Disusun oleh :
Aulia Nuanza Alam
(4411412055)
Erni Wulandari
(4411412053)
(4411409032)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui organ reproduksi pada hewan vertebrata
2. Mengetahui sistem reproduksi pada hewan vertebrata.
BAB II
PEMBAHASAN
serta
dilapisi
dengan
suatu
lapisan
sel
spermatogenik
(spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat
terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vasdeferens menuju
celah/lubang urogenital. Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding
tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang
kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus. Saluran reproduksi,
pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi
duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus
deferen. Bagian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis,
lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Duktus deferen akan bermuara di
kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju
kloaka secara terpisah.
Proses fertilisasi/pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan di
dalam (internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization).
Namun demikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan di luar. Ikan yang
melakukan pembuahan di luar disebut ikan jenis ovipar. Ikan jenis ovipar
mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya untuk dibuahi oleh si jantan. Proses
pembuahan sel telur (oosit) oleh sel sperma berlangsung di luar tubuh ikan di
mana sperma memasuki sel telur melalui sebuah lubang yang disebut dengan
mikrofil. Umumnya hanya satu satu sperma yang dapat masuk ke dalam sebuah
sel telur. Oosit yang telah dibuahi oleh sel sperma disebut zigot. Sebaliknya ikan
yang melakukan pembuahan di dalam disebut iakan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini
berkembang biak dengan cara melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan
betina (internal fertilization). Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina,
kemudian melahirkan anak yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan
yang berkembang biak secara ovovivipar adalah ikan dari family Poecilidae,
seperti platy, guppy, dan molly. Kelangsungan hidup anakan memang baik, tetapi
jumlah anakan yang dihasilkan setiap kelahiran tidak dapat banyak karena daya
dukung induk terbatas (seperti pada halnya manusia). Proses kawinnya ikan
didahului dengan pematangan sel-sel telur pada betina dan sel-sel sperma dalam
testis pada ikan jantan. Selanjutnya proses kawin (spawning) pada ikan ini
berlangsung secara alamiah/insting.
dan Mas. Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki siinduk untuk
menampung telur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning
telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluang embrio untuk
bertahan hidup.
2. Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya
meliputi testis, vasa efferentia dan kloakauntuk jantan dan untuk betina yaitu
ovarium, oviduk dan kloaka.
berjumlah
digantungkan
oleh
sepasang,
berwarna
mesorsium.Sebelah
putih
kekuningan
kaudal
dijumpai
yang
korpus
gonalis,
kecil
dari
pada
pembuahan
kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan
berwarna hitam yang hamper memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium
yang penuh berisi sel telur ,jumlahnya mencapai ribuan. Pada katak betina juga
oval,
berjumlah
sepasang,
berbentuk
oval
dengan
bagian
ventral
kolumna vertebralis.
b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior
terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior
bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior
menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur,
kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan
menghasilkan cangkang kapur. (Buku SHII, diktat Asistensi Anatomi
Hewan, Zoologi).
4. Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan
yaitu testis, vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri,
oviduk, dan kloaka.
berjumlah
sepasang,
berbentuk
oval
atau
bulat,
bagian
dibagi
menjadi
beberapa
bagian-bagian
anterior
adalah
sebagai
ostium
yang
dikelilingi
oleh
fimbre-fimbre.
ProsesFertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri.
Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut
rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang
dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang
bermuara pada kloaka.
Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan
ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung didaerah
ujung oviduk pada saat sperma masuk kedalam oviduk. Ovum yang telah
dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka
didaerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikeliingi oleh
materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami
oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio
menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur
dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih
tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu
dibesarkan dalam sarang.
5. Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan
meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium,
oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut dengan fase
estrus serta tipe uterus yang kompleks. termasuk kedalam kelompok ini adalah
manusia.
berjumlah
sepasang
di sebelah
5. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah
kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakan sperma. Kelenjar asesoris
merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat
dan kelenjar Cowper
6. Vesikula seminalis
veskula
merupakan kelenjar
Dinding vesikula
reproduksi
luar
jantan
terdiri
dari
penis
dan
skrotum.
1.Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang
terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi
berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang
rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf
perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah
sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
2.
Skrotum
perubahan
spermatid
menjadi
sperma
disebut
berfungsi
untuk
menembus
lapisan
pelindung
sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan
sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil
energy untuk pergerakan sperma. Semua tahap spermatogenesis terjadi karena
adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan
makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Alat Reproduksi pada Betina
Alat reproduksi pada betina juga terdiri dari alat/organ eksternal dan internal,
sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) :
fungsi kopulasi Internal :
blastocyst,
implantasi, pertumbuhan
reproduksi
wanita
fetus,
kelahiran.
dikendalikan/dipengaruhi
oleh
Fungsi
sistem
hormon-hormon
gondaotropin /steroid dari poros hormonal thalams - hipothalamus - hipofisis adrenal - ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstra gonad/ekstra genital
yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi: payudara, kulit daerah tertentu,
pigmen dan sebagainya.
GENITALIA
EKSTERNA
1. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari monspubis sampai tepi perineum), terdiri dari
mons pubis, labia mayora, labia minora, hymen, vestibulum, orificiumurethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
2. Monspubis/monsveneris
Lapisan
lemak
di
bagian
anterior
symphisis
os
pubis.
embriologik
dengan
penis
anterior vagina.
pada
pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan
ujung serabut saraf, sangat sensitif. Darah menstruasi terkumpul di rongga
genitalia interna.
6. Vagina
Rongga muskulo membraneosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di
bagian cranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar
cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran: fornix anterior, fornix posterior,
dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding
dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus
haid. Fungsi vagina: untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan
lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari
duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu
fornices anterior,
posterior
dan
lateralis
di
sekitar
cervix
dan serabut retikuler. Rete overii juga ditemukan pada ruminansia dan
karnivora. Sisa sisa embrional merupakan bagian dari rete ovarii. Rete
ovarii merupakan sel sel ephitelium yang terusun dalam tali tali pendek
dan padat. Komponen medula melanjutkan diri ke perlekatan mesovarium
(Dellman et al, 1992 ; Ariana, 2011).
b. Oviduct/Tuba Fallopi
Terdiri dari 3 segmen: infundibulum, ampula, dan isthmus. Dilapisi oleh
epitel kolumner simpleks atau kolumner kompleks dengan silia pada epitel
terbesar. Lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel
plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa pada ampula
membuat lipatan tinggi. Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas otot
polos melingkar memnjang dan miring. Tunika serosa ada dan terdiri dari
jaringan ikat mengandung pembuluh darah dan saraf (Dellman et al, 1992).
c. Uterus
Dinding uterus dibagi menjadi:
Endometrium
Epitelium kuboid atau kolumner simpleks pada anjing, kucing, dan kuda pada
sapi dan babi berbentuk kuboid atau kolumner simpleks atau pseudokolumner
kompleks. Pada lamina propria terdapat glandula uterina (kelenjar
endometrium) berbentuktubuler atau tubuler simpleks bercabang. Pada
ruminansia terdapat bagian uterus tanpa kelenjar disebut karunkula.
Miometrium
Terdiri dari lapisan otot dalam tebal yang umumnya tersusun melingkar dan
lapis luar memanjang teridiri dari sel-sel otot polos. Diantara kedua lapis
terdapat lapis vaskuler yang mengandung arteria besar, vena serta pembuluh
limfe.
Perimetrium
Terdiri dari jaringan ikat longgar yang dilapisi oleh mesotel atau peritoneum.
Sel-sel otot polos terdapat dalam perimetrium. Banyak pembuluh darah,
pembuluh limfe dan saraf terdapat pada lapis ini (Dellman et al, 1992).
d. Vagina
Tunika Mukosa dan Tunika Submukosa
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jenis reproduksi yang terjadi pada vertebrata adalah reproduksi seksual.
System reproduksi pada vertebrata secara umum terdiri atas kelenjar kelamin,
saluran reproduksi dan kelenjar seksasesori. Hewan yang melakuakan fertilisasi
internal dilengkapi dengan organ kopulatoris pada yang jantan. Organ utama
penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan gonadnya disebut
testis, sedang pada hewan betina disebut ovarium. Pada mamlia jantan
dilengkapi dengan adanya kelenjar asesori yang menghasilkan cairan sebagai
medium sperma. Sedang pada betina terdapat uterus, khusus pada mamalia
terdapat 4 macam tipe uterus:
1. Dupleks: uterus kanan dan kiri terpisah dan bermuara secara terpisah ke
vagina.
2. Bipartil: uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan
satu lubang.
3. Bikornuat: bagian uterus kanan dan kiri labih banyak yang bersatu
bermuara ke vagina dengan satu lubang.
4. Simpleks: semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi,DA. 1996. Biologi2. Jakarta: Erlangga
Radiopoero. 1998. Zoologi. Jakarta: Erlangga