Anda di halaman 1dari 85

PIP UNTAD: KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

MENGAPA LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI OBYEK


KAJIANNYA?
1. Kondisi Lingk.hidup di Sulteng yang relatif rusak
terutama lingk. Hidup fisik;
2. Kondisi Lingk. Hidup Sosial budaya yang relatif
heterogen, baik etnis , adat istiadat maupun agama.
3. Kondisi lingk pemukiman yang terpencar-pencar
(Pantai,pedalaman,pegunungan .
4. Mempunyai keanekargaman hayati yang khas.

Lingkungan Hidup adalah

kesatuan ruang dan semua benda,


daya, dan mahluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi
kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan
manusia
dan
mahluk
hidup
lainnya.

MEKANISME DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN


MATAKULIAH KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PERMUKIMAN
SEBAGAI POLA ILMIAH POKOK (PIP)
UNIVERSITAS TADULAKO

LINGKUNGAN
LH. SOSIAL
SUB SISTEM
FISIK
KIMIA
BIOLOGIS

LH. ALAM
(EKOSISTEM)

SUB SISTEM
JLH. PdK
BUDAYA
PENDAPATAN

SUB SISTEM
PENGETAHUAN
TEKNOLOGI
INFRA STRUKTUR

LH. BINAAN
(TEKNOSISTEM)

LINGKUNGAN HIDUP
SMBR DAYA MANUSIA
(SDM)

SMBR KEKAYAAN ALAM


(SKA)

SMBR DAYA ALAM (SDA)

PENDIDIKAN

Pemimpin

PELATIHAN

Pemikir

Tenaga
Ahli

Pengusaha

Spesialis

Karyawan

Mekanik

Dll

Dll

PENGALAMAN

Mendukung
&
melengkapi
Pendidikan
& Pelatihan

SKA/SDA
TERBARUKA
N
Pertanian
(Tan. Pangan,
Horti)

SKA/SDA
TAK
TERBARUKA
N

Logam :
(EMas, Perak,
Nikel dll)

Perikanan
(darat &
kelautan)

Non Logam
( Bt. Bara,
Zeolit, Kapur
dll)

Kehutanan
(Kayu & Non

Matahari

Pertambanga
n

Perkebunan
(T. setahun & T.
Tahunan)

Peternakan
(Unggas 7 Non
Unggas)

SKA/SDA
RLTF
PERMANEN

Minyak & Gas


( Gas bumi,
Gas Cair,
minya, dll)

Air
Udara
Tanah

PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP


HASIL
HUTAN,
LAUT,
PERIKANAN,
PERTAMBANGAN,
DAN
PERTANIAN, MEMBERIKAN KONTRIBUSI 24,8 % DARI PDB
NASIONAL DAN MENYERAP 45 % TENAGA KERJA DARI TOTAL
ANGKATAN KERJA, AKIBATNYA MEMICU POLA PRODUKSI DAN
KONSUMSI YANG AGRESIF EKSPLOITATIF DAN EKSPANSIF
SEHINGGA FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP SEMAKIN MENURUN.
1. MENURUNNYA KONDISI HUTAN DI INDONESIA
2. KERUSAKAN DAS
3. EKOSISTEM PESISIRAN/LAUT SEMAKIN RUSAK
4. CITRA PERTAMBANGAN YANG MERUSAK LINGKUNGAN
5. PENCEMARAN AIR SEMAKIN MENINGKAT
6. KUALITAS UDARA YANG SEMAKIN MENURUN
7.TINGGINYA ANCAMAN TERHADAP KE ANEKARAGAMAN HAYATI.

KETERKAITAN MASALAH LINGKUNGAN

PENCEMARAN UDARA

PENURUNAN
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
Perusakan habitat
Kepunahan spesies

Perubahan cuaca global


Perusakan lapisan ozon
Hujan asam

Pencemaran
udara
daerah urban
dll

PENCEMARAN AIR

Pengendapan
Bahan kimia beracun
Bahan biologis
Tumpahan minyak
Pencemaran panas
dll

MASALAH
UTAMA
LINGKUNGAN

PENURUNAN KETERSEDIAAN PANGAN


Perusakan dan pengurangan luas lahan
pertanian
Penurunan air tanah
Penggurunan
Erosi tanah
Pemiskinan zat hara
Penggaraman tanah
Penangkapan ikan yang berlebihan
dll

PENURUNAN KETERSEDIAAN SUMBER


DAYA ALAM LAINNYA
Energi Bahan Bakar
PRODUKSI LIMBAH
Limbah padat
Bahan berbahaya &
beracun

Mineral tidak terbaharui

Daya dukung lingkungan dapat didefinisikan


sebagai :
Jumlah maksimum organisme yang kehidupannya
dapat didukung oleh suatu lingkungan (lokal,
regional, global) dalam suatu kurun waktu
tertentu.
1. Untuk dapat bertahan hidup di Bumi ini, keberadaan
manusia tidak boleh melampaui batas daya dukung
lingkungannya.
2. Daya dukung dapat bevariasi, bergantung kepada :
a. Lokasi
b. Waktu
c. Jenis teknologi yang digunakan dalam memanfaatkan
sumber daya alam dan dalam menanggapi masalah
lingkungan akibat pertumbuhan populasi dan
pemanfaatan sumber daya alam .

MODEL INTERAKSI TIGA FAKTOR YANG MENENTUKAN DAMPAK


LINGKUNGAN
Jumlah
Penduduk

Jumlah unit SDA


yang digunakan
per orang

Degradasi
pencemaran per
SDA yg
digunakan

Dampak
lingkungan

Negara Sedang Berkembang (Masalah Overpopulasi) :


Jumlah penduduk
banyak

Konsumsi SDA
per orang
rendah

Degradasi &
pencemaran per
SDA yg
digunakan
rendah

Kerusakan
Lingkungan Besar

Negara Maju Industri (Masalah Overkonsumsi) :


Jumlah Penduduk
Sedikit

Konsumsi SDA
per orang tinggi

Degradasi &
pencemaran per
SDA yg
digunakan
tinggi

Kerusakan
Lingkungan
Besar

Daya Dukung Lingkungan


Apa Itu Pembangunan Berkelanjutan yang
Berwawasan Lingkungan (PBBL) ?
Pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masa
sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsep ini mempertimbangkan keseimbangan
antara kepentingan ekonomi, ekologi (lingkungan
hidup & sumber daya alam) dan sosial budaya
dalam setiap pengambilan keputusan.

Konsep PBBL :
EKONOMI
- Pertumbuhan
- Pemerataan
- Eko-efisiensi
- Stabilitas

SOSIAL BUDAYA :
- Pengentasan kemiskinan
- Pemberdayaan masyarakat
- Peran serta masyarakat
- Pembinaan kelembagaan

LH/ SDA :
- Pengelolaan LH/SDA
- Pelestarian LH/SDA
- Pencegahan pencemaran &
perusakan LH/SDA

MENGATASI PERMASALAHAN LINGKUNGAN


1. Analisis Ilmiah: mengumpulkan informasi & melakukan penelitian untuk
membuat model yang menjelaskan kejadian dan meramalkan kejadian yang
akan datang.
Contoh : meramalkan perubahan cuaca global
2. Analisis resiko : menganalisis dan memperkirakan pengaruh potensial dari
suatu aksi atau kegiatan.
Contoh : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
3. Pendidikan Masyarakat : mensosialisasikan informasi tentang permasalahan,
berikut alternatif pemecahannya.
Contoh : penyuluhan, iklan layanan masyarakat, pendidikan di sekolah
4. Penentuan kebijakan : Peran serta masyarakat dalam menentukan kebijakan
dengan melakukan kontrol terhadap keadaan lingkungan sebagai akibat
pembangunan.
Contoh : peran LSM & masyarakat umum
5. Pemantauan : memantau kegiatan yang dilakukan di lapangan; melihat dan
menilai apakah masalah telah terselesaikan dan memperbaiki permodelan
atas
masalah tersebut.
Contoh : peran lembaga pemerintah. LSM (kasus Freeport, Indorayon)

Beberapa prinsip untuk bekerja dengan Bumi

Mempertahankan Bumi dalam keadaan seperti semula atau lebih baik


Tidak mengambil lebih dari yang diperlukan
Tidak merusak kehidupan, air, udara, dan tanah
Menjaga keberlanjutan dari keanekaragaman hayati
Tidak menghamburkan sumber daya alam
Tidak membuang pencemar ke dalam lingkungan dalam laju yang
tidak dapat dinetralisir secara alami oleh lingkungan
Mencegah pencemaran dan mengurangi limbah
Memperlambat laju pertumbuhan populasi
Mengupayakan pengentasan kemiskinan

KONSEP PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP

UNDANG -UNDANG RI NO. 32 TAHUN 2009


TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ADALAH UPAYA TERPADU
UNTUK MELESTARIKAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP YANG
MELIPUTI
KEBIJAKSANAAN,
PENATAAN,
PEMANFAATAN,
PENGEMBANGAN, PEMELIHARAAN, PEMULIHAN, PENGAWASAN, DAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP.
(BAB II, PASAL 3 MENYATAKAN BAHWA:
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
HIDUP
BERTUJUAN
UNTUK
MEWUJUDKAN PEMBAGUNAN BERKELANJUTAN YANG BERWAWASAN
LINGKUNGAN HIDUP.

PEMBANGUNAN
MEMANFAATKAN
SECARA
TERUSMENERUS SUMBER DAYA ALAM GUNA KESEJAHTERAAN
DAN
MUTU
HIDUP
RAKYAT.
SEMENTARA
ITU,
KETERSEDIAAN SDA TERBATAS DAN TIDAK MERATA, BAIK
JUMLAH DAN KUALITAS, SEDANGKAN PERMINTAAN AKAN
SDA MENINGKAT AKIBAT. DI PIHAK LAIN, DAYA DUKUNG
L.H TERGANGGU DAN DAYA TAMPUNG L.H . HAL INI
MENGANDUNG RESIKO PENCEMARAN DAN PERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP. HAL INI AKAN MERUPAKAN BEBAN
SOSIAL,
YANG
PADA
AKHIRNYA
MASYARAKAT
DAN
PEMERINTAH HARUS MENANGGUNG BIAYA PEMULIHANNYA.
MAKIN MENINGKATNYA UPAYA PEMBANGUNAN MENYEBABKAN
AKAN MAKIN MENINGKAT
DAMPAKNYA TERHADAP
LINGKUNGAN HIDUP.
KEADAAN INI MENDORONG MAKIN
DIPERLUKANNYA
UPAYA
PENGENDALIAN
DAMPAK
LINGKUNGAN HIDUP SEHINGGA RESIKO TERHADAP
LINGKUNGAN HIDUP DAPAT DITEKAN SEKECIL MUNGKIN.

MENGAPA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


DIPERLUKAN?
DI SATU PIHAK, KEGIATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
MEMBERIKAN MANFAAT BAGI KITA.
NAMUN, DI PIHAK
LAINNYA,
PEMBANGUNAN
JUGA
MENGAKIBATKAN
PERUBAHAN TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KETERSEDIAAN SUMBER DAYA ALAM.
KARENA DAMPAK YANG BEGITU BESAR DARI KEGIATAN
PEMBANGUNAN, MAKA PERLU DILAKUKAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN AGAR:
PEMBANGUNAN
DAPAT
TERLAKSANA
DENGAN
BERKELANJUTAN.
LINGKUNGAN DAPAT TERUS MENYEDIAKAN SUMBER DAYA
DAN KONDISI YANG DIPERLUKAN OLEH MAKHLUK HIDUP.

JADIKAN ALAM RUMAH KITA ( ECOSOFIS) .

KEARIFAN MENJAGA DAN MERAWAT ALAM SEBAGAI RUMAH


PROBLEMNYA : Alam milik bersama, tidak ada yang
bertangung jawab, tidak ada yang merasa memiliki, Wilayah
tidak bertuan. Jadi rebutan untuk dieksploitasi, ada alienasi/
jarak,
ada
kecenderungan
kuat
ntuk
mengubah/
mengexploitasi yang alamiah untuk mengatasi keterbataan
hidup dan meningkatkan nilai tambah

ALAM SEBAGAI MILIK PRIBADI

MASALAH ADALAH KARENA MILIK PRIBADI MAKA MENGADUNG


PIKRAN-PIKRAN KAPTALIS.

RUMAH DALAM ATRIAN SEBENARNYA.

ADA HUBUNGAN KETERGANTUNGAN TIMBAL BALIK, HARUS SALING


MELINDUNI, MAHHARUS DIJAGA DAN DIRAWAT KARENA MELINDUNGI
PENGHUNI.
TEMPAT KEHDUPAN DALAM ARTI YANG SEUAS-LUASNYA, TERDAPAT
AKTUALSASI DII DALAM SEGALA DIMENSI (AKFITAS SOSIAL,
POLITIK, EKONOMI, KULTURAL FISIK, KEAMANAN DAN ECOLOGI)

IMPLEMENTASI
1. KEBIJAKAN :
PENGATURAN DAN PERUBAHAN FUNGSI ALAM
(RUMAH), PRODUKSI (EKONOMI)/DAPUR), REKREASI, SOSIAL
KULTURAL, KONSERVASI, KEADAAN PENGELOLAAN LIMBAH (TOILET)
TIDAK BOLEH ADA TUMPANG TINDIH FUNGSI.
2.
MENIADAKAN/MEMINIMKAN
KERUSAKAN/PENCEMARAN
EKOLOGIS KARENA AKAN TERJADI KEKACAUAN, PANAS GLOBAL,
EROSI PENGENDALIAN, LAHAN KRITIS, BANJIR, LONGSOR, DAN
KEBAKARAN.
3. PERLU ADA RESTITUSI/KOMPENSASI
4. PERLU ADA KONSERVASI : MEMPERTAHANKAN, MERAWAT DAN
MEREPARASI.
GERAKAN MENJADI MAKHLUK EKOLOGIS
1. POLA HIDUP DAN PERILAKU INDIVIDU, KEMABALI KE ALAM,
MENGATUR DAN MENATA HIDUP LESTARI DAN SELARAS DENGAN
ALAM SEBAGAI MAKHLUK EKOLOGIS
2. GAYA/POLA HIDUP BERSAMA: SEBISA MUNGKIN MENGHINDARI
YANG ARTIFISIAL (REKAYASA), MENGKONSUMSI YANG ALAMIAH
SAJA.
3. MENOLAK SETIAP KEBIJAKAN YANG TIDAK EKOLOGIS/EKOSAFIS,
BUKAN BERARTI ANTI PEMBANGUNAN.
4. BANYAK MASALAH LINGK. HIDUP TIDAK DIKETAHUI AWAM.

MENGAPA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN DIPERLUKAN

DAMPAK YANG BEGITU BESAR


AGAR :
1.Pembangunan dapat terlaksana dengan berkelanjutan
2.Lingkungan dapat terus menyediakan sumber daya dan kondisi yang diperlukan oleh
makhluk hidup

Apa saja yang dilakukan mahasiswa di lokasi kkn


1.Pengembangan informasi lingkungan melalui:
-Penyebarluasan informasi tentang penting/manfaat lingkungan hidup bagi
kehidupan manusia, baik melalui penyuluhan, diskusi, papan informasi
lingkungan ditempat strategis, melalui media massa
2.Peningkatan Peran masyarakat:
-Pelatihan lingkungan bagi kelompok-kelompok masyarakat (Generasi muda,
tokoh masyarakat)
-Pembentukan kelompok pencinta lingkungan
3.Pengendalian Dampak Lingkungan
-Penghijauan
-Kebersihan lingkungan
-Bersih Pantai
-Perbaikan tanggul pantai

Hasil-hasil catatan Konsep


1. Perhatikan kearifan lokal, galang budaya antar daerah berdasarkan
kemanusian.
2. Ikut membantu menghilangkan pernyataan berbagai pihak yang
meresahkan masyarakat
3. Perlu diperhatikan aspirasi dari bawah dan menghargai
kesepakatan tingkat lokal.
4. Materi kebencanaan dan kearifan lokal perlu dimasukkan dalam
bahan pengajaran (kurikulum pendidikan).
5. Untuk pengelolaan pembangunan berkelanjutan diperlukan : kebijakan
kependudukan, Pembangunan. Kualitas penduduk artinya pembangunan otak
yang menghasilkan jasa bukan resourses.
6. Eko efisiensi mind, efektif.
7. Kebijakan good governent./ pertanggungjawaban.
8. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Keberlanjutan.

Menyorot Kebijakan Pemerintah


yang Berprespektif Lingkungan
dan Menjamin Ketahanan
Pangan

Kebijakan Pemerintah yg Berorientasi


Kepada Pelestarian Lingkungan Hidup:

UU No. 23 Tahun 1997 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup


UU No. 41 Tahun 1999 ttg Kehutanan
UU No. 24 Tahun 2007 ttg Penanggulangan Bencana
Kepres No. 32 Tahun 1990 ttg Pengelolaan Kawasan
Lindung
PP No. 28 Tahun 2004 ttg Keamanan, Mutu, dan Gizi
Pangan.
Kepmenkes No. 722/MenKes/Per/IX/1988 dan No.
1168/MenKes/PER/X/1999 tentang bahan tambahan
pangan yang dilarang penggunaannya.
Permeneg LH No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana/
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL
Dll.

Permasalahan Lingkungan

Perubahan fungsi kawasan hutan, bahkan kawasan lindung,


menjadi lahan pertanian, permukiman dan prasarana umum
Sistem pertanian yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi tanah
Pertambangan yang tidak terkontrol dan belum berpihak kepada
rakyat
Penangkapan ikan yang menggunakan bom/racun sianida
Kurangnya sistem sanitasi lingkungan seperti penyedaiaan air
bersih, drainase dan lain-lain
Pencemaran lingkungan oleh industri, bengkel dan kegiatan usaha
lain
Sistem pengelolaan TPA yang tidak sesuai SOP
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam
pengelolaan lingkungan
Kurangnya upaya-upaya pengelolaan dan penyehatan lingkungan
Dampak dari bencana alam
Pengaruh
global
yang
diakibatkan
oleh
pemanasan
global/perubahan iklim
Dll.

Pengertian Bencana
UU RI No. 24 Tahun 2007:

Bencana: peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempabumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
Bencana nonalam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Sumber-sumber bencana
Letusan gunungapi
Gempabumi
Banjir lahar
Banjir lava
Banjir air
Angin topan
Gelombang pasang/tsunami
Tanah longsor
Kebakaran
Kekeringan
Kelaparan
Hama tanaman
Wabah penyakit
(Dirjen Pemerintahan Umum)

Posisi Sulawesi Tengah


Termasuk

7 provinsi
yang rawan bencana

Termasuk

5 provinsi
yang rawan pangan?

Disaster Preparedness, Awareness, Mitigation and Management Program

Angin topan
Badai tropis
Gelombang pasang

Kegiatan manusia

Proses Eksogen
(Atmosfir;
Hidrosfir)
Gejala Alam

Erosi, Longsor
Abrasi, Sedimentasi, Banjir

Bencana Alam

Proses Endogen
(magma)

Tsunami
Gempabumi
Letusan gunungapi

Degradasi
lingkungan
Korban Manusia,
harta benda dan
ketahanan
pangan

Proses Alam

Komponen Lingkungan
Fisik-kimia
Keanekaragaman

Hayati/Biologi
Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi
Kesehatan Masyarakat
Komponen-komponen tsb saling terkait

Peta Tektonik P. Sulawesi


SESAR/PATAHAN
SEBAGAI PEMICU
GEMPA
Salah satu
sumber bencana

Kerusakan akibat tsunami


bisa saja lebih besar
dibandingkan akibat
langsung dari getaran
gempa itu sendiri

AKIBAT GEMPA DAN TSUNAMI TAMBU 15-8-68


Batang Pohon

Pembibitan
mangrove

Desa Kambayang

PERMUKIMAN DAN BEKAS SAWAH DIJADIKAN TAMBAK PASCA


TSUNAMI, TONGOLOBIBI 1 JANUARI 1996

S. Wombo = S. Pantoloan

Sistem perkebunan
yang memicu etol

Sungai
Wombo

Pemandangan yang kontras: bukit kering dan sawah yang hijau, Desa Wombo
- Degradasi lahan
- Penurunan kualitas air

Berkebun di Lereng Terjal


Memicu Erosi dan Longsor

Marana

Pangalaseang

Kegiatan Pemicu Erosi, Longsor,


Sedimentasi dan Banjir

Merusak lahan, permukiman, dan


prasarana umum
Mengganggu transportasi dan
distribusi pangan,

Longsor di ruas jalan Tawaili Toboli (awal 2004) akibat hujan deras,
Desa Nupabomba Kec. Tawaili

Longsor: Kalora ke Tipo

Material longsoran dari Desa Kalora, Kec. Marawola ke


Kel. Tipo Kec. Palu Barat (Awal Maret 2002)

Longsor tebing S. Tibo


karena banjir: merusak
lahan kebun.
Setiap banjir cadangan sirtukil bertambah
(hasil erosi dan longsor di hulu)

Tambang Galian C
Tambang sirtu di S. Taipa Kel. Taipa berlangsung sejak 1972. Masa operasi
PT. Rasma Mulia juga telah berlangsung lama, telah memberi kontribusi
PAD bagi daerah ini (Sulteng, Donggala dan Palu), menyerap tenaga kerja
lokal, bantuan-bantuan sosek bagi kegiatan masyarakat dan pemb.
Kel./desa setempat. Namun demikian, aktivitasnya juga telah menimbulkan
dampak negatif: dasar sungai dalam dan lebar, lahan kebun terkikis dan
prasarana terancam.

Jembatan Taipa

Jembatan
Guntarano-Bale

masing-masing bronjong pelindung tiang tengahnya


tergantung

Pembuatan batubata di Mpanau,


penggalian tdk teratur dan merusak
persawahan

Tambang Emas di Tg. Manimbaya (Desa Walandano)


Terdapat
ratusan
lubang
tambang

Merusak lahan dan menurunkan kualitas air

Tambang Emas di Tg. Manimbaya (Desa Malei dan Desa Kamonji)

Merusak lahan kebun dan menurunkan kualitas air

Sabang, Kec. Damsol

Malonas,
Kec. Damsol
Sioyong, Kec. Damsol

Beberapa aktivitas pengambilan karang,


merusak habitat biota laut

Logging di S. Kata dan S. Tibo, Desa Tibo Kec. Sindue.

Memicu banjir dan longsor

Terjadi degradasi: lahan/hutan dan kualitas air


sebagai sumber pangan

Desa Bangga, 6 Juni


2005

Merusak lahan kebun/sawah


dan prasarana umum

Desa Simoro, 6 Juni 2005

Banjir Sibalaya 4 Juni 2005


(Foto: 6 Juni 2005)
Mengeringkan persawahan di
Dolo dan Sigi Biromaru

Irigasi Gumbasa kering

Sampah di
Jl. Jabal Nur, Talise:
- Mencelakakan
- Merusak estetika
- Sumber penyakit
Mana tindakan dari
pemerintah?

Sampah di kawasan mangrove Desa


Kabonga Besar Kec. Banawa,
menurunkan kualitas air laut

Limbah Bengkel
Kegiatan
perbengkelan
mencapai 298. Menyerap
tenaga Kerja
Menimbulakan
kebisingan, polusi udara
serta pencemaran tanah
dan air.

Pendangkalan muara-muara
sungai di Teluk Palu
Mengurangi

unsur-unsur hara di muara


sungai yang merupakan makanan ikan di
sekitar muara
Muara menjadi dangkal, membahayakan
kapal dan perahu yang lewat di sekitarnya
dan mematikan terumbu karang.

Abrasi Pantai
Mengubah

garis pantai
Merusak
prasarana
transportasi,
Jaringan
listrik,
jaringan air
bersih,
lahan dan
pemukiman.

Abrasi pantai di Lembasada Desa Tolongano.


Mengikis kebun masyarakat

Penambangan Karang

Terumbu karang merupakan salah


satu jenis biota laut
Terumbu karang mempunyai fungsi
sebagai tempat hidup bagi banyak
jenis ikan dan dapat melindungi
pantai dari abrasi
Beberapa warga Kota Palu di sekitar
pantai Talise, Tondo dan Pantoloan
melakukan pengambilan karang di
laut untuk sesuap nasi dan tidak ada
pekerjaan lain
Merugikan nelayan karena ikan
berkurang.

Penambangan Emas di
Poboya
Banyak dijumpai lubang-lubang
tambang.
Merusak kualitas air terutama
jika menggunakan merkuri.

Warga Kota Palu dan sekitarnya panik dan mengungsi


ketika terjadi gempa Bora pada 24-1-2005

Pengungsi sangat memerlukan


makan dan minum (UU No. 24/2007)

Banjir terakhir yang cukup besar


menimpa DAS Palu, yang bagian
hilirnya adalah wilayah Kota Palu,
adalah yang terjadi pada 6 8 Mei
2007. Meskipun tidak ada korban
jiwa yang ditimbulkan, namun harta
benda (sawah, kebun, rumah, dll)
milik penduduk dan prasarana umum
banyak yang hancur.

Pemanasan Global

Efek Rumah Kaca Alami di Bumi


Pembukaan hutan, pembakaran
bahan fosil dalam industri,
kendaraan
bermotor,
pembangkit listrik, dsb.
Emisi
berbagai
gas
dari
kegiatan
industri
termasuk
penggunaan dan pembuatan
CFC.

Dampak Pemanasan Global


Naiknya

permukaan laut
(es di kutub mencair),
Gangguan ekologis,
Perubahan iklim,
Gangguan keamanan
pangan,
Dampak sosial dan
politik.

BMG

Perubahan iklim berdampak pada:


Perubahan

musim yang
tidak teratur.
Transportasi dan
telekomunikasi terganggu.

Gelombang Pasang

Gelombang atau ombak di laut dibangkitkan oleh angin.


Makin kencang anginnya makin besar pula tinggi
gelombangnya.
Daya rusak gelombang pasang bisa lebih dahsyat
dibanding gelombang tsunami dengan tinggi gelombang
yang sama
Di Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu, gelombang
pasang juga biasa terjadi di wilayah ini dan merusak
prasarana umum serta permukiman dan harta
masyrakat, terutama harta nelayan.
Gelombang yang merusak ini biasa terjadi di pantai Selat
Makassar, Teluk Tomini, bahkan Teluk Palu.

Sangat merusak. Distribusi pangan dan


energi melalui laut terganggu.

BMG

BMG

BMG

Boraks dan formalin sebagai


bahan tambahan pangan
Bahan

tambahan pangan sangat


berpengaruh terhadap kualitas suatu
makanan.
Karenanya, peredaran dan pengguaannya
memerlukan pengawasan.

Bahan tambahan pangan

Salah satu hambatan bagi produsen makanan dalam


mengelola usahanya adalah sifat makanan yang
seringkali mudah rusak atau tidak tahan lama.
Kerusakan ini sebagian besar disebabkan oleh adanya
mikroorganisme yang menggunakan bahan makanan
tersebut sebagai media tumbuh dan berkembang biak.
Akibatnya, banyak produsen makanan menggunakan
bahan pengawet untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme tersebut.
Sayangnya, seringkali produsen karena ketidaktahuan
atau alasan ekonomi menggunakan bahan pengawet
yang dilarang oleh pemerintah dan mengabaikan faktor
keamanan makanan.

Boraks dan Formalin


Boraks

Formalin

Boraks

Salah satu bahan tambahan pangan yang dilarang penggunaannya


adalah asam borat dan garam natrium tetraborat (boraks).
Produsen makanan sering menggunakannya boraks sebagai bahan
pengawet, khususnya pada bakso, krupuk, pempek, pisang molen,
pangsit, tahu, dan bakmi. Di pasaran boraks dikenal dengan nama
piges.
Tujuan penambahan boraks pada proses pengolahan makanan
adalah untuk meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, memberikan
rasa gurih dan kepadatan terutama pada jenis makanan yang
mengandung pati.
Hasil penelitian di Palembang menunjukkan bahwa 70% sampel
bakso positif mengandung boraks.
Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap
organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ
tubuh. Ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh
dibandingkan dengan organ yang lain.

Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorbsi boraks dalam waktu


lama. Akibat yang timbul diantaranya anoreksia, berat badan turun,
muntah, diare, ruam kulit, alposia, anemia, dan konvulsi. Apabila
dikonsumsi secara terus menerus dapat mengganggu gerak
pencernaan usus, kelainan pada saraf, depresi, dan kekacauan
mental. Dalam jumlah serta dosis tertentu boraks bisa
mengakibatkan degradasi mental, serta rusaknya saluran
pencernaan, ginjal, hati, dan kulit
Gejala klinis keracunan boraks biasanya ditandai dengan:
Sakit perut sebelah atas atau (epigastrik), muntah dan mencret
Sakit kepala, gelisah.
Penyakit kulit berat (dermatitis).
Muka pucat dan kadang-kadang kulit kebiruan(cyanotis).
Sesak napas dan kegagalan sirkulasi darah.
Hilangnya cairan tubuh atau dehidrasi, ditandai dengan kulit kering dan
koma (pingsan).
Degenarasi lemak hati dan ginjal.
Otot-otot muka dan anggota badan bergetar di ikuti dengan kejang-kejang
Kadang-kadang tidak kencing (anuria) dan sakit kuning.
Tidak memiliki napsu makan(anoreksia), diare ringan dan sakit kepala.

Boraks (barie acid borax) biasanya digunakan dalam industri gelas,


pelicin porselin, alat pembersih, dan antiseptic. Kegunaan boraks
yang sebenarnya adalah sebagai zat antiseptic, obat pencuci
mata(barie acid 30%), salep (boorsalp) untuk menyembuhkan
penyakit kulit, salep untuk mengobati penyakit bibir (boraxglicerin)
dan pembasmi semut.
Apabila terjadi keracunan boraks lakukan tindakan sebagai berikut:
Apabila boraks tertelan atau terminum, bilas lambung dengan air hangat.
Berikan larutan pencahar yang mengandung garam(saline cathartics)
dengan 15 - 30 g sodium sulfat dalam air.
Berikan cairan infuse untuk mengurangi dehidrasi akibat muntah dan diare.
Atasi shock dengan oksigen, intrafenoer plasma, atau transfuse darah.
Apabila terjadi kejang-kejang, berikan obat barbiturak yang aksinya
pendek(short acting barbiburate)
Berikan obat-obat pencegah infeksi (antibiotik).
Bila perlu, berikan obat-obat analeptika, seperti caffeine sodium benzoate.
Pengobatan selanjutnya simptomatis untuk kerusakan kulit.
Sebaiknya, segera bawa kedokter terdekat.

Formalin
Formalin merupakan gas formaldehid yang tersedia dalam bentuk larutan 40%.
Bahan ini bisa diperoleh dengan mudah di took-toko kimia. Formalin bisa
berbentuk cairan bening, tidak berwarna, dan berbau menusuk, atau
berbentuk tablet dengan berat masing-masing 5 g.
Formalin adalah bahan pengawet yang digunakan dalam dunia kedokteran,
misalnya sebagai bahan pengawet mayat. Juga biasa digunakan untuk
mengawetkan hewan-hewan untuk keperluan penelitian.
Selain sebagai bahan pengawet, formalin juga memiliki fungsi lain sbb:
Zat antiseptic untuk membunuh mikroorganisme.
Desinfektan pada kandang ayam dan sebagainya.
Anti hidrolik (penghambat keluarnya keringat) sehingga sering dgunakan
sebagai bahan pembuat deodorant.
Bahan campuran dalam pembuat kertas tisu untuk toilet.
Bahan baku industri pembuatan lem playwood, resin, maupun tekstil.

Kesalahan fatal yang dilakukan oleh para produsen makanan


adalah menggunakan formalin sebagai bahan pengawet makanan.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi tentang formalin dan
bahannya, tingkat kesadaran kesehatan masyarakat yang masih
rendah, harga formalin yang sangat murah, dan mudahannya
didapat. Selain itu, formalin efektif digunakan sebagai pengawet
meski dalam jumlah sedikit.
Konsumen mau menerima bahan makanan yang mengandung
formalin karena ketidaktahuan mereka dan kecenderungan untuk
mendapatkan makanan yang murah dan awet. Selain itu, konsumen
belum bisa membedakan produk yang diawetkan dengan pengawet
pangan dengan produk yang diawetkan dengan formalin.
Efek samping penggunaan formalin tidak secara langsing akan
terlihat. Efek ini akan terlihat secara kumulatif, kecuali jika
seseorang mengalami keracuanan formalin dengan dosis tinggi.
Keracunan formalin bisa mengakibatkan iritasi lambung dan alergi.
Formalin juga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) dan
mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel). Dalam kadar yang
sangat tinggi formalin bisa menyebabkan kegagalan peredaran
darah yang bermuara pada kematian.

Efek akult penggunaan formalin:


Tenggorokan dan perut terasa terbakar, tenggorokan terasa sakit
untuk menelan;
Mual, muntah dan diare;
Mungkin terjadi pendarahan dan sakit perut yang hebat;
Sakit kepala dan hipotensi(tekanan darah rendah);
Kejang, tidak sadar hingga koma; dan
Kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, serta susuna saraf
pusat dan ginjal.
Efek kronis akibat penggunaan formalin:
Iritasi pada saluran pernapasan;
Muntah-muntah dan kepala pusing;
Rasa terbakar pada tenggorokan;
Penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada; dan
Bila dikonsumsi menahun dapat mengakibatkan kanker.

Ciri-ciri beberapa contoh bahan makanan yang menggunakan formalin sebagai bahan
pengawet.
Bakmi basah
Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar(25 C). Bertahan > 15 hari dalam lemari
es (suhu 10 C).
Bau formalin agak menyengat
Mi tampak lebih mengkilap dibandingkan dengan mi normal dan tidak lengket.
Tidak dikerubungi lalat.
Tekstur mi lebih kenyal.
Ayam potong
Tidak dikerubungi lalat
Dagingnya sedikit tegang (kaku)
Jika dosis formalin yang diberikan tinggi, maka akan tercium bau formalin.
Dalam uji klinis, jika daging ayam di masukkan dalam reagen maka akan muncul
gelembung gas.
Tahu, dengan kandungan formalin 0,5 1 ppm
Tidak rusak sampai 3 hari dalam suhu kamar (25 C). Bertahan > 15 hari dalam
lemari es(suhu 10 C).
Tekstur keras tetapi tidak padat.
Terasa kenyal jika ditekan (tahu tanpa formalin biasanya mudah hancur).
Bau formalin agak menyengat
Tidak dikerubungi lalat.

Bakso
Tidak rusak sampai 5 hari dalam suhu kamar (25 C)
Teksturnya sangat kenyal dan tidak dikerubungi lalat.
Ikan asin
Tidak rusak sampai > 1 bulan dalam suhu kamar (25 C)
Tampak bersih dan cerah
Tidak berbau khas ikan asin
Tekstur ikan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalamnya basah.
Tidak dikerubungi lalat dan baunya hampir netral (hampirl tidak lagi berbau
amis)
Ikan segar
Tidak rusak sampai 3 hari dalam suhu kamar (25 C).
Mata ikan merah, tetapi warna insang merah tua, bukan merah segar, dan
tidak cemerlang.
Warna daging putih bersih dengan tekstur kaku/kenyal.
Bau amis (spesifik ikan) berkurang, lendir pada kulit ikan hanya sedikit, dan
tercium bau seperti bau kaporit.
Tidak dikerubungi lalat.

Bahan Pengawet dan Pengenyal Alternatif


Beberapa bahan berikut bisa digunakan sebagai bahan pengawet
yang aman, untuk menggantikan formalin:
Asap

cair (liquid smoke)


Asam laktat kubis
Khitosan
Kepayang (pangium edale)
Karagenan
Karagenan adalah hasil ekstrasi rumput laut. Menghadapi fenomena
penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan tambahan makanan,
pemerintah berusaha mencarikan bahan pengganti. Karagenan yang
sudah lama digunakan sebagai bahan pengenyal dalam proses
pembuatan saus, susu kental manis dan es krim disosialisasikan
sebagai bahan pengganti boraks dalam proses pembuatan bakso, mi
ayam, maupun tahu.

TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai