Anda di halaman 1dari 6

POLITEKNIK NEGERI

P O N TIANAK

LABORATORIUM PENGUJIAN
BAHAN DAN METROLOGI

Hal. 30

JOB SHEET HEAT TREATMENT

Nama Pekerjaan

: Pengujian Destruktif Bahan

Unit

: Pengujian Heat Treatment

Referensi

:
Sriati Djaprie, George E. Dieter, Metalurgi Mekanik, Penerbit Erlangga 1990.
Syamsudin, Ir, Pengolahan Logam
V. B. Jhon, Engineering Materials, Macmillan Press LTD, London 1994.
Waite and Bull Pty, Dept. of Labour and National Service Measuring Tool of
Equipment

A. OBJEKTIF PERILAKU SISWA :


Setelah membaca job sheet dan mengikuti demonstrasi oleh dosen, mahasiswa diharapkan
dapat :
1.
2.
3.
4.

B.

Dapat memahami proses heat treatment.


Dapat memahami proses hardening, quenching dan tempering
Dapat membedakan material hardenable dan unhardenable.
Dapat mempraktekkan proses hardening, quenching dan tempering sesuai dengan
prosedur

DASAR TEORI
Proses perlakuan panas adalah memanaskan logam/paduan itu sampai ke suatu titik
tertentu, lalu ditahan beberapa saat pada temperatur itu, kemudian mendinginkannya
dengan laju pendinginan tertentu. Selama pemanasan dan pendinginan ini akan terjadi
beberapa perubahan struktur mikro yang menyebabkan terjadinya perubahan sifat dari
logam tersebut. Perubahan sifat tersebut antara lain adalah : ductlity yang meningkat,
kekerasan yang bertambah tinggi, tahan korosi dll.
Hardening adalah suatu proses pengerasan suatu logam/paduan yang bertujuan
untuk mendapatkan sifat tahan aus dan kekuatan yang tinggi serta sifat tahan korosi
yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memanaskan baja/paduan sampai
daerah austenit lalu didinginkan secara cepat kedalam media pendinginan, misalnya air,
oli dan lain-lain, sehingga akan diperoleh struktur martensit yang keras.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat mekanik pada proses hardening
adalah: tempertur pemanasan, holding time (waktu penahanan), laju pendinginan tebal
penampang benda kerja dan kondisi awal baja yang akan dikeraskan itu sendiri.
Temperatur pemanasan adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan proses hardening. Untuk memperoleh struktur martensit yang cukup

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Pengujian Destruktif

POLITEKNIK NEGERI
P O N TIANAK

LABORATORIUM PENGUJIAN
BAHAN DAN METROLOGI

Hal. 31

JOB SHEET HEAT TREATMENT

banyak dan keras diusahakan dalam pemanasan harus dapat mencapai struktur austenit,
karena hanya austenit yang dapat bertransformasi mencapai martensit jika dilakukan
pendinginan melebihi kecepatan pendinginan kritis.
Apabila dalam pemanasan didapat struktur yang lainnya, maka pada saat
pendinginan tidak akan terbentuk martensit, yang berarti menurunkan harga
kekerasannya. Untuk baja karbon, temperatur austening berkisar antara 770 0 880 0C
atau sekitar 300 500 C di atas temperatur kristial untuk baja hypereutectoid (Gambar
1), sehingga dengan pemanasan seperti di atas diharapkan didapat butir austenit yang
halus dan diperoleh kekerasan maksimum tetapi memiliki keuletan yang cukup tinggi.
Holding time atau waktu penahanan sangat dipengaruhi tingkat kelarutan karbida
dan ukuran butir/grainsize. Hal ini disebabkan jumlah dan jenis karbida ini berbeda antara
baja yang satu dengan yang lain. Holding time juga berfungsi untuk mendapatkan ukuran
butir austenit yang hampir sama pada seluruh bagian baja yang dikenai proses perlakuan
panas.
Jika suatu material diberi pemanasan yang sangat lambat, maka pemberian holding
time tidak akan begitu banyak berpengaruh, karena telah banyak karbida yang larut pada
saat pemanasan serta grainsize yang terbentuk sudah cukup homogen. Sebaliknya, jika
satu material dilakukan pemanasan dengan cepat, maka holding time sangat diperlukan,
karena dengan kenaikan temperatur yang cepat laju kelarutan karbida akan menurun dan
juga terjadi perbedaan temperatur yang cukup besar antara permukan dan bagian dalam
material, sehingga grain size yang terbentuk tidak homogen.
Setelah logam dipanaskan dan dilakukan holding time, untuk mendapatkan struktur
martensit maka dilakukan pendingin yang cepat melebihi/sama dengan kecepatan
pendinginan kritis dari struktur austenit. Pada umumnya media pendingin yang paling
sering digunakan orang adalah air, karena air mempunyai sifat cooling capacity yang
sangat tinggi. Selain air media pendingin yang lajim digunakan adalah minyak (oil),
keunggulan dari media pendingin oli adalah cooling capacity tidak terlalu tinggi, sehingga
kemungkinan retak pada saat pendingin dapat dihindarkan. Jika cooling capacity dari oli
sudah sangat rendah, maka cooling capacitynya dapat dinaikkan secara agitasi/paksa.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Pengujian Destruktif

POLITEKNIK NEGERI
P O N TIANAK

LABORATORIUM PENGUJIAN
BAHAN DAN METROLOGI

Hal. 32

JOB SHEET HEAT TREATMENT

Gambar 1. Diagram Besi dan Karbida Besi (Fe3C)

Media pendingin lain yang dapat digunakan adalah udara dan garam cair (salt
bath), tetapi jika kita menggunakan media pendingin udara, dikhawatirkan akan terjadi
oksidasi. Sedangkan keuntungannya adalah laju pendingin yang lambat sehingga
kemungkinan terjadinya retak dapat dicegah.
Untuk mengetahui sejauh mana material mampu dikeraskan diperlukan suatu
pengujian yaitu Hardenability Test. Dimana Hardenability adalah kemampuan suatu
bahan atau material untuk dapat dikeraskan dengan membentuk 100% martensit.
Martensit ini diperoleh dari pendinginan mendadak dari struktur austenit dan jumlahnya
tergantung dari kadar karbon yang terkandung dalam baja. Semakin besar kadar karbon
maka semakin besar kemampuan untuk dapat dikeraskan. Kemampuan ini hanya dimiliki
baja Hypereutectoid yaitu baja yang memiliki carbon di atas 0,8%.
Hubungan antara kekerasaan baja setelah dilakukan Quencing dapat digambarkan dalam
grafik dibawah ini :

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Pengujian Destruktif

POLITEKNIK NEGERI
P O N TIANAK

LABORATORIUM PENGUJIAN
BAHAN DAN METROLOGI

Hal. 33

JOB SHEET HEAT TREATMENT

Gambar 2. Pengaruh persen karbon terhadap kekerasan dalam besi

Di bawah ini dapat dilihat gambar mikrostruktur perubahan dari austenit menjadi
martensit hasil pendinginan yang cepat dan perubahan dari austenit menjadi pearlit. hasil
pendinginan yang lambat.
Gambar 3. Struktur mikro Martensit dan pearlit

PERLENGKAPAN PRAKTEK
Perlengkapan yang digunakan dalam praktek ini adalah :
1. Dapur/Furnace Heat Treatment
2. Bak larutan pendingin ( air, oli, air garam dsb)
3. Material yang akan di heat Treatment
4. Tang/ penjepit
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

KESELAMATAN KERJA :
Pelajari Job sheet sebelum praktek
Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit.
Jangan merokok dan makan waktu praktek
Pastikan bahwa dapur sudah tertutup.
Hati-hati terhadap bahan yang di panaskan terhadap benda yang mudah
terbakar dan tubuh anda.
Jangan mengubah program jika anda masih belum memahami prosedur
pemograman dapur
Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang belum jelas

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Pengujian Destruktif

LABORATORIUM PENGUJIAN
BAHAN DAN METROLOGI

POLITEKNIK NEGERI
P O N TIANAK

D.

Hal. 34

JOB SHEET HEAT TREATMENT

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Hardening dan Quenching
a. Siapkan alat-alat yang akan dipergunakan
b. Beri tanda / nomor masing-masing bahan agar tidak terjadi kesalahan/ tertukar
c. Perikasa kekerasan material sebelum dilakukat heat treatment dan catat
kekerasannya.
d. Masukkan dalam dapur
e. Nyalakan dapur pemanas dengan memprogram dapur tersebut.
f. Panaskan sampai temperature 650 oC dan tahantemperatur tersebut kurang lebih 30
menit. Perhatikan warnanya
g. Naikkan kembali temperaturnya hingga 850 oC serta tahan temperature tersebut
kurang lebih 45 menit.
h. Jika waktu 45 menit sudah tercapai secepatnya dilakukan pendinginan cepat
(quenching) dengan : udara, air, larutan garam, oli
i. Matikan dapur listrik
j. Bersihkan material
k. Periksa kekerasannya dengan menggunakan mesin hardness tester dan catat
hasilnya.
2. Tempering
a. Material hasil hardening dan quenching dimasukkan dalam dapur kembali
b. Panaskan sampai temperatur 200 oC dan tahan selama 20 menit.
c. Ambil benda kerja dan didinginkan diudara terbuka
d. Cek kembali kekerasannya dengan mesin uji kekerasan.
e. Selesai praktikum semua alat yang digunakan dibersihkan dan dikembalikan sesuai
kondisi semula.

F. DATA DAN PENGOLAHAN DATA


1.
2.

Laporan kelompok data hasil pengujian


Laporan perorangan hasil pengujian.

F. EVALUASI HASIL PRAKTIKUM


1. Laporan kelompok data hasil pengujian
2. Laporan perorangan hasil pengujian.
G. JAWAB PERTANYAAN
1. berikan penjelasan terhadap banyak atau sedikitnya unsur C pada baja ?
2. Apa yang dimaksud dengan quenching? Jelaskan jika menggunakan media qhuenching
udara, air, oli, air garam.
3. jelaskan apa yang dimaksud dengan tempering dan kegunaannya.
Data Praktikum
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Pengujian Destruktif

POLITEKNIK NEGERI
P O N TIANAK

No

Bahan

Larutan
Quencing

LABORATORIUM PENGUJIAN
BAHAN DAN METROLOGI
JOB SHEET HEAT TREATMENT

Kekerasan bahan
Mula-mula
Hardening

Keterangan
Tempering

1
2
3
Ratarata

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Hal. 35

Pengujian Destruktif

Anda mungkin juga menyukai