Arh Peraturan
Arh Peraturan
2008 - 2028
2.
7.2.1
Arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang Provinsi Papua Barat ditetapkan dengan
tujuan:
a.
b.
c.
Arahan peraturan zonasi Struktur Ruang Provinsi Papua Barat terdiri atas arahan
peraturan zonasi untuk sistem perkotaan dan arahan peraturan zonasi untuk jaringan
prasarana wilayah, sebagai berikut:
1. Arahan peraturan zonasi untuk PKN, PKW, PKL dan PKSN adalah:
a. Menetapkan batas perkembangan fisik kawasan perkotaan berupa ruang terbuka
hijau di kawasan perkotaan dan pinggiran berdasarkan daya dukung lingkungan.
b. Mengelola tingkat perkembangan fisik perkotaan di daerah pinggiran agar tidak
melebihi batas perkembangan fisik yang telah ditetapkan.
c.
Laporan Rencana
7-1
Untuk PKW dan PKL berlaku arahan peraturan zonasi sebagai berikut:
-
Selain arahan peraturan zonasi, berlaku indikasi arahan peraturan zonasi sebagai
berikut:
-
2. Arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalan kolektor primer yang terdapat di
Provinsi Papua Barat adalah:
-
Mengintegrasikan
dengan
sistem
transportasi
darat
untuk
mewujudkan
Laporan Rencana
7-2
Laporan Rencana
7-3
6. Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan energi dan listrik adalah:
-
Mengatur tingkat harga jual energi listrik sesuai dengan kemampuan daya
beli masyarakat setempat.
7. Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi ditetapkan oleh dinas
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang telekomunikasi.
8. Arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan prasarana sumberdaya air adalah:
Laporan Rencana
7-4
Melindungi sempadan sungai, kawasan sekitar danau dan waduk, serta kawasan
sekitar mata air dari kegiatan yang berpotensi merusak kualitas air.
dengan
memperhatikan
tingkat
ketersediaan
dan
kebutuhan
sumberdaya air.
-
7.2.2
Arahan peraturan zonasi untuk pola ruang Provinsi Papua Barat terbagi atas arahan
peraturan zonasi untuk kawasan lindung dan arahan peraturan zonasi untuk kawasan
budidaya. Arahan peraturan zonasi untuk pola ruang disusun dengan tujuan:
1.
2.
3.
a. Kawasan Lindung
1. Arahan peraturan zonasi untuk hutan lindung meliputi:
Pengelolaan kegiatan budidaya yang telah berlangsung dalam hutan lindung
berdasarkan analisis mengenai dampak lingkungan.
Laporan Rencana
7-5
kawasan
yang
mengakomodasi
berbagai
kegiatan
yang
Laporan Rencana
7-6
Laporan Rencana
7-7
kawasan
untuk
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
Laporan Rencana
7-8
b. Kawasan Budidaya
1. Kawasan hutan produksi terbatas ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:
Memiliki faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas dengan jumlah skor
125 Sampai 174.
Memiliki faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan dengan jumlah
124 atau kurang, terletak di luar kawasan lindung.
Merupakan kawasan yang apabila dikonversi mampu mempertahankan daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
2. Kriteria teknis hutan produksi terbatas dan hutan produksi yang dapat dikonversi
sebagaimana
ditetapkan
oleh
menteri
yang
menyelenggarakan
urusan
Laporan Rencana
7-9
lokasi
industri
berbasis
sumberdaya
alam
lokal
dan
berorientasi ekspor.
7. Arahan peraturan zonasi untuk kawasan pariwisata adalah:
Penetapan
peraturan
bagi
wisatawan,
pengelola
pariwisata
dan
pengembangan fasilitas.
Persiapan sosial masyarakat di kawasan pariwisata.
Memanfaatkan potensi lingkungan hidup, keindahan alam dan budaya di
kawasan pariwisata.
Mempertahankan kelestarian nilai budaya, adat istiadat, serta mutu dan
keindahan lingkungan alam.
Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
8. Arahan peraturan zonasi untuk kawasan perikanan adalah:
Pemetaan zona adat.
Pengkajian daur kehidupan ikan dan pengukuran produktivitas ikan komersial.
Pembakuan zona adat: daerah penangkapan ikan yang terkendali oleh norma
adat (sasi).
Memanfaatkan potensi perikanan di wilayah perairan teritorial dan ZEE
Indonesia.
Meningkatkan nilai tambah perikanan melalui pengembangan industri
pengelolaan hasil perikanan dan kelautan.
Memelihara kelestarian potensi sumberdaya ikan.
Melindungi jenis biota laut tertentu yang dilindungi peraturan perundangan.
Laporan Rencana
7-10
teknik
kawasan
permukiman
ditetapkan
oleh
menteri
yang
potensi
sumberdaya
alam
dengan
penggunaan
ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tepat guna dan memberikan daya saing
provinsi.
Pengendalian yang ketat terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dalam
rangka mempertahankan fungsi lingkungan hidup.
Pemanfaatan ruang secara optimal bagi penyelenggaraan fungsi pertahanan
keamanan baik yang bersifat statis maupun dinamis.
Laporan Rencana
7-11