Anda di halaman 1dari 5

RENCANA JUDUL PROPOSAL TESIS

Judul
Pelaksanaan Unit Produksi Sekolah (Ups) Dalam Mengembangkan
Entrepreneurship Siswa Smk Teknik Bangunan Se-Kota Pasuruan

Mindset

Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif.

Latar Belakang Masalah


Sekolah menengah kejuru an (SMK) merupakan sekolah yang mempersiapkan
para peserta didik untuk terjun langsung di lapangan pekerjaan dengan masing-masing
keahlian dan keterampilan pada suatu bidang tertentu. SMK sebagai salah satu model
lembaga pendidikan pada dasarnya mempunyai beberapa tujuan yaitu: (1) menyiapkan
siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional; (2)
menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu
mengembangkan diri; (3) menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada masa yang akan datang,
dan (4) menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptifdan
kreatif.
Praktik yang dilaksanakan di sekolah terdapat dua macam yaitu praktik di
bengkel dan pada unit produksi sekolah (UPS). Unit produksi sekolah adalah suatu
proses kegiatan usaha yang dilakukan di dalam sekolah bersifat bisnis dengan para
pelaku warga sekolah, mengoptimalkan sumber daya sekolah dan lingkungan, dalam
berbagai bentuk unit usaha sesuai dengan kemampuan dan dikelola secara profesional
(Depdikbud, 1997). Pelaksanaan unit produksi sekolah (UPS) yang baik dapat

meningkatkan kesejahteraan warga sekolah dan memberikan suatu pengalaman dalam


pendidikan berwirausaha. Lapangan pekerjaan yang semakin sempit membuat para
lulusan harus bersaing ketat untuk memperebutkan posisi atau jabatan yang diinginkan,
bukan tidak mungkin jika keahlian atau kemampuan para lulusan dapat dikembangkan
sendiri dengan berwirausaha atau membuka lapangan pekerjaan. Membentuk siswa
menjadi

seorang

wirausahawan

tidaklah

mudah,

pola

pikir

atau

mindset

entrepreneurship harus menjadi pondasi terlebih dahulu. Pegembangan mindset


entrepreneurship menjadi pedoman utama dalam pembentuka jiwa atau karakter
menjadi wirausahawan dan tidak bisa diperoleh hanya dari pembelajaran teori atau
praktek yang dilaksanakan di jam pelajaran.
UPS di masing-masing sekolah akan memberikan suatu pengalaman bagi siswa
untuk membentuk pola pikir mereka sebagai entrepreneurship. Unit produksi sekolah
(UPS) yang terdapat di masing-masing sekolah se-Kota Pasuruan memiliki sistem dan
pola yang berbeda-beda. SMK dengan bidang studi bangunan memiliki potensi yang
sangat besar jika hasil dari proses jasa/ produksi tidak di manfaatkan dengan baik.
Kontruksi atau kriya kayu yang terdapat pada bidang studi bangunan di masing-masing
SMK seharusnya dapat dikembangkan tidak hanya sebagai mata pelajaran bidang
keahlian, tetapi juga dapat menghasilkan nilai ekonomis, mengingat Pasuruan sebagai
industri mebel terbaik di Jawa Timur. Kemampuan siswa dalam membuat ataupun
mengolah jasa/ produk terutama pada keahlian konstruksi atau kriya kayu sebaiknya
diberikan wadah bagi mereka untuk mengembangkannya. Unit produksi sekolah (UPS)
tidak hanya sebagai wadah untuk jual beli jasa/ produk saja, tetapi harus bisa
mengembangkan suatu pola pikir berwirausaha atau mindset entrepreneurship.
Pelaksanaan unit produksi sekolah (UPS) seperti apa agar mempunyai harapan
dalam mengembangkan mindset entrepreneurship siswa SMK Teknik Bangunan. Dari

hasil pengamatan yang telah dilaksanakan oleh peneliti, didapat informasi bahwa ada
dua SMK bangunan yang ada di Kota Pasuruan yang melaksanakan unit produksi
sekolah (UPS). Terkait dengan hal ini peneliti ingin melihat fakta yang ada di lapangan
dengan mengamati langsung fenomena-fenomena yang terjadi di dalam pelaksanaan
unit produksi sekolah (UPS) di SMK Teknik Bangunan se-Kota Pasuruan.

Tujuan Penelitian
1.

Menjelaskan pelaksanaan unit produksi sekolah (UPS) di masing-masing SMK


Teknik Bangunan Se-Kota Pasuruan.

2. Menjelaskan pelaksanaan unit produksi sekolah (UPS) SMK Teknik Bangunan Se-

Kota Pasuruan dala mengembangkan mindset entrepreneurship siswa.

Definisi Operasional
1. Unit Produksi Sekolah (UPS) adalah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan di
dalam sekolah dan bersifat bisnis serta dilakukan oleh warga sekolah (Kepala
sekolah, ketua jurusan/ program, guru, dan siswa) dengan memberdayakan sumber
daya sekolah yang dimiliki serta dikelola secara profesional
2. Entrepreneurship merupakan kemampuan dan kemauan nyata seorang individu,
yang berasal dari diri mereka sendiri, dalam tim di dalam maupun luar organisasi
yang ada, untuk menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru.
3. Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja kelas menengah dalam
memasuki dunia kerja dan mengembangkan sikap profesional.

Kajian Pustaka
A.Unit Produksi Sekolah
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (2005) manyatakan bahwa fungsi
SMK adalah: (1) sebagai trainning center/BLK daerah; (2) sebagai testing center; (3)
sebagai teaching factory; (4) sebagai outlet layanan penempatan lulusan dan tenaga
kerja; dan (5) sebagai pusat bisnis dan pengembangan waralaba bagi masyarakat. Salah
satu usaha untuk mencapai fungsi SMK tersebut yaitu dengan mendirikan unit produksi
yang berfungsi: (a) menjadi pusat pelatihan keterampilan dan wirausaha; (b) sebagai
industri untuk menghasilkan produk atau jasa; dan (c) penghasil tenaga kerja terampil.
Secara umum unit produksi/jasa merupakan suatu proses kegiatan usaha yang
dilakukan di dalam sekolah dan bersifat bisnis serta dilakukan oleh warga sekolah
(Kepala sekolah, ketua jurusan/ program, guru, dan siswa) dengan memberdayakan
sumber daya sekolah yang dimiliki serta dikelola secara profesional. Dengan kata lain
unit

produksi

merupakan

berkesinambungan

dalam

suatu
mengelola

aktivitas
sumber

bisnis
daya

yang
sekolah

dilakukan
sehingga

secara
dapat

menghasilkan produk dan jasa yang mendatangkan keuntungan. Pengertian tersebut


pada dasarnya berakar pada pengertian budaya industri dalam upaya meningkatkan
produktivitas kerja melalui perwujudan etos kerja. Di samping memperoleh pembinaan
keterampilan kejuruan selama melaksanakan aktivitas di unit produksi, siswa
memperoleh pembinaan di bidang pengelolaan unit usaha yang bersifat bisnis.
B. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara substansi merupakan salah satu
lembaga pendidikan kejuruan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan calon tenaga
kerja kelas menengah dalam memasuki dunia kerja dan mengembangkan sikap
profesional. Peraturan Pemerintah Republik Indodesia No 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 76 menyatakan tujuan pendidikan
menengah kejuruan adalah membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Undang-undang pendidikan No. 20 th 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2003).

C. Mindset Entrepreneurship
Entrepreneurship bahasa inggris sendiri didefinisikan sebagai the art or
science of innovation and risk-taking for profit in business, atau dapat diartikan sebagai
suatu seni atau ilmu tentang inovasi dan pengambilan keputusan untuk meraih
keuntungan dalam bisnis. Menurut Sukardi (2003) ada sembilan karakteristik tingkah
laku kewirausahaan yang paling sering ditemukan dalam penelitian terhadap wirausaha
di seluruh dunia, diantaranya sifat instrumental, sifat prestatif, sifat keluwesan bergaul,
sifat kerja keras, sifat keyakinan diri, sifat pengambilan risiko, sifat swa-kendali, sifat
inovatif, dan sifat kemandirian. Pengalaman yang diperoleh di bangku sekolah
menengah kejuruan (SMK) ini diharapkan dapat dilanjutkan setelah lulus, sehingga
munculah wirausahawan baru yang berhasil menciptakan kerja, sekaligus menyerap
tenaga kerja. Definisi mindset enterpreneurship adalah kerangka berpikir seseorang
yang beorientasikan entrepreneurial, lebih memilih untuk menjalani ketidakpastian
daripada menghindarinya, melihat segala sesuatu lebih sederhana daripada orang lain,
dan mau belajar yang berresiko (McGrath & MacMillan, 2000: 2). Mindset atau cara
berpikir yang dibutuhkan seorang wirausaha sangat bervariasi dan berbeda pendapat
oleh sebagian ahli. Namun penyusun melihat perbedaan ini bukan diartikan salah satu
pendapat salah, hanya saja tergantung masing-masing individu ia lebih nyaman dan
cocok menggunakan mindset seperti apa.

Anda mungkin juga menyukai