Anda di halaman 1dari 17

2.

PERLIT
Perlit terbentuk karena pembekuan magma asam yang tibi-tiba dengan tekana yang tinggi dengan
suasana basah. Komposisi utama adalah mineral silikat berbutir sangat halus, terbangun oleh
steroida-steroida kecil, ringan. Warnanya abu-abu muda hingga abu-abu kehitaman. Perlitini bila
dipanaskan bertahap hingga mencapai suhu antara 9500 10500 C, akan mencapai perkembangan
isi yang tetapdan maksimum. Sifat perkembangan ini sangat penting untuk penggunaannya
sebagai bahan baku pembuatan bahan bangunan ringan. Menurut hasil penelitian perlit yang baik
mengandung SiO2 70%, air 2-5%, Na dan K sebanyak 5-8% berat. Dengan susunan ini perlit
akan mempunyai suhu kelembaban/pencairan rendah, demikian pula suhu pemuaiannya tidak
jauh berbeda. Banyaknya air yang dikandungnya akan berpengaruh terhadap pemuaian. Air yang
terlalu banyak akan mengakibatkan desintegrasi. Beratjenis perlit sebelum diolah/dipanaskan
antara 1,10-2,50, setelah dipanaskan menjadi 0,11-0,15.
Tempat Diketemukan
Seperti halnya obsidian, perlit didapatkan disekitar gunung api yang relatif muda. Tempat
diketemukan antara lain:
Sumatera Utara: Pansur Nipitu Kec. Silindung Kab. Tapanuli utara (prosentase nilai ekspansi
158,3% terdapat sebagai bongkah-bongkah dalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian)
Sumatra Barat: Bukit Rasam Kec. Lubuk Sikaping Kab. Pasaman (prosentase nilai ekspansi
maksimum 51,51% H2O 0,03%, minimum 50,,00% H2O 2,83% terdapat sebagai bongkah dalam
tufa); Bukit Sipinang Kec. Sepuluh Koto, Singkarak Kab. Solok (prosentase nilai ekspansi 945
terdapat sebagai bongkah dalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian); Bukit Batu Kambing
Kab. Solok (nilai ekspansi maksimum 63,15% H2O 0,05%, minimum 8,50% H2O 1,12% terdapat
dalam Formasi Andesit)
Jambi: S. Tutung Kec. Air Hanga, Kab. Kerinci; G. Gantung S. Purgut dan S. Penuh (nilai ekspansi
100% terdapat dalam satuan batuan lava andesit)
Bengkulu: bukit Naning, Kotadonok, Bengkulu (terdapat dalam bentuk bongkah dialiran sungai
terdiri breksi vulkanik)
Sumatra Selatan: Gunung Batu dan Ula Danau, Kec. Pulau beringin, Kab. Ogan Komering Ulu
(nilai ekspansi maksimum 75% sebagai fragmen dalam breksi tufa)
Lampung: Mutar Alam Kec. Sumberjaya Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi 16,21- 269%
berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalam graben Gedongsurian); Gedong Surian, Kec.
Sumber Jaya Kab. Lampung Utara (berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalam graben
Gedongsurian); Suwoh, Kec. Belalau, Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi maksimum 68,75%,
berasosiasi dengan dasit, tufa breksi, sebagai hasil erupsi Pilo-Pleistosen pada sesar
Semangko/Graben Suwoh); G. Asahan, desa Purnawiwitan, Kec. Sumber Jaya, Kab. Lampung
Utara (nilai ekspansi 100-200%); Antanai (berwarna hitam perlitik kompak) Penaga/tepi pantai

(berwarna hitam keabuan perlitik kompak); G. Muhul Kec. Belalau, Kab. Lampung Utara (nilai
ekspansi maksimum329%, berasosiasi dengan tufa breksi, lava riolit dan dasit sebagai erupsi
celah pada Pilo-Plistosen)
Jawa Barat: Ciasmara, Kab. Bogor (nilai ekspansi 127% terdapat sebagai fragmen dalam breksi
lahar dan aliran lava gelas volkanik); G. Kiamis, Kec. Semarang, Kab. Garut (nilai ekspansi
119% terdapat berselang-seling dengan obsidian diatas breksi); Sentrijaya Kec. Karangnunggal,
Kab. Tasikmalaya (terdapat sebagai aliran gelas volkanik dalam tufa dasit-andesit dan sebagai
fragmen dalam breksi.
Nusa Tenggara Barat: Dorodonggamasa, Kec. Sape Kab. Bima (nilai ekspansi 300% sebagai gang
dalam andesit)
sulawesiUtara: Tataran Kec. Tomohon kab. Minahasa (nilai ekspansi 176% terdapat sebagai sisipan
dalam aliran lava gelas volkanik riolitik)
Teknik Penambangan
Dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Karna perlit merupakan bahan galian lunak,
penambangan dilakukan dengan alat sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Perlit disamping didapatkan dialam, dapat pula dibuat/direkayasa dari obsidian dengan
pemanasan
Bahan Bangunan Perlit dimanfaatkan sebagai very light aggregateI untuk beton atau bata cetak
yang sangat ringan. Disamping itu perlit dapat pula meninggikan daya isolasi terhadap panas dan
suara/peredam, tetapi mempunyai daya tekan rendah.
Dalam bentuk ukuran pasir dipergunakan untuk penyaring air.

Perlit
Perlit terbentuk karena pembekuan magma asam yang tiba-tiba dengan
tekanan tinggi dalam suasana basah. Komposisi utama adalah mineral silikat
berbutir halus. Warnanya abu-abu muda hingga abu-abu kehitaman.
Perlit banyak ditemukan didaerah Sumatera utara, Sumatera barat,
Jambi, Bengkulu, Sumatera selatan, Lampung, jawa barat, Nusa tenggara
timur dan sulawesi utara.

Perlit banyak dimanfaatkan sebagi bahan bangunan dan bila dalam


bentuk ukuran pasir digunakan seebagai penyaring air.
Proses penambangan dengan tambang terbuka menggunakan alat
sederhana.

. Perlit dan Obsidian


Perlit adalah batuan yang terbentuk oleh lava riolit. Pada waktu lava
mengalir, bagian bawahnya bersentuhan dengan media air dan akibat
beban diatasnya dan aliran lava yang tertahan akan terjadi pendinginan
sangat cepat, maka terbentuklah perlitisasi. Batuan ini berwarna abuabu kehijauan hingga abu-abu kehitaman dan mempunyai sifat yang
khas, apabila dipanaskan akan mengembang antara 4 hingga 20 kali,
serta batuan ini tahan terhadap api.
9.Perlit
Adalah batuan yang terbentuk oleh lava riolit. Pada waktu lava mengalir, bagian
bawahnya bersentuhan dengan media air dan akibat beban diatasnya dan aliran
lava yang tertahan akan terjadi pendinginan sangat cepat, maka terbentuklah
perlitisasi. Batuan ini berwarna abu-abu kehijauan hingga abu-abu kehitaman dan
mempunyai sifat yang khas, apabila dipanaskan akan mengembang antara 4
hingga 20 kali, serta batuan ini tahan terhadap api.

PERILIT
a. Sifat sifat umum
Perilit adalah istilah perdagangan untuk semua batuan yang berasal dari kaca volkanik, yang
apabila dipanaskan secara cepat atau lambat sampai temperatur tertentu anatara 1.200 1.600
derajat Celcius mengembang 4 sampai 20 kali volume semula. Pada pengembangan ini perlit
yang semula berwarna gelap hitam atau keabuan berubah menjadi putih seperti salju.
Komposisi perlit adalah asam sampai intermediaer, mengandung air kristal 2-4%. Selainkaca
yang menunjukkan struktur pecahan kulit bawang, terdapat pula kristalites atau fenokris dari
mineral sanidin kuarsa dan biotit yang menunjukkan struktur aliran. Sifat menguntungkan yaitu
mempunyai kepadatan yang kecil dan konduktivitas rendah dan tahan urai.
b. Keguanan
1. Dari data yang dikumpulkan, 75% perilit dimanfaatkan sebagai bahan campuran konstruksi
ringan dan sisanya dalam bidang industri dan pertanian.
2. Beton ringan dengan syarat kepadatan antara 3.4 6.8 Kg perkaki kubik.
3. Isolasi bangunan, biasa dicampur dengan bahan tahan api, digunakan sebagai plester tembok,
dengansyarat kepadatan perlit 2.3-3.6 Kg perkaki kubik.

4.

Dalam industri bahan penggosok, pembersih, gurinda. Bahan pembawa untuk insektisida,
pestisida, weedisida, pupuk dan lain-lain. Bahan saringan dalam industri gula, plastik, cat, kertas,
tekstil.
5. Isolator temperatur tinggi pada pengecoran besi atau logam lain. Perlit sebagi pelapis
permukaan, untuk kesetabilan temperatur (mencegah yang hilang).
6. Isolator temperatur rendah dalam penyimpanan gas cair(LNG, LPJ)

Genesa Perlit dan rekayasa pemanfaatannya sebagai bahan


pembuatan beton ringan :: Studi kasus Perlit Doro
Donggomasa Kecamatan Lambu Kabupaten Bima

Lokasi Bahan baku keramik di Indonesia


Published December 11, 2009 | By keramik88

Bahan baku keramik atau Ceramic Raw Material sebetulnya banyak bertebaran di Indonesia.
Tetapi sedikit yang diolah secara baik. misalnya saya pernah memakai Medan Sand yang
mengandung Feldspar. Kalau dibakar menyerupai Feldspar. Tetapi sudah lama tidak terdengar
lagi. Sayang sekali, mestinya kalau ada yang mengolah bisa menjadi pendapatan negara dan
penghasilan penduduk setempat. Kalau perusahaan keramik, tidak akan sempat mengolah bahan
baku. Karena memerlukan peralatan yang berat dan laboratorium yang memadai. Misalnya saja
Feldspar Semarang, sebetulnya cukup baik. Karena tidak diolah, kalau dipakai di pabrik keramik
menjadi tidak konstan karena sebagian baik, sebagian banyak mengandung besi ( ferro).
Sehingga tidak berani memakainya. Lain kalau diolah, dari beberapa lokasi dicampur dengan
perbandingan tertentu, digiling, dan selalu dianalisa sehingga menghasilkan suatu produk
Feldspar tertentu dengan analisa bahan yang konstan. Apalagi di Pacitan, banyak sekali macam
tambang. Tetapi apakah ada yang mengolah? Bagaimana usaha pemerintah setempat untuk
menyebarkan, mempromosikan, kandungan tambang didaerahnya? yang sekarang terjadi adalah
pengusaha keramik yang mencari dimana ada tempat bahan baku keramik.
Contoh lagi adalah Feldspar Trenggalek, Feldspar yang kurang melt atau leleh. Tetapi bisa
dipakai dan lebih bagus kalau diolah lagi sehingga lebih leleh misalnya, atau bisa dicampur
dengan Feldspar lain, misalnya Feldpar Semarang ( lebih leleh ), sehingga mendapat campuran
bahan baku yang lebih baik. Mungkin ada yang mau mengolah? Semoga.
Tanjung Pandan, Belitung : Kaolin Belitung
Belinyu, Bangka: Kaolin Bangka.

Bandar Pulau, Asahaan, Sumut: Kaolin Bandan Pulau.


Karana, Ciawi, Jabar: Kaolin Karana
Tanjung Pandan, Belitung: Ball Clay Belitung
Sungai Liat, Bangka: Ball Clay Bangka
Parung Panjang, Curuk, Tanggerang: Clay Parung Panjang.
Bantur, Malang: Clay Bantur
W. Pubian, Lampung: Feldspar Lampung.
Bonti, Sanggau, Kalimantan Barat: Feldspar Bonti.
Ludoyo, Belitar: Feldspar Ludoyo.
Banjar Negara, Jawa Tengah: Feldspar Banjarnegara.
Nawangan, Pacitan, Jawa Timur: Piropilite Pacitan
Nglebo, Trenggalek, Jawa Timur: Piropilite Trenggalek.
Talang, Jawa Barat: Toseki Talang.
Trenggalek, Jatim: Toseki Trenggalek.
Banjarnegara, Jawa Tengah: Serpentin Banjarnegara
Bayah, Jawa Barat: Zeolit Bayah.
Bukit Asam, Sumatera Barat: Perlit.
Kabupaten Bogor, Jakarta Barat: Perlit
Bila ada yang tahu tempat lain daerah di Indonesia mempunyai tambang Bahan Baku Keramik
mohon contact via email ( direct contact ) yang ada disebelah kanan halaman ini. Terima Kasih
atas bantuannya.
Kiriman dari : purcahyo ( alamat email ada di penulis )
ada lokasi bahan tambang felspar di desa nyukang harjo,kec selagai lingga,kabupaten lampung
tenggah. perjalanan dari bandar lampung menuju arah pringsewu selanjutnya menuju
kalirejo=>BANDAR SARI=>payung rejo terus ke payung batu dan menuju lokasi desa nyukang
harjo,semoga bisa menambah koleksi lokasi bahan baku felpar bahan baku keramik

PERLIT
Perlit merupakan bahan berasal dari batuan gelas vulkanis yang mengembang bila dipanaskan
secara perlahan-lahan.
Sifat :
- Pecahan mengulit bawang, air hablur 2-5 %
- dipanaskan 1200 1600 o c akan mengembang 4 20
kali volume semula
warna : gelap, hitam ke abu-abuan dapat berubah putih seperti salju
BJ = 2,3 2,8 kekerasan 7
titik didih 760 1300 o c
perlit ada yang memuai, tapi ada yang tidak memuai.
Bila perlit dipanaskan, air akan menguap membentuk gelembung. Sesampainya di permukaan
gelembung akan pecah, sehingga menambah luas permukaan, akibatnya
Sifat daya serap hanya dipermukaan.
Perlit bisa juga menyerap suara sehingga baik untuk akustik.
Mineral assosiasi : kuarsa, feldspar, biotit, hornblende.
Mula jadi :
Perlit terbentuk dari aliran lava dan batuan intrusi didekat permukaan. Umumnya berbentuk
kubah, dike, sill, radier.
Terdapatnya :
Sumut : Pasurna Pitu.
Sumbar : Bukit sipirna, bukit rasam
Lampung : Muara alam, gedongsurian
Jabar : Ciasmara, Gn Kiamis, Santrijaya.
Sulut : Tataaran (Minahasa)
Pengolahan :
Untuk mengetahui tingkat pengembangan dan kadar air hablur dalam perlit ada 2 metoda :
a. Metoda crucible : 2 gram conto ukuran 14 + 52 mesh dimasukkan dalam krusibel platina,
kemudian dimasukkan ke tungku listrik dan dipanaskan 950o c selama 10 menit. Ukur
volumenya.
B. metode uji pembakaran : 0,2 gram conto ukuran 14 + 52 mesh, dimasukkan dalam cawan
platina dan terbuka, panaskan 12 menit. Perubahan warna, volume dan gelembung dicatat.
Dalam skala produksi untuk pemanasan digunakan rotary kiln ataupun tanur tegak, dan kedua
tungku ini dilengkapi dengan penangkap debu.
Penggunaan :
Beton ringan
Isolasi bangunan
Industri : gerenda, bahan pembawa.
Isolator temperatur tinggi : pada pengecoran besi/ logam, perlit untuk mencegah hilangnya panas
Isolator temperatur rendah : pada penyimpanan cairan gas yang mempunyai titik didih rendah.

Geologi PERLIT
1.

Mula jadi
Perlit terdapat pada hasil letusan atau lelehan dibagian bawah atau tengah.
Hal ini di interpretasikan bahwa terjadinya perlit disebabkan oleh proses pertilisasi
selama atau pada waktu pembekuan. Proses tersebut berlangsung pada temperatur
tertentu yang disebabkan oleh berat lapisan diatasnya.

Selama pertilisasi berlangsung terjadi penambahan air yang berasal dari


batuan sekitarnya atau post magmatic hydration. Pecahan-pecahan perlit berbentuk
kulit bawang (union skin fracture), mungkin disebabkan oleh gaya tarikan (strain)
pada waktu proses pendinginan.
Tebal lapisannya mencapai ratusan meter. Umumnya batuan pengandung
tersebut adalah batuan piroklastik, sediment tufaan yang kadang-kadang
mengandung kerakal (pebbles) tersisipkan bersama-sama dengan anglomerat
amygdaloidal. Perlit yang terdapat pada batuan intrusi didekat permukaan
umumnya berbentuk kubah (dome), retas (dike), dan sill.

2.

Mineralogi
Struktur aliran ditandai dengan warna goresan merah atau coklat. Selain itu
terdapat pula mineral-mineral biotit yang berwarna coklat, yang yang dapat
menunjukkan arah aliran.
Perlit merupakan batuan yang dihasilkan dari kegiatan vulkanik, berkomposisi
riolitik, berstruktur perlitik, dan umumnya mempunyai kandungan air lebih besar
dari obsidian (glossary of geology) pada endapan yang berbentuk memancar
(radier) atau sentripetal. Umur batuan pengandung umumnyatersier sampai
kwarter, jarang yang berumur lebih tua.

3.

Potensi
Sesuai dengan keterjadiannya, perlit selalu nerasosiasi dengan aktivitas
gunung berapi, sehingga banyak kemungkinan keterdapatannya di Indonesia yang
kaya akan gunung berapi.
Dari berbagai studi dapat diinventarisasi keberadaan, potensi dan hasil
analisis kimia perlit di Indonesia adalah sebagai berikut :

a)

Pansurnapitu, Sumatra Utara

Perlit ditemukan di daerah Pansurnapitu, kecamatan Silindung, kabupaten Tapanuli


Utara. Perlit berada dalam suatu endapan bersama dengan obsidian sebagai
bongkah-bongkah di dalam tufa, berwarna keabu-abuan, dan keputihan agak lunak.
Dari hasil pmeriksaan di laboratorium contoh perlit ini pengembangannya sampai
153,3% dari hasil crucible test.
b) Bukit Sikaping, Sumatra Barat
Perlit di daerah ini ditemukan bersama dengan obsidian sebagai bongkah-bongkah
dalam tufa. Perlitnya agak keras, nerwarna keabu-abuan, dengan faktor
pengembangan 9,4% dari hasil crucible test.
c)

d)

Mutaralam, Lampung
Perlit ditemukan sebagai aliran riolit dan berlokasi di daerah Mutaralam, Kecamatan
SumberJaya, Kabupaten Lampung Utara. Hasil dari Laboratorium (crubble test)
menunjukkan bahwa pengembangannya sebesar 269%
Dengan hasil kimia :
SiO2 = 7,94%;
Al2O3= 18,45%
Fe2O3 = 0,23%;
FeO = 0,21%
CaO = 1,46%;
MgO = 0,30%
Na2O = 2,80%;
K2O = 1,60%
TiO2 = 0,16%;
P2O5 = 0,01%
MnO = 0,06%;
H2O = 0,76%;
H2O + = 3,03%
Dan beberapa daerah lain yang terdapat di Indonesia.

Perlite, produk letusan gunung berapi, (Cerita dari Provinsi


Lopburi, Thailand)
Monday, January 14, 2013

Andy Yahya

Perlite

Suatu kesempatan yang langka, ketika


saya berkunjung untuk mengikuti seminar internasional di Thailand, saya mendapat
kesempatan untuk berkunjung ke salah satu tambang perlit, di Pnomchat hill, di
Provinsi Lopburi. Provinsi berjarak 200 km dari Bangkok, dan ditempuh dengan
perjalanan darat sekitar 3 jam dari Bangkok menggunakan shuttle bus.

Pemilik tambang ini merupakan dosen dari salah satu universitas di Thailand, yang
namanya susah untuk diingat, namun dari penjelasan yang dia buat dari slide nya,
di gubug tempat dia menyimpan perlit yang sudah diolah, menunjukkan dia sangat
mengenal baik karakteristik dari endapan tersebut. Memang, tidak banyak orang
yang bisa bergerak pada 2 sisi yang berbeda, menjadi pengajar, namun juga
menjadi pengusaha di bidang yang dia tekuni

Sebagai pendahuluan, perlite (perlit) adalah salah satu batuan piroklastik, salah
satu tipe dari volkanik-glass, yang dapat mengembang dan menjadi sangat berpori
ketika dipanaskan. Berasal dari bahasa Perancis "Pearl", yang menunjukkan kilap
mutiara dari batuannya. Ketika dipanaskan, perlit dapat mengembang hingga 20x
dari volume sebenarnya. Prinsipnya sama seperti kita membuat pop corn, dimana
volume akan mengembang, namun menjadi lebih ringan. Perlit umumnya berwarna
abu-abu hingga hijau, namun bisa berwarna cokelat, biru, ataupun merah. Setelah
dipanaskan, perlit akan berwarna abu-abu hingga putih.

Volcanic glass umumnya terbentuk akibar adanya lava yang membeku dari letusan
gunung berapi dan membeku dengan cepat. Karena membeku dengan cepat, tidak
terbentuk kristal secara sempurna, dan tidak ada kesempatan air akan keluar dari
material tersebut. Perlit merupakan grup silikat, yang mempunyai kadar silika yang
sangat tinggi. Adanya sediment

Pada daerah yang saya kunjungi, perlit berasosasi dengan tuff dan batu-apung
(pumice), yang juga merupakan produk dari batuan piroklastik, dan juga berasosiasi
dengan devitrified perlite. Klasifikasi dari material tersebut dibagi berdasakan
kenampakan fisik dari batuan.
Banyak struktur minor yang bisa diamati, seperti adanya laminasi, microfolding atau perlipatan mikro, serta adanya fragmen batuan yang terperangkap dan
terkompaksi,
sebagai
produk
adanya
letusan
di
masa
lampau.

Setelah perlit diberaikan dengan menggunakan bahan peledak, perlit kemudian


diangkut menggunakan dumptruck dan back hoe, untuk kemudian di remukkan
dengan menggunakan crusher, dan dibakar sehingga perlit mengembang, dan
menjadi sangat ringan. Bahkan perlit yang semula keras, ketika sudah menjadi
serbuk dan diletakkan di atas air, perlit akan mengambang di atas air tersebut.

Perlit mempunyai banyak manfaat. Menyerupai bentonit, zeolit, yang dimanfaatkan


sebagai penukar ion, perlit juga dapat dipakai untuk keperluan tersebut. Pembuatan
beton ringan, kosmetik, campuran bahan makanan hewan dan tumbuhan, penjernih
air, merupakan sebagian kecil dari manfaat perlit. Di akhir kesempatan. pemilik
tambang tersebut berbaik hati memberikan kami kosmetik, yang diyakini bisa
memutihkan wajah. Minat mencoba?

Tambang Perlit, Pnomchat Hill-Provinsi Lopburi, Thailand

INVENTARISASI DAN EVALUASI SUMBER DAYA MINERAL DI DAERAH KABUPATEN


LAMPUNG BARAT DAN TANGGAMUS - PROVINSI LAMPUNG
Oleh : Ratih Sukmawardany S., Nur Amin Latif, Tisna Sutisna, dan Endang
RivaI
Sub Dit. Mineral Non Logam
SARI
Secara geografis Kabupaten Lampung Barat terletak diantara 103 o3537
104o3925,41 BT dan 4o4715,04 5o5630,27 LS. Secara geografis Kabupaten
Tanggamus terletak pada 104o180,72 105o2915,49 BT dan 05o0543,85
05o5817,69 LS.
Morfologi Kabupaten Lampung Barat secara umum terbagi menjadi tiga unit
morfologi, yaitu Morfologi Dataran Rendah, Perbukitan menggelombang dan Daerah
Pegunungan. Morfologi Kabupaten Tanggamus secara umum terbagi menjadi empat unit
morfologi, yaitu Morfologi Dataran Rendah, Perbukitan menggelombang, Daerah
Pegunungan dan Kerucut Gunungapi.

Sebaran formasi batuan yang menyusun Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus
adalah Aluvium, Satuan Batugamping, Batuan Gunungapi Kuarter, Formasi Bintunan,
Formasi Ranau, Formasi Simpangaur, Formasi Lakitan, Formasi Lemau, Formasi Bal,
Batuan Terobosan, Formasi Seblat dan Formasi Hulusimpang.
Komoditi mineral non logam yang terdapat di daerah Kabupaten Lampung Barat
adalah andesit, lempung, batugamping, batuapung, basal, pasir kuarsa, sirtu, tras, pasir,
perlit, silika dan diatomea. Perkiraan perhitungan sumber daya hipotetik komoditi
lempung 43.000 ton, Dasit 103.000.000 ton, Tras 32.085.000 ton, Andesit 10.050.000
ton, Pasir 25.300.000 ton, Batugamping 20.000.000 ton, Diatomea 39.600.000 ton, dan
Perlit 405.000.000 ton.
Komoditi mineral non logam di daerah Kabupaten Tanggamus adalah lempung, andesit,
pasir, silika, marmer, diorit, sirtu, zeolit, tras, granit, dan batugamping. Perkiraan sumber
daya komoditi andesit : 124.482.000 ton, kuarsa : 1.726.700 ton, marmer : 15.686.000 ton,
diorit : 12.420.000 ton, zeolit : 7.636.000 ton, dasit 1.125.000 ton, batugamping : 1.980.000
ton, dan granit : 11.500.000 ton.

PENDAHULUAN
Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa memiliki luas 4.950,40 Km 2. Wilayah
Kabupaten Lampung Barat secara administratif meliputi 14 Kecamatan dan terdiri dari 169
Desa (Keadaan Akhir Tahun 2001) dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung
Utara. Secara geografis Kabupaten Lampung Barat terletak diantara 103 o3537
104o3925,41 BT dan 4o4715,04 5o5630,27 LS.
Kabupaten Tanggamus ibukotanya adalah di Kota Agung dan memiliki luas 3.356,61 Km 2.
Wilayah Kabupaten Tanggamus secara administrative memiliki 17 Kecamatan dan
merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan. Secara geografis Kabupaten ini
terletak pada 104o180,72 105o2915,49 BT dan 05o0543,85 05o5817,69
LS.
HASIL PENYELIDIKAN
Geologi Daerah Penyelidikan
Morfologi
Morfologi Kabupaten Lampung Barat secara umum terbagi menjadi tiga unit morfologi,
yaitu Morfologi Dataran Rendah, Perbukitan menggelombang dan Daerah Pegunungan.
Morfologi Kabupaten Tanggamus secara umum terbagi menjadi empat unit morfologi,
yaitu Morfologi Dataran Rendah, Perbukitan menggelombang, Daerah Pegunungan dan
Kerucut Gunungapi.
Stratigraf
Sejarah geologi daerah Kabupaten Lampung Barat, dan Kabupaten Tanggamus Provinsi
Lampung Barat dimulai pada jaman Tersier dan tersusun atas endapan permukaan, batuan
sedimen dan gunungapi, batuan, dan batuan terobosan.
Susunan batuan dari yang muda ke tua di Kabupaten Lampung Barat adalah Aluvium,
Satuan Batugamping, Batuan Gunungapi Kuarter, Formasi Bintunan, Formasi Ranau, Formasi
Simpangaur, Formasi Lakitan, Formasi Lemau, Formasi Bal, Batuan Terobosan, Formasi
Seblat dan Formasi Hulusimpang.
Kabupaten Tanggamus tersusun atas Aluvium, Satuan Batugamping, Batuan Gunungapi
Kuarter, Formasi kasai, Formasi Lampung, Formasi Ranau, Formasi Semung, Formasi
Simpangaur, Formasi Katur, Formasi Bal, Formasi Lemau, Formasi Talangakar, Formasi

Gading, Dasit Piabung, Formasi Hulusimpang, Batuan Terobosan, Formasi Seblat, Formasi
Tarahan, Granit Kapur, Diorit Sekampung Terdaunkan, Formasi Menanga, Komplek Gunung
Kasih Tak terpisahkan. Keadaan morfologi daerah Kabupaten Tanggamus terdiri dari dataran
rendah, perbukitan, menggelombang, daerah pegunungan dan kerucut gunungapi.
Struktur Geologi
Sejarah geologi diwilayah Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus, Provinsi Lampung
meliputi kejadian-kejadian tektonika sejak Paleozoikum sampai Resen. Umsur-unsur struktur
utama seperti sesar dan lipatan mencerminkan dominannya tektonika Tersier sampai
Kuarter.
Potensi Endapan Bahan Galian
Andesit
Andesit di Kabupaten Lampung Barat masih banyak yang belum dapat dimanfaatkandan.
Kemungkinan untuk pengaembangannya masih memerlukan waktu dan kerjasama dengan
berbagai pihak yang terkait agar tidak saling tumpang tindih dalam pelaksanaannya, karena
beberapa lokasi andesit terdapat di Taman Nasional. Andesit dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan, yaitu pondasi jalan, batu belah dan bangunan.
Andesit di Kabupaten Tanggamus sudah banyak yang dieksploitasi dan sangat berpotensi
untuk dikembangkan, tetapi ada beberapa lokasi andesit yang susah dicapai karena
permasalahan transportasi. Andesit di daerah Kabupaten Tanggamus ini berbentuk bukit dan
berupa andesit lembar dan masif. Andesit di daerah ini dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan, batu hias, dan batu tempel
Basal
Basal di Kabupaten Lampung Barat terdapat di daerah Kecamatan Karya Penggala,
berupa bongkah-bongkah sepanjang jalan Kecamatan Karya Penggala. Basal ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan pondasi jalan.
Batugamping
Batugamping di daerah Kabupaten Lampung Barat yang berpotensi adalah di Dusun
Punggung Penengahan, Desa Penyebaran, Kecamatan Lemong. Batugamping di daerah ini
memiliki nilai senyawa CaO = 51,04%, MgO = 1,56%. Batugamping ini dapat dimanfaatkan
menjadi batu kapur dan bahan bangunan.
Batugamping di daerah Kabupaten Tanggamus telah dimanfaatkan sebagai batu kapur
oleh penduduk setempat.
Dasit
Dasit di daerah Kabupaten Lampung Barat terdapat di Desa Semaka, Kecamatan
Bengkunat, hasil analisa petrografi menunjukkan nama batuan adalah sasit yang disusun
oleh fenokris kuarsa, plagioklas, piroksen di dalam masa dasar mikrokristalin felspar dan
lempung.
Dasit terdapat di Kabupaten Tanggamus. Dasit di daerah ini berupa bukit dan belum
dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Hal ini dikarenakan masalah transportasi untuk
pengangkutan dasit yang dieksploitasi. Dapat dimanfaatkan sebagai batu dimensi dan
bahan bangunan.
Diorit
Diorit warna abu-abu bintik hitam, berukuran boulder dan bukit, sudah dieksploitasi, tapi
sedang berhenti. sebaran lebih kurang 150 meter persegi. Luas sebaran 400 m 3. Diorit ini
dapat dimanfaatkan sebagai batu dimensi dan batu hias.
Kuarsa

Kuarsa di daerah Kabupaten Tanggamus cukup bervariasi dari yang berukuran pasir
hingga berukuran boulder. Lokasi keterdapatan di Kabupaten Tanggamus di Desa Margosari,
Kecamatan Pagelaran, dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai bahan pengeras
jalan, bahan bangunan, dengan luas sebaran 5 ha, perhitungan sumber daya hipotetik
diperkirakan sebesar 1.380.000 ton; Desa Panggungrejo, Kecamatan Sukoharjo, berwarna
putih susu-kemerahan, berukuran pasir kasar, kerikil, kerakal, membentuk sebuah bukit
yang rendah dengan luas sebaran 6 ha, sumber daya hipotetik diperkirakan sebesar
276.000 ton; Komplek G. Kasih, Desa Sukamulya, Kecamatan Pugung, berwarna putih susu,
dengan luas sebaran 5 ha, Sumber daya hipotetik diperkirakan sebesar 1.380.000 ton.
Lempung
Lempung di daerah Kabupaten Lampung Barat terdapat di Desa Sukamarga, Kecamatan
Bengkunat; Way Maya, Dusun Sukajadi, Desa Lintik, Kecamatan Pesisir Tengah; Desa
Lemong, Kecamatan Lemong; Dusun Serarukuh, Desa Luas; Kp Tanjungbaru, Desa
Bahu/Baru, Kecamatan Belalau; S. Giham, Dusun Dangduanan Bambu Kuning, Kecamatan
Sekincau.
Lempung di daerah Kabupaten Tanggamus terdapat di Pekon Sedayu, Kecamatan
Semaka; Desa Banyuwangi, Kecamatan Sukoharjo, Desa Panjirejo, Kecamatan Gadingrejo,
hasil analisa kimia menunjukkan kandungan senyawa SiO2 = 77,44%; Al2O3 = 12,20%; Fe2O3
= 0,96%; CaO = 0,85%; MgO = 0,23%; Na2O = 1,68%; K2O 2,76%; MnO = 0,03%; TiO2 =
0,19%; P2O5 = 0,02%; SO3 = 0%; H2O- = 0,22%; HD = 2,79%; Desa Blitarejo, Kecamatan
Gadingrejo; Desa Pamenang, Kecamatan Pagelaran; hasil analisa kimia menunjukkan
kandungan senyawa SiO2 = 44,34%; Al2O3 = 32,69%; Fe2O3 = 4,98%; CaO = 0,27%; MgO =
0,17%; Na2O = 0%; K2O = 0%; MnO = 0,01%; TiO2 = 1,40%; P2O5 = 0,01%; SO3 = 0%; H2O- =
5,20%; HD = 16,23%; Desa Rejosari, Kecamatan Pagelaran; Desa Way Ngison I, Kecamatan
Pagelaran, warna coklat tua.
Lempung di daerah Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan batu-bata dan genteng.
Marmer
Marmer di daerah Kabupaten Tanggamus terdapat di Bukit Baturaja, Desa Margosari,
Kecamatan Pagelaran, warna putih keabuan, sudah pernah dieksploitasi tetapi sekarang
berhenti, dimanfaatkan sebagai batu kapur. Karena dianggap kurang baik sebagai bahan
kapur (berbutir), maka eksploitasi berhenti, dengan luas 80 ha., sumber daya hipotetik
diperkirakan sebesar 6.440.000 ton. Marmer di G. Kasih, Dusun G. Kasih, Desa Sukamulya,
Kecamatan Pugung, warna abu abu kehijauan, panjang lebih kurang 250 m, lebar lebih
kurang 400 m, telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai batu kapur, sumber
daya hipotetik diperkirakan sebesar 1.794.000 ton. Marmer di Pekon Tanjung Kemala,
Kecamatan Pugung, Pernah dieksploitasi oleh PT. Gramer, PT. Gantur, PT. Adiprima, PT. Indo
Marmer, PT. Polam Marmer. Marmer di Daerah Kabupaten Tanggamus dimanfaatkan oleh
penduduk setempat sebagai batu kapur. Komoditas ini dapat dikembangkan manfaatnya
sebagai batu dimensi, dan batu hias.
Pasir
Pasir di daerah Kabupaten Lampung Barat terdapat di Sungai Warku, Desa Negeri
Ratu/Bay Nyerupa, Kecamatan Sukau, berukuran pasir halus - kasar, berwarna hitam
kecoklatan, sudah dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Pasir di Desa Sumber Agung,
Kecamatan Bengkunat, berwarna abu kehitaman, berukuran pasir halus-kasar, terdapat
yang lunak dan keras, tersedimentasikan, tersingkap di pantai lebih kurang 8 m, belum
dimanfaatkan oleh penduduk setempat, morfologi bergelombang lemah. Pasir di S. Pintau,
Dusun Talang Aceh KM 15, Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Bengkunat, berupa pasir
berukuran pasir halus-kasar.

Pasir sungai di daerah Kabupaten Tanggamus terdapat di Desa Sukoharjo I Barat,


Kecamatan Sukoharjo, dikeruk dari sungai, warna kehitaman mengandung kuarsa. Pasir di
Desa Banyuwangi, Kecamatan Sukoharjo, dikeruk dari dalam sungai, dan dimanfaatkan oleh
penduduk setempat sebagai bahan bangunan dan campuran untuk pembuatan batu bata.
Pasir di Way Ngurip, Desa Banyuurip, Kecamatan Wonosobo, warna hitam, ukuran pasir
halus-kasar, lebar sungai lebih kurang 5 m. Pasir di Desa Karanganyar, Kecamatan
Wonosobo, warna hitam, dikeruk dari dalam sungai, ukuran pasir halus-kasar. Pasir di
Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa di Kabupaten Lampung Barat terdapat di Dusun Bandar Adung, Desa
Bardasuka, Kecamatan Bengkunat, dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai pasir
bangunan. Hasil analisa kimia menunjukkan kandungan senyawa SiO 2 = 70,58%, hasil
analisa mineral butir menunjukkan bahwa prosentase fragmen batuan berupa kuarsa
sebesar 96,50%.
Perlit
Perlit di daerah Kabupaten Lampung Barat terdapat di S. Muhul, Komplek G. Muhul, Desa
Sukabumi, Kecamatan Batubrak, berwarna putih keabu-abuan, keras, tanah milik penduduk
setempat P Mursid, kondisi lahan dimanfaatkan untuk berkebun kopi. Lokasi di daerah
perbukitan g. Muhul, tinggi singkapan lebih kurang 10 m, lebih kurang 1 kilo dari
perkampungan. Dari data sifat-sifat fisik setelah dibakar pada suhu 1.200 oC dan hasil uji
pembekahan serta heating microscope diperkirakn bahwa perlit didaerah penyelidikan tidak
dapat dipergunakan sebagai bahan untuk pembuatan light weight aggregate (agregat
ringan), karena tingkat pembekahannya kecil, serta tidak dapat dipergunakan sebagai
bahan pelebur karena suhu leburnya (leleh) tinggi di atas 1.400 oC.
Sirtu
Sirtu di Kabupaten Lampung Barat terdapat di Way Saru Balah, Dusun Ngaras, Desa
Negerah; Way Bambang, Desa Penyandengan, Kecamatan Bengkunat; S. Semaka, Dusun
Kerang, Desa Kotabesa, Kecamatan Belalau, Way Bandung, Dusun Taman Jaya, Kel. Kubu
Perahu; Way Laay/Menterang, Desa Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit; Way Tenumbang,
Dusun Sukabanjar, Desa Sukarame, Kecamatan Pesisir Selatan; Way Pedada, Desa Pedada,
Kecamatan Pesisir Tengah; Way Laay, Dusun Jerambah, Desa Laay, Kecamatan Karya
Penggala; Dusun Tembaka, Desa Way Sindih, Kecamatan Karya Penggala; Way Gedau, Dusun
Gedau, Desa Baturaja; Way Baturaja, Dusun Gedau, Desa Baturaja, Kecamatan Way
Singgaruga, Desa Baturaja; Way Melesom, Way Kenda way I, Desa Kerbang Langgar,
Kecamatan Pesisir Utara; Desa Bambang, Kecamatan Lemong; Way Malaya, Desa Melaya;
Way Halami, Desa Sukamarga; Sungai Manula, Desa Tebing Rambutan, Kecamatan Lemong.
Sirtu di daerah Kabupaten Tanggamus terdapat di Way Mincang, Dusun Tanjung Rusia,
Desa Tanjung Rusia, Kecamatan Pardasuka; Batas Desa Tegineneng dengan Desa Padang
Ratu; Desa Putih Doh; Way Cangkanan, Dusun Sukanegeri, Desa Sukanegeri, Kecamatan
Cukuh Balak; Way Semaka, Desa Badung Sri Kuncoro, Kecamatan Semaka; Way Semuong,
Desa gunung Doh, Kecamatan Wonosobo; Desa Siring Betah, Kecamatan Wonosobo; Way
Belu, Desa Belu; Way Maja II, Desa Kuta Batu; Way Lalaan, Desa Sukabanjar, Kecamatan
Kota Agung; Desa Piabung, Kecamatan Kota Agung; Way Tebu, Desa Purwodadi, Kecamatan
Talang Padang.
Sirta di daerah Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan, pembuatan aspal, pondasi jalan.

Tras

Tras di daerah Kabupaten Lampung Barat terdapat di Desa Sebarus Bukit, hasil analisa
kimia menunjukkan kandungan senyawa SiO 2 = 63,76%; Al2O3 = 19,02%; Fe2O3 = 3,37%;
CaO = 2,99%; MgO = 0,41%; Na 2O = 2,12%; K2O 1,48%; MnO = 0,09%; TiO 2 = 0,34%; P2O5
= 0,01%; SO3 = 0,01%; H2O- = 0,68%; HD = 5,42%; Dusun Balak, Desa Padang Cahya;
Dusun Padang Dalam, Desa Padang Dalam, Kecamatan Balik Bukit; Desa Sukabumi,
Kecamatan Batubrak; Desa Way Semaka; Desa Luas, Kecamatan Belalau; Desa Sukamarga,
Kecamatan Lemong; Dusun Dua Pampangan, Desa Pampangan, Kecamatan Sekincau; Dusun
Siderejo, Desa Mutaralam, Kecamatan Way Tenong. Tras dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan, campuran semen, pasir bangunan.
Zeolit
Zeolit di daerah Kabupaten Tanggamus terdapat di Desa Tengor, Kecamatan Cukuh
Balak, berwarna putih kehijauan, keras, masif, tinggi singkapan lebih kurang 6 m. Sudah
pernah dieksploitasi, tetapi sudah berhenti lebih kurang 5 tahun. Sarana transportasi di
daerah ini masih kurang, hal ini cukup berpengaruh dalam eksploitasi. Perhitungan besar
sumber daya hipotetik sebesar 4.600.000 ton adalah perhitungan sumber daya dari luas 20
ha dan yang telah dibebaskan oleh PT. Paragon sebesar 10 ha.
DAFTAR PUSTAKA
Sunardi D., Sukoco S.H., 1976, Endapan Perlit Daerah G. Muhul-Sukabumi, Provinsi
Lampung, Bandung.
Wikarta S., dkk., 1994, Penyelidikan Perlit di Gunung Muhul dan sekitarnya, Kecamatan
Belalau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Andi M.S., Amiruddin, Suwarti T., Gafoer S., dan Sidarto, 1994, Geologi Lembar
Tanjungkarang, Sumatera, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), Bandung.
Amin T.C., Sidarto, Santosa S., dan Gunawan G, 1994, Geologi Lembar Kotaagung,
Sumatera, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), Bandung.
Gafoer S., Amin T.C., dan Pardede R., 1994, Geologi Lembar Baturaja, Sumatera, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), Bandung.
Supriatna Suhala, Arifin M., 1997, Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM), Bandung.
DIM, 2004, Neraca Subdit Non Logam, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
(DIM), Bandung.

Anda mungkin juga menyukai