Tugas Sistem Endokrin New
Tugas Sistem Endokrin New
Tugas Sistem Endokrin New
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Ayu Maulidah
(1010012)
(1010015)
Khoir Muizah
(1010036)
BAB 1
PENDAHULUAN
hipopituitarisme.
Tujuan Khusus
Mampu mengidentifikasi masalah pasien hipopituitarisme.
Mampu melakukan pengkajian pada pasien hipopituitarisme.
Mampu membuat diagnosa dan menentukan prioritas masalah pasien hipopituitarisme.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hipofungsi kelenjar hipofisis (hipopituitarisme) dapat terjadi akibat penyakit pada kelenjar
sendiri atau pada hipotalamus. (Robbins Cotran Kumar, 1995)
Hipopitutarisme is pituitary insuffisienency from destruction of the anterior lobe of the
pituitary gland. (Diane C. Baughman, 2000 )
Hipopituitarisme mengacu kepada keadaan sekresi beberapa hormon hipofisis anterior yang
sangat rendah. (Elizabeth Corwin, 1997)
Hipopituitarisme adalah hiposekresi satu atau lebih hormon hipofise anterior. (Barbara C.
Long, 1996)
Hipopituitarisme adalah disebabkan oleh macammacam kelainan antara lain nekrosis,
hipofisis post partum (penyakit shecan), nekrosis karena meningitis basalis trauma
tengkorak, hipertensi maligna, arteriasklerosis serebri, tumor granulema dan lain lain
(David Oveldoff, 2002)
Hipopituitarisme adalah keadaan yang timbul sebagai akibat hipofungsi hipofisis. Definisi
hormone hipofisis depan dapat terjadi dari 3 jalur :
a. Kelainan di dalam kelenjar yang dapat merusak sel sel sekretorik.
b. Kelainan di dalam atau yang berdekatan dengan tangkai hipofise dimana dapat
menyebabkan penghentian penyebaran faktorfaktor yang berasal dari hipotalamus.
c. Kelainan di dalam hipotalamus sendiri dimana dapat merusak pelepasan bahan
pengatur pada hipofise depan.
2.2 Etiologi
Hipopiutuitarisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus.
Penyebabnya menyangkut:
a. Infeksi atau peradangan oleh : jamur, bakteri piogenik.
b. Penyakit autoimun (Hipofisis Limfoid Autoimun)
c. Tumor, misalnya dari sejenis sel penghasil hormon yang dapat mengganggu
pembentukan salah satu atau semau hormon lain.
d. Umpan balik dari organ sasaran yang mengalamai malfungsi. Misalnya, akan terjadi
penurunan sekresi TSH dari hipofisis apabila kelenjar tiroid yang sakit mengeluarkan
HT dalam kadar yang berlebihan.
e. Nekrotik hipoksik (kematian akibat kekurangan O2) hipofisis atau oksigenasi dapat
merusak sebagian atau semua sel penghasil hormon. Salah satunya sindrom sheecan,
yang terjadi setelah perdarahan maternal.
Tumor hipofisa
Berkurangnya aliran darah ke hipofisa (akibat perdarahan hebat, bekuan darah)
Infeksi dan peradangan
Sarkoidosis atau amiloidosis
Penyinaran
Pengangkatan kelenjar hipofisa melalui pembedahan
Penyakit autoimun.
Tumor hipotalamus
Peradangan
Cedera kepala
Kerusakan pada hipofisa, pembuluh darah maupun sarafnya akibat pembedahan.
Impotensi
pengkisutan buah zakar
berkurangnya produksi sperma sehingga terjadi kemandulan
hilangnya beberapa ciri seksual pria (misalnya pertumbuhan badan dan rambut wajah).
e. Kulit kering.
Kekurangan kortikotropin saja jarang terjadi; bisa menyebabkan kurang aktifnya kelenjar
adrenal, yang akan menimbulkan gejala berupa:
1.
2.
3.
4.
Lelah
Tekanan darah rendah
Kadar gula darah rendah
Rendahnya toleransi terhadap stres (misalnya trauma utama, pembedahan atau
infeksi).
1. Pengkisutan otot.
2. Kesembuhan luka yang jelek.
3. Osteoporis dengan fraktur
kompresi
vertebra,
fraktur
patologik
tulang
atau
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1. Pengkajian keperawatan pada klien dengan kelainan ini antara lain mencakup:
a. Riwayat penyakit masa lalu Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah
diderita klien, serta riwayat radiasi pada kepala.
b. Sejak kapan keluhan diarasakan dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita
sedang defisiensi gonadotropin nyata pada masa praremaja.
c. Apakah keluhan terjadi sejak lahir.Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir terdapat pada
klien kretinisme.
d. Kaji TTV dasar untuk perbandingan dengan hasil pemeriksaan yang akan datang.
e. Berat dan tinggi badan saat lahir atau kaji pertumbuhan fisik klien. Bandingkan
perumbuhan anak dengan standar.
f. Keluhan utama klien:
a) Pertumbuhan lambat.
b) Ukuran otot dan tulang kecil.
c) Tandatanda seks sekunder tidak berkembang, tidak ada rambut pubis dan rambut
axila, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh, tidak mendapat haid, dan lain
lain.
d) Infertilitas.
e) Impotensi.
f) Libido menurun.
g) Nyeri senggama pada wanita.
h) Konstipasi
2. Pemeriksaan fisika.
a. Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukur BB dan TB, amati bentuk dan ukuran buah
dada, pertumbuhan rambut axila dan pubis pada klien pria amati pula pertumbuhan
rambut wajah (jenggot dan kumis).
b. Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar. Tergantung pada
penyebab hipopituitary, perlu juga dikaji data lain sebagai data penyerta seperti bila
penyebabnya adalah tumor maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi
serebrum dan fungsi nervus kranialis dan adanya keluhan nyeri kepala.
c. Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemapuan klien dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.
3. Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti :
a. Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursika.
b. Pemeriksaan serta serum darah : LH dan FSH GH, androgen, prolaktin, testosteron,
kartisol, aldosteron, test stimulating yang mencakup uji toleransi insulin dan stimulasi
tiroid releasing hormone.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan fungsi
tubuh akibat defisiensi gonadotropin dan defisiensi hormon pertumbuhan.
2. Koping individu tak efektif berhubungan dengan kronisitas kondisi penyakit.
3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh.
4. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan gangguan transmisi
impuls sebagai akibat penekanan tumor pada nervus optikus.
5. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan.
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan menurunnya kekuatan otot.
7. Resiko gangguan integritas kulit (kekeringan) berhubungan dengan menurunnya kadar
hormonal.
8. Konstipasi berhubungan dengan penurunan BMR.
9. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah.
3.3 INTERVENSI/RASIONAL
Secara umum tujuan yang diharapakan dari perawatan klien dengan hipofungsi hipofisis
adalah :
a. Klien memiliki kembali citra tubuh yang positif dan harga diri yang tinggi.
b. Klien dapat berpartisipasi aktif dalam program pengobatan.
c. Klien dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.
Intervensi :
a. Kaji status kopingindividu yang ada.
R/: Meningkatkan proses interaksi sosial karena klien mengalami peningkatan
komunikatif.
b. Berikan dukungan jika individu berbicara.
R/: Klien meningkatkan rasa percaya diri kepada orang lain.
c. Bantu individu untuk memecahkan masalah (problem solving).
R/: Dengan berkurangnya ketegangan, ketakutan klien akan menurun dan tidak
mengucil /mengisolasikan diri dari lingkungan.
d. Instruksikan individu untuk melakukan teknis relasi, dalam proses teknik pembelajaran
penatalaksanaan stress.
R/: Ketepatan penanganan dan proses penyembuhan.
e. Kolaborasi dengan tenaga ahli psikologi untuk proses penyuluhan.
R/: Klien mengerti tentang penyakitnya.
3) Harga diri Rendah berhubungan dengan Perubahan PenampilanTubuh.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Keperawatan harga diri meningkat.
Kriteria hasil :
1. Mengungkapkan hasil perasaan dan pikiran mengenai diri.
2. Mengidentifikasikan dua atributif positif mengenai diri.
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya perawat dan klien.
R/: Rasa percaya diri meningkat, pasien menerima kenyataan akan penampilan tubuh.
b. Tingkatkan interaksi sosial.
R/: Pasien akan merasa berarti, dihargai, dihormati, serta diterima oleh lingkungan.
c. Diskusikan harapan/ keinginan/ perasaan.
R/: Dengan cara pertukaran pengalaman perasaan akan lebih mampu dalam mencegah
faktor penyebab terjadinya harga diri rendah.
d. Rujuk kepelayanan pendukung.
R/: Memberikan tempat untuk pertukaran masalah dan pengalaman yang sama.
4) Gangguan
Persepsi
Sensori
(Penglihatan)
berhubungan
dengan
Kesalahan
d. Berikan cairan melalui intravena sesuai program sampai pasien toleran dengan intake
secara oral.
R : Mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
e. Pantau atau timbang berat badan setiap hari.
R : Mengetahui perubahan berat badan.
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPOPITUITARISME
Tanggal MRS
No. Reg.
: 15 Mei 2012
: 254855
Jam masuk
Diagnosa medis
: 09.00 WIB
: Hipopituitarime
Tanggal pengkajian
: 15 Mei 2012
IDENTITAS
1. Nama Pasien
2. Umur
3. Suku/Bangsa
4. Agama
5. Pendidikan
6. Pekerjaan
7. Alamat
: Tn. X
: 30 thn
: Jawa/WNI
: Kristen
: Sarjana
: Wiraswasta
: Surabaya
Jam
: 09.15 WIB
Keluhan Utama
: Pasien mengatakan sulit BAB
Alasan dirawat
: Tn. X sejak lima hari yang lalu tidak bisa BAB, sudah 2 hari perutnya
nampak buncit. Setiap kali habis makan pasien merasa mual muntah sehingga pasien malas
untuk makan. Sehari sebelum dibawa kerumah sakit tiba-tiba pasien pingsan tubuh pasien terasa
dingin dan ahirnya keluarganya membawanya ke rumah sakit.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Upaya yang telah dilakukan
: Pada saat pasien kesulitan BAB, pasien pergi ke bidan
praktek disana pasien diberi obat pencahar, tetapi tidak ada perubahan
Terapi yang telah diberikan
Genogram :
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Pasien
= Meninggal
= Tinggal
serumah
Batuk
Irama
: Teratur
Suara napas
: Vesikuler
Terpasang O2
: Ya
N
RR
: 56 x/menit
: 18 x/menit
Sopor
Koma
Tidak teratur
Bronko vesikuler
sesak/parau
Tidak
Hidung
:
Inspeksi : septum nasi simetris, sekret -/-, sumbatan -/-,tidak ada pernapasan cuping hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Bentuk dada
: Simetris
Suara napas tambahan : Tidak ada suara napas tambahan
Lain-lain
: Tidak ada masalah
2) Sistem Kardiovaskuler
Keluhan nyeri dada
: Ada Tidak ada
Suara jantung
: Normal
Tidak normal
CRT
: <3 detik
>3 detik
Konjungtiva pucat
: Ya
JVP
: Normal
Oedema :
Sebutkan: ............................
Tidak
Meningkat
Menurun
Palpebra
Ekstremitas atas
Acites
Anaraska
Ekstremitas bawah Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada masalah
3) Sistem Persarafan
Kepala
: Bentuk simetris, penyebaran rambut tidak merata, rambut bersih , tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa atau pembengkakan.
Wajah
: Bentuk simetris
Leher
: Trakea simetris, regiditas (-), tidak ada lesi, ada pembesaran kelenjar tiroid
Refleks (spesifik) :
Keluhan pusing
: Ya
Tidak
Pupil
: Isikor
Anisokor
Kaku kuduk
: Ada
Tidak ada
Kelumpuhan
: Ada
Tidak ada
: Ada
Tidak ada
Sebutkan:..
: Nyeri tekan
Luka operasi
Jejas
Kolostomi
BAB
: 0x/hari
Jumlah: Lain-lain
: Kebersihan mulutnya kurang, pasien mengatakan tidak selera makan,
bila habis makan selalu merasa mual muntah, BB sebelum sakit 65 kg, BB sekarang 50kg,
pasien mengatakan sulit BAB. Bising usus tidak terdengar.
Terbatas
Kelainan ekstremitas
: Ada
Tidak
: Ada
Tidak
Fraktur
: Ada
Tidak
Traksi/spalk/gips
: Ada
Tidak
Kompartemen sindrom
: Ada
Tidak
Kulit
: Ikterik
Akral
: Hangat Panas
Dingin
Turgor
: Baik
Jelek
Sianosis
Kurang
Kemerahan
Hiperpigmentasi
Kering
Basah
Luka
: Ada
Tidak ada
: Ada
Tidak ada
g. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
I. Persepsi klien terhadap penyakitnya : Cobaan Tuhan Hukuman
Lainnya: Tidak ada masalah
II. Ekspresi klien terhadap penyakitnya : Murung Diam Gelisah Tegang
Lainnya: Tidak ada masalah
III. Respon saat berinteraksi
: Kooperatif Tidak kooperatif Curiga
IV.Gangguan konsep diri
: Ada Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada masalah
h. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah
: Sering Kadang-kadang
Lain-lain
: Tidak ada masalah
i. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologi
:
Foto cranium : Terdapat tumor di sella tursika
Pemeriksaan Lab
:
Kadar TSH 5g/ml, hemokonsentrasi darah 40%, BMR -8%.
j. TERAPI
Testosteron siprionat (im) 200 mg tiap 2 minggu
Fluoxymestron 10 mg setiap hari
TSH 500 mg per hari
ANALISA DATA
Tgl/
Jam
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
S : pasien mengatakan
kesulitan BAB, mual
muntah tiap habis makan
O : BAB Ox/ hari, bising
usus tidak terdengar, BMR
-8%, kadar TSH 5g/ml, .
Konstipasi
Menurunnya BMR
Diagnosa Keperawatan :
1. Konstipasi berhubungan dengan penurunan BMR
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan defisiensi perubahan bentuk dan fungsi tubuh
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan
Rasional
Nama
perawat/
Mahasiswa
Konstipasi
berhubungan dengan
penurunan BMR
Tujuan :
Klien tidak mengalami
ganggguan eliminasi
dalam waktu 2x24 jam.
Kriteria Hasil :
Defekasi normal, tidak
distensi abdomen.
Intervensi :
1.
Monitor adanya
bising usus .
2.
Dorong
peningkatan asupan
cairan
3.
Berikan makanan
yang kaya akan serat
4.
Ajarkan kepada
klien, tentang jenis
-jenis makanan yang
banyak mengandung
air
5.
Mengetahui adanya
gerakan usus
Pantau fungsi
Meminimalkan
kehilangan panas
Meningkatkan massa
feses frekuensi BAB
Untuk peningkatan
asupan cairan kepada
pasien agar feses
tidak keras
usus
6.
Dorong klien
untuk meningkatkan
mobilisasi dalam batasbatas toleransi latihan
7.
Kolaborasi :
untuk pemberian obat
pencahar dan enema
Memungkinkan
deteksi konstipasi
dan pemulihan
kepada pola defekasi
yang normal
Meningkatkan
evakuasi feses
bila diperlukan
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi
terpenuhi dalam waktu
5x24 jam .
Nutrisi kurang dari
Kriteria Hasil :
Untuk
mengencerkan feses
kebutuhan
berhubungan dengan
mual muntah
Mengurangi distensi
abdomen
perawatan.
4. Berikan cairan melalui
Memenuhikebutuhan
nutrisi
program sampai pasien Mengetahui
keseimbangan nutrisi
toleran dengan intake
sesuai kebutuhan
secara oral.
5. Pantau atau timbang
Mempertahankan
berat badan setiap hari. status nutrisi yang
adekuat
intravena sesuai
Gangguan citra
tubuh berhubungan
dengan perubahan
bentuk tubuh dan
fungsi tubuh
Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 5x24 jam, klien
memiliki kembali citra
tubuh yang positif dan
harga diri yang tinggi.
Kriteria Hasil :
Melakukan kegiatan
penerimaan, penampilan
misalnya kerapian
pakaian, postur tubuh,
pola makan kehadiran
diri.
Intervensi :
1. Dorong pasien untuk
mengekpresikan
perasaannya.
Mengetahui
perubahan berat
badan
3. Tingkatkan
komunikasi terbuka,
menghindari kritik/
penilaian tentang
prilaku klien.
4. Berikan kesempatan
Membantu klien
untuk memahami
area program
sehingga salah
pemahaman tidak
terjadi.
Sebagai problem
solving
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Tgl/Jam
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Diagnosa 1
1. Memonitor adanya bising usus .
2. Memberikan minum 2500/hari
3. memberikan makanan yang kaya akan
Diagnosa 2
1. Berikan puasa kepada pasien hingga
bising usus positif dan ada flatus.
2. Memberikan makanan porsi kecil tapi
sering.
3. Memantau masukan makanan selama
perawatan.
4. Memberikan cairan melalui intravena
sesuai program sampai pasien toleran
dengan intake secara oral.
5. Menimbang berat badan setiap hari.
Diagnose 3
a. Mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya.
b. Mendorong klien untuk meningkatkan
proses koping terhadap orang lain.
c. Mendorong klien untuk berbagi rasa
dengan individu yang mengalami
pengalaman yang sama.
d. Membantu klien dalam aktivitas
perawatan diri dengan melibatkan
keluarga.
e. Membantu klien untuk dapat terlibat
dalam aktivitas perawatan diri.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Hipopituitarisme adalah satu atau lebih hormon hipofise anterior yang disebabkan oleh
macam macam kelainan antara lain nekrosis, hipofisis post partum (penyakit shecan), nekrosis
karena meningitis basalis trauma tengkorak, hipertensi maligna, arterosklerosis serebri, tumor
granulema. Adapun manifestasi klinis dari hipopituitarisme merupakan gabungan pengaruh
metabolik akibat berkurangnya sekresi masing-masing hormon hipofisis anterior. Sindrom klinis
yang diakibatkan oleh hipopituitarisme pada anak dan orang dewasa berbeda.
Pasien dengan hipopituitarisme, selain memiliki tingkat hormon basal yang rendah juga tidak
merespon pemberian hormon perangsang sekresi, sehingga pengobatan hipopituitarisme
mencakup penggantian hormon-hormon yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Bagnara,Turnor.1998. Endokrinologi Umum.Yogyakarta: Airlangga University.
Corwin,Elizabeth.J.1997.Buku Saku Patologi 2. Jakarta : EGC.
C.Long, Barbara.1996. Perawatan Medikal Bedah Edisi 3. Bandung: Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan.