Bahasa Indo 6 PPDF
Bahasa Indo 6 PPDF
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan
kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika kita
menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu,
sejumlah kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang
dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi
harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat
dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan
mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan
secara terus-menerus dan teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud,
gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis/mengarang membutuhkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah
penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu
karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi
pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita
mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk
menyatakan gagasan / menceritakan suatu peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa,
ungkapan-ungkapan.Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga
disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda
sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu
masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan
sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika
seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap
informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam
berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih
mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.
Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam
bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian,
kata popular, kata sapaan dan kata serapan.
B.
Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
C.
Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia.
2. Agar mahasiswa mampumenghasilkan tulisan yang indah dan enak dibaca, sehingga
makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin disampaikan.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata.
4. Agar mahasiswa menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan katakata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti.
5. Agar mahasiswa mengetahui ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu
gagasan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN DIKSI
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk
dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia
sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar
memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai
dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai
rasa masyarakat pemakainya.
Harimurti (1984) dalam Kamus Linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilihan kata
dan kejelasan untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara didalam umum atau dalam
karang-mengarang.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata.Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh
kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami,
menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan
gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca
atau pendengarnya.
Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulismenulis, serta tutur sapa.Setiap penulis maupun pembicara apabila ingin menyampaikan buah
pikiran, pendapat, dan pernyataan, sudah tentu akan memakai bahasa yang baik, tepat, dan
benar.Sehingga karangan atau tutur tersebut menjadi bernilai atau berbobot.Bahasa yang
baik, betul, dan benar ini dapat dicapai apabila pilihan kata atau diksi diperhatikan dengan
baik.Untuk memilih kata dengan baik, setiap orang harus mengetahui kekayaan bahasa yang
bersangkutan.
Penguasaan kosa kata ini sangat menentukan ketika seseorang ingin menyampaikan
pikirannya kepada orang lain.Orang yang sedikit saja menguasai kosa kata akan mengalami
kesulitan menyampaikan pesan, ide, maupun pokok pikirannya kepada orang lain.
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian,
hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik
harus memenuhi syarat berikut ini :
a) Ketepatan pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
b) Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
c) Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut
menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :
Hari ini aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk.
Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama
kemudian.
Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat
senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai di sana kami sudah disambut oleh semilir angin
yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah
untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana, kami
pulang dengan hati senang.
Kedua paragraf di atas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada contoh
paragraf kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya.
2.2. PERSYARATAN DIKSI
Dalam memilih kata-kata, ada dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu persyaratan
ketepatan dan kesesuaian.Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan
dengan tepat apa yang ingin diungkapkan.Disamping itu, ungkapan itu juga harus dipahami
pembaca dengan tepat, artinya tafisran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan
penulis.Persyaratan kesesuaian menuntut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan
kesempatan dan keadaan pembaca.
Ketepatan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama
pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis
atau pembicara. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.Selain pilihan kata yang
tepat, efektivitas komunikasi menuntut pesyaratan yang harus di penuhi oleh pengguna
bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.
Syarat-syarat kata yang tepat :
Contoh :
Kata umum : melihat
Kata khusus : melotot, membelak, melirik, mengintai, mengamati, mengawasi,
menonton, memandang, menatap.
8) Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat,
Contoh :
Isu (berasal dari bahasa Inggris issue) berarti publikasi, perkara.
Isu (dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin,
desas-desus.
9) Menggunakan dengan cermat kata yang bersinonim, berhomofon, dan berhomografi,
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.
Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan
berbeda makna.
Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda
makna.
Contoh :
a) Sinonim : Hamil (manusia) Bunting (hewan)
b) Homofoni : Bank (tempat menyimpan uang) Bang (panggilan kakak laki-laki)
c) Homografi : Apel (buah) Apel (upacara)
10) Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai
referensi objek yang diamati.
Contoh :
a) Kata abstrak
Kebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan sifat terpuji.
b) Kata konkret
APBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen.
Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang
akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan
tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea,
dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah
apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah
kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1. Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal.
2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum
hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.
3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
Keempat kaidah ini saling berkaitan dan saling mendukung sehingga karangan atau
tutur yang disampaikan kepada pembaca/pendengar bernilai serta berbobot.Karangan/tutur
yang bernilai dan berbobot adalah yang mengungkapkan pikiran, pendapat serta pernyataan
dengan baik, tidak rumit, tidak berbelit, serta mempergunakan pilihan kata/diksi yang baik
dan tepat.
a. Pilihan Kata Sesuai Dengan Kaidah Kelompok Kata/Frase
Syarat yang harus diperhatikan dengan cermat ketika kita ingin memilih kata dengan baik
dan benar dan sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, yaitu :
1. Tepat
Tepat adalah pemilihan kata dengan menempatkannya pada kelompoknya.Unsur
tepat ini memungkinkan pembentukan kelompokbaru.Unsur tepat ini
berhubungan dengan unsure lain.
Contoh :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata
pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata. Kelompok kata
pandangan mata memang tepat susunannyasedangkan kelompok kata lihatan mata
tidak tepat susunannya. Jadi, walau kedua kata itu bersinonim, tetapi tidak dapat
saling menggantikan. Dengan kata lain, kedua kata itu mempunyai pasangan
tertentu/ khusus yang menimbulkan pengertian yang tepat.
2. Seksama
Seksama adalah makna kata yang harus benar dan sesuai dengan apa yang hendak
disampaikan.Unsur seksama lebih ditekankan pada unsur kelompok katanya.
Contoh :
kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim.
Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah
mengatakannya hari agung, hari akbar, ataupun hari tinggi.
Sinonim kata, terutama sangat dibutuhkan oleh orang yang sering mengarang.
Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
a) Pengaruh bahasa daerah
b)
c)
d)
e)
f)
Contoh :
Kata harimau yang diberi sinonim dengan kata macan; kata auditoriumyang
bersinonim dengan kata pendopo
Perbedaan dialek regional
Contoh :
Kata handuk yang bersinonim dengan kata tuala; kata selop yang bersinonim
dengan kata seliper
Pengaruh bahasa asing
Contoh :
Kata kolosal bersinonim dengan kata besar; kata realita yang bersinonim dengan
kata kenyataan
Perbedaan dialek sosial
Contoh :
Kata istri bersinonim dengan kata bini, kata mati bersinonim dengan kata wafat
Perbedaan ragam bahasa
Contoh :
Kata asisten bersinonim dengan kata pembantu; kata tengah bersinonim dengan
kata madya
Perbedaan dialek temporal
Contoh :
Kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan; kata peri bersinonim dengan
kata hantu.
Homonim ialah kata yang bentuknya sama, tetapi artinya berbeda atau
tidak sama. Contohnya yaitu antara kata buku yang berarti kitab dan buku yang
berarti ruas dan antara kata bisa yang berarti dapat dengan bisa yang berarti
racun.Oleh karena itu, kata buku dan bisa yang pertama berhomonim dengan
kata buku dan bisa yang kedua. Homonim terjadi disebabkan oleh dua hal berikut
ini. Pertama, kata yang berhomonim itu berasal dari bahasa yang berlainan.
Kedua, kata-kata yang berhomonim itu terjadi karena hasil proses morfologi.
Homonim dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu, homofon dan
homograf. Homofon adalah kata yang bunyinya sama, tetapi tulisannya berbeda
dan artinya juga berbeda. Contoh, kata bank serta bang. Kedua patah kata ini
bunyinya persis sama, tetapi dituliskan dengan bentuk yang berbeda. Homograf
adalah kata yang tulisannya sama, tetapi bunyinya berbeda dan artinya pun
berbeda. Contoh, kata apel yang dilafalkan dengan e lemah/ pepet dan dengan e
keras/ taling akan berbeda artinya.
Kata antonim berasal dari bahasa Yunani yaitu, anoma yang berarti
nama dan anti yang berarti melawan. Jadi, secara harfiah antonym adalah dua
patah kata yang maknanya agak berlawanan. Dikatakan agak karena sifat
berlawanan dari dua patah kata yang berantonim itu sangat relatif.
a)
b)
c)
1.
2.
d)
1.
2.
3.
4.
Kata-kata ada yang berupa kata ragam formal (baku) dan kata ragam percakapan
(non baku).
5.
6.
a.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk
menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak
mengalami perubahan makna.
Contoh kata denotatif :
-
Membicarakan
Memperlihatkan
penonton
b.
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan
merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh kata konotatif :
-
Membahas, mengkaji
Pemirsa, pemerhati
2.
a.
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang
lain.
b.
Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata
yang lain.
Contoh kata umum dan kata khusus
Kata umum
3.
kata khusus
- Ikan
- Bunga
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki makna
yang hampir mirip atau serupa.
Dalam penggunaan kata besinonim harus memilih kata yang tepat dalam kalimat ragam formal.
Karena meskipun bersinonim pada dasarnya memiliki perbedaan dalam konteks penggunaannya.
Cerdas
Besar
= agung, raya
Mati
= mangkat,wafat,meninggal
Ilmu
= pengetahuan
Penelitian
= penyelidikan
4.
Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan beberapa ranah seperti :
a.
Ranah finologis
- penambahan fonem
Kata baku
Imbau
himbau
Andal
handal
Utang
hutang
- pengurangan fonem
Kata baku
kata non-baku
Terap
trap
Terampil
trampil
Tetapi
tapi
Tidak
tak
- pengubahan fonem
Kata baku
kata non-baku
Telur
telor
obah
Tampak
nampak
b.
Ubah
Ranah morfologis
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.
- pengurangam fonem
Kata baku
kata non-baku
Memfokuskan
memokukan
Memprotes
memrotes
Memfitnah
memitnah
- pengubahan fonem
Kata baku
kata non-baku
Mengubah
merubah
- penggantian afiks
Kata baku
kata non-baku
Menangkap
nangkap
Menatap
natap
Mengambil
ngambil
Menahan
nahan
- kelebihan fonem
Kata baku
kata non-baku
Beracun
berracun
Beriak
berriak
Beribu
berribu
Becermin
bercermin
c.
Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat dalam ragam percakapan.
Cotoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai berikut :
Frasa baku
frasa non-baku
Tidak terlalu
tidak begitu
Belum masak
belum matang
Tidak mau
enggak mau
Hanya nasi
nasi doang
frasa baku
frasa non-baku
waktu lain
lain waktu
Amat besar
besar amat
Amat mahal
mahal amat
pertama kali
kali pertama
Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya redundan.
Artinya,kata-kata yang di gunakan sudah melebihi makna, contohnya :
frasa baku
frasa non-baku
Sangat pedih
Paling kaya
Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa daerah
(sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus memilih dan menggunakan
kata serapan yang sudah di bakukan.
Kata baku
kata non-baku
Apotek
apotik
Asas
azas
Asasi
azasi
Analisis
analisa
5.
Dalam kalimat ragam formal, kita perlu menggunakan kata-kata secara tepat dalam hal
penggunaan kata depan.4
Seprti :
di siang hari
di pagi hari
Pada kita
di kita
Kapada kita
ke kita
Kepada ibu
ke ibu
Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan secara tepat, yang sesuai
dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat,:
1.
Untuk keterangan tempat di gunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.
2.
Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum, sesudah, selama,
sepanjang.
3.
4.
Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.
5.
Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.
6.
7.
8.
6.
Dalam kalimat ragam formal, harus menuliskan kata secara benar seperti :
Penulisan kata depan di yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat yang
sesudahnya.
Penulisan kata depan ke yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat yang
sesudahnya.
Penulisan kata depan dari yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat yang
sesudahnya.
Selain kesalahan penulisan kata depan (preposisi), sering pula kesalahan sebagai
-
Non-Indonesia
non Indonesia
Non-batak
non batak
Nonformal
subbab
subbagian
berikut :
per jam
perjam
per bulan
perbulan
per tahun
pertahun
kata per yang memiliki arti menjadikan lebih atau memperlakukannya sebagai
Penulisan yang benar
Perbesar
per besar
Persingkat
per singkat
kata pun pada kata tertentu yakni ungkapan yang sudah padu harus di tuliskan serangkai dengan
kata yang diikutinya.
Penulisan yang benar
Meskipun
meski pun
Bagaimanapun
bagaimana pun
Dalam kata pasca, bentuk terikat pasca di tulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Penulisan yang benar
Pascasarjana
Pascapanen
Betolak belakang
betolaktolang
Mendarah daging
mendarahdaging
7.
a.
Homonim
Homo artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah sama nama, sama bunyi tetapi beda
makna, contoh : bandar sama dengan pelabuhan, dan dan pemegang uang dalam perjudian.
b.
Homofon
Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda makna contoh :
Bank : tempat menyimpan uang
Bang : panggilan untuk kakak laki-laki
c.
Homograf
8.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa
yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan kata
aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.
2.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk
menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak
mengalami perubahan makna.
3.
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan
merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
4.
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata
yang lain.
5.
Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata
yang lain.
6.
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki makna
yang hampir mirip atau serupa.
7.
Homonim artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah sama nama.
8.
Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda
makna.
9.
B.
a.
Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah bahasa indonesia yang
baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi
dan kokondisi berbahasa yang tidak mendukung.
maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang
baik danbenar dalam komunikasinya sehari-hari,masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan
tata bahasa yang salah.
b.
Saran
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti aturan
yang sudah dibakukan.
Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing selain akronim),begitu juga dengan dalam
pemilihan kata (diksi ) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia,
pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
http://melkyat.blogspot.com/2013/10/syarat-syarat-memilih-kata-yang-tepat.html
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia. 2006.
Hs, Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengenmbangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta : Grasindo. 2007e