OLEH:
DWI AFRIKAASARI
A1D012011
BAB 1
PENDAHULUAN
PERNYATAAN
Yang menyatakan,
Dwi Afrikasari
NIM : A1D012011
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan
badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid
mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga
badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
a. LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan
hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu
tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
b. FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk
menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses
pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu
selama 2 hari.
Saat wanita mengalami pubertas, hipofisis akan menghasilkan Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan oosit primer melanjutkan proses meiosis I.
Pembelahan meiosis ini menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel
yang berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang kecil disebut badan
polarpertama. Perhatikan Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Di bawah
pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk folikelde
Graaf (folikel yang sudah masak) yang di antaranya mempunyai rongga.
Selanjutnya, sel-sel folikel memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis
untuk menyekresikan Luteinizing Hormone (LH). LH berfungsi memacu
terjadinya ovulasi. Saat menjelang ovulasi ini, meiosis I selesai. Oosit sekunderdan
badan polarpertama melanjutkan pembelahan dengan melakukan meiosis II dan
berhenti pada metafase II. Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari ovarium dan
ditangkap oleh fimbriae dan dibawa ke oviduk. Pelepasan oosit sekunder di
Proses Oogenesis :
a.
Masing-masing sel
kelamin
primordial
Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan
folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial
berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanakkanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu
folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de
graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
c.
Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n).
Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis
kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut
autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gengen yang disebut DNA.
d.
mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain
karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit skunder. Sel yang
lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer
ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid
pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid
dan bahan genetiknya.
e.
Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala
spermatozoa menembus zonapellucida oosit. Oosit sekunder membelah
membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan
polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua
mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara
normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami
fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
2.2 Hormon
Pengaruh hormon dalam oogenesis
Kelenjar
hipofisis
menghasilkan hormon
FSH yang
merangsang
ketidakseimbangan
pada
Hipotalamus-hipofisis-ovarian
axis.
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Rosidae
Ordo
: Myrtales
Family
: Thymelaeaceae
Genus
: Phaleria
Species
: Phaleria macrocarpa
rahim,
efek
hipoglikemik,
hepatoprotektor,
antiinflamasi,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
Alat untuk pemeliharaan hewan coba antara lain kandang hewan dari kotak
plastik, botol minuman hewan coba, kawat penutup kandang dan ekam untuk alas
kandang, sentrifugasi dan alat penimbang berat badan mencit (Mus musculus)
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus),
jantan dan betina, dan buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa).
3.3 Lokasi
Pendopo Sains Pendidikan Biologi Universitas Bengkulu.
3.4 Cara Kerja
1.
kering untuk mendapatkan bentuk kristal atau bubuk ekstrak. Bubuk ekstrak
dibobot dan disimpan dalam freezer pada -20 C untuk kemudian digunakan.
Proses ekstraksi diulang sampai sekitar 3 kg irisan buah kering diekstraksi.
2.
3.5
kelompok
Kontrol
Uji I
Uji II
pasangan
1
2
3
4
5
6
Tidak terjadi
kehamilan
Jadwal Kegiatan
Kegiatan
November
1
Pembuatan
Proposal
Seminar
Proposal
Persiapan alat
dan bahan
Melakukan
penelitian
Menyimpulkan
hasil penelitian
Desember
4
Januari
4
V
V
V
V
V
Daftar Pustaka
Sulistyoningrum, Evy dkk. 2012. Infusa Daging Buah Mahkota Dewa Memperbaiki
Kerusakan Testis dan Parameter Sperma Tikus Diabetik. Purwokerto: FKIP
Kedokteran
LAMPIRAN
Proses ovulasi
oogenesis