Disusun oleh:
Caroline Oktarina
1006684182
Siti Sarah
0806324513
Narasumber
dr. Jaya Ariheryanto Efendi, SpA
BAB I
ILUSTRASI KASUS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kejang terjadi akibat adanya aktivitas abnormal pada neuron di otak. International
Classification of Epileptic Seizure membagi kejang menjadi kejang fokal dan umum. Kejang
fokal hanya melibatkan sebagian hemisfer sedangkan kejang umum keduanya.1
Mekanisme Kejang
Patofisiologi epilepsi terdiri dari 4 proses, yaitu1
1. Etiologi
Etiologi dapat beragam, mulai dari tumor otak, stroke, mutasi gen dan lainnya
2. Epileptogenesis
Stimulasi berulang pada otak dapat mengaktivasi reseptor glutamate metabotropic dan
ionotropic, reseptor tropomyosin-related kinase B dan neurotropin-4. Akivasi ini
meningkatkan kadar kalsium intraneural sehingga mengaktivasi calcium calmodulindependent protein kinase dan kalsineurin. Pada akhirnya terjadi ekspresi gen
epileptogenik terikat kalsium yang menyebabkan eksitasi neuron.
3. Peningkatan eksitabilitas
Pada kondisi ini terjadi gangguan inhibisi fase setelah hiperpolarisasi sehingga
neuron-neuron teraktivasi pada saat yang sama dengan kecepatan yang sama dan
mengakibatkan terjadinya fokus kejang.
4. Jejas neuronal
Jejas neuronal terjadi pada kejang yang berkepanjangan, bermanifestasi sebagai
pembengkakan hipokampus pada fase akut atau atrofi pada fase kronik.
Pemberian diazepam per rektal di rumah maksimal 2 kali dengan dosis 0,5-0,75
mg/kg
Jika belum berhenti, pemberian diazepam intravena di rumah sakit dengan dosis 0,3-
Tatalaksana lanjut
bebas kejang selama minimal 2 tahun dan pada EEG tidak ditemukan kelainan. Penghentian
terapi juga dilakukan secara bertahap selama 3-6 bulan untuk mencegah relaps.1
Pembedahan dipertimbangkan jika pasien sudah diterapi dengan 3 obat anti epilepsy dan
gagal setelah 2 tahun diobati.
BAB III
DISKUSI
DAFTAR PUSTAKA
1. Mikati MA. Seizures in Childhood. In: Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed.
Philadelphia: Elsevier Sauders; 2011.
2. Swaiman KF, Ashwal S, Ferriero DM, Schor NF. Swaimans Pediatric Neurology. 5th
ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012.
3. IDAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta; 2006.