Laporan Modul I
Laporan Modul I
PROTEIN:
Nama
NIM
Nama Asisten
NIM Asisten
Tanggal Percobaan/Shift
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
PERCOBAAN I
PROTEIN: REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PENENTUAN
KONSENTRASI PROTEIN
I.
Tujuan
1. Menentukan keberadaaan tirosin dalam albumin dan gelatin dengan uji
Millon
2. Menentukan keberadaaan triptofan dalam albumin dan gelatin dengan
uji Hopkins-Cole
3. Menentukan keberadaaan sistin dan sistein dalam larutan uji
4. Menentukan pengaruh penambahan garam pada kelarutan protein
pada larutan
5. Menentukan faktor kimia dan fisika yang mempengaruhi proses
denaturasi protein
6. Menentukan kadar protein dalam larutan sampel dengan metode
Lowry
II.
Teori Dasar
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam
amino. Asam amino yang menyusun protein ada 20 macam. Protein
terdapat dalam sistem hidup semua organisme baik yang berada pada
tingkat rendah maupun organisme tingkat tinggi. Protein mempunyai
fungsi utama yang kompleks di dalam semua proses biologi.
hitam.
Pada
penambahan
garam,
protein
akan
Metode
Pada uji Millon, disediakan dua buah tabung reaksi yang masing
masing diberi 2 mL albumin dan 2 mL 2% gelatin. Kemudian ditambahkan
tiga tetes reagen Millon. Kedua tanbung kemudian ditempatkan pada
incubator air mendidih. Kemudian dilihat perubahan warnanya. Pada Uji
Keterangan
Albumin: +
Gelatin: +
Hasil + : terbentuk warna
merah
Albumin
Gelatin
Hopkins-Cole
Albumin: +
Gelatin: Hasil + : terbentuk warna
ungu
Albumin
Gelatin
Sistin: +
Sistein: +
Hasil + sistin: terbentuk
endapan hitam
Sistin
Pengendapan
Sistein
Dengan
Garam
protein
Filtrat: tidak mengandung
protein
Endapan+Millon
Filtrat+Biuret
warna ungu
Urutan gumpalan:
Denaturasi Protein
(Blanko
)
Absorb
an
0.146
0.383
0.212
0.351
0.366
(Samp
(Samp
el)
el)
0.139
0.121
Tabung
M2=
M2 =
M2 =
M2 =
M2=
Konsentrasi
( g/mL)
200 . 0,1
0,5
200 . 0,2
0,5
= 40
= 80
200 . 0,3
0,5
= 120
200 . 0,4
0,5
= 160
200 . 0,5
0,5
= 200
0.35
R ==0.9
f(x)
0x + 0.07
0.37
0.3
0.25
Absorban
0.21
0.2
0.15
0.15
0.1
0.05
0
20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
Konsentrasi (g/mL)
y = 0.0015x + 0.0748
Sampel I:
x (konsentrasi)=
0.1390.0748
0.0015
= 42.8
0.1390.0748
0.0015
= 30.8
g/mL
Sampel II:
x (konsentrasi)=
g/mL
V.
Pembahasan
Pada uji Millon, penambahan Millon yang megandung garam merkuri
akan
mengendapkan
protein
menjaadi
endapan
putih,
dan
bila
Pada hasil pengujian albumin dan gelatin, didapat hasil positif karena
terdapat endapan berwarna merah yang membuktikan terdapat asam
amino tirosin.
Uji Hopkins-Cole dilakukan untuk menguji keberadaan asam amino
triptofan. Asam amino triptofan adalah satu-satunya asam amino yang
mengandung gugus indol. Gugus indol ini akan bereaksi dengan asam
glikosilat pada keadaan sangat asam sehingga membentuk cincin ungu
yang merupakan hasil uji positif. Asam sulfat pekat digunakan untuk
menghidrolisis protein dan membebaskan triptofan. Asam amino selain
triptofan tidak dapat menghasilkan hasil positif pada uji ini karena tidak
memiliki gugus indol. Reaksi yang terjadi adalah :
Pada hasil percobaan, didapatkan hasil positif berupa cincin ungu yang
terbentuk pada albumin, sedangkan pada gelatin tidak terbentuk cincin
ungu. Hal ini disebabkan pada albumin terdapat triptofan, sedangkan
pada gelatin tidak.
Pada uji reaksi sistin, didapat hasil positif dengan adanya endapan
berwarna hitam yang merupakan endapan PbS.
Pada uji reaksi sistein, dilakukan untuk mengetahui keberadaan asam
amino
sistein
yang
mengandung
gugus
sulfidril
(-SH).
Amonium
Pada hasil uji didapat hasil positif berupa larutan berwarna merah pada
bagian permukaan larutan. Selain sistein, hasil positif akan didapat juga
pada sistin karena sistin juga memiliki atom sulfur. Hasil positif diberikan
akibat adanya gugus (-SH) yang berikatan dengan nitroprusida dalam
keadaan suasana ammonia berlebih.
Pada reaksi pengendapan protein dengan garam akan diketahui
pengaruh garam pada konsentrasi tinggi terhadap kelrutan protein.
Garam yang digunakan yaitu ammonium sulfat yang dapat membuat
larutan albumin mengendap. Proses pengendapan ini dinamakan salting
out. Garam ammonium sulfat memiliki kelarutan yang lebih tinggi
dibandingkan protein sehingga dapat mendesak protein membentuk
solidnya. Semakin banyak garam yang ditambahkan , maka kelarutan
protein akan turun dan semakin mengendap. Ketika Endapan diuji denga
reagen Millon, didapat hasil positif, yang erarti pada endapan tersebut
terdapat protein. Sedangkan pada filtrate saam diuji biuret tidak
memberikan hasil positif. Yang berarti pada filtrate tidak terdapat lagi
protein.
Pada
uji
denaturasi
protein,
denaturasi
terjadi
karena
adanya
gangguan pada struktur primer atau tersier. Salah satu yang menjadi
penyebab gangguan tersebut adalah pH. Penambahan buffer asetat
titik
isoelektrik
merupakan
pH
untuk
memberikan
menggunakan
spektrofotometer
dengan
panjang
metode ini 10-29 kali lebih sensitif daripada absorpsi sinar UV pada
panjang gelombang 280 nm dan gangguan terhadap turbiditas
lebih minimum, lebih sederhana dan lebih sensitif daripada metode
ninhidrin, lebih mudah diadaptasikan untuk analisis dengan lingkup
kecil, serta 100 kali lebih sensitif daripada reaksi biuret. Kelemahan
dari metode ini adalah warna yang dihasilkan kurang konstan
dibandingkan reaksi biuret, dan warna tidak selalu proporsional
dengan konsentrasi. Pada percobaan, didapatkan warna kuning
setelah penambahan biuret. Setelah penambahan fenol pengganti
reagen folin, maka larutan menjadi berwarna biru. Warna biru
bertambah tua atau pekat bila protein/BSA semakin banyak
ditambahkan. Setelah pengukuran absorbansi dari larutan standar
yang disiapkan, dibuat kurva absorbansi dan dihitung persamaan
regresi linear. Dari persamaan regresi linear yang didapatkan dari
penghitungan, didapat konsentrasi protein sampel sebesar 42.8
g/mL, dan sampel kedua 30.8
ungu.
Larutan
kompleks
berwarna
ungu
tersebut
Kesimpulan
1. Pada albumin dan gelatin terdapat asam amino tirosin
2. Pada Albumin terdapat asam amino triptofan, sedangkan pada
gelatin tidak terdapat triptofan
3. Pada larutan uji terdapat sistin dan sistein
4. Penambahan garam akan mendegradasi kelarutan protein dalam
larutan, sehingga protein akan menggumpal/mengendap
5. Faktor kimia yang berpengaruh pada denaturasi protein adalah pH
dan factor fisika yang berpengaruh adalah suhu
6. Sampel larutan pertama mengandung 42.8
sampel kedua 30.8
VII.
Daftar Pustaka
Harrow, B. 1960. Laboratory Manual Of Biochemistry Ed. 5.
Hess, W.C dan Sullivan M.X. 1943. The cysteine, the cystine and
methionine content of protein. J. Biol. Chem. 151:635-642.
Joshi, R.A. 2006. Question Bank of Biochemistry. New Delhi: New
Age International (P) Ltd. Publishers
Katili, A.S. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu.
2(5): 19
C.K.,
Holde,
K.E.
1990.
Biochemistry.
Redwood:
The