wirausaha muda, namun perlu diingat
AEC 2015 siap melindas produk-produk lokal yang tidak dapat bersaing dengan brand dari
luar, namun hal ini dapat disikapi sejak dini dengan memperbaiki kinerja perekonomian
dengan memproduksi barang yang menarik dan mutu standarnya diatas atau setara dengan
brand luar negeri. Dalam hal ini diperlukan wawasan dan kreatifitas yang luas dan pemuda
dituntut untuk inovatif.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sumber daya yang
menjanjikan kedepan jika dapat dikelolah dengan strategi yang baik. Jika ditinjau dari
perdangangan pasar bebas se-ASEAN Indonesia sebagai pasar yang potensial tidak perlu
diragukan lagi. Dengan jumlah penduduk sebesar 40% dari total 627 juta penduduk ASEAN,
dengan ekspor hasil industri Indonesia ke negara-negara ASEAN mencapai US$ 41,8 miliar
atau 22% dari total ekspor Indonesia secara keseluruhan ke seluruh dunia, Indonesia adalah
Negara yang sangat potensial di lingkup ASEAN. Namun saat ini Indonesia kurang memiliki
strategi yang baik dalam mengelolah hasil ekspor. Indonesia masih mengekspor bahan dalam
produk mentah dimana pendapatanya masih kurang dibandingkan jika kita melakukan proses
penambahan value added dari raw material.
Tantangan kedepan untuk pemuda Indonesia untuk menghadapi AEC 2015 yaitu
merubah mind-set masyarakat khususnya para pelaku usaha untuk lebih upgrade kemampuan
untuk melihat peluang perekonomian di AEC 2015 mendatang. Pada dasarnya sebagai
bangsa yang besar dan juga diramalkan akan menjadi 10 besar kekuatan ekonomi terbesar
dunia di tahun 2030 nanti, kita bangsa Indonesia harus siap mengahadapi AEC 2015.

MDGs (Millenium Development Goals) atau tujuan pembangunan Millenium yang


merupakan paradigma pembangunan global yang di deklarasikan di konverensi tingkat tinggi
millennium oleh 189 negara anggota PBB di New York pada bulan September tahun 2000.
Dimana dari konfrensi tingkat tinggi, Indonesia menyambut baik rencana tersebut, namun
apakah Indonesia siap untuk menjadi post MDGs yang direncanangkan 15 tahun?. Indonesia
telah berjalan 13 tahun demi memperjuangkan MDGs, namun sekarang tinggal 2 tahun lagi,
ini bukanlah hal yang mudah bagi Indonesia, sebab masih banyak kendala yang harus
dihadapi, salah satunya terus bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia dan kerusakan
lingkungan terutama hutan yang dapat mempengaruhi laju perkembangan MDGs. Dalam hal
ini peran aktif pemuda dalam mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi post MDGs sangat
dibutuhkan terutama mahasiswa yang memiliki intelektual yang tinggi. Ada beberapa
langkah nyata yang bisa ditempuh oleh pemuda untuk menghadapi komunitas ASEAN 2015
yaitu seperti menggadakan perkumpulan antar pemuda untuk mengadvokasi Isu strategis,
seperti mengkaji masalah-masalah yang sulit dihadapi Indonesia yang menyebabkan sampai
sekarang sulit untuk dicapai. Dalam konfrensi tingkat tinggi di New York negara-negara
yang hadir sepakat untuk menanggualangi isu yang berkaitan tentang kebebasan manusia,
perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota
PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa
tujuan yaitu:
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angkar kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDs, malaria dan penyakit menular lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup dan
8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan

Peran Aktif pemuda sangat dibutuhkan, seperti dalam point kedua yaitu mencapai
pendidikan dasar untuk semua, diharapkan pemuda khususnya mahasiswa yang berwawasan
tinggi membentuk suatu wadah atau komunitas yang sama-sama mempunyai misi
memberantas kebodohan di Indonesia dengan cara mengadakan proyek sosial seperti
mengajar, membentuk rumah baca untuk anak jalanan, dan membentuk rumah singga dimana
didalamnya terdapat mahasiswa-mahasiswa yang siap mengajar anak-anak yang kurang
beruntung. Selain itu peran mahasiswa sebagai pemuda dibutuhkan, terutama mahasiswa
yang mempunyai intelektual tinggi untuk menggadakan sosialisasi kepada masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDs, malaria dan penyakit menular lainnya.
Mahasiswa juga dituntut untuk memiliki kemampuan melestarikan lingkungan hidup dimana
diketahui

Indonesia memiliki 127 juta hektar kawasan hutan yaitu sekitar 2/3 kawasan kita.

Dalam hal ini mahasiswa juga dituntut dapat turut serta dalam menjaga kelestarian
lingkungan, Seperti melakukan reboisasi lingkungan para mahasiswa menanam pohon demi
menjaga keseimbangan lingkungan, selain mahasiswa, kita juga harus mampu melibatkan
masyarakat sehingga program ini berjalan dengan lebih lancar dan dengan dampak pengaruh
yang besar
Menyongsong Komunitas ASEAN di tahun 2015, sudah saatnya kita sebagai generasi
muda action dalam menciptakan iklim kondusif bagi persatuan ASEAN. Kita bisa
melakukan berbagai hal, misalnya saja Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia aktif
mewadahi semacam forum anak muda di tingkat regional ASEAN yang membahas isu-isu
pada tiga pilar utama serta ide-ide akan solusinya. Membuat kompetisi sains dan teknologi
bagi pelajar dan mahasiswa, agar dapat bersaing di era millennium ini. Adakan parlemen
pemuda yang membahas inovasi kreatifitas berwirausaha, karena melalui wirausaha kita
dapat membangkitkan jiwa kepemimpinan sejati dan pada akhirnya berguna bagi kemajuan
bangsa dan negara. . Dengan adanya jaringan yang luas dan terbentuknya konfrensi pemuda
yang didalamnya sebagai wadah para pemuda menampung ide dan gagasan untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi Indonesia tidak dapat dipungkiri Indonesia
dapat siap menghadapi ASEAN 2015 dan mencapai MDGs.

Menyongsong Komunitas ASEAN di tahun 2015, sudah saatnya kita sebagai generasi muda
action dalam menciptakan iklim kondusif bagi persatuan ASEAN. Kita bisa melakukan
berbagai hal, misalnya saja Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia aktif mewadahi
semacam forum anak muda di tingkat regional ASEAN yang membahas isu-isu pada tiga
pilar utama serta ide-ide akan solusinya. Membuat kompetisi sains dan teknologi bagi pelajar
dan mahasiswa, agar dapat bersaing di era millennium ini. Adakan parlemen pemuda yang
membahas inovasi kreatifitas berwirausaha, karena melalui wirausaha kita dapat
membangkitkan jiwa kepemimpinan sejati dan pada akhirnya berguna bagi kemajuan bangsa
dan negara.
Buatlah serupa delegasi dan KTT khusus pemuda pemudi ASEAN kemudian dikembangkan
ke dalam kancah multilateral dan unilateral, karena dari sini kita dapat berinteraksi positif
terhadap perkembangan dunia, baik di lingkup ASEAN hingga ke seluruh dunia belahan
barat. Pernyataan sakti dan populer dari Presiden Soekarno ini sesuai menggambarkan
semangat generasi muda melakukan perubahan dalam persatuan ASEAN, Beri aku 1.000
orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan
kuguncangkan dunia..3 Inilah yang mungkin bisa menjadi rekomendasi kecil terhadap
perbaikan bangsa, khususnya eksistensi persatuan ASEAN di kemudian hari. Agar di tahun
2015 nanti, kita siap menghadapi Komunitas ASEAN yang berorientasi pada masyarakat dan
mengikutsertakan generasi muda sebagai elemen pembaharuannya.
Mengenal ASEAN secara komprehensif, saat ini tengah dipromosikan Komunitas ASEAN
2015, yang rencananya disahkan tanggal 31 Desember 2015 nanti. Melalui Deklarasi Bali
pada KTT ASEAN ke-19 di Bali-Indonesia, menghasilkan tiga pilar utama yang menjadi
dasar terwujudnya Komunitas ASEAN 2015. Dan pada akhirnya disepakati pembentukan
Komunitas ASEAN (ASEAN Community) oleh seluruh anggota. Adapun tujuan diciptakan
komunitas ini adalah membentuk satu visi yang berorientasi pada kemajuan bersama,
kehidupan damai, tentram dan stabilitas persatuan, sehingga terjalin kemitraan kondusif dan
dinamis oleh para anggota federasi ASEAN. Selain itu pembentukan Komunitas ASEAN
sebagai wadah terintegrasi dalam menghadapi perkembangan peta politik internasional.4
Ketiga pilar utama Komunitas ASEAN tersebut terdiri dari, ASEAN Political Security,
ASEAN Economic Community dan ASEAN Socio-Cultural Community. Cakupan kerja
sama di masing-masing komunitas akan dijelaskan berikut ini.
1.

Komunitas Politik dan Keamanan (ASEAN Political Security)

Tujuan dari pilar ini adalah, mempercepat kerja sama politik dan keamanan di kawasan
ASEAN hingga ekspansi ke wilayah Internasional. Prinsip dasar komunitas ini adalah
keamanan yang komperehensif dan saling berkesinambungan antar aspek ekonomi dan sosial
budaya. Manajemen pencegahan dan penanganan konflik dibuat secara damai serta tidak
diperkenankan membentuk suatu pakta pertahanan/ aliansi militer terhadap sesama anggota
ASEAN. Inilah beberapa instrumen yang menjadi fokus Komunitas Politik dan Keamanan :

Zona bebas senjata nuklir dan penanggulangan teroris di kawasan Asia Tenggara

Deklarasi kawasan damai, bebas dan netral

Traktat persahabatan dan kerja sama Asia Tenggara

Komisi HAM antar pemerintah ASEAN

Deklarasi antara ASEAN dan RRT (Masalah teritori Laut China Selatan)5

2.

Komunitas Ekonomi (ASEAN Economic Community)

Pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan perekonomian menuju masyarakat yang makmur


dan sejahtera merupakan poin utama dari Komunitas Ekonomi ASEAN. Adapun langkah
yang diambil untuk mewujudkannya antara lain :
-

Menjadi pasar tunggal berbasis produksi regional

Menjadi kawasan yang berdaya saing tinggi

Menciptakan pembangunan ekonomi merata

Kawasan yang saling terintegrasi dengan ekonomi global

Melalui ke-4 langkah tersebut, diharapkan dapat terjadi iklim positif atas pertumbuhan
perekonomian di kawasan Asia Tenggara ini dengan eskalasi pertumbuhan hingga cakupan
global.6
3.

Komunitas Sosial Budaya (ASEAN Socio-Cultural Community)

Kerja sama di bidang Sosial Budaya melahirkan persatuan dan kesatuan yang erat dalam
menciptakan atmosfir kerukunan antar anggotanya. Dengan slogan a caring and sharing
community komunitas ini mewadahi kerja sama di bidang kepemudaan, wanita,
kepegawaian, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
lingkungan hidup, penanggulangan bencana alam, kesehatan, pembangunan sosial,
pengentasan kemiskinan dan ketenagakerjaan serta yayasan ASEAN. Konsentrasi pada pilar
yang satu ini memang sangat komperehensif karena cakupannya yang luas dan menyeluruh.7
Semoga dengan adanya ketiga pilar utama Komunitas ASEAN 2015 tersebut, segala
problematika antar negara anggota maupun negara sahabat, dapat segera dituntaskan
sehingga dimensi baru federasi ASEAN dapat menjadi kiblat baru bagi tujuan perkembangan
dunia.
Harapan saya sebagai penulis melalui momen perayaan HUT ASEAN ke-46, semoga
kepemimpinan saat ini dapat menjadi pencerah bagi estafet kepemimpinan selanjutnya, yang

tidak lain adalah para generasi muda. Kemudian potensi dari Komunitas ASEAN 2015 nanti
agar dapat menjadi pintu pembuka lahirnya era baru dalam perserikatan ASEAN kedepannya
yang gemilang hingga dipandang Internasional sebagai kekuatan baru dunia. Wujudkan
Komunitas ASEAN 2015 berlandaskan satu visi, karena kita satu identitas untuk menuju satu
komunitas. One Vision, One Identity, One Community. Jadi, siapkah melakukan
perubahan wahai Generasi Muda?
PENDAHULUAN
Tahun 2015, ASEAN akan mencanangkan Komunitas ASEAN 2015. Komunitas ini
ditargetkan terbentuk sepenuhnya pada 31 Desember 2015. Negara-negara Asia Tenggara
memiliki kepentingan yang sama dalam Komunitas ASEAN 2015 tersebut. Komunitas
ASEAN bukan hanya milik pemerintahan masing-masing negara. Komunitas ASEAN juga
milik seluruh warga negara, seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara di ASEAN
dapat saling bekerjasama membentuk komunitas masing-masing bersama warga negara
ASEAN lainnya. Komunitas ASEAN dapat dibangun berdasarkan people to people (P2P),
tidak hanya antar pemerintah government to government (G2G).
Komunitas ASEAN ini memiliki tiga pilar utama, yaitu ASEAN Political-Security
Community,ASEAN Economic Communitydan ASEAN Socio-Culture Community atau
Komunitas Politik-Keamanan, Komunitas Ekonomi dan Komunitas Sosial-Budaya. Ketiga
pilar inilah diharapkan dapat kita wujudkan bersama, guna membentuk ASEAN yang solid
dan lebih baik serta menjadi satu identitas dan satu komunitas.
Hari efektif Komunitas ASEAN ini tinggal dua tahun lagi, namun apakah Indonesia sanggup
dan siap menghadapinya, jawabannya harus siap dan sanggup. Ini merupakan suatu
keniscayaan yang tidak dapat kita hindari, jika kita ingin menjadi subjek pada komunitas ini,
kita harus mempersiapkannya sejak dini, agar kita mampu bersaing dengan negara-negara
ASEAN lainnya.
SUDAH SIAPKAH KAUM MUDA INDONESIA?
Pada salah satu acara Kongres Diaspora Indonesia Ke-II di Jakarta, 18-20 Agustus lalu yaitu
Youth Forum : Unleashing the Power of the Youth of the 21st Century, yang menghadirkan
Menegpora Roy Suryo, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Taufan E.N.
Rotorasiko, Merry Riana (Young Entrepreneur), Achmad Aditya (IDN Belanda) dan Ketua
Umum BP HIPMI Raja Sapta Oktohari. Dalam forum ini ada salah satu peserta yang bertanya
akan kesiapan Indonesia menghadapi Komunitas ASEAN yang akan efektif di akhir 2015
nanti. Ketua KNPI menjawab bahwa pada dasarnya Indonesia belum siap menghadai ini
semua terkhusus kaum muda, beliau menceritakan bagaimana pemuda-pemuda negara
ASEAN lainnya yang sudah menyusun strategi menghadapi Komunitas ASEAN 2015 dan
belum maksimalnya persiapan kaum muda Indonesia, bahkan KNPI sendiri ingin
mengajukan keberatan akan efektifitas Komunitas ASEAN di tahun 2015 mendatang.
Sedangkan Ketua Umum BP HIPMI juga menegaskan akan kurangnya persiapan Indonesia
akan hal ini, namun beliau tetap optimis dan mengajak semuanya untuk segera
menpersiapkan mental dan kekuatan dalam menghadapai 2015 ini.
Tidak berhenti disana, keresahan dalam menghadapi Komunitas ASEAN ini tetap melanda
para Diaspora Indonesia. Ketika Public Forum : Mau Bekerja, Berbisnis atau Belajar di Luar

Negeri?, seorang peserta kembali bertanya akan kesanggupan Indonesia menghadapi


Komunitas ASEAN 2015 ini. Iwan Setyawan dan Mohammad Al Arief menjawan pertanyaan
ini dan mengatakan pada dasarnya Sumber Daya Manusia kita belum sanggup menghadapi
semuanya, namun mereka tetap memotivasi dan memberikan langkah-langkah strategis untuk
menghadapi semuanya.
Pada dasarnya sebagai bangsa yang besar dan juga diramalkan akan menjadi 10 besar
kekuatan ekonomi terbesar dunia di tahun 2030 nanti, kita bangsa Indonesia harus siap
mengahadapi semua keniscayaan ini. Pada pemuda bangsa kita sudah mulai menunjukkan
kebolehan di kancah Internasional, namun kenapa beberapa civitas akademika bahkan para
professional masih pesimis terhadap kawula muda akan menghadapi Komunitas ASEAN
2015 nanti. Ada beberapa faktor yang membuat mereka pesimis, dan faktor-faktor ini sangat
mendasar.
Faktor yang membuat mereka pesimis menghadapi komunitas ini adalah kurangnya
informasi dan pengetahuan akan Komunitas ASEAN 2015 ini. Hal ini disebabkan kurang
maksimalnya promosi dan sosialisasi akan komunitas ini, sebagian besar mahasiswa di
Indonesia tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan Komunitas ASEAN 2015, apalagi
pilar-pilarnya. Sosialiasi merupakan salah satu cara efektif untuk menyampaikan informasi,
baik melalui seminar, media cetak dan elektronik dan lain sebagianya. Salah satu bukti
efektifitas cara tersebut adalah cara MPR RI mensosialisasikan Empat Pilar Berbangsa dan
Bernegara.
Kawula mudah secara intelektual mampu menghadapi ini semua, namun dikarenakan
kurangnya informasi membuat mereka ketinggalan dalam mengatur strategi. Dalam bisnis
misalnya, sebagaimana disampaikan Ketua Umum KNPI bahwa di beberapa negara ASEAN
lainnya para pemuda sudah mulai membuat forum untuk membahas apasar mana yang akan
mereka masuki setelah efektifnya Komunitas ASEAN ini. Begitu juga para engineer muda
meraka dan lain sebagianya. Hal inilah yang sepatutnya juga kita lakukan dengan maksimal,
dengan adanya sosialisasi dengan sendirinya para pemuda akan membuat forum-forum
lanjutan guna membahas hal tersebut, contoh nyatanya adalah ketika Perserikatan BangsaBangsa dan Pemerintah Indonesia mensosialisasikan Millenium Development Goals 2015,
beberapa forum pemuda yang membahas MDGs muncul. Seperti Indonesia Youth Forum
2013 yang digelar di Bandung 24-26 Mei lalu yang bertema : We Support for MDGs : Stand
Up, Speak Up, Take Action.
MEMPERSIAPKAN KAWULA MUDA INDONESIA
Seperti yang penulis sampaikan diatas, bahwa pada dasarnya kita memiliki kekuatan untuk
menjadi subjek dan pemenang dalam kompetisi ini, yaitu Komunitas ASEAN 2015. Namun
yang membuat kita seakan-akan tidak siap adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya hal
tersebut, sehingga belum banyak mempersiapkan hal-hal teknis dan strategi kreatif. Jika ada
pemahaman yang baik, kepedulian serta kesadaran akan pentingnya hal ini maka partisipasi
dan kesiapan publik terkhusus kawula muda akan lebih maksimal. Menurut analisa penulis
ada beberapa hal yang perlu kita lakukan bersama-sama agar kita semakin percaya diri dan
optimis menghadapi tantangan-tantangan di 2015 nanti. Sebagaimana yang kita ketahui,
bahwa permasalahan yang mendasar ada pada kurangnya pengetahuan masyarakat dan belum
maksimalnya sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 ini. Jika hal ini dapat kita maksimalkan
dengan sebaik mungkin, rasio kesiapan dan partisipasi kita juga akan naik.

Berikut langkah strategis solutif untuk membantu kesiapan dan partisipasi kawula
muda dalam Komunitas ASEAN 2015 mendatang :
1. 1.

Sosialiasasi

Banyak yang mengira bahwa sosialisasi hanyalah kegiatan yang mubadzir dan tidak
bermanfaat serta menghabiskan anggaran saja. Pada hakikatnya jika sosialisasi dilakukan
dengan maksimal, kegiatan promosi ini akan sangat bermanfaat. Baik melalui seminar ke
kampus-kampus, di media cetak, media eletronik, sosial media dan lain sebagianya. Karena
pemuda mengahabiskan waktunya pada lini-lini tersebut. Misalnya pemerintah, dalam hal ini
Kementerian Luar Negeri memngisi satu kolom di media nasional tentang Komunitas
ASEAN setiap minggunya, atau mengadakan seminar gratis di kampus-kampus dan lain
sebagianya. Dengan adanya hal-hal seperti diatas akan merangsang pemuda untuk melakukan
lebih untuk berpartisipasi, seperti membentuk forum-forum diskusi yang berkaitan dengan
hal tersebut. Sosialisai Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara oleh MPR RI dan Sosialisasi
MDGs oleh beberapa institusi bukti nyata dari manfaat sosialisasi ini.
1. 2.

Maksimalisasi Fungsi Pusat Studi ASEAN

Pada bulan lalu Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik
Indonesia, Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja dengan Rektor Universitas Brawijaya
Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito menyepakati kerjasama untuk membuat Pusat Studi ASEAN di
kampus tersebut, program ini juga akan dilaksanakan di beberapa kampus, antara lain
Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas
Hasanuddin dan Universitas Andalas. Hendaknya dengan adanya Pusat Studi ASEAN ini
dapat memberikan kontibusi yang nyata bagi civitas akademika kampus, dengan
menyediakan berbagai literature tentang ASEAN serta informasi-informasi terkini tentang
ASEAN tekhusus mendekatnya hari efektif Komunitas ASEAN 2015. Hadirnya PSA ini di
kampus-kampus juga akan memberikan stimulus bagi mahasiswa untuk membuat forumforum yang berkaitan dengan ASEAN.
1. 3.

Konferensi Pemuda

Konferensi atau kongres merupakan salah satu cara mengenalkan dan menambah
pengetahuan. Pemuda Indonesia saat ini sangat menggemmari kegiatan semacam ini, terbukti
dari beberapa konferensi, summit, kongres yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta
kegiatan ini selalu mendapatkan animo yang sangat tinggi, sehingga seleksi dilakukan sangat
ketat, baik yang gratis ataupun mereka harus mengeluarkan biaya masing-masing. Animo
semacam ini seharusnya ditangkap dan dipelajari oleh pemerintah guna menarik partisipasi
pemuda dalam mensukseskan Komunitas ASEAN 2015 ini. Bila ada kegiatan semacam ini
yang bertemakan Komunitas ASEAN 2015, penulis yakin akan sangat bermanfaat. Tentunya
acara ini akan diisi dengan hal-hal yang berkaitan dengan Komunitas ASEAN 2015, seperti
mengadakan Task Force, Wolrd Caf, Focus Group Discussion tentang pilar-pilar Komunitas
ASEAN 2015. Selain menambah pengetahuan mereka akan ASEAN dan Komunitas ASEAN
2015, kegiatan semacam ini juga menambah semangat mereka untuk berpartisipasi, apalagi
jika kegiatan ini diisi oleh pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya dan dikenali oleh
pemuda. Bila ada acara seperti ini mereka akan rela menyisihkan uang saku mereka untuk
mengikutinya, apalagi jika bisa dilaksanakan secara gratis.
1. 4.

Bekerjasama dengan Non Government Organization Pemuda

Saat ini Non Government Organization yang dikelola oleh pemuda sangat banyak, hal ini
membuktikan bahwa kepedulian akan bangsa ini mulai muncul. Seperti Indonesia Student
and Youth Forum (ISYF), Forum for Indonesia (FFI), Indonesia Future Leaders (IFL),
Parlemen Muda Indonesia (PMI), Future Leader Summit (FLS), Youth Empowering, AICT,
dan masih banyak lagi. NGO yang dikelola oleh pemuda ini dipenuhi oleh mereka yang
memiliki kepdulian terhadap negeri in dengan cara mereka. Jadi sangat bermanfaat jika
pemerintah (Kemlu RI) dapat menjalin kerjasama dengan mereka dalam rangka sosialisasai,
baik dengan mengundang mereka atau mengadakan summit untuk mereka dan lain
sebagianya. Karena pemuda-pemuda di Indonesia akan banyak berserikat dengan mereka.
1. 5.

Memasukkan Komunitas ASEAN Dalam Kurikulum

Langkah ini juga sangat membantu dalam mengenalkan ASEAN dan Komunitas ASEAN
kepada pelajar. Karena persiapan haruslah dimulai sejak dini, dalam beberapa tahun ini yang
ada dalam buku-buku pelajaran hanyalah pengertian ASEAN, anggotanya, presidennya dan
ibu kotanya saja yang ada dalam buku. Sudah saatnya kita membuat pelajar-pelajar Indonesia
melek akan sejarah, terkhusus mengenai ASEAN ini. Langkah ini sangatlah efektif, melihat
pelajar SLTA dan SMA sebagian besar dari mereka belum tertarik pada konferensi, seminar
ataupun bergabung dengan NGO kepemudaan.
1. 6.

Lomba Tentang ASEAN dan Komunitas ASEAN 2015

Langkah seperti ini juga sangat berefek positif, selain dikarenakan penghargaannya juga
melatih mereka yang memilki minat dalam bidang yang dilombakan. Selanjutnya diharpkan
ada lomba-lomba mengenai ASEAN dan Komunitas ASEAN 2015 yang khusus untuk
mahasiswa, pelajar dan lain sebagianya. Seperti lomba cerdas cermat untuk pelajar dan karya
tulis ilmiah untuk mahasiswa.
PENUTUP
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, kita harus menjadi subjek dan pemenang
pada kompetisi-kompetisi ini. bangsa kita diramalkan akan menjadi kekuatan ekonomi di
Asia Pasifik pada tahun 2030, dan puncak keemasan kita juga diramalkan akan teradi pada
2045, satu abad kemerdekaan Republik Indonesia. Komunitas ASEAN 2015 ini merupakan
kompetisi permulaan sebelum menghadapi kompetisi-kompetisi besar berikutnya. Dalam
sejarah Republik ini, dalam setiap peristiwa penting Negeri ini, tidak pernah terlepas dari
peran generasi muda. Generasi muda merupakan ujung tombak kekuatan bangsa ini, generasi
muda merupakan kontibutor terbesar bagi bumi pertiwi ini.
Dalam menghadapi Komunitas ASEAN 2015, sangat diharapkan peran serta
partisipasi kawula muda menopang dan mendunkung bangsa ini dalam bersaing di berbagai
lini kehidupan. Tugas penting pemerintah adalah menjaga semangat kawula muda, memberi
kekuatan positif mereka, menyuktikkan aura optimis pada hati mereka serta mengawasi dan
membimbing mereka. Sehingga pemuda-pemuda Indonesia ini dapat berkontribusi dengan
baik pada negara ini. Komunitas ASEAN 2015 akan efektif dalam beberapa bulan lagi, mari
kita jaga semangat mereka, mari kita berbagi pengetahuan kepada mereka tentang hal ini,
sehingga mereka dapat mengambil langkah strategis dan kreatif dalam menghadapinya.
Jangan hanya menjadi penikmat kemerdekaan, jadilah para pejuang kontinuitas kemerdekaan.

Anda mungkin juga menyukai