BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga
tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi
malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun
kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk
keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota,
dan sebagainya. Kondisi geografis suatu lokasi merupakan salah satu penyebab
prosentase jumlah sumber air bervariasi. Sehingga tidak jarang pula tempat yang
tidak memiliki sumber air bersih. Walaupun demikian, tempat yang memiliki
sumber air dengan debit yang cukup tinggi juga mendapat masalah, misalnya
kualitas sumber air yang kurang memenuhi syarat sebagai air minum bahkan
kurang memenuhi syarat untuk dijadikan sumber air bersih. Yang lebih
mengherankan lagi masalah tersebut tidak terletak pada kualitasnya tetapi pada
sistem distribusinya yang kurang maksimal sehingga masyarakat kurang bisa
merasakan keberadaan air bersih tersebut.
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian
serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah
cukup sulit untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga
menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya. Pencemaran
air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia dapat menyebabkan terjadinya
krisis air bersih. Itulah sebabnya perlu adanya
penegakan hukum secara benar guna mencegah terjadinya pencemaran air yang
dapat menyebabkan krisi air bersih. Pengawasan dapat dilakukan dengan
melakukan uji kualitas air secara berkala untuk mengetahui apakah air yang
tersedia layak untuk digunakan atau dikonsumsi oleh masyarakat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan sampel dengan parameter
fisik,kimia,bakteriologis.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menggunakan alat pengambilan sampel dengan baik
dan benar.
b. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
pengambilan sampel air dari kran (PDAM) dan cara pengambilan sampel.
c. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
pengambilan sampel air dari sumur gali (SGL) dan cara pengambilan sam
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
pengambilan sampel untuk pemeriksaan sampel air kran (PDAM) dan air
sumur gali (SGL)
2. Mahasiswa dapat mengetahui tata cara pengambilan sampel air dengan baik
dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta
makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus
dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi
sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian
sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. Air adalah
substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua ato
hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan
100 kPa (1bar) dan temperatur 273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu
pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat
kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak
macam molekul organik. Saat ini masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya
air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang
terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin
menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain yang berdampak negatif
terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air.
Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua
makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu,
diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara saksama. Air
merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta
makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus
dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi
sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian
sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. Air adalah
substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua ato
hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan
100 kPa (1bar) dan temperatur 273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu
pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat
kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak
macam molekul organik. Saat ini masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya
air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang
terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin
menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain yang berdampak negatif
terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air.
Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua
makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu,
diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara saksama.
B. Pengambilan Sampel Air
1. Lokasi Pengambilan
a. Lokasi Pengambilan Contoh Air di Sungai
Lokasi pengambilan contoh pada aliran sungai perlu ditetapkan karena
untuk mengetahui perubahan kualitas air akibat aktivitas lingkungan
sekitarnya.
Kualitas air alamiah diukur pada lokasi dihulu sungai yang belum
mengalami perubahan oleh kegiatan manusia, sedangkan perubahan kualitas
air diambil pada bagian hilir.
b. Lokasi pengambilan contoh air diwaduk / danau
Sekurang-kurangnya diperlukan 3 lokasi pengambilan contoh yaitu :
sebelum masuk danau, ditengah danau dan setelah keluar danau.
2. Titik Pengambilan
a. Sungai
Pengambilan contoh air dilakukan bertujuan untuk mendapatkan contoh air
yang andal. Contoh air yang andal adalah contoh air yang mewakili keadaan
kualitas sumber air tersebut.Agar diperoleh contoh air yang andal tersebut.
Maka titik pengambilan contoh air yang dipilih adalah tempat dimana air
sungai yg betul-betul tercampur dengan baik berdasarkan kecepatan aliran
dan lebar sungai.
b. Danau
Titik pengambilan contoh air didanau berdasarkan pada kedalaman . faktor
yang harus dipertimbangkan adalah titik pengambilan contoh bagian dasar
tidak dipengaruhi oleh endapan atau sedimen.
3. Frekuensi Pengambilan Sampel Air
Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengambilan contoh air
Kualitas air sungai dan sumber air lainnya pada umumnya selalu berubah dari
waktu ke waktu. Perubahan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
Pergantian musim, limbah yang masuk dan debit sungai. Perubahan tersebut
dapat terjadi sesaat atau terus menerus dalam suatu periode tertentu.
a. Perubahan Sesaat
Disebabkan oleh suatu kejadian yang tiba-tiba dan sering kali tidak bisa
diramalkan. Contoh turunnya hujan lebat akan menyebabkan bertambahnya
debit air yang diikuti oleh terbawanya bahan pencemar dari pengikisan
daerah sekitar.
b. Perubahan Terus menerus
Perubahan terus menerus setiap tahun dapat terjadi karena turunnya hujan
atau turunnnya suhu yang beraturan setiap musim.
Contoh : Kegiatan industri dan pertanian pada suatu daerah aliran sungai
dapat mempengaruhi kualitas air secara teratur selama periode terjadinya
kegiatan pembuangan limbah akibat aktivitasnya. Sedangkan kegiatan
domestik dpt menyebabkan perubahan harian dan mingguan.
c. Penentuan Frekuensi
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka frekuensi pengambilan
contoh pada suatu lokasi perlu direncanakan secara sistematis. Tahapannya
adalah pengumpulan informasi :
Faktor-faktor yg mempengaruhi kualitas air yang diperlukan sesuai dengan
pemanfaatannya
diperlukan
untuk
menentukan
titik
pengambilan
memperkirakan kualitas air dan perubahan kualitas air dan kadar unsurunsur penting pada lokasi terserbut.
Berdasarkan informasi awal tersebut akan diketahui parameterparameter yang melebihi batas-batas kritis sehingga bisa ditentukan
frekuensi pengambilan contoh air yang diperlukan.
4. Alat Pengambilan Sampel Air
Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh pengambil contoh air
sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan yang tidak terpengaruh sifat contoh (misalnya untuk
keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari
logam).
b. Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya.
c. Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung / wadah penyimpan
tanpa ada sisa bahan tersuspensi didalamnya.
d. Kapasitas alat 1-5 liter, tergantung dari maksud pemeriksaan
e. Mudah dan aman dibawa.
5. Jenis Unit Pengambil Sampel
a. Alat pengambil contoh sederhana, berupa botol biasa atau ember plastik yg
digunakan pada permukaan air secara langsung.
b. Botol biasa yg diberi pemberat sehingga dapat digunakan untuk mengambil
contoh air pada kedalaman tertentu.
c. Alat pengambil contoh otomatis yang dilengkapi dengan alat pengatur
waktu dan volume contoh air yg akan diambil.
6. Pengawetan Sampel Air
Pengawetan contoh air adalah usaha utk menghambat perubahan
komposisi zat-zat tertentu yang ada disuatu contoh. Oleh karena itu meski
contoh sudah diawetkan, pengujian terhadap parameter harus segera dilakukan
agar hasil mencerminkan keadaan contoh pada waktu diambil.
7. Transportasi Sampel Air
Sampel yang telah dimasukkan kedalam wadah segera diberi label, pada
label tersebut, Dicantumkan keterangan :
a. Data sampel :
b. Lokasi :
c. Titik sampel :
d. Sumber :
e. Tgl dan jam pengambilan :
f. Tanggal pengiriman :
g. Pengawet :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Bau
BOD
pH
Kejernihan
Minyak
O2 terlarut
Warna
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
: Kamis, 03 April2014
Jam
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil akhir dari praktikum seperti berikut :
1. Pengambilan contoh Air dari Kran (PDAM)
a. Alat
1) Jirigen volume 2-5 liter (Botol Polyethilen).
2) Botol winkler untuk DO volume 300 ml.
3) Botol steril untuk MPN coli 150 ml ( Botol sampel diisi 0,1 ml
larutan natrium thiosulfat untuk menetralisis cholr pada air kran
sumber PDAM).
4) Box penyimpanan alat-alat sampling bakteriologis.
5) Krustang.
6) Label dan alat tulis.
7) pH meter/pH universal.
8) Termometer.
b. Bahan
1) Sampel air dari kran (sumber air PDAM)
2) Larutan spiritus.
3) Alkohol 70 %.
4) Korek Api.
c. Prosedur
1) Pengambilan contoh air dari kran untuk pemeriksaan sifat fisik dan
kimia air :
a) Menyiapkan jirigen penampung contoh air volume 2-5 liter
(Botol PE).
b)
10
pemeriksaan
parameter
lapangan
sesuai
dengan
keperluan pemeriksaan.
2) Pengambilan contoh air dari kran untuk pemeriksaan oksigen
terlarut.
a) Siapkan botol winkler untuk DO volume 300 ml.
b) Kran dibuka penuh, air dibiarkan mengalir selama 2-3 menit atau
dianggap cukup untuk membersihkan aliran dalam pipa dan kran,
kemudian ditutup.
c) Bilas botol winkler sebanyak 3 kalin untuk DO dengan contoh
yang akan diambil.
d) Kran dibuka setengahnya, masukkan air ke dalam botol dengan
posisi mulut botol miring dan air mengalir masuk melalui
dinding botol, sehingga air masuk kedalam botol dengan tenang.
Pastikan posisi botol mulai ditegakkan saat botol mulai terisi
penuh untuk mecegah aerasi.
e) si botol sampai penuh & hindarkan selama pengisian, kemudian
botol ditutup.
f) Contoh siap untuk dianalisa di lapangan.
11
3) Pengambilan
contoh
air
dari
kran
untuk
pemeriksaan
bakteriologis.
a) Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih
dahulu dengan menggunakan alkohol 70%, hal ini mencegah
pengambilan sampel air dari tangan yang terkontaminasi.
b) Kran air dibuka penuh, alirkan air 2-3 menit atau dianggap cukup
untuk membersihkan mulut kran, kemudian tutup kembali.
c) Nyalakan kapas yang diberi cairan spritus pada krustang dengan
korek api.
d) Memanaskan mulut kran sampai timbul uap air keluar;
e) Buka botol sampel dari kertas pelindung (dibuka sampai
setengah saja untuk menghindari kontaminasi). Tutup botol dan
kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang
antara jari-jari tangan (tutup botol jangan ditaruh sembarangan
untuk menghindari kontaminasi). Pengambilan harus dilakukan
secara aseptis.
f) Panasi bibir botol sampel hingga cukup panas.
g) Botol diisi sampel air botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan
botol masih ada udara untuk mikroorganisme ( untuk
pemeriksaan bakteriologis).
h)
12
13
14
e)
f) Buka botol sampel dan tutup botol yang dibungkus dengan kertas
pelindung dan masukkan di kantong untuk menghindari
kontaminasi, panasi bibir botol sampel hingga cukup panas
g)
h)
i) Botol diisi sampel air botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan
botol
masih
ada
udara
untuk
mikroorganisme
(untuk
15
b. Bahan
1) Sampel air dari sungai.
2) Larutan Spritus.
3) Kapas.
4) Alkohol 70%.
5) Korek api.
c. Prosedur
1) Pengambilan contoh air dari sungai/danau untuk pemeriksaan
sifat fisik & kimia air
a) Menyiapkan jirigen penampung contoh air volume 2-5 liter.
b) Menyiapkan alat pengambil contoh air yang sesuai dengan
keadaan sungai/danau.
c) Contoh air dapat diambil dengan botol timba biasa diatas jembatan
atau menggunakan perahu. Botol ini dilengkapi dengan tali dan
pemberat.
d) Membilas botol timba biasa dan jirigen penampung dengan contoh
air yang akan diambil sebanyak 3 kali.
e) Tali diurai dan botol diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol
masuk ke dalam air (lihat petunjuk menentukan titik pengambilan
contoh air pada sungai/danau).
f) Setelah terisi penuh, botol diangkat dan dapat dipindahkan ke
dalam jirigen penampung contoh air.
g) Hindarkan terjadinya turbulensi dan gelembung udara selama
pengisian.
h) Apabila contoh diambil dari beberapa titik, maka volume contoh
yang diambil dari setiap titik harus sama.
i) Lakukan
pemeriksaan
keperluan pemeriksaan.
parameter
lapangan
sesuai
dengan
16
timba.
e) Masukkan contoh air kedalam botol DO sampai penuh dan
hindarkan terjadinya gelembung udara selama pengisian,
kemudian tutup.
f) Contoh siap untuk dianalisis dilapangan.
3) Pengambilan contoh air dari sungai/danau untuk pemeriksaan
bakteriologis
a) Menyiapkan peralatan dan bahan seperti alkohol 70%, cairan
spritus, korek api, kapas, krustang, botol sampel dilengkapi tali
dan pemberat, label dan alat tulis; kemudian masukan dalam box
sampling.
b) Contoh air bisa diambil dengan botol sampel steril secara
langsung. Botol ini dilengkapi dengan tali dan pemberat.
c) Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih dahulu
dengan menggunakan alkohol 70%, hal ini mencegah pengambilan
sampel air dari tangan yang terkontaminasi
d) Pengambilan sampel air sungai/danau harus dilakukan oleh 2
orang, satu yang memegang krustang untuk memanaskan bibir
17
memungkinkan).
h) Sisakan tali sepanjang 30 cm untuk menyelupkan air ke dalam
sungai dan jangan dipegang untuk menghindari kontaminasi;
i) Botol diisi sampel air botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan
botol masih ada udara untuk mikroorganisme (untuk pemeriksaan
bakteriologis), panasi lagi bibir sampel dengan api lalu tutup
secepatnya.
j) Kemudian siap diberi label.
k) Kerjakan secara aseptis dan hati-hati.
4. Pemeriksaan Air dengan Menggunakan Chlor Kit
Bermacam-macam zat kimia seperti ozon (O3), Klor (Cl2), klordioksida
(ClO2), dan proses fisik seperti penyinaran dengan ultra-violet, pemanasan dan
lain-lain, digunakan untuk desinfeksi air. Dari bermacam-macam zat kimia
yang disebutkan di atas, klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena
harganya murah dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam
setelah pembubuhannya (residu klor).
Selain dapat membasmi bakteri dan mikroorganisme seperti amoeba,
ganggang dan lain-lain, klor dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe2+,
Mn2+, dan memecah molekul organis seperti warna. Selama proses tersebut,
klor sendiri direduksi sampai menjadi klorida (Cl-) yang tidak mempunyai
daya desinfeksi. Di samping ini klor juga bereaksi dengan amoniak.
Klor berasal dari gas klor(Cl2), NaOCl, Ca(OCl)2, atau larutan HOCl (asam
hipoklorit).
Breakpoint chlorination (klorinasi titik retak) adalah jumlah klor yang
dibutuhkan, sehingga:
18
19
terjadi aerasi atau masuknya gelembung udara. Untuk sampel air kran (PDAM)
bisanya dilakukan pemeriksaan sisa chlor pada air , sehingga dalam pemeriksaan
sampel di lapangan biasanya dilakukan pemeriksaan dengan chor kit. Pastikan
pada pengambilan sampel air harus dilakukan dengan benar dan teliti agar tidak
terjadi aerasi atau masuknya gelembung udara. Untuk pemeriksaan secara
bakteriologis yang paling utama dan wajib adalah mensterilkan tangan
menggunakan alkohol 70% agar tidak ada kontaminasi selama pengambilan
sampel air, penuh kehati-hatian dan juga harus aseptis. Lalu alirkan air di kran
selama 1-2 menit cukup membersihkan kran dan panas kan di bibir kran hingga
mengeluarkan uap air atau bila cukup panas lalu di tutup. Setelah itu, nyalakan
bunsen dan beri kapas dengan larutan spritus dan bakar kapas menggunakan
pinset atau krustang. Buka botol sampel dari kertas pelindung hingga menjadi
setengah, tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan
dipegang antara jari-jari tangan. Lalu panaskan bibir botol sampel hingga cukup
panas lalu isi botol sampel dengan air kran hingga air dan panas kan lagi bibir
botol sampel hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali. Pengambilan
harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis agar sampel air benar-benar mewakili
keadaan yang sebenarnya. Setelah sampel diambil yang harus diingat pastikan
label tertulis dengan benar.
Contoh Label :
Kode Sampel
: 003.3
Jenis Sampel
: Bakteriologis
Pengambil Sampel
Tanggal Pengambilan
: 03 April 2014
Jam
: 09.00 WITA
Pengirim Sampel
Parameter Pemeriksaan
: MPN Coli
Titik Sampel
:3
20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Air merupakan senyawa yg mempunyai rumus molekul H2O. Air merupakan
sesuatu yang sangat penting bagi manusia, rendahnya kualitas air dapat
menyebabkan dampak buruk bagi kehidupan manusia, oleh karena itu sering
dilakukan pengambilan sampel guna pemeriksaan kualitas air dengan parameter
fisik,kimia,dan Bakteriologis pada air.
1. Parameter air minum / air bersih :
a. Bau
b. Khlor
c. Warna
21
d. Suhu
e. Rasa
f. pH
2. Pemeriksaan kualitas air meliputi :
a. Pemeriksaan fisika,
b. Pemeriksaan kimia,
c. Pemeriksaan mikrobiologi.
A. Saran
Pastikan dalam melakukan pengambilan sampel harus dilakukan dengan
benar dan teliti, hal itu bertujuan agar sampel yang didapat benar-benar mewakili
keadaan air yang akan diperiksa dan hasil yang di dapat mampu dipertanggung
jawabkan.