DISUSUN OLEH:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2443013179
2443013027
2443013110
2443013318
2443013319
2443013079
GOLONGAN / KELOMPOK : U / I
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
LAPORAN PRAKTIKUM MINGGU KE-4
PENYELIDIKAN JANTUNG KATAK
(SOFTWARE EXFARM)
TUJUAN
-
LANDASAN TEORI
Otot jantung adalah otot yang terdapat hanya pada jantung. Otot jantung
merupakan sel yang bercabang, memiliki 1 inti sel dan memiliki lurik-lurik yang
tipis. Membran sel setiap ujug sel ini terlipat dan pada setiap lipatan membran sel
berikutnya (Kadaryanto, 2007).
Potensial membran istirahat sel otot jantung mamalia kira-kira -90 mV
(bagian dalam negatif terhadap luar). Perangsangan menimbulkan potensial aksi yang
dihantarkan, yang berperan untuk membangkitkan kontraksi. Pada jantung mamalia,
depolarisasi berlangsung sekitar 2 menit, tetapi fase planteau atau sepolarisasi
berlangsung kira-kira 200 menit atau lebih. Pada perekaman ekstrasel, peristiwa
listrik meliputi spike dan gelombang berikutnya yang menyerupai komplek QRS
dan gelombang T pada elektrokardiogram (EKG) (Ganong, 2005).
Respons kontraktil otot jantung dimulai segera setelah mulainya depolarisasi
dan berlangsung kira-kira 1-5 kali lama potensial aksi. Selama fase 0-2 dan kurang
lebih separo fase 3 (sampai potensial membran mencapai kira-kira -50 mV selama
fase sepolarisasi), otot jantung tidak dapat dirangsang kembali; berarti otot jantung
berada dalam masa refrakter absolut, otot jantung secara relatif tetap refrakter
sehingga tercapai fase 4. Oleh karena itu tetanus yang terjadi pada otot rangka tidak
mungkin terjadi pada otot jantung (Ganong, 2005).
Jantung manusia mengandung isoform dan rantai berat miosin (MHC
dan MHC ). MHC memiliki aktivitas ATP ase miosin yang lebih rendah
4. Klik yes
5. Akan muncul
DISKUSI
1. Sebutkan urutan dan denyutan dari bagian-bagian jantung!
HASIL PRAKTIKUM
Berikut hasil perubahan kontraksi dari beat heart rate (BHR) sebelum
diberikan obat dengan heart rate (HR) setelah diberikan obat
Nama Obat
Asetilkolin (Ach)
Atropine
Konsentrasi
2 g
20 g
BHR
68
69
HR
49
73
PEMBAHASAN
Pada pemberian larutan acetylcholine, frekuensi denyutan jantung menjadi
lebih lambat. Hal ini memberikan arti bahwa acetylcholine mempunyai efek seperti
denyut jantung pada orang dewasa adalah 55 sampai 90 kali/ menit dengan rata-rata
70 kali/ menit. Denyut apikal merupakan pengukuran frekuensi dan irama kontraksi
jantung yang paling banyak (Refirman, 2007).
Urutan normal bagian-bagian jantung yang berdenyut: kontraksi atrium (sistolik
atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistolik ventrikel) dan selama diastolik ke
empat ruangan relaksasi. Denyut jantung berasal khusus dari sistem konduksi jantung
dan menyebar melalui sistem ini ke seluruh bagian miokardium. Struktur yang
membentuk
internodal
sistem
konduksi
atrium, nodus
adalah nodus
sinoatriale (nodus
atrioventrikuler (nodus
AV), berkas
SA), lintasan
His,
cabang-
cabangnya, dan sistem Purkinye. Berbagai bagian sistem konduksi ini dan, dalam
keadaan abnormal, bagian-bagian miokardium secara spontan mampu mengeluarkan
rangsangan. Tetapi dalam keadaan normal nodus SA mengeluarkan impuls paling
cepat, depolarisasi menyebar dari SA ke bagian-bagian lain sebelum bagian ini
mengeluarkan impuls secara spontan. Oleh karena itu, dalam keadaan normal vodus
SA merupakan alat pacu jantung (pacemaker) normal, kecepatan mengeluarkan
impuls menentukan frekuensi denyut jantung. Impuls yang ditimbulkan paada nodus
SA berjalan melalui lintasan atrium ke nodus AV, melalui lintasan atrium ke nodus
AV, melalui nodus ini ke bunder His dan melalui cabang-cabang berkas His dengan
perantaraan sistem Purkinye ke otot ventrikel (Ganong, 2001).
KESIMPULAN
Asetilkolin dapat menurunkan detak jantung karena mempunyai efek seperti
perangsangan saraf parasimpatis, yaitu secara umum menyebabkan melemahnya
efektifitas jantung. Sedangkan, Atropine dapat meningkatkan detak jantung karena
atropine mempunyai efek seperti perangsangan saraf simpatis. Yaitu secara umum
menyebabkan peningkatan efektifitas jantung.
DAFTAR PUSTAKA