PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Menyimak atau mendengarkan merupakan salah satu keterampilan
materi simakan.
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Maka dari itu, makalah ini diberi judul Keterampilan
Menyimak.
1.2.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latarbelakang diatas dapat diidentifikasikan beberapa
masalah, sebagai berikut :
1. Pengertian menyimak
2. Tahap-tahap menyimak
3. Macam-macam menyimak
4. Hakikat dan tujuan menyimak
5. Proses menyimak
6. Kemampuan menyimak Sekolah Dasar
7. Hal-hal yang perlu disimak
8. Suasana menyimak
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menyimak
10. Cara menyimak dengan membuat kesimpulan
1.3.
1.4.
sehari-hari.
Untuk mengukur kemampuan siswa SD terhadap
6.
keterampilan menyimak.
Mengetahui hal-hal yang perlu disimak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.2
normal,
sedangkan
mendengarkan
membutuhkan
2.3
baik-baik, masuk ke dalam hati. Dari paparan diatas kita dapat membedakan
antara mendengar dan menyimak.
Menurut Anderson (GT. Henry, 2008), kalau membaca merupakan proses
besar dalam melihat, mengenal, serta menginterpretasikan atau menafsirkan
lambang-lambang tulis, dapatlah kita membatasi menyimak sebagai proses besar
mendengarkan, mengenal serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan.
Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduannya merupakan
sarana untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi; perbedaannya
terletak dalam jenis komunikasi: menyimak berhubungan dengan komunikasi
komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis.
Dari uraian diatas dapatlah kita tarik kesimpulan serta kita susun batasan sebagai
berikut :
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan.
Keterampilan menyimak disusun menjadi dua kegiatan belajar yaitu
kemampuan menyimak tingkat dasar dan kegiatan menyimak tingkat lanjut.
A. Kemampuan menyimak tingkat dasar
Menurut Soedjiatno (Mulyati. Y, 2009), Kemampuan menyimak
tingkat dasar dalam pengembang keterampilan menyimak dibedakan atas
empat tataran pokok sebagai berikut :
1. Tataran Identifikasi
Tataran identifikasi disebut juga tahap pengenalan yang melibatkan kita
untuk mulai terampil mengenal berbagai jenis bunyi suatu bahasa, kata
kata, frase frase, kalimat dalam hubungan timbal balik antar struktur,
baik atas pertimbangan waktu, modifikasi, bahkan juga logika. Penyimak
juga dituntut untuk segera mengenal elemen elemen kebahasaan dan
tetapi
belum
(kemampuan
mencamkan,
dituntut
adanya
menyimpan,
dan
kemampuan
memproduksi)
retensi
hasil
gagasan
bidang-bidang
tertentu,
kemudian
perlu
secara lebih bebas dan lebih umum serta perlu dibawah bimbingan
langsung dari guru, menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang
jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Perlu diingat
bahwa kosakata percakapan kerap kali sangat berbeda dengan kosakata
bahasa tulis yang mungkin saja lebih diakrabi oleh para siswa. Disamping
ke arah leksikal, menyimak pun dapat pula ditujukan pada maksud-
maksud gramatikal. Untuk hal ini harus dipilih bahasa yang mengandung
ciri ketatabahasaan tertentu yang sesuai dengan tujuan. Cara yang
sederhana untuk melatih tipe menyimak adalah menyuruh para siswa
menyimak tanpa teks tertulis, dengan cara sekali atau dua kali, kemudian
memberikan kepada mereka suatu bagian yang mengandung beberapa
penghubung kalimat dan memberikan kepada mereka teks-teks tertulis
dengan mengosongkan tempat penghubung-penghubung kalimat itu
berada. Tugas mereka adalah mengisinya tanpa menyimak pada pita
rekaman lagi. Dalam hal itu, penekanan dapat diletakkan pada fonologi,
kosakata, morfologi, atau sintaksis, tetapi mata rantai linguistik yang
memadukan kalimat-kalimat menjadi wacana yang logis biasanya
terlupakan. Disamping itu masih ada faktor-faktor lain yang harus
dipertimbangkan. Salah satu diantaranya formalitas bahasa, yaitu situasi
tempatnya berada pada poros berikut ini :
siang akrab netral formal
Menyimak Intensif meliputi :
a. Menyimak Kritis. Kegiatan menyimak yang mencari kekeliruan
bahkan suatu hal yang baik danbenar dari ujaran pembicara dengan
alasan yang logis. Ada empat konsep menyimak kritis sebagai berikut:
Pembicara berpikir secara deduktif.
Pembicara mendukung masalah yang dikemukakan.
Pembicara mengemukakan masalah baru.
Pembicara mendemonstrasikan keyakinannya.
b. Menyimak Konsentratif. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam
menyimak konsentratif antara lain:
Mengikuti petunjuk.
Mencari hubungan.
Mencari informasi.
Memperoleh pemahaman.
Menghayati ide-ide.
Memahami urutan ide-ide.
Mencatat fakta-fakta.
c. Menyimak Kreatif. Sejenis kegiatan menyimak yang menyenangkan
bagi para penyimak untuk berimajinasi terhadap bunyi, penglihatan,
gerakan, serta perasaan-perasaan kinestik yang dirangsang apa yang
disimaknya. Kegiatan menyimak kreatif :
Mengasosiasikan makna-mkna dengan pengalaman menyimak.
Merekontruksi imaji-imaji visual sementara menyimak.
Mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif dalam karya.
Memecahkan masalah, memeriksa dan mengujinya.
d. Menyimak Eksplorasif. Kegiatan menyimak intensif dengan maksud
dan tujuan menyelidiki sesuatu yang terarah dan sempit. Kegiatan
menyimak eksploratif :
Menemukan hal baru
Menemukan informasi tambahan
Menemukan isu menarik.
e. Menyimak Interogatif. Kegiatan menyimak intensif yang menuntut
konsentrasi dan seleksi, serta pemusatan perhatian pada pembicara.
f. Menyimak Selektif. Beberapa bahasa menuntut adaptasi tertentu
terhadap prosedur yang disarankan berikut ini, tetapi bagi sebagian
besar ciri-ciri bahasa yang berurutan, hendaklah disimak secara selektif
yaitu nada suara, bunyi-bunyi asing,bunyi-bunyi yang bersamaan,
kata-kata dan frasa-frasa, bentuk-bentuk ketatabahasaan.
3.3 TAHAP-TAHAP MENYIMAK
Menurut Ruth G. Strickland menyimpulkan bahwa adanya
sembilan tahap menyimak, yaitu sebagai berikut :
1. Menyimak berkala, yang terjadi pada saat saat sang anak merasakan
keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya;
karena
terganggu
oleh
kegiatan
menunggu
dan
menguji
informasi
baru
dengan
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
1. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan,
serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan. Kegitan menyimak dibagi menjadi
dua yaitu : kegiatan keterampilan menyimak tingkat dasar dan
kemampuan keterampilan menyimak tingkat lanjut. Pengembangan
keterampilan menyimak ada empat antara lain : tataran identifikasi,
tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi, tataran identifikasi dengan
seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek, tataran identifikasi
dengan seleksi retensi jangka panjang. Kemampuan keterampilan
menyimak tingkat lanjut digolongkan menjadi 3 jenis menyimak
yaitu : menyimk kritis, menyimak kreatif, menyimak eksploratif.
2. Macam-macam menyimak ada dua, menyimak ekstensif (menyimak
Sosial, menyimak Sekunder, menyimak Estetik, menyimak Pasif) dan
menyimak
intensif
(menyimak
kritis,
menyimak
konsentratif,
menambah ilmu dan pengetahuan. Maka dari itu, sangat disarankan sekali bagi
siapapun yang membaca makalah ini khususnya peserta didik baik dari taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi,
menyimaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Mulyati, Yeti. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Purwanto, N dan Alim, D. Metodologi Penngajaran Bahasa Indonesia di SD.
Jakarta: Rosda Jayaputra.
Maryam, S. 2001. Bahasa Indonesia Kelas Tinggi untuk MI.______:
DIREKTORAT JENDRAL PEMBINAAN KELEMBAGAAN AGAMA SLAM
DEPARTEMEN AGAMA RI