Anda di halaman 1dari 219

DATA DAN ANALISA

RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033


KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

BAB VI
DATA DAN ANALISA
6.1

Gambaran Umum

6.1.1

Karakteristik Kabupaten Mojokerto

A.

Kondisi Fisik Dasar


1. Geografis
Wilayah Kabupaten Mojokerto terletak di antara 11120'13'' sampai dengan
11140'47'' bujur timur dan antara 718'35'' sampai dengan 747'' lintang selatan.
Secara geografis Kabupaten

Mojokerto tidak berbatasan dengan pantai, hanya

berbatasan dengan wilayah kabupaten lainnya:


Sebelah Utara

: Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik

Sebelah Timur

: Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan

Sebelah Selatan

: Kabupaten Malang

Sebelah Barat

: Kabupaten Jombang

2. Topografi
Topografi wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung cekung di tengah dan tinggi
di bagian selatan dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah pegunungan yang
subur, meliputi Kecamatan Pacet, Trawas, Gondang dan Jatirejo. Bagian tengah
merupakan wilayah daratan, sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan
kapur yang cenderung kurang subur.
Sekitar 30% dari seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto kemiringan tanahnya
lebih dari 15 derajat, sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran dengan tingkat
kemiringan lahan kurang dari 15 derajat.
Pada umumnya ketinggian wilayah kecamatan di Kabupaten Mojokerto rata-rata
berada <500 m di atas permukaan laut, dan hanya Kecamatan Pacet dan Trawas
merupakan daerah terluas yang memiliki daerah dengan ketinggian >700 m di
atas permukaan laut.
Secara administratif wilayah

Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 Kecamatan

dan 304 desa. Luas wilayah Kabupaten Mojokerto seluruhnya adalah 692,15 km2,
dimana wilayah Kecamatan Dawarblandong merupakan kecamatan dengan luas

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-1

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

wilayah terbesar. Sedangkan Kecamatan Ngoro dan Jetis mempunyai luas wilayah
terbesar kedua dan ketiga.
3. Iklim
Seperti wilayah lainnya di Indonesia, di Kabupaten Mojokerto hanya dikenal dua
musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Selama tahun 2011 jumlah
curah hujan lebih rendah dibandingkan jumlah curah hujan selama tahun 2010.
Selama tahun 2011 total curah hujan setahun dari 18 stasiun pengamat yang terdapat
di Kabupaten Mojokerto mencapai 1.398 mm, sedangkan tahun sebelumnya sebesar
2.859 mm. Jumlah hari hujan selama tahun 2011 mencapai 66 hari dan lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 139 hari.

Jumlah curah hujan

maupun hari hujan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2011 di sebagian besar
stasiun pengamat mengalami peningkatan. Setelah itu pada bulan Juni menurun dan
pada bulan Juli sampai bulan Oktober tidak terdapat hujan sama sekali yang berarti
waktunya musim kemarau. Pada bulan November mulai meningkat lagi sampai akhir
tahun. Hal ini disebabkan karena perubahan iklim yang tidak menentu
B.

Kondisi Fisik Binaan


Kondisi fisik binaan untuk Kabupaten Mojokerto terdiri dari beberapa faktor, antara

lain pola penggunaan lahan, karakteristk dan sebaran fasilitas, dan kondisi utilitas. Berikut
merupakan penjelasan dari factor-faktor tersebut.
1. Pola Penggunaan Lahan
Kabupaten Mojokerto memiliki luas lahan untuk usaha pertanian seluas 97.790
Ha, terdiri dari lahan sawah seluas 37.101 Ha dan lahan bukan sawah 60.689 Ha.
Terdapat lahan sawah berpengairan teknis seluas 21.314 Ha (57,45%). Sisanya adalah
lahan sawah berpengairan semi teknis, sederhana, dan tadah hujan.
Lahan bukan sawah meliputi pekarangan, bangunan dan halaman, tegal, kebun,
kolam, tebat/empang, hutan rakyat, hutan negara, perkebunan dan lainnya.
Penggunaan lahan bukan sawah terluas adalah hutan negara (47,63%), untuk
pekarangan bangunan dan halaman (24,14 %) dan untuk tegal/kebun (19,00 %),
berikut merupakan tabel penggunaan luas lahan pada Kabupaten Mojokerto.
Tabel 6.1 Penggunaan Luas Lahan Pada Kabupaten Mojokerto
No.
1
2

Kecamatan
Jatirejo
Gondang

Lahan
Sawah
2.178
2.237

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Luas Lahan (HA)


Lahan Non
Lahan Non
Sawah
Pertanian
178
5.466
879
3.161

Jumlah
7.822
6.277
VI-2

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Pacet
2.913
Trawas
777
Ngoro
1.295
Pungging
2.543
Kuterejo
2.660
Mojosari
1.559
Bangsal
1.506
Mojoanyar
1.491
Dlanggu
2.573
Puri
2.351
Trowulan
2.496
Sooko
1.269
Gedeg
1.635
Kemlagi
2.610
Jetis
2.601
Dawar blandong
2.434
2011
37.101
Jumlah
2010
37.101
total
2009
37.101
Sumber : Kabupaten Mojokerto dalam angka, 2012

761
1.400
3.380
750
99
180
145
225
63
63
344
94
29
908
1.323
2.696
13.517
13.517
13.517

8.166
3.695
8.807
1.249
1.338
930
878
644
909
1.102
1.588
980
788
2.190
2.761
22520
47.172
47.172
47.172

11.840
5.872
13.482
4.542
4.097
2.669
2.529
2.360
3.545
3.516
4.401
2.343
2.452
5.708
6.685
7.650
97.790
97.790
97.790

2. Karakteristik dan Sebaran Fasilitas


Kawasan permukiman merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang
digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian masyarakat
yang

berada

di

perkotaan

dan

perdesaan

Kabupaten

Mojokerto,

dengan

mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan diupayakan tidak melakukan


peralihan fungsi terhadap lahan pertanian teknis. Untuk wilayah permukiman yang
terdapat di Kabupaten Mojokerto sudah menyebar rata ke seluruh kecamatan yang ada
di Kabupaten Mojokerto itu sendiri, dengan terdiri dari permukiman yang terdapat di
wilayah perkotaan Kabupaten Mojokerto dan permukiman yang terdapat di wilayah
pedesaan Kabupaten Mojokerto.
3. Kondisi Utilitas
Kondisi utilitas yang terdapat di Kecamatan Sooko dapat dilihat pada jaringan
drainase, jaringan air bersih, sistem persampahan serta sistem sanitasi/ jaringan air
limbah.
a. Jaringan Drainase
Jaringan drainase yang terdapat di Kabupaten Mojokerto merupakan satu
kesatuan sistem jaringan drainase Kabupaten Mojokerto, karena dinamika
perubahan penggunaan lahan yang terjadi kiranya dimensi dan sistem
drainase yang ada pada saat ini perlu penyesuaian melalui penyempurnaan
sistem jaringan drainase yang terdapat pada desa-desa pusat perkotaan dan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-3

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

pada pusat permukiman.

Sarana

drainase yang terdapat di Kabupaten

Mojokerto masih kurang optimal dengan masih sering terjadinya wilayah


rawan banjir yang dikarenakan tidak adanya saluran tersendiri pada setiap
kawasan fungsional yang terhubung ke saluran primer, sehingga membebani
saluran wilayah permukiman.
Permasalahan timbulnya genangan bahkan banjir di musim hujan tidak
hanya disebabkan belum sempurnanya sistem sirkulasi drainase yang ada
namun

juga dapat diakibatkan

oleh

tersumbatnya

aliran

akibat

pembuangan sampah atau kurang sempurnanya tangkapan air bahkan


dimungkinkan akibat curah hujan yang sangat tinggi. Saluran drainase selain
memerlukan pemeliharaan fisik juga perlu adanya kegiatan pelumpuran atau
membersihkan saluran drainase dari endapan lumpur. Selain itu, penyusunan
rencana induk sistem drainase wilayah kabupaten dan rencana penanganan
kawasan tertentu rawan banjir juga perlu diwujudkan.
b. Jaringan Air Bersih
Jumlah pelanggan air bersih di wilayah Kabupaten Mojokerto pada tahun 2011
sebanyak 13.286 pelanggan. Sedangkan volume air yang disalurkan sebesar
2.567.327 m3 dengan nilai Rp.5.939.623.000,-.
c. Sistem Persampahan
Pengelolaan sampah yang terdapat di wilayah Kabupaten Mojokerto dengan
mekanisme pembuangan dari rumah tangga ke Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPS) kemudian transfer depo dan selanjutnya dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). Pola pembuangan sampah yang ada pada saat ini
masih menggunakan pola lama, yaitu pengumpulan, pengangkutan dan
dibuang. Selain itu, volume sampah yang dihasilkan tiap harinya tidak sesuai
dengan volume TPS yang tersedia untuk Kabupaten Mojokerto itu sendiri.
Sehingga untuk mencegah terjadinya timbulan sampah, diharapkan kepada
pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk menyediakan TPS pada tiap-tiap
kecamatan, tentunya dengan memperhatikan standar yang ada.
d. Sistem Sanitasi dan Jaringan Air Limbah

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-4

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Sistem Sanitasi di Kabupaten Mojokerto sebagian besar sudah menggunakan


septictank pribadi, meskipun masih terdapat sebagian masyarakat yang
menggunakan septictank komunal
6.1.2

Karakteristik Kecamatan Sooko

A.

Karakteristik Fisik Dasar


1.

Batas Fisik dan Letak Ketinggian Kecamatan Sooko


Batas Fisik:
Sebelah utara

: Kec. Gedeg & Kota Mojokerto

Sebelah Timur

: Kec. Puri

Sebelah Selatan

: Kec. Trowulan

Sebelah Barat

: Kec. Trowulan dan Kab. Jombang

Wilayah Kecamatan Sooko terletak di ketinggian 25 meter sampai dengan 80


meter di atas permukaan laut.
2. Luas dan Pembagian Wilayah Kecamatan Sooko
Luas Kecamatan Sooko adalah 2.350,9 Ha, yang terdiri dari 109 RW, 402 RT, 15
Desa dan 58 Dusun. Tabel 6.2 merupakan luas wilayah per desa yang terdapat di
Kecamatan Sooko.
Tabel 6.2 Luas Wilayah Per Desa Kecamatan Sooko
Luas Wilayah
(km)
1
Sooko
1.37
2
Japan
1.53
3
Jampirogo
1.14
4
Brangkal
1.55
5
Ngingasrembyong
1.85
6
Tempuran
1.83
7
Sambiroto
1.43
8
Kedungmaling
1.18
9
Karangkedawang
1.28
10
Wringinrejo
1.48
11
Modongan
2.35
12
Mojoranu
1.76
13
Klinterejo
1.35
14
Gemekan
2.63
15
Blimbingsari
1.97
Sumber: Kabupaten Mojokerto Dalam Angka, 2012
No

Desa/Desa

Brdasarkan tabel 6.2 luas wilayah tertinggi adalah Desa Gamekan yaitu sebesar
2,63 km2 dan luas wilayah terendah yaitu Desa Jampirogo dengan luasan 1,14 km2.
Ditinjau bedasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto tahun 2011, Kecamatan Sooko
memiliki 8 Desa yang tergolong dalam Kawasan Ibu Kota Kecamatan (IKK). Desa itu

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-5

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

antara lain Desa Sooko, Desa Japan, Desa Jampirogo, Desa Brangkal, Desa
Sambiroto, Desa Kedungmaling, Desa Wringinrejo, dan Desa Gemekan.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-6

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.1

Administrasi Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-7

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.2

Kawasan Ibu Kota Kecamatan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-8

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

B.

Karakteristik Fisik Binaan


Kondisi Fisik Binaan Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto dapat dilihat dari

penggunaan lahan yang ada. Berikut ini merupakan rincian dari penggunaan lahan di
Kecamatan Sooko.
1. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Sooko terdiri lahan sawah dan lahan non sawah,
berikut ini merupakan tabel luas lahan sawah dan lahan non sawah yang dirinci
menurut Desa di Kecamatan Sooko:
Tabel 6.3 Luas Lahan di Kecamatan Sooko
Luas Lahan (Ha)
Lahan Sawah
Lahan Non Sawah
1
Gemekan
47,8
62,6
2
Blimbingsari
118,1
94,3
3
Brangkal
76,8
45,5
4
Kedungmaling
68,7
77,7
5
Klinterejo
77,5
61,6
6
Modongan
176,8
90,5
7
Sambiroto
97,7
48,8
8
Jampirogo
41,1
73,3
9
Japan
41,8
98,6
10
Sooko
25,1
122,2
11
Wringinrejo
82,5
67,9
12
Karangkedawang
89,3
36,9
13
Mojoranu
137,4
39,0
14
Tempuran
113,9
54,3
15
Ngingasrembyong
93,3
89,9
Jumlah
1287,8
1063,1
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2011
No

Desa

Berdasarkan tabel 6.3 dapat diketahui bahwa luas lahan sawah di Kecamatan
Sooko seluas 1287,8 hektar atau sebesar 54,78% sedangkan lahan non sawah yang
terdiri dari bangunan permanen, hutan negara dan lain-lain seluas 1063,1 hektar atau
sebesar 45,22%.
6.2

Rumusan Tujuan Perencanaan

6.2.1

Analisis Tujuan Perencanaan


Keberhasilan tercapainya tujuan penataan ruang wilayah perencanaan dapat diukur

dari pencapaian yang telah diwujudkan telah sesuai dengan arahan yang ditetapkan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan apabila diperlukan dapat
dilengkapi dengan prinsip-prinsip (Permen PU No: 20/PRT/M/2011). Berdasarkan pengertian
tersebut maka Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Sooko memerlukan suatu
arahan dan acuan untuk mencapai suatu tujuan nyata dengan ketentuan teknis yang telah
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-9

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

disusun dan kemudian dilaksanakan dalam tahap perencanaan dan pembangunan sehingga
dicapai konsistensi dan keserasian pembangunan kawasan perkotaan Kecamatan Sooko.
6.2.2

Tinjauan Kebijakan Regional dan BWP Kecamatan Sooko

A.

Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur


Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur terdapat delapan wilayah

pengembangan. Dari kedelapan wilayah pengembangan tersebut Kabupaten Mojokerto


tergolong dalam WP Germakertosusila Plus dengan pusat di Kota Surabaya meliputi: Kota
Surabaya, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten
Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang,
Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten
Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep.
Dengan fungsi sebagai pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura,
kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan,
pariwisata,transportasi, dan industri. Ditinjau dari segi geografisnya Kabupaten Mojokerto
diharapkan dapat menjadi filter arus urbanisasi penduduk di wilayah sekitarnya yang
berkeinginan ke ibukota Provinsi Jawa Timur yaitu Surabaya.
B.

Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mojokerto


1.

Struktur Ruang
Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto tahun 2011 , maka Kecamatan Sooko

terbagi menjadi 2 kawasan, yaitu kawasan perkotaan dan kawasan pedesaa.


Pembagian kawasan perkotaan dan pedesaan di kecamatan sooko didasarkan pada
Undang- Undang nomor 26 tahun 2006 tentang penataan ruang. Di Kecamatan Sooko
Ada delapan desa yang termasuk kedalam kawasan perkotaan dan tujuh desa yang
termasuk kedalam kawasan pedesaan. Tabel 6.4 berikut ini adalah tabel desa kawasan
perkotaan dan pedesaan Kecamatan Sooko :
Tabel 6.4 Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Di Kecamatan Sooko
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Perkotaan
Sooko
Wringinrejo
Sambiroto
Brangkal
Gamekan
Japan
Jampirogo
Kedungmaling

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Perdesaaan
Nginasrembayong
Tempuran
Mojoranu
Karangkedawang
Modongan
Klintenrejo
Blimbingsari

VI-10

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
Sumber: RTRW Kabupaten Mojokerto, 2011

Berdasarkan RTRW Kabupaten mojokerto, struktur pemanfaatan ruang


Kecamatan Sooko terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Sebagai Kawasan industri skala menengah hingga berat terdapat di perkotaan.
b. Kegiatan perdagangan utama Kabupaten Mojokerto terdapat di perkotaan
Sooko, sedangkan untuk perdagangan tingkat regional yang menampung hasil
produksi industri, pertanian dan perkebunan dengan lingkup skala regional.
c. Pusat kegiatan pendidikan hingga tingkat tinggi.
d. Sub-sub terminal yang melayani pergerakan antar perkotaan terdapat pada
setiap kota Kecamatan.
Selain itu Kecamatan Sooko juga termasuk dalam arahan pengembangan Pusat
Kegiatan Lingkungan promosi ( PKLp) dengan skala pelayanan lokal. Adapun Fungsi
pengembangan PKLp Kecamatan Sooko adalah
a. Sebagai pusat permukiman skala kabupaten
b. Sebagai Pusat Pelayanan Pendidikan skala dasar hingga menengah
2.

Pola Ruang
Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto, terdapat beberapa peruntukan

kawasan budidaya yang terdapat di Kecamatan Sooko, beberapa peruntukan kawasan


di Kecamatan Sooko adalah :
a. Kawasan permukiman perkotaan, Wilayah perkotaan di Kabupaten Mojokerto
memiliki pusat pelayanan terkonsentrasi di sekitar Perkotaan Sooko, Gedeg
dan Mojosari. Orientasi pergerakan penduduk cenderung mengarah ke pusat
kota di mana pada wilayah ini terdapat fasilitas pendukung yang lengkap.
Pada kawasan perkotaan ini dimungkinkan untuk diarahkan pengembangan
Rusunawa, Dimana diprediksi selama 20 tahun kedepan akan terjadi
perubahan dalam perkembangan jalan Tol, dan kawasan industri sehingga
sangat dimungkinkan terjadi pertambahan kebutuhan akan hunian. Salah satu
upaya untuk menjembatani antara kebutuhan akan hunian dan kencenderungan
penggembangannya secara horisontal yang akan banyak memakan lahan maka
diarahkan untuk dikembangkan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa).
b. Kawasan persawahan
c. Kawasan perikanan tangkap atau yang biasanya terletak pada waduk, situ atau
danau.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-11

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

d. Kawasan budidaya air tawar, pada kecamatan Sooko dikususkan pada budi
daya ikan gurami
e. Serta, kawasan pemasaran hasil produksi ikan
3.

Kawasan Strategis
Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto, terdapat beberapa arahan kawasan

strategis bagi Kecamatan Sooko, diantaranya :


a. Peruntukan industri dan pergudangan sepanjang ruas Jalan By Pass Mojokerto
b. Sebagai, kawasan cepat tumbuh, yaitu menjadikan Kecamatan Sooko, sebagai
pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian perkebunan dan kehutanan dengan
wilayah pendukung Puri, Trowulan Jatirejo, Mojanyar
4.

Kawasan Pemanfaatan Ruang


Berikut ini adalah beberapa arahan pemanfatan Kecamatan Sooko ruang yang

termasuk kedalam program pembangunan Kabupaten Mojokerto :


a. Sebagai Sistem dan Fungsi Perwilayahan
b. Sebagai Pemantapan Peran dan Fungsi Kota
c. Penentuan Struktur Pelayanan
d. Kawasan Perkotaan Pusat Kegiatan Lokal
e. Pengendalian kaawasan pertanian unggulan, untuk kawasan pertanian abadi

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-12

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.3

Pusat Kegiatan Lingkungan Promosi (PKLp) II

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-13

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

C.

Kebijakan Rencana Pembangunan Daerah


Tujuan Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Mojokerto tahun 2005

2025 adalah untuk mewujudkan masyarakat dan daerah Kabupaten Mojokerto yang Maju,
Adil, Makmur, Tentram, dan Beradab. Dalam konteks pembangunan sarana dan prasarana
wilayah tujuan PJP Daerah Kabupaten Mojokerto tercantum dalam:
1. Terwujudnya peningkatan kegiatan ekonomi dan pendapatan masyarakat ditandai
oleh hal-hal berikut :
a. Meningkatnya pertumbuhan sektor Industri, Jasa dan Pariwisata di Kabupaten
Mojokerto yang didukung oleh sektor pertanian yang handal
b. Semakin luasnya lapangan kerja dan semakin berkurangnya angka
pengangguran
c. Semakin meningkatnya pendapatan riil masyarakat yang diikuti oleh
pemerataan pendapatan yang berkeadilan, dan semakin menurunnya jumlah
keluarga miskin di Kabupaten Mojokerto
d. Tersedianya

sarana & prasarana dasar wilayah

yang memadai sehingga

mampu mendorong tumbuh kembangnya sektor industri, jasa dan pariwisata


2. Terwujudnya penataan dan pelestarian Sumber Daya Alam (SDA) dan
Lingkungan Hidup di Kabupaten Mojokerto secara berkelanjutan ditandai oleh
hal-hal berikut :
a. Terwujudnya pengembangan wilayah yang sesuai dengan fungsi dan Tata
Guna Lahan serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kabupaten
Mojokerto
b. Tersediaanya kawasan permukiman, pergudangan, dan industri yang memadai
c. Terwujudnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam secara
berkelanjutan serta tetap terjaganya kelestarian lingkungan hidup
d. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga pelestarian sumber daya
alam dan lingkungan hidup
Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto diletakkan pada beberapa
prinsip pokok diantaranya:
1. Mewujudkan Otonomi Daerah yang didukung oleh sumber daya manusia
berkualitas, serta penguatan kelembagaan dan masyarakat yang memiliki daya
saing dalam mengelola sumber daya alam

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-14

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

2. Permulihan ekonomi, dalam rangka memperkuat fundamental ekonomi, menuju


stabilitas ekonomi yang berkeadilan, dengan memperluas kesempatan berusaha
serta penyebaran asset produksi
3. Peningkatan produksi, khususnya sub bidang unggul dengan memperluas usahausaha yang berbasis pal sumber daya lokal
4. Menumbuhkan iklim pembangunan yang kondusif dengan mengembangkan
demokrasi, sehingga akan mewujudkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan
Daerah Kecamataan Sooko merupakan daerah termasuk kedalam kaategori
permukiman perkotaaan karena pertumbuhannya sangat besar dan dipengaruhi oleh letaknya
yang berbatasaan langsung dengan Kota Mojokerto. Arahan pengembangan kawasan
perdagangan utama di Kabupaten Mojokerto bertumpu pada kawasan perkotaan di
Kecamatan Sooko. Pada pusat kota di Kecamatan Sooko dikembangkan kegiatan
perdagangan skala pelayanan regional atau perdagangan grosir. Indsutri manufaktur yang
dapat dikembangan antara lain sejenis dengan industri yang telah ada yaitu industri sepatu,
industri peralatan rumah tangga, Industri Kerajinan Tangan, industri pakaian dll.
Kebijakan tersebut mengacu kepada perkembangan Kecamatan Sooko yang mengarah
kepaada kawasan permukiman dan diikuti dengan pertumbuhaan kawasan perdagangan dan
jasa di jalan-jalan utama Kecamatan, baik itu sector formal maupun informal, serta adanya
jalan By Pass yang menghubungkan Surabaya-Mojokerto-Jombang sebagai daerah
pertumbuhan industri besar dan menengah.
D.

Kebijakan Sektoral
Berdasarkan kebijakan sektoral, Kecamatan Sooko dibagi menjadi tiga bidang yaitu

bidang fisik dan sosial budaya.


1.

Bidang Fisik
Berikut merupakan analisis kebijakan sektoral bidang fisik yang terdapat di

bagian wilayah perencanaan di Kecamatan Sooko.


Tabel 6.5 Analisis Kebijakan Sektoral Bidang Fisik di BWP KecamatanSooko
Sektor
Jalan

Desa
Gamekan
Wringinrejo
Jampirogo
Kedungmaling
Brangkal

Kebijakan
- Perbaikan jalan lingkungan
- Pemeliharaan jalan desa
- Peningkatan jalan desa (aspal dan
paving)
- Pelebaran jalan poros desa
- Peningkatan jalan aspal
- Pemeliharaan jalan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Keterangan
Kebijakan ini sesuai karena di
Kecamatan Sooko masih terdapat
jaringan jalan yang masih rusak
sehingga butuh perbaikan serta
pemeliharaan jalan

VI-15

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
Sektor

Desa
Sooko
Japan
Sambiroto

Drainase

Wringinrejo
Jampirogo
Sooko
Japan
Sambiroto

Sarana

Japan

Kebijakan
Pemeliharaan jalan
Pembangunan jembatan
Pengaspalan jalan
Pebaikan jalan lingkungan
Pelebaran jalan
Jalan Makadam
Perawatan saluran
Perbaikan drainase jalan desa
Normalisai sluran RA. Basuni
Normalisasi pembuangan air
Plengsengan kali brangkal
Plengsengan

Keterangan

Di Kecamatan Sooko sebagian besar


jaringan drainasenya masih kurang
baik atau rusak, maka perlu
pengembangan
jaringan
drainase
meliputi perawatan saluran drainase,
perbaikan saluran dan pemberian
plengseng. Kebijakan bertujuan untuk
mengurangi genangan air pada badan
jalan dan banjir.

Kebijakan ini sesuai untuk Kecamatan


Sooko karena belum optimalnya
kuantitas
dan
kualitas
sarana
pendidikan yang ada. Untuk itu perlu
diadakan penambahan dan perbaikan,
serta pelengkapan dan fasilitasnya.

Perbaikan gedung TK
Perbaikan gedung Mi
Sooko
Pembangunan gedung playgroup
Perbaikan gedung kantor TK
Pendidikan dan latihan PKK
Gamekan
Perbaikan MI almustofa
Perbaikan TK Dharma wanita
ASRI
Wringinrejo
- Pembangunan gedung TK
Sumber: Hasil Analisis, 2013

2. Bidang Pendidikan
Berikut merupakan analisis kebijakan sektoral bidang pendidikan yang terdapat di
bagian wilayah perencanaan di Kecamatan Sooko.
Tabel 6.6 Analisis Kebijakan Sektoral Bidang Pendidikan di BWP Kecamatan Sooko
Sektor
Pendidikan

Desa
Japan

Kebijakan
Perbaikan gedung TK
Perbaikan gedung Mi
Sooko
Pembangunan gedung playgroup
Perbaikan gedung kantor TK
Pendidikan dan latihan PKK
Gamekan
Perbaikan MI almustofa
Perbaikan TK Dharma wanita
ASRI
Wringinrejo - Pembangunan gedung TK
Brangkal
- Pelatihan kewirausahan
Sumber: Hasil Analisis, 2013
-

Keterangan
Pembangunan
dan
perbaikan
fasilitas
pendidikan
ini
di
karenakan untuk mengoptimalkan
kuantitas dan kualitas sarana
pendidikan yang ada di Kecamatan
Sooko.

3. Bidang Sosial
Berikut merupakan analisis kebijakan sektoral bidang sosial yang terdapat di
bagian wilayah perencanaan di Kecamatan Sooko.
Tabel 6.7 Analisis Kebijakan Sektoral Bidang Sosial di BWP Kecamatan Sooko
Sektor
Sosial

Desa
Brangkal
Jampirogo

Kebijakan
- Kegiatan ekonomi produktif
- Bnatuan PNPM

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Keterangan
Program ini Dilakukan untuk
meningkatkan SDM sehingga dapt
VI-16

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
Sektor

Desa

Kebijakan
Bantuan RTSM
Bantuan paket
Wringinrejo
Program PUEM
Bantuan PNPM
Gamekan
Alat dan kursus pertukangan
Kursus las dan alat
Kurus bengkel dan alat
Japan
Kursus elektro
Kursus mengelas
Kedungmaling
Pelatihan
batik
tulis
mongerto
- Tata boga
- Kursus menjahit
Sambiroto
- Pelatihan pengrajin sepatu
- Sarana dan prasarana karang
taruna
Sumber: Hasil Analisis, 2013
-

E.

Keterangan
meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat.

Fungsi dan Peran BWP Kecamatan Sooko


Pengembangan Bagian wilayah yang perkotaan dipriorotaskan (BWP) merupakan

upaya perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan kedalam rencana penanganan bagian
dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan. Adpaun fungsi dan peran Kecamatan Sooko
menjadi pengembangan bagian wilayah perkotaan yang diprioritaskan adalah Kecamatan
Sooko sebagai kawasan perkotaan pusat kegiatan lokal promosi (PKLp), yang memiliki
fungsi pengembangan sebagai pusat industri skala nasional dan regional, pusat pemasaran
hasil pertanian, perikanan dan peternakan yang terdapat pada Kabupaten Mojokerto.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto, Kecamatan Sooko merupakan salah satu
kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal yang terdapat di Kabupaten Mojokerto. Hal ini
dikarenakan di Kecamatan Sooko terdapat kawasan bersejarah yang terletak di Desa
Klintirejo dimana terdapat candi dan benda-benda sejarah peninggalan Kerajaan Mojopahit.
Benda-benda bersejarah ini yang juga di temukan di Kecamatan Trowulan sebagai pusat
Kerajaan Mojopahit, Kecamatan Trawas, dan Kecamatan Puri. Untuk itu Kecamatan Sooko
menjadi salah satu Kecamatan yang juga ikut berperan aktif dalam melestraikan benda
bersejarah dengan membentuk kawasan lindung dan kearaifan lokal yang terdapat di
Kabupaten Mojokerto.
Wisata budaya terletak di Kecamatan Trowulan, Kecamatan Jatirejo, Kecamatan
Trawas, Kecamatan Ngoro, Kecamatan Pacet, Kecamatan Puri dan Kecamatan Sooko dan
(Kawasan Pengembangan Pariwisata.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-17

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Bagi pemenuhan kebutuhan internal Kabupaten Mojokerto dan kegiatan ekspor, maka
pengembangan kegiatan peternakan yang terdapat pada saat ini dapat dipertahankan,
berdasarkan kebutuhan pengembangan ke depanya dapat diatur arah pemanfaatanya, dalam
pengembangan peternakan, Kecamatan Sooko memiliki peran dalam pengembangan kegiatan
peternakan besar jenis sapi potong, dan peternakan ternak kecil.
Bagi pengembangan kawasan perikanan budi daya air tawar, terdapat dua jenis yakni
pengembangan kawasan pengembangan perairan umum berupa waduk, telaga serta
pengembangan mengunakan kolam dengan luas 0.25 km2, pengembangan kawasan budidaya
air tawar jenis kolam ini terdapat di Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko.
Rencana pengembangan kawasan strategis, kawasan strategis difungsikan sebagai
kawasan strategis ketahanan ekonomi pada Kabupaten Mojokerto, pada Kecamatan Sooko
diperuntukkan kawasan industry dan pergudangan, kawasan industry dan pergudangan pada
Kecamatan Sooko terletak di Desa Jampirogo.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto Kecamatan Sooko merupakan Kecamatan
yang merupakan Kawasan cepat tumbuh, Keamatan Sooko sebagai pusat koleksi dan
distribusi hasil pertanian perkebunan dan kehutanan dengan wilayah pendukung Puri,
Trowulan Jatirejo, Mojanyar.
6.2.3

Perumusan Tujuan Penataan BWP Kecamatan Sooko


Perumusan tujuan penataan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) Kecamatan Sooko

dapat didasarkan pada RTRW Kabupaten Mojokerto dan Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan rencana struktur ruang yang terdapat di dalam
RTRW Kab. Mojokerto, maka kecamatan Sooko terbagi dalam dua arahan rencana, yaitu
rencana pengembangan pedesaan dan rencana pengembangan perkotaan.
Kecamatan Sooko terdiri dari 15 desa, dengan beberapa diantaranya yang akan
diarahkan menjadi daerah perkotaan yaitu Desa Sooko, Desa Wringinrejo, Desa Sambiroto,
Desa Japanan, Desa Brangkal, dan Desa Gamekan, dimana pada wilayah tersebut akan
diarahkan menjadi pusat pelayanan dan pengembangan Pusat Kegiatan Lokal serta Pusat
Kegiatan Lokal promosi ( PKLp) dengan skala pelayanan lokal bahkan regional. Adapun
Fungsi pengembangan PKLp Kecamatan Sooko adalah
a.

Sebagai pusat permukiman skala kabupaten

b.

Sebagai Pusat Pelayanan Pendidikan skala dasar hingga menengah.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-18

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Sementara itu, adapun rencana pengembangan pedesaan di Kecamatan Sooko lebih


menitik beratkan pada pengadaan fasilitas pelayanan serta sistem jaringan jalan. Hal ini
bertujuan menjadikan wilayah pedesaan sebagai pusat pusat penghubung dengan wilayah
kecamatan di sekitar Kecamatan Sooko.
Arahan pengembangan Kecamatan Sooko berdasarkan Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Mojokerto akan menjadi permukiman perkotaan dan terdapat kegiatan
perdagangan skala pelayanan regional atau perdagangan grosir serta indutri manufaktur yaitu
industri sepatu, industri peralatan rumah tangga, Industri Kerajinan Tangan, industri pakaian
dll.
6.3

Rencana Pola Ruang

6.3.1

Kependudukan
Perencanaan suatu wilayah pada hakekatnya merupakan suatu upaya yang

ditunjukkan untuk mewadahi kegiatan penduduknya. Sehingga kependudukan merupakan


salah satu komponen yang penting dalam merencanakan suatu rencana kota. Dengan adanya
kependudukan, maka perputaran arus barang dan arus uang akan menjadi lebih hidup. Hal ini
juga yang menjadikan perkembangan kota menjadi lebih cepat. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kependudukan merupakan faktor penentu dalam kegiatan perencanaan wilayah.
Analisis kependudukan yang dilakukan adalah mencakup proyeksi penduduk, tingkat
kepadatan penduduk dan perubahan penduduk.
A.

Pertumbuhan Penduduk
Analisis penduduk ditekankan pada proyeksi penduduk untuk distribusi dan kepadatan

penduduk pada tahun perencanaan. Kegiatan analisis penduduk ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan umum penduduk sampai dengan akhir
perencanaan. Tabel 6.8 berikut merupakan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk di
Kecamatan Sooko Tahun 2007-2012.
Tabel 6.8 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Sooko Tahun 2007 2012
Tahun

Jumlah

2007
57472
2008
70787
2009
73036
2010
73625
2011
75484
2012
77785
Rata-rata Pertumbuhan
Penduduk
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Pertumbuhan
Pernduduk
23,17%
3,18%
0,81%
2,52%
3,05%
6,54%

VI-19

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
Sumber: Data Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2007-2012

Dari jumlah penduduk yang terdapat pada tabel 6.8 di atas, dapat diketahui grafik
pertumbuhan penduduk Kecamatan Sooko dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Berikut
merupakan grafik pertumbuhan penduduk Kecamatan Sooko.
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0

70787

73036

73625

75484

77785

2008

2009

2010

2011

2012

57472

2007

Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Sooko


Sumber: Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan data penduduk Kecamatan Sooko, rata-rata pertumbuhan penduduk


Kecamatan Sooko pertahun adalah sebesar 6,54% pertahun. Tingginya pertumbuhan
penduduk BWP Kecamatan Sooko disebabkan oleh pertumbuhan penduduk pada tahun 2008
mengalami peninggatan yang drastis yaitu sebesar 23,17% dari total penduduk tahun 2007.
Hal yang mendasari peningkatan ini adalah jumlah migrasi masuk dan tingkat kelahiran yang
berkembang pesat terutama di Kecamatan Sooko. Sehingga apabila rata-rata pertumbuhan ini
digunakan sebagai dasar dalam memperkirakan jumlah penduduk BWP Kecamatan Sooko
dimasa depan, maka akan terjadi ledakan jumlah penduduk yang besar dan dalam
perencanaan nantinya dirasa kurang tepat.
Untuk

itu

digunakanlah

analisis

peramalan

jumlah

penduduk

dengan

mempertimbangkan tingkat kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar yang
terjadi di Kecamatan Sooko. Berikut adalah tingkat kelahiran, kematian dan pergerakan
penduduk Kecamatan Sooko yang disajikan dalam tabel 6.9 berikut.
Tabel 6.9 Tingkat Kelahiran, Kematian dan Pergerakan penduduk Kecamatan Sooko
Tahun
2008
2009
2010
2011

Jumlah
penduduk

Jumlah
Kelahiran

Jumlah
Kematian

70787
73036
73625
75484
77781

584
2204
1258
1618
1248

197
240
125
720
612

Jumlah
Migrasi
Masuk
899
820
1248
1303
734

Jumlah
Migrasi
Keluar
154
1524
1842
938
1121

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Tingkat
Kelahiran

Tingkat
Kematian

0,008
0,030
0,017
0,021
0,016

0,003
0,003
0,002
0,010
0,008

Tingkat
Migrasi
Masuk
0,013
0,011
0,017
0,017
0,009

Tingkat
Migrasi
Keluar
0,002
0,021
0,025
0,012
0,014

VI-20

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
Rata-Rata
Sumber: Kabupaten Dalam Angka Tahun 2008-2012

B.

0,019

0,005

0,014

0,015

Perkiraan Jumlah Penduduk


Perkiraan Jumlah penduduk digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk BWP

Kecamatan Sooko hingga 20 tahun mendatang. Peramalan jumlah penduduk BWP


Kecamatan Sooko menggunakan metode cohort dengan mempertimbangkan tingkat
kematian, kelahiran dan migrasi yang terjadi di Kecamatan Sooko.
Pendudu k

Kem atia n

Kelahira n
Birth rate

Death rate

migrasi
ma suk

migrasi
kelua r

im migra tion rate

em migra tion rate

Gambar Model Dinamik Proyeksi Pertumbuhan Penduduk BWP Kecamatan Sooko


Sumber: Hasil Analisis, 2013

Tabel 6.10 Proyeksi Penduduk Per Desa BWP Kecamatan Sooko Tahun 2013-2032
Desa

2012
2013
Gamekan
4.978
5.092
Brangkal
4.520
4.624
Kedungmaling
7.793
7.972
Sambiroto
4.093
4.187
Jampirogo
3.534
3.615
Japan
9.577
9.797
Sooko
14.141
14.466
Wringinrejo
2.964
3.032
Jumlah
51.600
52.785
Sumber: Hasil analisis 2013

Tahun Proyeksi (jiwa)


2017
5.577
5.064
8.731
4.586
3.960
10.730
15.844
3.321

2022
6.249
5.674
9.783
5.138
4.436
12.022
17.752
3.721

2027
7.001
6.357
10.961
5.757
4.971
13.470
19.889
4.169

2032
7845
7123
12281
6450
5569
15092
22284
4671

57.813

64.775

72.575

81315

Pada tabel 6.10 dapat dilihat jumlah penduduk di BWP Kecamatan Sooko sampai
dengan 20 tahun mendatang diproyeksikan akan meningkat menjadi 81.315 jiwa atau
meningkat sebesar 2.934 jiwa (2,30% per tahun). Proyeksi jumlah penduduk ini akan
digunakan untuk mencari kebutuhan fasilitas dan utilitas di BWP Kecamatan Sooko.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-21

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

C.

Kepadatan Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk di BWP Kecamatan Sooko secara keseluruhan sebesar

48 jiwa/ha, namun untuk masing- masing desa mempunyai perbedaan. Hal ini menunjukkan
adanya pemusatan penduduk dan juga persebaran penduduk di beberapa desa. Bedasarkan
SNI 03-1933-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan,
klasifikasi kepadatan suatu daerah dapat disajikan dalam tabel 6.11 berikut:
a.

Kepadatan penduduk sangat padat digunakan untuk kriteria kawasan dengan


tingkat kepadatan penduduk lebih dari 400 jiwa per hektar.

b.

Kepadatan penduduk tinggi digunakan untuk kriteria kawasan dengan tingkat


kepadatan penduduk 201 sampai 400 jiwa per hektar.

c.

Kepadatan penduduk sedang digunakan untuk kriteria kawasan dengan tingkat


kepadatan penduduk antara 151 sampai 200 jiwa per hektar.

d.

Kepadatan penduduk rendah digunakan untuk kriteria kawasan dengan tingkat


kepadatan penduduk kurang dari 150 jiwa per hektar.

Berdasarkan klasifikasi kepadatan diatas, maka berikut adalah tingkat kepadatan


penduduk di BWP Kecamatan Sooko untuk setiap Desa/desa:
Tabel 6.11 Kepadatan Penduduk Per Desa dalam BWP Kecamatan Sooko Tahun 2012
Kepadatan
(jiwa/Ha)
Gamekan
110
45
Brangkal
122
37
Kedungmaling
146
53
Sambiroto
146
28
Jampirogo
114
31
Japan
140
68
Sooko
147
96
Wringinrejo
150
20
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2011
Desa

Luas (Ha)

Klasifikasi
Kepadatan
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah

Pada tahun 2012 diketahui Desa Gamekan yang merupakan pusat pelayanan dari
BWP Kecamatan Sooko mempunyai kepadatan penduduk sebesar 45 jiwa/Ha dengan tingkat
kepadatan pendudukpaling kecil terdapat pada Desa Wringinrejo sebesar 20 jiwa/Ha dan
kepadatan penduduk paling becar berada di Desa Sooko sebesar 96 jiwa/Ha.
Kepadatan penduduk yang tinggi di Desa Sooko dipengaruhi oleh kondisi wilayah
yang berdekatan dengan Kota Mojokerto sebagai pusat kegiatan dan memiliki sarana
prasarana lengkap. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan penduduk cenderung memusat di
daerah tersebut dan wilayah sekitarnya. Selain itu tingkat aksesibilitas juga mempengaruhi
tingginya kepadatan penduduk Desa Sooko dimana desa ini dilalui oleh Jalan RA Basuni
yang menghubungkan Kabupaten Mojokerto dengan Kota Mojokerto dan antar kecamatan di
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-22

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Kabupaten Mojokerto. Terlihat bahwa baik sarana perkantoran maupun perdagangan dan jasa
tersebar di sepanjang jalan ini. Berikut ini adalah tingkat kepadatan BWP Kecamatan Sooko
bedasarkan proyeksi penduduk.
Tabel 6.12 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kecamatan Sooko Tahun 2013-2032
Desa

Luas
(Ha)

Kepadatan
2013
Gamekan
110
45
Brangkal
122
37
Kedungmaling
146
53
Sambiroto
146
28
Jampirogo
114
31
Japan
140
68
Sooko
147
96
Wringinrejo
150
20
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Proyeksi Kepadatan (jiwa/Ha)


Kepadatan Kepadatan Kepadatan
2017
2022
2027
47
55
66
38
45
54
55
64
78
29
34
41
32
37
45
71
83
100
100
116
140
21
24
29

Kepadatan
2032
79
65
94
49
54
120
169
35

Tabel 6.12 merupakan perhitungan kepadatan penduduk menggunakan jumlah


penduduk proyeksi. Diasumsikan bahwa luasan masing-masing desa tidak mengalami
perrubahan hingga 20 tahun mendatang. Terlihat bahwa BWP Kecamatan Sooko memiliki
tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi dikarenakan penduduk mengalami
peningkatan dari tahun-tahun.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-23

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.4

Kepadatan Penduduk BWP Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-24

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.3.2

Fisik Dasar dan Sumber Daya Alam

A.

Tanah dan Geomorfologi


Wilayah Kecamatan Sooko terletak pada ketinggian antara 25 meter sampai dengan

88 meter di atas permukaan air laut. Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kota Mojokerto
sebagian besar terdiri dari aluvial (62.74%) dan grumosol (37.26%). Dari kondisi tersebut
jenis tanah di Kota Mojokerto merupakan tanah yang cukup baik untuk usaha pertanian,
karena tanah tersebut terdiri dari endapan tanah liat bercampur dengan pasir halus, berwarna
hitam kelabu dengan daya penahan air yang cukup baik dan banyak mengandung mineral
yang cukup baik bagi tumbuh-tumbuhan.
B.

Hidrologi
Wilayah Kota Mojokerto mempunyai beberapa daerah aliran sungai yang manfaatnya

cukup besar bagi kehidupan penduduk, khususnya untuk keperluan irigasi pertanian. Potensi
hidrologi yang terdapat di Kota Mojokerto, ialah sungai, sumber mata air, serta model
pengairannya. Menurut (Balitbang,2011), Kota Mojokerto dilalui oleh 4 (empat) buah sungai
yang cukup potensial yaitu:
a.

Sungai Brantas di sebelah utara kota sepanjang 3,5 Km arah alirannya ke timur.

b. Sungai Brangkal di sebelah barat kota sepanjang 2,25 Km arah alirannya keutara.
c.

Sungai Sadar di sebelah timur kota sepanjang 2,00 Km arah alirannya ke utara.

d. Sungai Gedeg di sebelah barat kota sepanjang 2,00 Km.


C.

Klimatologi
Lokasi Kota Mojokerto berada di sekitar garis khatulistiwa, maka seperti daerah yang

kain Kota Mojokerto mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 (dua) jenis setiap tahunnya,
yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Bulan Oktober sampai April merupakan musim
penghujan, sedangkan bulan Mei sampai september merupakan musim kemarau.
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat
tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Temperatur udara di Kota
Mojokerto mencapai 19,7 oC-36,3 oC dengan kelembaban udara pada bulan Mei mengalami
tahap paling rendah tingkat kelembabannya, yaitu hanya sebesar 95%, sedangkan pada bulanbulan yang lainnya berkisar antara 97% - 100%.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
orographi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam
menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Pada bulan desember merupakan curah hujan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-25

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

tertinggi di Kota Mojokerto yang terjadi selama tahun 2007 yaitu mencapai 452 mm. Namun,
ada juga bulan yang tidak terdapat hari hujan yaitu bulan Juli, September dan Nopember.
Curah hujan tersebut mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung pola pertanaman
yakni intensitas penggunaan tanah dan tersedianya air pengairan.
D.

Sumber Daya Alam Potensial


Kecamatan Sooko merupakan salah satu kecamatan di Kota Mojokerto. Potensi

sumberdaya alam potensial yang dimiliki oleh Kecamatan Sooko didominasi oleh hasil
pertanian yaitu padi. Lahan sawah terbesar di Kecamatan Sooko terdapat pada Desa
Modongan. Potensi sumberdaya alam lainnya adalah kebun jagung. Selain dari sektor
pertanian juga terdapat potensi sumber daya alam berupa peternakan dan budidaya ikan darat.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-26

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.5

Jenis Tanah Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-27

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.6

Curah Hujan Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-28

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

E.

Kemampuan Lahan
Analisis aspek fisik dan lingkungan adalah analisa untuk mengenali karakteristik

sumber daya alam dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan
lahan dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem.
Kemampuan lahan merupakan sifat dasar lahan yang memberikan hasil untuk penggunaan
tertentu secara optimal dan lestari. Klasifikasi kemampuan lahan didasarkan pada delapan
karakterikstik satuan lahan, yaitu: kemiringan lahan, tekstur, struktur, permeabilitas, bahan
organik dan erodibilitas tanah, drainase dan persebaran kerikil di permukaan lahan.
Kelas kemampuan lahan merupakan kelompok penggunaan lahan suatu wilayah
sesuai dengan kemampuan lahan tersebut untuk dapat digunakan secara efisien dan optimal,
dengan perlakuan-perlakuan tertentu sehingga dapat digunakan secara berkelanjutan.
Penentuan kelas kemampuan lahan berdasarkan faktor-faktor fisik tanah dan lingkungan,
kemudian dikategorikan berdasarkan faktor yang menjadi penghambat yang ditemukan di
lahan tersebut, serta beberapa ciri-ciri tanah dan lingkungan. Kelas kemampuan tanah ini
lebih umum sifatnya jika dibandingkan dengan kelas kesesuaian lahan yang sifatnya lebih
khusus.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 dijelaskan
tentang analisis kemampuan lahan dan beberapa kriterian penentuan kemampuan lahan.
Kriteria-kriteria tersebut akan di jelaskan sebagai berikut:
1.

Analisis Satauan Kemampuan Lahan (SKL) Morfologi


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang kriteria kemampuan lahan
berdasarkan morfologi. Berikut merupakan tabel kriteria kemampuan lahan
berdasarkan morfologi.
Tabel 6.13 Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Morfologi
No.
1.
2.

Morfologi
Gunung/pegunungan
dan Bukit/Perbukitan
Gunung/pegunungan
dan Bukit/Perbukitan

Kelerengan

Hasil
Pengamatan

SKL Morfologi

Groundcheck
Survei Lapangan

Kemampuan lahan dari


morfologi tinggi
Kemampuan lahan dari
morfologi cukup
Kemampuan lahan dari
morfologi sedang
Kemampuan lahan dari
morfologi kurang
Kemampuan lahan dari
morfologi rendah

>40%
25-40%

3.

Bukit/Perbukitan

15-25%

4.

Datar

2-15%

5.

Datar

0-2%

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Nilai
1
2
3
4
5
VI-29

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007

Berdasarkan tabel 6.14 dan peta kelerengan lahan untuk Kecamatan Sooko dapat
ditetapkan bahwa Kecamatan Sooko terletak pada kelerengan 0-2%. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan pada Kecamatan Sooko di dapatkan bahwa Kecamatan
Sooko terletak pada kriteria dengan skor 5 yaitu kemampuan lahan dari morfologi
kurang.
2.

Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kemudahan Dikerjakan


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang kriteria kemampuan lahan
berdasarkan kemudahan dikerjakan. Berikut merupakan tabel kriteria kemampuan
lahan berdasarkan kemudahan dikerjakan.
Tabel 6.14 Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kemudahan Dikerjakan
No.

Morfologi

Kelerengan

1.

Gunung/pegunungan
dan Bukit/Perbukitan

>40%

2.

Gunung/pegunungan
dan Bukit/Perbukitan

25-40%

3.

Bukit/Perbukitan

15-25%

4.

Datar

2-15%

5.

Datar

0-2%

Hasil
Pengamatan

Groundcheck
Survei
Lapangan

SKL Kemudahan
Dikerjaan
Tingkat kemudahan
pengerjaan, kekerasan
batuan tinggi
Tingkat kemudahan
pengerjaan, kekerasan
batuan cukup
Tingkat kemudahan
pengerjaan, kekerasan
batuan sedang
Tingkat kemudahan
pengerjaan, kekerasan
batuan kurang
Tingkat kemudahan
pengerjaan, kekerasan
batuan rendah

Nilai
1
2
3
4
5

Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007

Berdasarkan tabel 6.15 dan peta topografi, peta kemiringan lereng, peta geologi
serta peta penggunaan lahan Kecamatan Sooko dapat ditetapkan bahwa Kecamatan
Sooko terletak pada kriteria tingkat kemudahan pengerjaan dan kekerasan batuan
yang rendah. Sehingga dari kriteria tersebut dapat diketahui bahwa untuk SKL
Kemudahan dikerjakan, Kecamatan Sooko memiliki skor 5.
3.

Analisis Satauan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Lereng


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang kriteria kemampuan lahan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-30

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

berdasarkankestabilan lereng. Berikut merupakan tabel kriteria kemampuan lahan


berdasarkan kestabilan lereng.
Tabel 6.15 Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Lereng
No.

Morfologi
Gunung/pegu
nungan dan
Bukit/Perbuki
tan
Gunung/pegu
nungan dan
Bukit/Perbuki
tan
Bukit/Perbuki
tan
Datar

1.

2.
3.
4.

Kelerenga
n

Ketinggian

SKL
Kestabilan
Lereng

Nilai

Semak
Belukar,
Lading

Kestabilan
lereng rendah

Kestabilan
lereng kurang

Kestabilan
lereng sedang

Curah
Hujan

Pengguna
an Lahan

(Sama)

>40%

Tinggi

25-40%

Cukup
Tinggi

(Sama)

Kebun,
Hutan,
Hutan
Belukar

15-25%

Sedang

(Sama)

Semua

2-15%

Rendah
(Sama) Semua
Sangat/Rend
5.
Datar
0-2%
(Sama) Semua
ah
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007

Kestabilan
lereng Tinggi

Berdasarkan tabel 6.16 dan peta kelerengan Kecamatan Sooko, dapat ditetapkan
bahwa Kecamatan Sooko terletak pada kriteria kestabilan lereng tinggi. Sehingga dari
kriteria tersebut dapat diketahui bahwa untuk SKL kestabilan lereng, Kecamatan
Sooko memiliki skor 5.
4.

Analisis Satauan Kemampuan Lahan (SKL) kestabilan pondasi


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang kriteria kemampuan lahan
berdasarkankestabilan pondasi. Berikut merupakan tabel kriteria kemampuan lahan
berdasarkan kestabilan pondasi.
Tabel 6.16 Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Pondasi
No.
1.
2.
3.
4.
5.

SKL Kestabilan
Lereng
Kestabilan lereng
rendah
Kestabilan lereng
kurang
Kestabilan lereng
sedang
Kestabilan lereng
Tinggi

Penggunaan Lahan
Semak Belukar, Lading
Kebun, Hutan, Hutan
Belukar
Semua
Semua
Semua

SKL Kestabilan Pondasi

Nilai

Daya dukung dan


kestabilan pondasi rendah

Daya dukung dan


kestabilan pondasi kurang
Daya dukung dan
kestabilan pondasi tinggi

2
3
4
5

Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007

Berdasarkan tabel 6.17 dan peta topografi, peta kemiringian lereng, peta geologi,
data curah hujan dan bencana alam di Kecamatan Sooko, Kecamatan Sooko terletak
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-31

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

pada kestabilan lereng tinggi, sehingga digolongkan mempunyai daya dukung dan
kestabilan pondasi tinggi. Berdasarkan kriteria tersebut, penggunaan lahan di
Kecamatan Sooko digolongkan dapat digunakan untuk pengembangan pembangunan.
Sehingga dari kriteria tersebut dapat diketahui bahwa untuk SKL kestabilan pondasi,
Kecamatan Sooko memiliki skor 5.
5.

Analisis Satauan Kemampuan Lahan (SKL) Ketersediaan Air


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang kriteria kemampuan lahan
berdasarkan ketersediaan air. Berikut merupakan tabel kriteria kemampuan lahan
berdasarkan ketersediaan air.
Tabel 6.17 Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Ketersediaan Air
No.
1.
2.

Morfologi

Kelerengan

Gunung/pegunungan
dan
Bukit/Perbukitan
Gunung/pegunungan
dan
Bukit/Perbukitan

>40%
25-40%

Penggunaan
Lahan

SKL Ketersediaan
Air

Semak Belukar,
Lading

Ketersediaan air
sangat rendah

Kebun, Hutan,
Hutan Belukar

Ketersediaan air
rendah

Ketersediaan air
sedang
4. Datar
2-15% Semua
Ketersediaan air
5. Datar
0-2% Semua
tinggi
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007
3.

Bukit/Perbukitan

15-25%

Nilai

Semua

3
4
5

Berdasarkan tabel 6.18 dan peta kemiringan lereng, peta hidrologi, peta
klimatologi, peta geoogi dan peta penggunaan lahan di Kecamatan Sooko dapat
diketahui bahwa Kecamatan Sooko terletah pada kelerenagn 0-2% sehingga
Kecamatan Sooko terletak pada kriteria ketersediaan air tinggi. Sehingga dari kriteria
tersebut dapat diketahui bahwa untuk SKL ketersediaan air, Kecamatan Sooko
memiliki skor 5.
6.

Analisis Satauan Kemampuan Lahan (SKL) Untuk Drainase


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang kriteria kemampuan lahan
berdasarkan untuk drainase. Berikut merupakan tabel kriteria kemampuan lahan
berdasarkan untuk drainase.
Tabel 6.18 Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Untuk Drainase
No.

Morfologi

Kelereng

Ketinggian/T

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Penggunaan

SKL

Nilai
VI-32

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
an
opografi
Lahan
Gunung/pegunung
Semak Belukar,
1.
an dan
>40% Tinggi
Lading
Bukit/Perbukitan
Gunung/pegunung
Kebun, Hutan,
2.
an dan
25-40% Cukup Tinggi
Hutan Belukar
Bukit/Perbukitan
3.
Bukit/Perbukitan
15-25% Sedang
Semua
4.
Datar
2-15% Rendah
Semua
5.
Datar
0-2% Sangat/Rendah Semua
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007

Drainase
Drainase
tinggi
Drainase
cukup
Drainase
kurang

5
4
3
2
1

Berdasarkan tabel 6.19 dan peta kemiringan lereng, peta topografi, peta geologi,
peta hidrologi, peta klimatologi dan peta penggunaan lahan di Kecamatan Sooko,
dapat diketahui bahwa Kecamatan Sooko terletak pada kelerenagn 0-2% sehingga
Kecamatan Sooko terletak pada kriteria drainase kurang. Sehingga dari kriteria ini
dapat diketahui bahwa keadaan penyaluran air kurang baik. Kriteria tersebut dapat
diketahui bahwa untuk SKL drainase, Kecamatan Sooko memiliki skor 1.
7.

Analisis Satauan Kemampuan Lahan (SKL) Terhadap Erosi


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang kriteria kemampuan lahan
berdasarkan erosi. Berikut merupakan tabel kriteria kemampuan lahan berdasarkan
untuk erosi.
Tabel 6.19 Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Terhadap Erosi
>40%

Ketinggian/
Topografi
Tinggi

Penggunaan
Lahan
Semak
Belukar,
Lading

Gunung/pegunung
an dan
Bukit/Perbukitan

25-40%

Cukup Tinggi

3.

Bukit/Perbukitan

15-25%

4.

Datar

2-15%

5.

Datar

0-2%

No.

Morfologi

Kelerengan

1.

Gunung/pegunung
an dan
Bukit/Perbukitan

2.

SKL Erosi

Nilai

Erosi tinggi

Kebun,
Hutan, Hutan
Belukar

Erosi cukup
tinggi

Sedang

Semua

Erosi sedang

Rendah

Semua

Erosi sangat
rendah
Tidak ada
erosi

Sangat
Semua
Rendah
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007

Berdasarkan tabel 6.20 dan peta hidrologi, peta klimatologi, peta geologi dan peta
penggunaan lahan di Kecamatan Sooko, dapat diketahui bahwa Kecamatan Sooko
terletak pada kelerenagn 0-2% sehingga Kecamatan Sooko terletak pada kriteria tidak

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-33

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

ada erosi. Sehingga dari kriteria tersebut dapat diketahui bahwa untuk SKL terhadap
erosi, Kecamatan Sooko memiliki skor 5.
8.

Analisis Satauan Kemampuan Lahan (SKL) Pembuangan Limbah


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang kriteria kemampuan lahan
berdasarkan pembuangan limbah. Berikut merupakan tabel kriteria kemampuan lahan
berdasarkan untuk pembuangan limbah.
Tabel 6.20 Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Pembuangan Limbah
Penggunaan
Lahan

No.

Morfologi

Kelerengan

1.

Gunung/pegunu
ngan dan
Bukit/Perbukitan
Gunung/pegunu
ngan dan
Bukit/Perbukitan
Bukit/Perbukitan

>40%

Semak Belukar,
Lading

25-40%

Kebun, Hutan,
Hutan Belukar

15-25%

Semua

2.
3.

SKL
Pembuangan
Limbah
Kemampuan
lahan unutk
membuang
limbah kurang

Kemampuan
lahan untuk
membuang
limbah sedang
4.
Datar
2-15%
Semua
Kemampuan
5.
Datar
0-2%
Semua
lahan untuk
membuang
limbah cukup
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007

Nilai
1
2
3

4
5

Berdasarkan tabel 6.21 dan peta kemiringan lereng, peta topografi, peta geologi
dan peta penggunaan lahan di Kecamatan Sooko dapat diketahui bahwa Kecamatan
Sooko terletak pada kelerenagn 0-2% sehingga Kecamatan Sooko terletak pada
kriteria kemampuan lahan untuk membuang limbah cukup. Sehingga dari kriteria
tersebut dapat diketahui bahwa untuk SKL pembuangan limbah, Kecamatan Sooko
memiliki skor 5.
9.

Analisis Satauan Kemampuan Lahan (SKL) Terhadap Bencana Alam


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang kriteria kemampuan lahan
berdasarkan bencana alam. Berikut merupakan tabel kriteria kemampuan lahan
berdasarkan untuk bencana alam.
Tabel 6.21 Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Terhadap Bencana Alam
No.

Morfologi`

Kelerengan

Ketinggian

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Penggunaan

SKL

Nilai
VI-34

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
/Topografi
1.

Lahan

>40%

Tinggi

25-40%

Cukup
Tinggi

Semak
Belukar,
Lading
Kebun, Hutan,
Hutan Belukar

3.

Gunung/pegunun
gan dan
Bukit/Perbukitan
Gunung/pegunun
gan dan
Bukit/Perbukitan
Bukit/Perbukitan

15-25%

Sedang

Semua

4.
5.

Datar
Datar

2-15%
0-2%

2.

Rendah
Semua
Sangat/Ren Semua
dah
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007

Bencana
Alam
Potensi
bencana alam
tertinggi

5
4

Potensi
bencana alam
cukup
Potensi
bencana alam
kurang

3
2
1

Berdasarkan tabel 6.22 dan peta topografi, peta kemiringan lereng, peta geologi,
peta hirologi dan peta klimatologi di Kecamatan Sooko dapat diketahui bahwa
Kecamatan Sooko terletak pada kelerenagn 0-2% sehingga Kecamatan Sooko terletak
pada potensi bencana alam kurang. Kecamatan Sooko memiliki topografi yang tidak
curam sehinggan resiko bencana cukup kecil.Sehingga dari kriteria tersebut dapat
diketahui bahwa untuk SKL ketersediaan air, Kecamatan Sooko memiliki skor 1.
Berdasarkan analisis diatas, dapat dilakukan perhitungan untuk kemampuan lahan
untuk Kecamatan Sooko dari hasil overlay peta topografi, peta kemiringan lereng, peta
geologi, peta hirologi dan peta klimatologi. Berikut merupakan perhitungan skor dari Satuan
Kemampuan Lahan (SKL).
Tabel 6.22 Perhitungan Kemampuan Lahan Berdasarkan Satuan Kemampuan Lahan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

SKL
Morfologi
Bobot 5
5
10
15
20
25
25
SKL
Terhadap
Erosi
Bobot 5
3
6
9
12
15
15

SKL
Kemudahan
Dikerjakan
Bobot 5
1
2
3
4
5
5
SKL unutk
Drainsae
Bobot 1
5
10
15
20
25
25

SKL
Kestabilan
Lereng
Bobot 5
5
10
15
20
25
25
SKL
Penbuangan
Limbah
Bobot 5
0
0
0
0
0
0

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SKL
Kestabilan
Pondasi
Bobot 5
3
6
9
12
15
15
SKL
Bencana
Alam
Bobot 1
5
10
15
20
25
25

SKL
Keersediaan
Air
Bobot 5
5
10
15
20
25
25
Kemamuan
Lahan
Total Nilai
32
64
96
128
160
160

VI-35

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007

Dari total perhitungan pada tabel 6.23 dapat dibuat beberapa kelas dengan nilai
minimum yang didapatkan yaitu 32 dan nilai maksimum yang didapatkan yaitu 160. Berikut
merupakan tabel internal kelas kemampuan lahan dan klasifikasi pengembangannya.
Tabel 6.23 Kemampuan Lahan dan Klasifikasi Pengembangan Kecamatan Sooko
Kelas Kemampuan
Klasifikasi Pengembangan
Lahan
1.
32 - 58
Kelas a
Kemampuan pengembangan sangat rendah
2.
59 83
Kelas b
Kemampuan pengembangan rendah
3.
84 109
Kelas c
Kemampuan pengembangan sedang
4.
110 134
Kelas d
Kemampuan pengembangan agak tinggi
5.
135 -160
Kelas e
Kemampuan pengembangan sangat tinggi
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007
No.

Total Skor

Berdasarkan tabel 6.24 tentang kemampuan lahan dan klasifikasi pengembangan


Kecamatan Sooko dapat diketahui bahwa Kecamatan Sooko memperoleh total skor sebesar
150. Sehingga skor 150 menempati interval 135-160 dan termasuk di dalam kelas e. Kelas
kemampuan lahan e merupakan kemampuan pengembangan sangat tinggi.
F.

Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan merupakan suatu lahan yang menggambarkan tingkat kecocokan

sebidang tanah untuk suatu penggunaan tertentu. Menentukan kesesuian suatu lahan
menggunakan teknik overlay peta setiap faktor yaitu faktor kelerengan, kepekaan tanah
terhadap erosi dan intensitas hujan harian rata-rata yang nantinya akan didapatkan satuan
lahan menurut klasifikasi dan nilai skor dari ketiga tersebut. penetapan fungsi kawasan
dilakukan dengan cara menjumlah nilai skor dari ketiga faktor tersebut. Besarnya faktor
tersebut menggambarkan kemampuan lahan. Untuk mendapatkan kesesuaian lahan, maka
dapat dilakukan dengan cara overlay antara peta tata guna lahan dengan kemampuan lahan
untuk setiap satuan lahan.
1.

Arahan Tata Ruang Pertanian


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tenatang arahan kemampuan
lahan menurut kelas dari kemampuan lahan. Berikut merupakan tabel tentang arahan
tata ruang.
Tabel 6.24 Arahan Tata Ruang Kecamatan Sooko
Kemampuan Lahan

No
1.

Kelas
Kelas a

Kemampuan Pengembangan
Kemampuan pengembangan sangat rendah

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Arahan Tata Ruang


Pertanian
Klasifikasi
Nilai
Lindung
1
VI-36

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
2.
3.
4.
5.

Kelas b Kemampuan pengembangan rendah


Kawasan Penyangga
Kelas c Kemampuan pengembangan sedang
Tanaman Tahunan
Kelas d Kemampuan pengembangan agak tinggi
Tanaman Setahun
Kelas e Kemampuan pengembangan sangat tinggi
Tanaman Setahun
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

2
3
4
5

Berdasarkan tabel 6.25, diketahui bahwa Kecamatan Sooko terletak pada kelas 3
dengan kemampuan pengembangan sangat tinggi. Kemampuan pengembangan ini
berarti arahan tata ruang pertanian dengan klasifikasi lahan tanaman setahun dengan
skor 5.
2.

Arahan Rasio Penutupan


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang arahan rasio penutupan
menurut kelas dari kemampuan lahan. Berikut merupakan tabel tentang arahan rasio
penutupan.
Tabel 6.25 Arahan Klasifikasi Rasio Tutupan
Kelas Kemampuan
No.
Arahan Klasifikasi Rasio Tutupan
Lahan
1.
Kelas a
Non bangunan
2.
Kelas b
Rasio tutupan lahan maksimal 10 %
3.
Kelas c
Rasio tutupan lahan maksimal 20%
4.
Kelas d
Rasio tutupan lahan maksimal 30%
5.
Kelas e
Rasio tutupan lahan maksimal 50%
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Nilai
1
2
3
4

Berdasarkan tabel 6.26 dapat diketahui bahwa Kecamatan Sooko terletak pada
kelas e. Sehingga dari kelas tersebut dapat diketahu bahwa arahan klasifikasi rasio
tutupan lahan terdapat pada kriteria rasio tutupan lahan maksimal 50% dengan skor 4.
3.

Arahan Ketinggian Bangunan


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang arahan ketinggian
bangunan menurut kelas dari kemampuan lahan. Berikut merupakan tabel tentang
arahan ketinggian bangunan.
Tabel 6.26 Arahan Ketinggian Bangunan
No.
1.
2.
3.

Kelas Kemampuan
Lahan
Kelas a
Kelas b
Kelas c

Arahan Ketinggian
Bangunan
Non bangunan
Non bangunan
Bangunan < 4 lantai

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Nilai
1
2
3
VI-37

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
4.
Kelas d
5.
Kelas e
Bangunan >4 lantai
4
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007

Berdasarkan tabel 6.27 diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan Sooko terletak
pada kelas kemampuan lahan e. Sehingga dari kelas e ini diperoleh araha ketinggian
bangunan dengan klasifikasi bangunan >4 dengan skor 4.
4.

Arahan Pemanfaatan Air Baku


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan tentang arahan pemanfaatan air
baku menurut kelas dari kemampuan lahan. Berikut merupakan tabel tentang arahan
pemanfaatan air baku.
Tabel 6.27 Arahan Pemanfaatan Air Baku
Kelas
Arahan Pemanfaaatan Air
Kemampuan
Nilai
Baku
Lahan
1.
Kelas a
Sangat rendah
1
2.
Kelas b
Rendah
2
3.
Kelas c
Cukup
3
4.
Kelas d
5.
Kelas e
Sangat Baik
4
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007
No.

Berdasarkan tabel 6.28 dapat diketahui bahwa Kecamatan Sooko terlatak pada
kelas kemampuan lahan kelas e. Sehingga Kecamatan sooko memiliki arahan
pemanfaatan air baku dengan klasifikasi sangat baik dan memiliki skor 4.
Berdasarkan analisis kesesuaian lahan di Kecamatan Sooko, dapat diketahui bahwa
Kecamatan Sooko merupakan kawasan budidaya. Kawasan budidaya ini dapat dimanfaatkan
untuk

pengembangan

pembangunan

Kecamatan

Sooko

dan

untuk

meningkatkan

perekonomian masyarakat Kecamatan Sooko. Perekonomian Kecamatan Sooko dapat


dikembangkan jika pembangunan dapat berjalan lancar. Analisis kemampuan dan kesesuaian
lahan ini dapat mempermudah pengembangan Kecamatan Sooko menjadi Pusat Kegiatan
Lingkungan promosi (PKLp) untuk Kabupaten Mojokerto.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-38

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.7

Kemampuan Lahan Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-39

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.8

Kesesuaian Lahan Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-40

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.3.3

Fisik Binaan

A.

Tata Guna Lahan


Penggunaan lahan di BWP Kecamatan Sooko terdiri dari permukiman, sarana

pendidikan, sarana kesehatan, sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sarana keamanan,
sarana peribadatan, sarana RTH dan olahraga, sarana perdagangan dan jasa, sarana rekreasi
dan sosial budaya serta serta sarana perindustrian dan pergudangan. Dominasi penggunaan
lahan di Kecamatan Sooko didominasi oleh permukiman dan sarana perdagangan. Kecamatan
Sooko memiliki luas sebesar 2.346 Ha. Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Sooko terdiri dri 8 Desa yang terdiri dari Desa Sooko,
Kecamatan Wringinrejo, Kecamatan Sambiroto, Kecamatan Kedungmaling, Kecamatan
Japan, Kecamatan Jampirogo, Kecamatan Gamekan dan Kecamatan Brangkal dengan total
luas BWP Kecamatan Sooko sebesar1.075 Ha. Berikut adalah penggunaan lahan di BWP
Kesamatan Sooko ditampilkan dalam tabel 6.28.
Tabel 6.28 Penggunaan Lahan BWP Kecamatan Sooko
Penggunaan Lahan
Permukiman
Industri
Kesehatan
Pemakaman
Pendidikan
Perdagangan dan Jasa
Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Keamanan
Rekreasi dan Sosial Budaya
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Olahraga
Pertanian
Jumlah
Sumber : Hasil survey, 2013

Luas Lahan
475,03
23,04
2,82
1,91
15,6
20,9
3,13
0,5
2,05
42,8
596,6
1184,38

Bedasarkan tabel 6.29, maka perbandingan prosentase lahan terbangun dengan lahan
tidak terbangun sebesar 51,19 : 48,81. Pembangunan Kecamatan Sooko mengikuti pola linier
yaitu pembangunannya mengikuti jalan utama. Namun dominasi penggunaaan lahan yang
mengikuti jalan utama berupa sarana perdagangan dan jasa serta sarana pemerintahan dan
pelayanan umum. Permukiman terletak di sekitar sarana perdagangan dan jasa serta sarana
pemerintahan dan pelayanan umum, sehingga tidak terletakdi sepanjang jalan utama.
Penggunaan lahan ini dapat melengkapi dan menunjang kebutuhan masyarakat Kecamatan
Sooko dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kecamatan Sooko dilalui oleh jalan lingkar luar
yang menyebabkan arus perkembangan pembangunan cukup tinggi sehingga sarana
perdagangan dan jasa berkembang cukup tinggi. Pengembangan bagian wilayah yang
diprioritaskan adalah Kecamatan Sooko sebagai kawasan perkotaan pusat kegiatan lokal
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-41

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

promosi (PKLp), yang memiliki fungsi pengembangan sebagai pusat industri skala nasional
dan regional, pusat pemasaran hasil pertanian, perikanan dan peternakan yang terdapat pada
Kabupaten Mojokerto. Sehingga penggunaan lahan di Kecamatan Sooko akan terus
meningkat setiap tahun dan penggunaan lahan tidak terbangun akan tergantikan dengan lahan
terbangun untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat. Untuk memenuhi
permintaan dan kebutuhan

masyarakat, jalan utama di Kecamatan Sooko memiliki

perkembangan pertumbuhan yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian


Kecamatan Sooko.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-42

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.9

Tata Guna Lahan BWP Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-43

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

B.

Sebaran Permukiman dan Sarana


1. Persebaran Permukiman di BWP Kecamatan Sooko
Persebaran permukiman di Kecamatan Sooko pada umumnya berbentuk linier
atau mengikuti pola perkembangan jalan dan berbentuk grid. Untuk pola permukiman
linier banyak ditemukan di desa-desa yang tersebar di ponggiran kota seperti Desa
Tempuran, Desa Ngingasrembyong, Desa Blimbingsari, Desa Klinterejo, Desa
Karangkedawang,

Desa

Modongan,

dan

Desa

Mojoranu.

Sedangkan

pola

permukiman berbentuk grid umumnya berupa perumahan yang banyak ditemukan di


Desa Sooko, Gamekan, Desa Brangkal, Desa Kedungmaling, Desa Sambiroto, Desa
Jampirogo, Desa Japan dan Desa Wringinrejo. Berikut adalah sebaran permukiman
Kecamatan Sooko menurut Desa.
Tabel 6.29 Persebaran Permukiman BWP Kecamatan Sooko
Luas
Jumlah
Kepadatan
Permukiman Penduduk
Penduduk
(Ha)
(Jiwa)
(Jiwa/Ha)
Gamekan
96,2
4978
52
Brangkal
58,3
4520
78
Kedungmaling
86
7793
91
Sambiroto
50
4093
82
Jampirogo
79,2
3534
45
Japan
67,8
9577
141
Sooko
92,8
14141
152
Wringinrejo
58,2
2964
51
Jumlah
588,5
51600
12484
Sumber: Monografi Desa tahun 2011 dan Hasil analisis 2012
Desa

Tingkat
Hunian
(Jiwa/unit)
3
4
10
8
1
7
4
4
4

Dari tabel 6.29 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat hunian di BWP
Kecamatan Sooko rata rata keseluruhan adalah 4 jiwa/unit. Dalam perhitungan
analisis tingkat hunian rumah menunjukkan bahwa proyeksi kebutuhan rumah
diasumsikan bahwa satu rumah dihuni oleh satu keluarga dengan rata-rata keluarga
terdiri dari 5 jiwa.
Bedasarkan hasil proyeksi penduduk dari tahun 2013-2032 dapat diketahui bahwa
jumlah penduduk selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Sehingga diasumsikan
seiring dengan pertambahan penduduk bertambah pula jumlah kebutuhan lahan
permukiman. Untuk itu diperlukan analisis proyeksi jumlah rumah hingga tahun 2032
sehingga dapat diperoleh luasan kebutuhan lahan permukiman hingga tahun 2032.
Bedasarkan Pedoman Perencanaan Permukiman Perkotaan, 2004 perhitungan
proyeksi kebutuhan perumahan didasarkan melalui perhitungan sebagai berikut:

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-44

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

a. Perubahan jumlah penduduk = Jumlah penduduk tahun proyeksi jumlah


penduduk tahun sekarang
b. Kebutuhan unit rumah = Perubahan Jumlah Penduduk/Rasio tingkat hunian
Selain itu perlu juga diketahui jumlah backlog yang terjadi di BWP Kecamatan
Sooko. Berikut ini adalah jumlah backlog yang terjadi di BWP Kecamatan Sooko
bedasarkan data 2012:
Tabel 6.30 Backlog Rumah di BWP Kecamatan Sooko
Jumlah
KK

Jumlah
Penduduk

Perbandingan
KK-Rumah

Jumlah
rumah
eksisting

1358
4978 KK<Rumah
1284
4520 KK>Rumah
2244
7793 KK>Rumah
1236
4093 KK>Rumah
979
3534 KK<Rumah
2659
9577 KK>Rumah
4019
14141 KK>Rumah
914
2964 KK>Rumah
14693
51600 KK>Rumah
Sumber: Hasil Analisis, 2013

1508
1158
749
509
2824
1372
3552
812
12484

Backlog
berdasarkan
Jumlah
Penduduk
4048
1548
2717
8313

Backlog
berdasarkan
jumlah KK
126
1495
727
1287
467
102
4204

Berikut adalah Proyeksi kebutuhan rumah tiap desa di BWP Kecamatan Sooko tahun 2013-2032.

Tabel 6.31 Proyeksi Rumah BWP Kecamatan Sooko Tahun 2013-2032


Jumlah Rumah

Desa

2012

Jumlah Proyeksi Rumah

Pertambahan Rumah

Gamekan

1508

2013
1226

Brangkal

1158

1114

1219

1366

1531

1715

94

106

147

164

184

Kedungmaling

749

1920

2103

2356

2640

2957

2666

183

253

284

318

Sambiroto

509

1008

1104

1237

1386

1553

1224

96

133

149

167

Jampirogo

2824

871

954

1068

1197

1341

-1953

83

115

129

144

Japan

1372

2359

2584

2895

3244

3634

2274

225

311

349

391

Sooko

3552

3484

3815

4275

4790

5366

485

332

459

515

577

Wringinrejo

812

730

800

896

1004

1125

42

70

96

108

121

12711

13922

15599

17477

19582

4548

1211

1677

1878

2105

Total

12484

2017
1343

2022
1505

2027
1686

2032
1889

2013
-283

2017
117

2022
162

2027
181

2032
203

Sumber: Hasil Analisis, 2013


Keterangan : Tanda (-) : Kelebihan rumah

Berdasarkan tabel 6.31 tentang proyeksi rumah diatas kita dapat lihat bahwa pada
tahun 2013 pertambahan rumah yang dibutuhkan sebanyak 4548 rumah, pada tahun
2017 pertambahan rumah sebanyak 1211, tahun 2022 dibutuhkan rumah sebanyak
1677, pada tahun 2027 sebanyak 1878 dan tahun 2032 dibutuhkan rumah sebanyak
2105 sehingga total keseluruhan jumlah rumah yang dibutuhkan 20 tahun yang akan
datang sebanyak 11419 rumah yang tersebar dalam delapan desa. Untuk tahun 2013
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-45

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

terdapat kelebihan rumah sebesar 283 rumah/KK atau sebesar 1160 jiwa penduduk di
Desa Gamekan dan sebesar 1953 rumah/KK atau 8007 jiwa penduduk di Desa
Jampirogo. Kondisi ini disebabkan karena kebutuhan rumah di dua desa tersebut
sudah terpenuhi di tahun sebelumnya. Kebutuhan rumah tersebut juga dipengaruhi
oleh bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya. Apabila jumlah penduduk
bertambah maka rumah yang dibutuhkan akan bertambah.
2. Persebaran Sarana di BWP Kecamatan Sooko
Persebaran fasilitas umum di BWP Kecamatan sooko dipengaruhi oleh tingkat
aksesibilitas jaringan jalan dan persebaran permukiman. Berikut adalah jumlah sarana
yang ada di Kecamatan Sooko.
a. Sarana Pendidikan
Berikut ini adalah jumlah eksisting sarana pendidikan di BWP Kecamatan
Sooko beserta intensitas bangunannya.
Tabel 6.32 Jumlah Eksisting Sarana Pendidikan Tahun 2012
Eksisting Sarana
Jenis Sarana

Jumlah
(unit)

Luas
(m2)

KDB

KLB

Playgroup dan TK

17

3302,8

40% - 90%

0,40 1,20

SD
14
SMP
3
SMA
4
Perguruan Tinggi
1
Pendidikan non
67
formal
Sumber: Hasil Survey, 2013

97270
2060,2
7433,1
675,9

40% -70%
85%
60%
50%

0,40 1,20
0,85
0,6
0,5

9243,1

60%

1,2

Seiring dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, maka dipastikan


kebutuhan akan sarana pendidikan juga akan bertambah. Berikut adalah
penambahan jumlah kebutuhan dan kapasitas sarana pendidikan di BWP
Kecamatan sooko.
Tabel 6.33 Kebutuhan dan Kapasitas Sarana Pendidikan BWP
Kecamatan Sooko Tahun 2013
Jenis
Sarana

Jumlah
Penduduk
Pendukung
(jiwa)

Standar
Luas
Lahan

Playgroup
dan TK

1250

500

SD

1600

2000

SMP

4800

9000

SMA

4800

12500

Jumlah
Penduduk
Total

52.787

Proyeksi
Penduduk
Menurut
Umur

Eksisting
Sarana

Jumlah Yang
Dibutuhkan

Jumlah
(unit)

Luas
(m2)

1.718

17

3302,8

690

494,76%

5.257

14

97270

6.570

532,62%

2.617

2060,2

4.910

1031,72%

2.491

7433,1

6.490

2007,23%

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Jumlah
(unit)

Kapasitas
Pelayanan
(%)

Luas (m2)

VI-46

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO
Perguruan
Tinggi
Non
Formal
Sumber: Hasil Analisis, 2013

675,9

33

6588,8

Tabel 6.34 Analisis Kebutuhan Sarana Pendidikan BWP


Kecamatan Sooko Tahun 2017-2032
Proyeksi Tahun 2017
Jenis
Sarana
Playgroup
danTK
SD
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi

Jumlah
Penduduk

Proyeksi
Menurut
umur
1.881
5.757
2.866
2.728

87813

Jml. (unit)

Proyeksi Tahun 2022


Luas
(m2)

750

4
1
1

7.200
5.370
7.100

Jumlah
Penduduk

64.775

Proyeksi
Menurut
umur
2.108
6.450
3.211
3.056

Jml. (unit)

Luas
(m2)

840

4
1
1

8.060
6.020
7.960

Pendidikan
non formal
Proyeksi Tahun 2027
Jenis
Sarana

Jumlah
Penduduk

Proyeksi
Menurut
umur

Playgroup
danTK

2.362

SD

Jml. (unit)

Proyeksi Tahun 2032


Luas
(m2)

950

7.227

9.030

72575
3.598
SMA
3.425
Perguruan
Tinggi
Pendidikan
non formal
Sumber: Hasil Analisis, 2013

6.740

8.920

SMP

Jumlah
Penduduk

Proyeksi
Menurut
umur

Luas
(m2)

1.060

8.097

10.120

4.031

7.550

3.837

9.990

2.646
81.313

Jml. (unit)

Secara keseluruhan sarana pendidikan di Kecamatan Sooko terdiri dari play


group dan TK, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA), Perguruan Tinggi, dan Pendidikan
Nonformal. Berdasarkan analisis sarana pendidikan dapat diketahui bahwa:

1) Play group dan TK


Berdasarkan data persebaran sarana pendidikan Kecamatan Sooko, play
group dan TK hanya terdapat 17 unit dengan luas sebesar 3302,8 m2. Play
group dan TK pada tahun 2013 dibutuhkan sebanyak 1 unit dengan total
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-47

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

luas sebesar 690 m2. Sehingga jumlah dan luas yang dibutuhkan telah
memenuhi standar dari jumlah dan kapasitas pelayanannya. Proyeksi
kebutuhan play group dan TK pada tahun 2017 adalah sebanyak 2 unit
dengan luasan sebesar 840 m2. Proyeksi kebutuhan play group dan TK
pada tahun 2022 adalah sebanyak 2 unit dengan luasan sebesar 830 m2.
Proyeksi kebutuhan play group dan TK pada tahun 2027 adalah sebanyak
2 unit dengan luasan sebesar 950 m2. Proyeksi kebutuhan play group dan
TK pada tahun 2032 adalah sebanyak 2 unit dengan luasan sebesar 1.060
m2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan tidak diperlukan
penambahan jumlah dan luasan play group dan TK. Untuk analisis KDB
dan KLB sarana pendidikan, standar yang digunakan yaitu standar untuk
bangunan umum, dimana untuk KDB standarnya adalah 40%-60%, dan
untuk KLB standarnya adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan dengan kondisi
eksisting yang ada, maka bisa disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana
pendidikan di Kecamatan Sooko sudah memenuhi standar.
2) Sekolah Dasar (SD)
Berdasarkan data persebaran sarana pendidikan Kecamatan Sooko,
Sekolah Dasar (SD) hanya terdapat 14 unit dengan luas sebesar 97270 m2.
Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2013 dibutuhkan sebanyak 4 unit dengan
total luas sebesar 6.843 m2. Sehingga luas yang dibutuhkan telah
memenuhi belum standar dari jumlah dan kapasitas pelayanannya.
Proyeksi kebutuhan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2017 adalah sebanyak
4 unit dengan luasan sebesar 7.196 m2. Proyeksi kebutuhan Sekolah Dasar
(SD) pada tahun 2022 adalah sebanyak 4 unit dengan luasan sebesar 8.062
m2. Proyeksi kebutuhan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2027 adalah
sebanyak 5 unit dengan luasan sebesar 9.034 m2. Proyeksi kebutuhan
Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2032 adalah sebanyak 5 unit dengan
luasan sebesar 10.121 m2. Sarana pendidikan yang berupa Sekolah Dasar
(SD) sudah melayani semua desa yang ada di Kecamatan Sooko.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan tidak diperlukan penambahan
jumlah dan luasan Sekolah Dasar (SD). Aanalisis KDB dan KLB sarana
pendidikan, standar yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum,

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-48

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

dimana untuk KDB standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB


standarnya adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting
yang ada, maka bisa disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana pendidikan
di Kecamatan Sooko sudah memenuhi standar.
3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Berdasarkan data persebaran sarana pendidikan Kecamatan Sooko,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) hanya terdapat 3 unit dengan luas
sebesar 2060,2 m2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2013
dibutuhkan sebanyak 1 unit dengan total luas sebesar 5109,375 m2.
Sehingga luas yang dibutuhkan belum memenuhi standar dari jumlah dan
kapasitas pelayanannya. Proyeksi kebutuhan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) pada tahun 2017 adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar
5.366 m2. Proyeksi kebutuhan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada
tahun 2022 adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 6.012 m2.
Proyeksi kebutuhan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2027
adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 6.736 m2. Proyeksi
kebutuhan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2032 adalah
sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 7.547 m2. Sarana pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah melayani semua desa yang ada
di Kecamatan Sooko. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
diperlukan

penambahan luasan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

sebesar 5.487 m2. Untuk analisis KDB dan KLB sarana pendidikan,
standar yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum, dimana
untuk KDB standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB standarnya
adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada,
maka bisa disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana pendidikan di
Kecamatan Sooko sudah memenuhi standar.
4) Sekolah Menengah Atas (SMA)
Berdasarkan data persebaran sarana pendidikan Kecamatan Sooko,
Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya terdapat 3 unit dengan luas sebesar
7433,1. Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2013 dibutuhkan
sebanyak 1 unit dengan total luas sebesar 6755,2 m2. Sehingga luas yang

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-49

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

dibutuhkan sudah

memenuhi

standar dari jumlah dan kapasitas

pelayanannya. Proyeksi kebutuhan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada


tahun 2017 adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 6.775 m2.
Proyeksi kebutuhan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2022
adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 8.891 m2. Proyeksi
kebutuhan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2027 adalah
sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 9.962 m2. Proyeksi kebutuhan
Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2032 adalah sebanyak 1 unit
dengan luasan sebesar 11.162 m2. Sarana pendidikan yang berupa Sekolah
Menengah Atas (SMA) sudah melayani semua desa yang ada di
Kecamatan Sooko. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperlukan
penambahan luasan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 3.729 m2.
Analisis KDB dan KLB sarana pendidikan, standar yang digunakan yaitu
standar untuk bangunan umum, dimana untuk KDB standarnya adalah
40%-60%, dan untuk KLB standarnya adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan
dengan kondisi eksisting yang ada, maka bisa disimpulkan bahwa KDB
dan KLB sarana pendidikan di Kecamatan Sooko sudah memenuhi
standar.
5) Perguruan Tinggi (PT)
Berdasarkan data persebaran sarana pendidikan Kecamatan Sooko,
Perguruan Tinggi (PT) hanya terdapat 1 unit dengan luas sebesar 675,9
m2. Untuk proyeksi kebutuhan untuk 20 tahun mendatang tidak ada
proyeksi kebutuhan. Untuk analisis KDB dan KLB sarana pendidikan,
standar yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum, dimana
untuk KDB standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB standarnya
adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada,
maka bisa disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana pendidikan di
Kecamatan Sooko sudah memenuhi standar.
6) Pendidikan Non-formal
Berdasarkan data persebaran sarana pendidikan Kecamatan Sooko,
Pendidikan Non-formal terdapat 33 unit dengan luas sebesar 6588,8 m2.
Untuk proyeksi kebutuhan untuk 20 tahun mendatang tidak ada proyeksi

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-50

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

kebutuhan. Untuk analisis KDB dan KLB sarana pendidikan umu, standar
yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum, dimana untuk KDB
standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB standarnya adalah 0,5 0,6.
Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada, maka bisa
disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana pendidikan di Kecamatan
Sooko sudah memenuhi standar.
b. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Berikut ini adalah jumlah eksisting sarana pemerintahan dan pelayanan umum
yang ada di BWP Kecamatan Sooko beserta intensitas bangunannya.
Tabel 6.35 Jumlah Eksisting Sarana PPU Tahun 2012
Eksisting
Jumlah (unit)
Luas (m2)
Kantor Kecamatan
1
560,6
Kantor Desa
7
1475,6
KUA
1
256,6
BANK
1
73,38
Kantor Polisi
1
656,6
Kantor dinas
13
12261,02
Sumber: Hasil Survey, 2013
Jenis Sarana

KDB

KLB

60%
60%
70%
90%
80%
75%

0,6
0,6
0,7
0,9
0,8
0,75

Berikut adalah analisis kebutuhan dan kapasitas sarana pemerintahan dan


pelayanan umum di BWP Kecamatan sooko.
Tabel 6.36 Kebutuhan dan Kapasitas Sarana PPU BWP
Kecamatan Sooko Tahun 2013
Standar
Jenis Sarana

Daya
Tampung
(jiwa)

Eksisting
Luas
(m2)

Kantor
120.000
2.500
Kecamatan
Kantor Desa
30.000
1.000
KUA
120.000
750
BANK
Kantor Polisi
Kantor Dinas
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Jml.
Pddk

52.787

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

Jumlah Yang
Dibutuhkan
Jml.
(unit)

Luas(m2)

Kapasitas
Pelayanan
(%)

561

1.100

7
1
1
1
13

1.476
257
73
657
12.261

2
0

1.760
330

13
1

Secara keseluruhan sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum yang ada di


Kecamatan berupa kantor kecamatan 1 unit dengan luas 561 m2 dengan skala
pelayanan sebesar 5 %. Kemudian kantor Desa sebanyak 8 unit dengan luas
sebesar 1476 m2 dengan skala pelayanan sebesar 14 %, kantor urusan agama
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-51

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

sebanyak 1 unit dengan luas 323 m2 dan skala pelayanan sebesar 1 %. Selain
itu terdapat juga Bank, kantor polisi dan Kantor Dinas namun pemerintahan
dan pelayanan umum tersebut tidak dapat di proyeksikan. Berdasarkan analisis
pemerintahan dan pelayanan umum dapat diketahui bahwa tidak diperlukan
penambahan unit kantor kecamatan, kantor Desa dan KUA namun dibutuhkan
peningkatan kuaalitas bangunan yaitu penambahan luas. Kantor kecamatan
membutuhkan penambahan luas sebesar 951 m2 , kantor Desa memerlukan
penambahan luas sebesar 944 m2 dan kantor urusan agama memerlukan
penambahanluas sebesar 197 m2.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

VI-52

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.37 Analisis Kebutuhan Sarana PPU BWP Kecamatan Sooko Tahun 2017-2032
Jenis Sarana

Proyeksi Tahun 2017


Jml.
Jml.
Luas
Penduduk.
(unit)
(m2)

Kantor
Kecamatan
Kantor Desa
57813
KUA
BANK
Kantor Polisi
Kantor Dinas
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Proyeksi Tahun 2022


Jml.
Jml.
Luas
Penduduk.
(unit)
(m2)

Proyeksi Tahun 2027


Jml.
Jml.
Luas
Penduduk.
(unit)
(m2)

Proyeksi Tahun 2032


Jml.
Jml.
Luas
Penduduk.
(unit)
(m2)

Penambahan
Jml.
Luas
(unit)

1.204

1.349

1.512

1.694

1.133

1.927

2.159

2.419

2.711

-4

1.235

361

405

454

508

252

64.775

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

72.575
-

81.315
-

VI-53

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Secara keseluruhan sarana pemerintahan dan pelayanan umum di Kecamatan


Sooko terdiri dari kantor kecamatan, kantor Desa, kantor urusan agama, bank,
kantor polisi dan

kantor dinas pemerintahan. Berdasarkan analisis sarana

pemerintahan dan pelayanan umum dapat diketahui bahwa:


1) Kantor Kecamatan
Berdasarkan data persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum
Kecamatan Sooko, kantor kecamatan masih terdapat 1 unit dengan luas sebesar
561 m2 . Kantor kecamatan pada tahun 2013 dibutuhkan sebanyak 1 unit dengan
total luas sebesar 1.075 m2. S ehingga luas yang dibutuhkan belum memenuhi
belum standar dari jumlah dan

kapasitas pelayanannya. Proyeksi kebutuhan

kantor kecamatan pada tahun 2017 adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar
1.100 m2. Proyeksi kebutuhan kantor kecamatan pada tahun 2022 adalah sebanyak
1 unit dengan luasan sebesar 1.204 m2. Proyeksi kebutuhan kantor kecamatan pada
tahun 2027 adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 1.349 m2. Proyeksi
kebutuhan kantor kecamatan pada tahun 2032 adalah sebanyak 1 unit dengan
luasan sebesar 1.512 m2. Sarana pemerintahan dan pelayanan umum yang berupa
kantor kecamatan sudah melayani semua desa yang ada di Kecamatan Sooko.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperlukan penambahan luasan kantor
kecamatan sebesar 951 m2. Untuk analisis KDB dan KLB sarana pemerintahan
dan pelayanan umu, standar yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum,
dimana untuk KDB standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB standarnya
adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada, maka bisa
disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana pemerintahan dan pelayanan umum di
Kecamatan Sooko sudah memenuhi standar.
2) Kantor Desa
Berdasarkan data persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum
Kecamatan Sooko, kantor Desa hanya terdapat 7 unit dengan luas sebesar 1475,6
m2 . Kantor Desa pada tahun 2013 dibutuhkan sebanyak 2 unit dengan total luas
sebesar 1.720 m2. Sehingga luas yang dibutuhkan belum memenuhi belum standar
dari jumlah dan kapasitas pelayanannya. Proyeksi kebutuhan kantor Desa pada
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-54

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

tahun 2017 adalah sebanyak 2 unit dengan luasan sebesar 1.760 m2. Proyeksi
kebutuhan kantor Desa pada tahun 2022 adalah sebanyak 2 unit dengan luasan
sebesar 1.927 m2. Proyeksi kebutuhan kantor Desa

pada tahun 2027 adalah

sebanyak 2 unit dengan luasan sebesar 2.159 m2. Proyeksi kebutuhan kantor Desa
pada tahun 2032 adalah sebanyak 2 unit dengan luasan sebesar 2.419 m2. Sarana
pemerintahan dan pelayanan umum yang berupa kantor Desa sudah melayani
semua desa yang ada di Kecamatan Sooko. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan diperlukan

penambahan luasan kantor kecamatan sebesar 944 m2.

Untuk analisis KDB dan KLB sarana pemerintahan dan pelayanan umu, standar
yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum, dimana untuk KDB
standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB standarnya adalah 0,5 0,6. Jika
dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada, maka bisa disimpulkan bahwa
KDB dan KLB sarana pemerintahan dan pelayanan umum di Kecamatan Sooko
sudah memenuhi standar.
3) Kantor Urusan Agama (KUA)
Berdasarkan data persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum
Kecamatan Sooko, Kantor Urusan Agama (KUA) hanya terdapat 1 unit dengan
luas sebesar 257 m2. Kantor Urusan Agama (KUA) pada tahun 2013 dibutuhkan
sebanyak 1 unit dengan total luas sebesar 323 m2. Sehingga luas yang dibutuhkan
belum memenuhi belum standar dari jumlah dan kapasitas pelayanannya. Proyeksi
kebutuhan Kantor Urusan Agama (KUA) pada tahun 2017 adalah sebanyak 1 unit
dengan luasan sebesar 330 m2. Proyeksi kebutuhan Kantor Urusan Agama (KUA)
pada tahun 2022 adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 361 m2. Proyeksi
kebutuhan Kantor Urusan Agama (KUA) pada tahun 2027 adalah sebanyak 1 unit
dengan luasan sebesar 405 m2. Proyeksi kebutuhan Kantor Urusan Agama (KUA)
pada tahun 2032 adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 454 m2. Sarana
pemerintahan dan pelayanan umum yang berupa Kantor Urusan Agama (KUA)
sudah melayani semua desa yang ada di Kecamatan Sooko. Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan diperlukan

penambahan luasan Kantor Urusan Agama

(KUA) sebesar 197 m2. Untuk analisis KDB dan KLB sarana pemerintahan dan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-55

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

pelayanan umu, standar yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum,
dimana untuk KDB standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB standarnya
adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada, maka bisa
disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana pemerintahan dan pelayanan umum di
Kecamatan Sooko belum memenuhi standar.
4) Bank
Berdasarkan data persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum
Kecamatan Sooko, bank hanya terdapat 1 unit dengan luas sebesar 73 m2. Untuk
proyeksi kebutuhan untuk 20 tahun mendatang tidak ada proyeksi kebutuhan.
Untuk analisis KDB dan KLB sarana pemerintahan dan pelayanan umu, standar
yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum, dimana untuk KDB
standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB standarnya adalah 0,5 0,6. Jika
dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada, maka bisa disimpulkan bahwa
KDB dan KLB sarana pemerintahan dan pelayanan umum di Kecamatan Sooko
belum memenuhi standar.
5) Kantor polisi
Berdasarkan data persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum
Kecamatan Sooko, kantor polisi hanya terdapat 1 unit dengan luas sebesar 657
m2. Untuk proyeksi kebutuhan untuk 20 tahun mendatang tidak ada proyeksi
kebutuhan. Untuk analisis KDB dan KLB sarana pemerintahan dan pelayanan
umu, standar yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum, dimana untuk
KDB standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB standarnya adalah 0,5 0,6.
Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada, maka bisa disimpulkan
bahwa KDB dan KLB sarana pemerintahan dan pelayanan umum di Kecamatan
Sooko belum memenuhi standar.
6) Kantor dinas pemerintahan
Berdasarkan data persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum
Kecamatan Sooko, kantor polisi hanya terdapat 1 unit dengan luas sebesar 12.261
m2. Untuk proyeksi kebutuhan untuk 20 tahun mendatang tidak ada proyeksi
kebutuhan. Untuk analisis KDB dan KLB sarana pemerintahan dan pelayanan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-56

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

umu, standar yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum, dimana untuk
KDB standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB standarnya adalah 0,5 0,6.
Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada, maka bisa disimpulkan
bahwa KDB dan KLB sarana pemerintahan dan pelayanan umum di Kecamatan
Sooko belum memenuhi standar.
c. Sarana Keamanan
Berikut ini adalah jumlah eksisting sarana keamanan di BWP Kecamatan Sooko
beserta intensitas bangunannya.
Tabel 6.38 Jumlah Eksisting Sarana Keamanan Tahun 2012
Jenis Sarana
pos keamanan, pos satpam, pos ronda dan pos kamling

Eksisting
Sarana
Jumlah Luas
(unit)
(m2)
11
399,69

KDB

KLB

100%

Sumber: Survey Primer, 2013

Seiring dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, maka dipastikan kebutuhan


akan sarana keamanan juga akan bertambah. Berikut adalah penambahan jumlah
kebutuhan dan kapasitas sarana keamanan di BWP Kecamatan sooko.
Tabel 6.39 Kebutuhan dan Kapasitas Sarana Keamanan BWP
Kecamatan Sooko Tahun 2013
Jenis
Sarana

Luas
Lahan
(m2)

Jumlah
Penduduk
yang
Dilayani

Pos
12
2.500
Keamanan
Sumber: Hasil Analisis, 2013

jumlah
penduduk
2013

Eksisting
Tahun 2013

Kebutuhan
Tahun 2013

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

Jml.
(unit)

11

400

21

52.787

Luas
(m2)
253

Kapasitas
Pelayanan

52

Secara keseluruhan sarana keamanan yang ada di Kecamatan Sooko terdiri dari pos
keamanan, pos satpam, pos ronda dan pos kamling dengan jumlah sebanyak 11 unit
dengan luas sebesar 400 m2 dan skala pelayanan sebesar 53 %. Berikut merupakan
analisis kebutuhan sarana keamanan untuk BWP Kecamatan Sooko.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-57

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.40 Analisis Kebutuhan Sarana Keamanan BWP Kecamatan Sooko Tahun 2017-2032
Jenis
Sarana

Proyeksi Tahun 2017


Jml.
Penduduk

Jml.
(unit)

Pos
Keamanan,
57.813
23
Pos
Kamling,
Pos
Satpam
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Proyeksi Tahun 2022

Proyeksi Tahun 2027

Proyeksi Tahun 2032

Penambahan

Luas
(m2)

Jml.
Penduduk

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

Jml.
Penduduk

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

Jml.
Penduduk

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

278

64.775

26

311

72.575

29

348

81.315

33

390

22

-9

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-58

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Berdasarkan analisis sarana keamanan dapat diketahui bahwa kebutuhan tahun


2013 dibutuhkan 21 unit dengan luas 248 m2. Untuk proyeksi kebutuhan tahun
2017 dibutuhkan 21 unit sarana keamanan dengan luas 253

m2. Proyeksi

kebutuhan tahun 2022 dibutuhkan 23 unit sarana keamanan dengan luas 278 m2.
Proyeksi kebutuhan tahun 2027 dibutuhkan 26 unit sarana keamanan dengan luas
311 m2. Proyeksi kebutuhan tahun 2032 dibutuhkan 29 unit sarana keamanan
dengan luas 348 m2. Untuk penambahan sarana keamanan diperlukan 18 unit
namun untuk luas tidak perlukan penamabhan luas, karena berdasarkan standar
luas sarana keamanan sudah memenuhi standar namun untuk persebaran jumlah
sarana keamanan belum memebuhi kebutuhan masyarakat. Analisis KDB dan
KLB sarana keamanan menggunakan standar untuk bangunan umum yaitu KDB
standar adalah 40%-60%, dan untuk KLB standar adalah 0,5 0,6 dari standar
tersebut dapat dibandingkan dengan kondisi eksisting sarana keamanan yaitu
100% dan untuk KLB adalah 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa KDB dan
KLB sarana keamanan di Kecamatan Sooko belum memenuhi standar.
d. Sarana Peribadatan
Berikut ini adalah jumlah eksisting sarana peribadatan yang ada di BWP
Kecamatan Sooko beserta intensitas bangunannya.
Tabel 6.41 Kebutuhan dan Kapasitas Sarana Peribadatan BWP
Kecamatan Sooko Tahun 2013
Jenis
Sarana
Mushalla
Masjid
Warga
Masjid
Lingkungan
Masjid
Kecamatan

Luas
Lahan
(m2)

Jumlah
Penduduk
yang
Dilayani

100

Jumlah
Penduduk
tahun
2012

Eksisting Tahun
2013

Kebutuhan Tahun
2013

Kapasitas
Pelayanan

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

250

143

11.828

211

21.115

68

600

2.500

18

5.392

21

12.669

85

3.600

30.000

3.394

6.334

455

5.400

120.000

580

2.375

227

52.787

Sumber: Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-59

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Seiring dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, maka dipastikan kebutuhan


akan sarana peribadatan juga akan bertambah. Berikut adalah penambahan jumlah
kebutuhan dan kapasitas sarana peribadatan di BWP Kecamatan sooko.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-60

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.42 Analisis Kebutuhan Sarana Peribadatan BWP Kecamatan Sooko Tahun 2017-2032
Jenis
Sarana

Jumlah
Penduduk
tahun
2017

Mushalla
Masjid
Warga
57.813
Masjid
Lingkungan
Masjid
Kecamatan
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Proyeksi
Kebutuhan Tahun
2017
Jml.
(unit)

Luas
(m2)

231

Jumlah
Penduduk
tahun
2022

Proyeksi Kebutuhan
Tahun 2022
Jml.
(unit)

Luas
(m2)

23.125

259

23

13.875

6.938

2.602

64.775

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Jumlah
Penduduk
tahun
2027

Proyeksi Kebutuhan
Tahun 2022
Jml.
(unit)

Luas
(m2)

25.910

290

26

15.546

7.773

2.915

72.575

Jumlah
Penduduk
tahun
2032

Proyeksi
Kebutuhan Tahun
2032

Penambahan

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

29.030

325

32.526

182

20.698

29

17.418

33

19.516

15

14.124

8.709

9.758

6.364

3.266

3.659

3.079

81.315

VI-61

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Secara keseluruhan sarana peribadatan di Kecamatan Sooko terdiri dari musholla,


masjid warga, masjid lingkungan dan masjid kecamatan. Berdasarkan analisis
sarana peribadatan dapat diketahui bahwa:
1) Musholla
Berdasarkan data persebaran sarana peribadatan Kecamatan Sooko, mushola
terdapat 143 unit. Kebutuhan Musholla pada tahun 2013 dibutuhkan sebanyak
206 unit dengan total luas sebesar 20.640 m2. Sehingga jumlah dan luas yang
dibutuhkan belum memenuhi standar dari jumlah dan kapasitas pelayanannya
pada tahun 2013. Proyeksi kebutuhan musholla pada tahun 2017 adalah
sebanyak 211 unit dengan luasan sebesar 21.115 m2. Proyeksi musholla pada
tahun 2022 adalah sebanyak 231 unit dengan luasan sebesar 23.125 m2.
Proyeksi kebutuhan musholla pada tahun 2027 adalah sebanyak 259 unit
dengan luasan sebesar 25.910 m2. Proyeksi kebutuhan musholla pada tahun
2032 adalah sebanyak 290 unit dengan luasan sebesar 29.030 m2. Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan diperlukan penambahan jumlah dan luasan
musholla sebaanyak 147 unit dengan penambahan luasan lahan sebesar 17.202
m2.
2) Masjid Warga
Berdasarkan data persebaran sarana peribadatan Kecamatan Sooko, masjid
warga terdapat 18 unit. Kebutuhan masjid warga pada tahun 2013 dibutuhkan
sebanyak 21 unit dengan total luas sebesar 12.384 m2. Sehingga jumlah dan
luas yang dibutuhkan belum memenuhi standar dari jumlah dan kapasitas
pelayanannya pada tahun 2013. Proyeksi kebutuhan masjid warga pada tahun
2017 adalah sebanyak 21 unit dengan luasan sebesar 12.669 m2. Proyeksi
masjid warga pada tahun 2022 adalah sebanyak 23 unit dengan luasan sebesar
13.875 m2. Proyeksi kebutuhan masjid warga pada tahun 2027 adalah
sebanyak 26 unit dengan luasan sebesar 15.546

m2. Proyeksi kebutuhan

masjid warga pada tahun 2032 adalah sebanyak 29 unit dengan luasan sebesar
17.418 m2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperlukan penambahan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-62

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

jumlah dan luasan masjid warga sebaanyak 11 unit dengan penambahan luasan
lahan sebesar 12.026 m2.
3) Masjid Lingkungan
Berdasarkan data persebaran sarana peribadatan Kecamatan Sooko, masjid
lingkungan terdapat 8 unit. Kebutuhan masjid lingkungan pada tahun 2013
dibutuhkan sebanyak 2 unit dengan total luas sebesar 6.192 m2. Sehingga
jumlah dan luas yang dibutuhkan belum memenuhi standar dari jumlah dan
kapasitas pelayanannya pada tahun 2013. Proyeksi kebutuhan masjid
lingkungan pada tahun 2017 adalah sebanyak 2 unit dengan luasan sebesar
6.334 m2. Proyeksi masjid lingkungan pada tahun 2022 adalah sebanyak 2
unit dengan luasan sebesar 6.938 m2. Proyeksi kebutuhan masjid lingkungan
pada tahun 2027 adalah sebanyak 2 unit dengan luasan sebesar 7.773 m2.
Proyeksi kebutuhan masjid lingkungan pada tahun 2032 adalah sebanyak unit
dengan luasan sebesar 8.709 m2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
diperlukan penambahan luasan masjid lingkungan sebesar 5.315 m2.
4) Masjid Kecamatan
Berdasarkan data persebaran sarana peribadatan Kecamatan Sooko, masjid
lingkungan terdapat 1 unit. Kebutuhan masjid kecamatan pada tahun 2013
dibutuhkan sebanyak 1 unit dengan total luas sebesar 2.322 m2. Sehingga
jumlah dan luas yang dibutuhkan belum memenuhi standar dari jumlah dan
kapasitas pelayanannya pada tahun 2013. Proyeksi kebutuhan masjid
kecamatan pada tahun 2017 adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar
2.375 m2. Proyeksi masjid kecamatan pada tahun 2022 adalah sebanyak 1 unit
dengan luasan sebesar 2.602 m2. Proyeksi kebutuhan masjid kecamatan pada
tahun 2027 adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 2.915 m2. Proyeksi
kebutuhan masjid kecamatan pada tahun 2032 adalah sebanyak 1 unit dengan
luasan sebesar 3.266

m2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan

diperlukan penambahan luasan masjid lingkungan sebesar 2.686 m2.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-63

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

e. Sarana Kesehatan
Berikut ini adalah jumlah eksisting sarana kesehatan yang ada di BWP Kecamatan
Sooko beserta intensitas bangunannya.
Tabel 6.43 Jumlah Eksisting Sarana Kesehatan Tahun 2012
Eksisting Sarana
Jenis Sarana

Jumlah
(unit)
Praktek dokter
1
puskesmas
1
Puskesmas pembantu
8
Rumah sakit
1
Sumber: Hasil Survey, 2013

Luas
(m2)
150,5
120
1256,66
3789,4

KDB

KLB

100%
80%
80%
60%

1
0,8
0,8
1,2

Seiring dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, maka dipastikan kebutuhan


akan sarana Kesehatan juga akan bertambah. Berikut adalah penambahan jumlah
kebutuhan dan kapasitas sarana kesehatan di BWP Kecamatan sooko.
Tabel 6.44 Kebutuhan dan Kapasitas Sarana Kesehatan BWP
Kecamatan Sooko Tahun 2013
Eksisting

Standar
Daya
Tampung
(jiwa)

Luas
(m2)

5.000

Puskesmas
Puskesmas
pembantu

Jenis Sarana

Praktek Dokter

Jumlah
Penduduk

Jumlah Yang
Dibutuhkan

Jumlah
(unit)

Luas
(m2)

Jml.
(unit)

Luas(m2)

18

151

11

190

120.000

1.000

120

440

30.000

300

1.257

528

3.789

52.787

Rumah sakit
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Secara keseluruhan sarana kesehatan Kecamatan Sooko terdapat praktek dokter,


puskesmas, puskesmas pembantu dan rumah sakit. Berdasarkan analisis sarana
kesehatan dapat diketahui bahwa:
1) Praktek Dokter
Berdasarkan data persebaran sarana kesehatan Kecamatan Sooko, praktek
dokter hanya terdapat 1 unit.Praktek dokter pada tahun 2013 dibutuhkan
sebanyak 10 unit dengan total luas sebesar 186 m2 Sehingga jumlah dan luas
yang dibutuhkan belum memenuhi standar dari jumlah dan kapasitas

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-64

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

pelayanannya. Analisis KDB dan KLB sarana keamanan menggunakan


standar untuk bangunan umum yaitu KDB standar adalah 40%-60%, dan
untuk KLB standar adalah 0,5 0,6 dari standar tersebut dapat dibandingkan
dengan kondisi eksisting sarana keamanan yaitu 100% dan untuk KLB adalah
1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana kesehatan berupa
praktek dokter di Kecamatan Sooko belum memenuhi standar.
2) Puskesmas
Berdasarkan data persebaran sarana kesehatan Kecamatan Sooko, puskesmas
hanya terdapat 1 unit. Kebutuhan puskesmas pada tahun 2013 dibutuhkan
sebanyak 1 unit dengan total luas sebesar 430 m2. Sehingga luas yang
dibutuhkan belum memenuhi standar. Analisis KDB dan KLB sarana
keamanan menggunakan standar untuk bangunan umum yaitu KDB standar
adalah 40%-60%, dan untuk KLB standar adalah 0,5 0,6 dari standar
tersebut dapat dibandingkan dengan kondisi eksisting sarana keamanan yaitu
100% dan untuk KLB adalah 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa KDB dan
KLB sarana kesehatan berupa puskesmas di Kecamatan Sooko belum
memenuhi standar.
3) Puskesmas pembantu
Berdasarkan data persebaran sarana kesehatan Kecamatan Sooko, puskesmas
pembaantu terdapat 8 unit. Puskesmas pembantu pada tahun 2013 dibutuhkan
sebanyak 2 unit dengan total luas sebesar 516 m2. Sehingga luas yang
dibutuhkan belum memenuhi standar dari jumlah dan kapasitas pelayanannya.
Analisis KDB dan KLB sarana keamanan menggunakan standar untuk
bangunan umum yaitu KDB standar adalah 40%-60%, dan untuk KLB standar
adalah 0,5 0,6 dari standar tersebut dapat dibandingkan dengan kondisi
eksisting sarana keamanan yaitu 100% dan untuk KLB adalah 1. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana kesehatan berupa puskesmas
pembantu di Kecamatan Sooko belum memenuhi standar.
4) Rumah sakit

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-65

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Berdasarkan data persebaran sarana kesehatan Kecamatan Sooko terdapat 1


unit rumah sakit swasta yaitu Rumah sakit Sakinah. Rumah sakit ini memiliki
luasan sebesar 3.789,4 m2. Keberadaan rumah sakit ini sudah memenuhi
kebutuhan masyarakat Kecamatan Sooko. Selain itu, Rumah Sakit Sakinah ini
sudah melayani kebutuhan masyarakat dari luar Kecamatan Sooko. Untuk
analisis KDB dan KLB sarana kesehatan, standar yang digunakan yaitu
standar untuk bangunan umum, dimana untuk KDB standarnya adalah 40%60%, dan untuk KLB standarnya adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan dengan
kondisi eksisting yang ada, maka bisa disimpulkan bahwa KDB dan KLB
sarana kesehatan yang berupa rumah sakit di Kecamatan Sooko sudah
memenuhi standar.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-66

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.45 Analisis Kebutuhan Sarana Kesehatan BWP Kecamatan Sooko Tahun 2017-2032
Proyeksi Tahun 2017
Jenis
Sarana

Jml
Penduduk.

Praktek
Dokter
Puskesmas
57.813
Puskesmas
Pembantu
Rumah sakit
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Proyeksi Tahun 2022

Jml. (unit)

Luas
(m2)

12

208

482

578

Jml.
Penduduk

64.775

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Jml.
(unit)

Luas(m2)

13

233

540

648

Proyeksi Tahun 2027


Jml.
Penduduk

72.575

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

15

261

605

726

Proyeksi Tahun 2032


Jml.
Penduduk

81.315

Penambahan

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

16

293

15

142

678

558

813

-5

-444

VI-67

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Secara keseluruhan sarana kesehatan Kecamatan Sooko terdapat praktek dokter,


puskesmas, puskesmas pembantu dan rumah sakit. Berikut merupakan analisis
kebutuhan sarana kesehatan di BWP Kecamatan Sooko.
1) Praktek dokter
Proyeksi kebutuhan praktek dokter pada tahun 2017 adalah sebanyak 11 unit
dengan luasan sebesar 190 m2. Proyeksi kebutuhan praktek dokter pada tahun
2022 adalah sebanyak 12 unit dengan luasan sebesar 208 m2. Proyeksi
kebutuhan praktek dokter pada tahun 2027 adalah sebanyak 13 unit dengan
luasan sebesar 233 m2. Proyeksi kebutuhan praktek dokter pada tahun 2032
adalah sebanyak 15 unit dengan luasan sebesar 261 m2. Sarana kesehatan yang
berupa prakter dokter ini hanya melayani kebutuhan masyarakat di Desa
Kedungmaling. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperlukan
penambahan jumlah dan luasan praktek dokter sebanyak 14 unit dengan
penambahan luasan lahan sebesar 111 m2.Untuk analisis KDB dan KLB
sarana kesehatan, standar yang digunakan yaitu standar untuk bangunan
umum, dimana untuk KDB standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB
standarnya adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting yang
ada, maka bisa disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana kesehatan di
Kecamatan Sooko belum memenuhi standar.
2) Puskesmas
Proyeksi kebutuhan puskesmas pada tahun 2017 adalah sebanyak 1 unit
dengan luas sebesar 440 m2. Proyeksi kebutuhan puskesmas pada tahun 2022
adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 482 m2. Proyeksi kebutuhan
puskesmas pada tahun 2027 adalah sebanyak 1 unit dengan luasan sebesar 540
m2. Proyeksi kebutuhan puskesmas pada tahun 2032 adalah sebanyak 1 unit
dengan luasan sebesar 605 m2. Sarana kesehatan yang berupa puskesmas dapat
melayani penduduk Kecamatan Sooko namun diperlukan penamahan luasan
lahan puskesmas sebesar 485 m2..Untuk analisis KDB dan KLB sarana
kesehatan, standar yang digunakan yaitu standar untuk bangunan umum,

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-68

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

dimana untuk KDB standarnya adalah 40%-60%, dan untuk KLB standarnya
adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada, maka
bisa disimpulkan bahwa KDB dan KLB sarana kesehatan di Kecamatan Sooko
belum memenuhi standar.
3) Puskesmas pembantu
Proyeksi kebutuhan puskesmas pembantu pada tahun 2017 adalah sebanyak 2
unit dengan luasan sebesar 528 m2. Proyeksi kebutuhan puskesmas pembantu
pada tahun 2022 adalah sebanyak 2 unit dengan luasan sebesar 578 m2.
Proyeksi kebutuhan puskesmas pembantu pada tahun 2027 adalah sebanyak 2
unit dengan luasan sebesar 648 m2. Proyeksi kebutuhan puskesmas pembantu
pada tahun 2032 adalah sebanyak 2 unit dengan luasan sebesar 726 m2.
Analisis KDB dan KLB sarana kesehatan, standar yang digunakan yaitu
standar untuk bangunan umum, dimana untuk KDB standarnya adalah 40%60%, dan untuk KLB standarnya adalah 0,5 0,6. Jika dibandingkan dengan
kondisi eksisting yang ada, maka bisa disimpulkan bahwa KDB dan KLB
sarana kesehatan di Kecamatan Sooko belum memenuhi standar.
4) Rumah Sakit
Proyeksi kebutuhan rumah sakit belum memiliki standar. Kecamatan Sooko
sudah mememiliki rumah sakit, sehingga untuk kebutuhan masyarakat berupa
rumah sakit sudah dapat memenuhi kebutuhan.
f. Sarana RTH dan Olahraga
Berikut ini adalah jumlah eksisting sarana RTH dan olahraga yang ada di BWP
Kecamatan Sooko beserta intensitas bangunannya.
Tabel 6.46 Kebutuhan dan Kapasitas Sarana RTH dan Olahraga BWP
Kecamatan Sooko Tahun 2013

Jenis
Sarana

Lapangan

Standar
( SNI 03-17332004)
Daya
Tampung
(jiwa)

Luas
(m2)

30.000

9.000

Jumlah
Penduduk
tahun
2013
52.787

Jumlah yang
dibutuhkan

Jumlah Eksisting
Jumlah
(unit)
13

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Luas
(m2)
23.115

Jumlah
(unit)
2

Luas
(m2)
15.836

Kapasitas
Pelayanan

739

VI-69

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Sumber: Hasil Analisis, 2013

Berikut adalah analisis kebutuhan dan kapasitas sarana RTH dan olahraga di BWP
Kecamatan sooko.
Tabel 6.47 Analisis Kebutuhan Sarana RTH dan Olahraga BWP
Kecamatan Sooko Tahun 2017-2032
Proyeksi Tahun 2017
Jenis
Sarana
Lapangan

Jml.
Penduduk.

Jml.
(unit)

Luas (m2)

Jml.
Penduduk.

Jml. (unit)

Luas (m2)

57.813

17.344

64.775

19.433

Proyeksi Tahun 2027


Jml.
Penduduk

Proyeksi Tahun 2022

Jml. (unit)

Penambahan

Proyeksi Tahun 2032


Luas
(m2)

72.575
2
21.773
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Jml.
Penduduk

Jml. (unit)

Luas (m2)

81.315

24.395

Jml.
(unit)

Luas
(m2)

Secara keseluruhan sarana RTH dan Olahraga yang ada di Kecamatan Sooko
hanya terdapat lapangan dengan jumlah sebanyak 13 unit dengan luas sebesar
23.115 m2 dan skala pelayanan sebesar 756 %. Berdasarkan analisis sarana RTH
dan Olahraga dapat diketahui bahwa kebutuhan tahun 2013 dibutuhkan 2 unit
dengan luas 15.480 m2. Untuk proyeksi kebutuhan tahun 2017 dibutuhkan 2 unit
lapangan dengan luas 15.836 m2. Proyeksi kebutuhan tahun 2022 dibutuhkan 2
unit lapangan dengan luas 17.344 m2. Proyeksi kebutuhan tahun 2027 dibutuhkan
2 unit lapangan dengan luas 19.433 m2. Proyeksi kebutuhan tahun 2032
dibutuhkan 2 unit lapangan dengan luas 21.773 m2. Berdasarkan proyeksi yang
dilakukan dapat diketahui bahwa tidak diperlukan penambahan jumlah dan luas
lapangan.
g. Sarana Industri dan Pergudangan
Berikut ini adalah jumlah eksisting sarana industri dan pergudangan yang ada di
BWP Kecamatan Sooko beserta intensitas bangunannya.
Tabel 6.48 Kebutuhan dan Kapasitas Sarana Industri dan Pergudangan BWP
Kecamatan Sooko Tahun 2013
Jenis
Sarana

Standar
Daya

Luas

Jumlah
Penduduk

Eksisting
Jumlah

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Luas

Jumlah Yang
Dibutuhkan
Jml.

Luas(m2)

Kapasitas
Pelayanan
(% )

VI-70

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

pabrik

Tampung
(jiwa)

(m2)

gudang
Sumber: Hasil Analisis, 2013

52.787

(unit)

(m2)

(unit)

10

24787

17

21613

Sarana Industri dan pergudangan di Kecamatan Sooko terdiri dari pabrik dan
pergudangan. Kecamatan Sooko memiliki 10 unit pabrik dengan luas 24.787 m2
dan 17 unit gudang dengan luas 21.613 m2. Untuk sarana industri dan pergudangan
yang berupa pabrik dan gudang tidak memiliki analisis proyeksi kebutuhan
sehingga untuk kebutuhan 20 tahun mendatang tidak dapat diperkirakan kebutuhan
untuk Kecamatan Sooko. Namun perindustrian dan pergudangan dapat terus
meningkat karena Kecamatan Sooko diarahkan untuk mengembangan kawasan
perdagangan utama di Kabupaten Mojokerto denan skala pelayanan regional.
h. Sarana Rekreasi dan Sosial Budaya
Sarana rekreasi dan sosial budaya di Kecamatan Sooko terdiri dari taman rekreasi.
Kecamatan Sooko memiliki 2 unit taman rekreasi dengan luas 10.892m2. Untuk
rekreasi dan sosial tidak memiliki analisis proyeksi kebutuhan sehingga untuk
kebutuhan 20 tahun mendatang sehingga tidak dapat diperkirakan kebutuhan untuk
Kecamatan Sooko. Sarana Rekreasi ini terletak di jalan utama Kecamatan Sooko
yaitu di Desa Kedungmaling dan Desa Jampirogo sehingga taman rekreasi ini
mudah di akses oleh masyarakat. Selain itu terdapat pula situs bersejarah berupa
barang-barang peninggalan Kerajaan Mojopahit yang terdapat di Desa Klinterejo.
Peninggalan-peninggalan berupa: yoni, sandaran arca, lumping batu, jaladwara,
balok batu dan umpak. Peninggalan yang paling menarik adalah yoni dalam
ukuran besar, berbentuk balok, berukuran panjang 191 cm, lebar 184 cm dan
tinggi 121 cm.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-71

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.10

Persebaran Sarana dan Permukiman Desa Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-72

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.11

Persebaran Sarana dan Permukiman Desa Japan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-73

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.12

Persebaran Sarana dan Permukiman Desa Jampirogo

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-74

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.13

Persebaran Sarana dan Permukiman Desa Brangkal

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-75

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.14

Persebaran Sarana dan Permukiman Desa Gamekan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-76

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.15

Persebaran Sarana dan Permukiman Desa Kedungmaling

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-77

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.16

Persebaran Sarana dan Permukiman Desa Sambiroto

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-78

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.17

Persebaran Sarana dan Permukiman Desa Wringinrejo

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-79

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.18

Skala Pelayanan Sekolah Menengah Dasar

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-80

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.19

Skala Pelayanan Sekolah Menengah Pertama

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-81

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.20

Skala Pelayanan Sekolah Menengah Atas

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-82

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.3.4

Kawasan Rawan Bencana

A.

Frekuensi dan Cakupan Wilayah yang Terkena Dampak


Frekuensi bencana banjir di Kecamatan Sooko terjadi hampir setiap kali hujan melanda

Kecamatan ini. Wilayah yang terkena dampak antaralain daerah sekitar bantaran Sungai
Brangkal. Menurut sejarahnya, bencana banjir yang besar terjadi di Kecamatan Sooko pada tahun
2004. Daerah yang terkena bencana banjir, adalah desa yang berbatasan langsung dengan Sungai
Brangkal, yaitu Desa Sooko, Desa Brangkal, Desa Kedungmaling, Desa Japan, Desa Jampirogo,
Desa wringinrejo, Desa Sambiroto. Penyebabnya adalah hujan deras yang terus berlangsung
selama 2-3 hari sehingga sungai tidak mampu lagi menampung luapan yang terjadi. Hal ini
disebabkan juga oleh konsisi sungai yang pada waktu itu masih belum bertanggul. Banjir tersebut
berlangsung selama 2-3 hari berturut-turut.
B.

Jalur Evakuasi Bencana


Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto, berdasarkan pembagian kawasan stategis

fungsi dan daya dukung lingkungan, Kecamatan Sooko digolongkan kepada kawasan rawan
bencana, bencana yang terjadi pada Kecamatan Sooko adalah bencana banjir, sehingga
Kecamatan Sooko merupakan Kecamatan yang termasuk didalam kawasan strategis fingsi dan
daya dukung lingkungan, yaitu kawasan rawan bencana banjir.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto,

titik evakuasi di Kabupaten Mojokerto

(Pendopo Kabupaten), arahan jalur evakuasi dengan memanfaatkan ruas jalan kolektor dan arteri
yang menghubungkan kota Mojokerto dengan kawasanrawan bencana yang berada pada
Kecamatan Bangsal, Kecamatan Mojoanyar, Kecamatan Dlanggu, Kecamatan Jatirejo,
Kecamatan Puri, Kecamatan Sooko, dan Kecamatan Trowulan.
Berikut merupakan nama desa yang terdapat pada Kecamatan Sooko sebagai jalur
evakuasi bencana banjir pada Kecamatan Sooko.
1. Jalan lokal Desa Sooko ke ruang evakuasi bencana di Kecamatan Sooko
2. Jalan lokal Desa Modongan ke ruang evakuasi bencana di Kecamatan Sooko
3. Jalan lokal Desa Sambiroto ke ruang evakuasi bencana di Kecamatan Sooko
4. Jalan lokal Desa Wringinrejo ke ruang evakuasi bencana di Kecamatan Sooko
5. Jalan lokal Desa Brangkal ke ruang evakuasi bencana di Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-83

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

C.

Kebijakan dan Strategis Kawasan Rawan Bencana.


Pemerintah Kabupaten Mojokerto berupaya untuk menimalisir dampak dari terjadinya

bencana, berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto terdapat kebijakan dan strategi kawasan
lindung, diantaranya adalah pelaksanaan mitigasi dan pengembangan risiko pada kawasan rawan
bencana.
Adapaun strategi yang akan dikembangkan dalam penataan kawasan rawan bencana
dilakukan melalui strategi pelaksanaan mitigasi dan pengembangan manajemen risiko pada
kawasan rawan bencana tersebut, meliputi:
1.

Menetapkan zona bahaya dan zona aman pada kawasan rawan bencana letusan
gunung berapi, tanah longsor, banjir dan kekeringan

2.

Mengembangkan sistem pencegahan dan kesiapsigaan sesuai sifat dan jenis bencana,
serta karakteristik wilayah

3.

Mengembangkan sistem mitigasi bencana baik struktural maupun non struktural


dalam penanganan bencana

4.

Mengembangkan sistem penanganan pasca bencana

6.4

Rencana Jaringan Prasarana

6.4.1

Pengembangan Sistem Transportasi

A.

Sistem Pergerakan (Lokal Regional Nasional)


Transportasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu wilayah, karena sangat

bepengaruh dalam perkembangan di wilayah tersebut. Pada dasarnya, kegiatan transportasi


merupakan kebutuhan yang tidak bisa lepas dengan kegiatan lainnya misalnya industri,
pemerintahan, perdagangan dan lainnya. Secara umum transportasi ini dapat dibagi dalam dua
kelompok utama, yaitu prasarana dan sarana transportasi. Pelayanan dari sistem transportasi kota
secara keseluruhan harus mencerminkan keadaan struktur sosial ekonomi kota yang bersangkutan
serta fungsi dari kawasan kota secara keseluruhan, atau dapat pula sebaliknya, suatu
pengembangan dari sistem transportasi dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan kota
pada setiap kawasan yang dikembangkan. Sistem transportasi yang terdapat di Kecamatan Sooko
adalah transportasi jalan raya.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-84

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.49 Analisis Pelayanan Jaringan Jalan Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
No.

Nama
Jalan

Hirarki
Jalan

Aksesibilitas

1.

Jalan
ByPass

Arteri
Sekunder

Jalan ini merupakan salah satu


jalan utama di Kecamatan
Sooko. Jalan ini
menghubungkan antara
Surabaya dengan Jombang
yang melewati Kabupaten
Mojokerto.

2.

Jalan Raya
Brangkal

Arteri
Sekunder

Jalan ini merupakan salah satu


jalan utama di Kecamatan
Sooko. Jalan ini
menghubungkan antara
Surabaya dengan Jombang
yang melewati Kabupaten
Mojokerto.

3.

Jalan RA.
Basuni

Kolektor
Sekunder

Jalan ini terletak di Desa


Sooko. Tata guna lahan di
sekitar jalan ini adalah
kawasan permukiman
pendidikan, pemerintahan dan
pelayanan umum.

Jalan
Wijaya
Kusuma

Lokal
Primer

Jalan ini terletak di Desa


Sooko. Tata guna lahan di
sekitar jalan ini adalah
kawasan permukiman, jalan

4.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Mobilitas
Pergerakan orang
dan barang yang
melewati jalan ini
adalah berupa
pergerakan bekerja
serta perdagangan
dan industri
yaitu menuju Kota
Surabaya.
Pergerakan orang
dan barang yang
melewati jalan ini
adalah berupa
pergerakan bekerja
serta perdagangan
dan industri
yaitu menuju Kota
Surabaya.
Pergerakan orang
dan barang yang
melewati jalan ini
adalah berupa
pergerakan bekerja,
belanja dan
bersekolah yaitu
menuju pada pusatpusat kegiatan di
Kecamatan Sooko
Pergerakan orang
dan barang yang
melewati jalan ini
adalah berupa

Kondisi
Jalan

Keselamatan

Kecepatan
Tempuh
Rata-Rata
Minimal
30km/jam

Baik dengan
perkerasan
aspal hotmix

Jalan ini memiliki 4 lajur dan 2 jalur. Lebar


jalan untuk satu jalur dapat menampung
banyak pergerakan kendaraan, yaitu sebesar
14 m. Jalan ini mempunyai median jalan.
Pada jalan ini tidak terdapat jalur pejalan
kaki.

Baik dengan
perkerasan
aspal hotmix

Jalan ini memiliki 4 lajur dan 2 jalur. Lebar


jalan untuk satu jalur dapat menampung
banyak pergerakan kendaraan, yaitu sebesar
14 m. Jalan ini mempunyai median jalan.
Pada jalan ini tidak terdapat jalur pejalan
kaki.

Minimal
30km/jam

Baik dengan
perkerasan
aspal

Jalan ini memiliki 2 lajur dan 2 jalur. Lebar


jalan ini dapat menampung
pergerakan kendaraan yang berasal dari
dalam maupun luar kecamatan yaitu sebesar
7,2 m. Jalan ini tidak mempunyai pemisah
jalan. Dan tidak memiliki jalur pejalan kaki

Minimal
20km/jam

Baik dengan
perkerasan
aspal

Jalan ini memiliki 2 lajur dan 2 jalur. Lebar


jalan ini dapat menampung
pergerakan kendaraan dalam waktu yang
bersamaan dengan lebar yaitu 7 m

Minimal
20km/jam

VI-85

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

No.

Nama
Jalan

Hirarki
Jalan

Aksesibilitas
ini menghubungkan
Kecamatan Sooko dengan
kecamatan lainnya.

5.

Jalan
KH.Ismail

Lokal
sekunder

Jalan ini terletak di


Kedungmaling. Tata guna
lahan di
sekitar jalan ini adalah
kawasan permukiman
pendidikan, dan perdagangan
dan jasa.

6.

Jalan
Kamas
Setyoadi

Lokal
sekunder

Jalan ini terletak di Desa


Kedungmaling . Tata guna
lahan di
sekitar jalan ini adalah
kawasan permukiman pend

Mobilitas
pergerakan bekerja,
belanja dan
bersekolah yaitu
menuju pada pusatpusat kegiatan di
Kecamatan Sooko
Pergerakan orang
dan barang yang
melewati jalan ini
adalah berupa
pergerakan bekerja,
belanja dan
bersekolah yang
menuju pada pusatpusat kegiatan di
Kecamatan Sooko
Pergerakan orang
dan barang yang
melewati jalan ini
adalah berupa
pergerakan bekerja,
belanja dan
bersekolah yang
menuju pada pusatpusat kegiatan di
Kecamatan Sooko

Kondisi
Jalan

Keselamatan

Kecepatan
Tempuh
Rata-Rata

Baik dengan
perkerasan
aspal

Jalan ini memiliki 2 lajur dan 2 jalur. Lebar


jalan ini dapat menampung
pergerakan kendaraan dalam waktu yang
bersamaan dengan lebar yaitu 6,5 m

Minimal
20km/jam

Baik dengan
perkerasan
aspal

Jalan ini memiliki 2 lajur dan 2 jalur. Lebar


jalan ini dapat menampung
pergerakan kendaraan dalam waktu yang
bersamaan dengan lebar yaitu 6 m

Minimal
20km/jam

Sumber : Hasil Survey, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-86

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

1. Pola Pergerakan Jalan Kecamatan Sooko


Pola pergerakan dari suatu ruas jalan dapat dilihat dari volume lalu
lintas kendaraan yang lewat di jalan tersebut. Pengamatan pola pergerakan
dapat dilihat pada ruas jalan yang memiliki tingkat hirarki yang tinggi
karena memiliki akses lalu lintas yang padat. Banyaknya jumlah kendaraan
yang masuk dan keluar atau yang melintasi suatu jalan salah satunya dapat
diakibatkan adanya sarana yang berada disekitar jalan tersebut.
Pusat kegiatan di Kecamatan Sooko terdapat pada Desa Sooko. Hal ini
disebabkan karena jenis kegiatan yang terdapat pada titik pusat kegiatan
berupa kegiatan perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, dan industri
serta pemerintah dan pelayanan umum. Pola pergerakan yang ada pada
Kecamatan Sooko terdiri dari pola pergerakan orang dan pola pergerakan
barang. Adapun pola pergerakan orang dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Pergerakan motivasi bekerja
Pergerakan motivasi bekerja adalah pergerakan penduduk dari
tempat tinggalnya menuju tempat kerja. Penduduk di Kecamatan
Sooko

bekerja

disektor

industri

dan

pemerintahan

serta

perdagangan dan jasa. Arus lalu lintas penduduk yang bekerja di


sektor pemerintahan yaitu ke arah kantor desa, kantor kecamatan
serta kantor pemerintahan lainnya. Adapun arus pergerakan yang
bekerja di sektor perdagangan dan jasa yaitu menuju Desa Sooko,
Desa Brangkal dan Desa Kedungmaling. Pada arus pergerakan
disektor industri dan pemerintahan dan pelayanan umum menuju
Desa Sooko.
b. Pergerakan motivasi berbelanja
Pergerakan motivasi berbelanja adalah pergerakan penduduk dari
tempat tinggalnya menuju fasilitas-fasilitas perdagangan seperti
pasar dan pertokoan. Adapun arus pergerakan yaitu menuju Desa
Sooko, dan Desa Brangka.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

c. Pergerakan motivasi sekolah


Pergerakan motivasi sekolah adalah pergerakan penduduk dari
tempat tinggalnya menuju fasilitas-fasilitas pendidikan. Pada
Kecamatan Sooko terdapat fasilitas sekolah yang terletak di semua
desa di Kecamatan Sooko. Selain itu juga terdapat sarana
pendidikan yang berskala kota. Hal ini menyebabkan terjadinya
bangkitan lalu lintas yang cukup besar ke arah fasilitas pendidikan
tersebut, terutama pada jam-jam berangkat dan pulang sekolah.
2.

Analisis Sistem Pergerakan


Analisis sistem pergerakan dapat diketahui melalui 2 faktor, yaitu

pusat tarikan pergerakan orang dan pusat tarikan pergerakan barang.


a. Pusat Tarikan Pergerakan Orang
Pola pergerakan lalu lintas disebabkan karena adanya bangkitan
dan pergerakan serta aktivitas dan kebutuhan manusia yang
beragam. Pola pergerakan orang di Kecamatan Sooko terbagi pada
waktu pagi dan sore. Lokasi tarikan perjalanan orang yang berada
pada Kecamatan Sooko yang mempunyai pengaruh terhadap arus
lalu lintas antara lain fasilitas pendidikan, perdagangan dan jasa,
pusat pemerintahan. Pusat-pusat tarikan pergerakan orang pada
fasilitas perdagangan dan jasa adalah di Desa Sooko. Tarikan
fasilitas pendidikan pusatnya terletak di Desa Sooko dengan
lengkapnya fasilitas mulai dari SD, SMP dan SMA. Desa Sooko
juga merupakan pusat tarikan dari fasilitas pemerintahan karena
lokasi Kantor Kecamatan, Diklat PU, dan lainnya ada di desa ini.
Sore hari merupakan sebuah permasalahan dari pusat tarikan
pergerakan orang karena di saat bersamaan aktifitas perkantoran,
pemerintahan dan pendidikan beroperasi.
b. Pusat Tarikan Perjalanan Barang
Pada sistem pergerakan ini terjadi berdasarkan adanya pergerakan
barang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan adanya faktorfaktor yang mempengaruhinya sehingga keberadaannya dalam

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

sistem transportasi cukup berpengaruh. Kecamatan Sooko yang


dikenal sebagai salah satu kecamatan yang memiliki industri
penghasil sepatu dan batu bata mempunyai pusat tarikan yang
berada di Desa Gamekan, Desa Sambiroto, dan Desa Jampirogo,
karena desa tersebut

itu merupakan tempat pengrajin dan

penjualan produksi sepatu dan batu bata. Sehingga pusat tarikannya


merupakan fasilitas perdagangan dan jasa dengan konsentrasi
kegiatan terletak di Jalan utama desa.
B.

Hirarkhi-Fungsi Jaringan Jalan


1. Sistem jaringan jalan
a. Jaringan jalan
Secara umum, jaringan jalan di Kecamatan Sooko berdasarkan
fungsinya terdiri atas sistem jaringan primer dan jaringan sekunder.
Sistem jaringan primer yang menghubungkan Kecamatan Sooko
dengan kecamatan lainnya, sedangkan sistem jaringan sekunder
yang menghubungkan antar bagian desa di dalam wilayah
Kecamatan Sooko sendiri. Total panjang jaringan jalan di
Kecamatan Sooko pada tahun 2013 adalah 1.056.216 km. Panjang
jaringan jalan tersebut memiliki hierarki jalan yang berbeda-beda.
Terdapat jaringan jalan yang berfungsi sebagai jalan arteri primer
hingga jalan lingkungan sekunder. Adapun panjang jaringan jalan
di Kecamatan Sooko berdasarkan hierarkinya, dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 6.50 Jaringan Jalan berdasarkan hirarki
No
Hierarki jalan
1
Arteri Primer
2
Arteri sekunder
3
Kolektor primer
4
Kolektor sekunder
5
Lokal primer
6
Lokal sekunder
7
Lingkungan sekunder
Sumber : Hasil Survey, 2013

Panjang jalan (km)


57.542
5.742
6.667
260.412
725.853

Terdapat 3 status jaringan jalan di Kecamatan Sooko, yaitu jalan


provinsi, jalan kabupaten/kota dan jalan desa, sehingga apabila

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

terdapat kerusakan pada jalan tersebut, yang bertanggung jawab


untuk memperbaikinya adalah pemilik dan pengelola jalan tersebut.
Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6.51 Status jalan
No
1
2
3
4

Status jalan
Panjang jalan (km)
Nasional/negara
propinsi
57.542
Kab/Kota
272.821
Desa
725.853
Sumber : Hasil Survey, 2013

Klasifikasi kelas jalan yang ada di Kecamatan Sooko adalasebagai


berikut :
Tabel 6.52 Pembagian jalan berdasarkan kelas
No
1
2
3
4
5.

Kelas jalan
Kelas I
Kelas II
Kelas IIIA
Kelas IIIB
Kelas IIIC
Sumber: Hasil Survey, 2013

Panjang Jalan
57.542
5.742
267.079

b. Jalur rel kereta api


Desa Mojoranu merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Sooko
yang dilewati jalur kereta api dengan rute Jombang Mojokerto.
Kereta yang melintas diantaranya, kereta penumpang dan kereta
barang.
C.

Fungsi jalan
Jalan Fungsi jalan di Kecamatan Sooko dianalisis berdasarkan kesesuaian

kondisi eksisting dengan standar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34


Tahun 2006 untuk mengetahui kesesuaian fungsi jalan agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan bagi semua pihak terutama pengguna jalan.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006 terdapat
ketentuan-ketentuan terhadap jalan yaitu:
Tabel 6.53 Ketentuan-ketentuan terhadap jalan
No
1
2
3
4
5
6

Hierarki jalan
Arteri Sekunder
Arteri primer
Kolektor primer
Kolektor sekunder
Lokal primer
Lokal sekunder

Rumaja (m)
> 11
> 11
>9
>9
> 6,5
> 6,5

Rumija (m)
> 13
>13
> 11
> 11
> 8,5
> 8,5

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Ruwasja (m)
> 26
> 26
> 19
> 14
> 11,5
> 9,5

Kecamatan
(km/jam)
> 30
>60
> 40
> 20
> 20
> 10

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Sumber : peraturan pemerintah republik Indonesia No.34 Tahun 2006

Tabel 6.54 Dimensi jalan sesuai standart di Kecamatan Sooko


No.
1.

Nama Jalan/
Lokasi Titik
Jalan Raya
Brangkal

Rumaja
14 m

Dimensi
Rumija
16,35 m

Ruwasja
21 m

Hierarki
Arteri
sekunder

2.

Jalan Bypass

14 m

16,35 m

21 m

Arteri
sekunder

3.

Jalan RA.Basuni

7,2 m

21,3 m

22,1 m

Kolektor
sekunder

4.

Jalan KH.Ismail

5,5

6,1 m

6,5 m

Lokal
sekunder

5.

Jalan Kamas
Setyoadi

6,5 m

7,2 m

Lokal
sekunder

6.

Jalan Wijaya
Kusuma

6m

7m

7,5 m

Lokal
primer

Analisis Evaluatif
Tidak sesuai
dengan PP No 34
Tahun 2006
Tidak sesuai
dengan PP No 34
Tahun 2006
Tidak sesuai
dengan PP No 34
Tahun 2006
Tidak sesuai
dengan PP No 34
Tahun 2006
Tidak sesuai
dengan PP No 34
Tahun 2006
Tidak sesuai
dengan PP No 34
Tahun 2006

Sumber : Hasil Analisis 2013

Berdasarkan hasil analisis, 99,86% jalan sudah sesuai dan 0,14% jalan di
Kecamatan Sooko tidak sesuai dengan standar PP No. 34 tahun 2006 berdasarkan
fungsi jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder,
lokal primer dan lokal sekunder. Dengan demikian, jalan yang tidak sesuai dengan
standar, perlu adanya pengawasan jalan dan pengaturan lalu lintas di jalan Jalan
Raya Brangkal, Jalan Bypass, Jalan RA.Basuni, Jalan KH.Ismail Jalan Kamas
Setyoadi dan Jalan Wijaya Kusuma
D.

Konstruksi Penampang Jalan


Jalan By Pass berada pada Desa Gamekan, Desa Brangkal, Desa

Kedungmaling dan DesaJampirogo. Ruas jalan ini meliki rumaja (ruang manfaat
jalan) sebesar 16,35 meter, rumija (ruang milik jalan) sebesar 17,00 meter dan
ruwasja (ruang manfaat jalan) dengan lebar 22,85 meter. Panjang Jalan Raya By
Pass di Kecamatan Sooko ialah 0,36 km. Jalan Raya By Pass merupakan jalan
arteri sekunder dan merupakan jalan yang menghubungkan Surabaya- jombang.
Kemudian Jalan RA. Basuni terletak di Desa Sambiroto, Desa Jampirogo,
desa Japan dan Desa Sooko. Jalan ini memiliki rumaja sebesar 7,2 meter, rumija
sebesar 16,20 meter dan ruwasja sebesar 22,10 meter dengan panjang jalan 3,88
km. Perkerekasan jalan RA. Basuni merupakan aspal dengan kondisi yang masih

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

baik, selain itu Jalan RA. Basuni merupakan jalan kolektor sekunder dan
menghubungkan Kecamatan Sooko dengan Kota Mojokerto. Namun, lebar jalan
RA. Basuni belum sesuai dengan standar, sedangkan fungsi jalan pada ruas ini
dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan, perkantoran, kesehatan, perdagangan
dan jasa serta kegiatan industri. Sehingga ruas jalan ini padat pada saat peak hours
dan di butuhkan pelebaran jalan agar tidak terjadi tundaan.
Jalan lokal primer yang ada di Kecamatan Sooko salah satunya ialah Jalan
Wijaya Kusama yang menghubungkan kecamatan Sooko dengan Kecamatan Puri.
Jalan wijaya Kusuma terletak di Desa Sooko dengan perkerasan jalan berupa
aspal. Lebar Jalan Wijaya Kusuma sebesar 6,75 meter dengan rumaja sebesar 6
meter. Tata guna lahan sepanjang jalan ini terdiri dari perumahan dan
perdagangan dan jasa. Dengan fungsi jalan tersebut ruas jalan ini ramai dilewati
dan terkadang menimbulkan tundaan di pagi hari.
Jalan lokal sekunder yang ada di Kecamatan Sooko salah satunya adalah
Jalan Kamas Setyoadi yang menghubungkan Desa Kedung Maling dengan Desa
Sambiroto. Perkerasan jalan ini adalah aspal dengan lebar rumija sebesar 6,00
meter dengan lebar keseluruhan jalan 7,9 meter. Pelengkap jalan yang ada adalah
papan nama jalan dan lampu penerangan jalan. Pada pagi hari jalan ini ramai
dilewati penduduk karena terdapat pasar yang menjadi tempat penduduk
Kecamatan Sooko untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari dan juga terdapat
Kantor Desa Kecamatan Sooko.
Jalan lingkungan yang digambarkan pada penampang jalan pada
Kecamatan Sooko ialah Jalan Asparagus yang terdapat di Desa Sooko .
Perkerasan Jalan Asparagus berupa paving dengan kondisi yang masih baik. Lebar
rumaja pada jalan ini sebesar 3,4 meter dengan ruwasja 4,1 meter. Pelengkap jalan
yang ada berupa papan nama jalan dan lampu penerangan.
E.

Tingkat Pelayanan dan Lokasi Kemacetan


Tingkat pelayanan dan lokasi kemacetan Kecamatan Sooko dapat

diketahui melalui besarnya volume kendaraan yang melintas di ruas jalan. Untuk
mengetahui besarnya volume suatu ruas jalan maka dilakukan survey laju harian
rata-rata. Survei laju harian rata-rata di Kecamatan Sooko dilakukan di dua titik

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

ruas jalan yaitu Jalan Raya By Pass, Jalan Raya Brangkal dan Jalan RA Basuni.
Dipilihnya ketiga jalan ini dikarenakan kedua jalan ini merupakan jalan hirarki
tertinggi di Kecamatan Sooko dan yang berpotensi menjasi titik kemacetan karena
aktivitas masyarakat terkait guna lahan di sepanjang jalan ini. Survei laju harian
rata-rata ini dilakukan pada hari sibuk yaitu hari Senin-Jumat dan hari libur yaitu
hari Sabtu dan Minggu dengan mengambil dua peak hour yaitu pagi hari pukul
06.00-08.00 dan sore hari pukul 16.00-18.00.
Tingkat pelayanan jalan atau Level of Service (LOS) adalah menunjukan
kondisi ruas jalan secara keseluruhan. Tingkat pelayanan memiliki kaitan dengan
kecepatan operasi dan fasilitas jalan, dimana hal itu tergantung pada perbandingan
antara arus kapasitas suatu jalan. Tingkat pelayanan suatu jalan ditentukan
berdasarkan nilai kuantitatif seperti V/C, kecepatan, dan penilaian kualitatif
seperti kebebasan pengemudi dalam menentukan kecepatan, derajat kejenuhan
lalu lintas, keamanan dan kenyamanan, atau dengan kata lain tingkat pelayan
suatu jalan tergantung pada arus lalu lintas jalan tersebut. Perhitungan tingkat
pelayanan suatu jalan dapat dilakukan dengan menghitung derajat kejenuhan pada
jalan tersebut.
Derajat kejenuhan (DS) merupakan rasio volume (arus) lalu lintas terhadap
kapasitas untuk suatu pendekatan, dimana kapasitas tersebut digunakan sebagai
faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai DS
menunjukan ada tau tidaknya masalah kapasitas pada segmen jalan tertentu.
Dengan asumsi, apabila ruas jalan makin dekat dengan kapasitasnya, maka
kemudahan semakin terbatas. Berikut adalah persamaan yang digunakan (MKJI,
1997):

Keterangan:

DS =

Q
c

DS

: Derajat Kejenuhan

: Volume lalu lintas dengan satuan smp

: Kapasitas

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Derajat kejenuhan dihitung menggunakan arus dan kapasitas dinyatakan


dalam satuan smp per jam. Berdasarkan MKJI (Manual Kapasitas Jalan
Indonesia), DS digunakan untuk analisa perilaku lalu lintas berupa kecepatan.
Tabel 6.55 Batas Lingkup Tingkat Pelayanan Ruas Jalan
Tingkat
Pelayanan
A

Karakteristik-Karakteristik

Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan


volume arus lalu lintas rendah. Pengemusi dapat
memiliki kecepatan yang diinginkan
B
Dalam zona arus stabil. Pengemudi memiliki
kebebasan yang cukup untuk memiliki kecepatannya
C
Dalam zona arus stabil. Pengemudi dibatasi dalam
memilih kecepatannya
D
Mendekati arus tidak stabil dimana hampir seluruh
pengemudi akan dibatasi volume pelayanan berkaitan
dengan kapasitas yang diterima
E
Volume arus lalu lintas mendekati atau berada pada
kapasitasnya. Arus tidak stabil dengan kondisi sering
berhenti
F
Arus yang dipaksakan atau macet pada kecepatankecepatan yang rendah. Antrian yang panjang dan
terjadi hambatan-hambatan yang besar
Sumber: MKJI, 1997

1.

Batas Lingkup
V/C
0,00 0,19
0,20 0,44
0,45 0,74
0,75 0,84
0,85 1,0
> 1,0

Kapasitas Jalan
Terdapat tiga ruas jalan di Kecamatan Sooko yang akan dihitung

kapasitas jalannya, yaitu Jalan RA.Basuni, Jalan Bypass dan Jalan Raya
Brangkal. Pemilihan ketiga ruas jalan tersebut berdasarkan tingkat hirarki,
yaitu arteri sekunder dan kolektor sekunder yang dinilai memiliki fungsi
penting di dalam sistem transportasi di Kecamatan Sooko maupun
regional.
Kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat
ditampung pada ruas jalan selama kondisi tertentu (desain geometri,
lingkungan dan komposisi lalu lintas) yang dinyatakan dalam satuan massa
penumpang (smp/jam).Menurut Indonesian Highway Capacity Manual
(IHCM, 1997), persamaan umum untuk menghitung kapasitas suatu ruas
jalan untuk daerah perkotaan adalah sebagai berikut:
C

= Co x FCw x FCsp x FCsp x FCcs

Keterangan:
C

= Kapasitas (smp/jam)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Co

= Kapasitas dasar (smp/jam)

Fcw = Faktor penyesuaian lebar jalan


Fcsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah (untuk jalan tak terbagi)
Fcsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb
Fccs = Faktor penyesuaian ukuran kota
2.

Kapasitas Dasar (C0)


Berdasarkan MKJI 1997, ketentuan berdasarkan kapasitas dasar jalan

perkotaan (C0) adalah sebagai berikut :


Tabel 6.56 Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan (C0)
No.
1.
2.
3.

Tipe Jalan Kota


4 lajur terbagi atau jalan 1
arah
4 lajur tak terbagi
2 lajur tak terbagi
Sumber: MKJI, Tahun 1997

KapasitasDasar
(smp/jam)
1.650
1.500
2.900

Catatan
Perlajur
Perlajur
Total duaarah

Berdasarkan tabel 6.56 maka dapat disimpulkan, Jalan RA.Basuni


yang mempunyai karakteristik 2 lajur tanpa tak terbagi yaitu dengan nilai
Kapasitas Dasar (C0) 2.900 smp/jam. Sedangkan untuk Jalan Bypass dan
Jalan Raya Brangkal yang mempunyai karakteristik 4 lajur terbagi atau jalan 1
arah

yaitu dengan nilai Kapasitas Dasar (C0) 1.650 smp/jam.

3.

Faktor Koreksi Lebar Jalan (FCW)


Faktor koreksi ini ditentukan berdasarkan lebar jalan efektif yang

dapat terlihat pada tabel berikut :


Tabel 6.57 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan (FCW)
No.

TipeJalan

1.

4 lajur terbagi atau jalan satu


arah

2.

4 lajur tak terbagi

3.

2 lajur tak terbagi

LebarJalanEfektif
(m)
Perlajur
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
Perlajur
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
DuaArah
5,00
6,00

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FCW
0,92
0,96
1,00
1,04
1,08
0,91
0,951
1,00
1,05
1,09
0,56
0,87

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

No.

LebarJalanEfektif
(m)
7,00
8,00
9,00
10,00
11,00

TipeJalan

FCW
1,00
1,14
1,25
1,29
1,34

Sumber: MKJI, Tahun 1997

Berdasarkan tabel 6.57 diatas maka dapat disimpulkan, lebar jalan


efektif yang ada di Jalan RA.Basuni per lajur 6 meter tanpa pembatas
median sehingga diperoleh FCw sebesar 0,87. Untuk Jalan Bypass dan
Jalan Raya Brangkal per jalur 3 meter per lajur tanpa pembatas median
sehingga diperoleh FCw sebesar 0,92.
4.

Faktor Koreksi Kapasitas akibat Pembagi arah (FCSP)


Penentuan faktor koreksi untuk pembagian arah didasarkan pada

kondisi arus lalu lintas dari kedua arah atau untuk jalan tanpa pembatas
median. Untuk jalan satu arah dan atau jalan dengan pembatas median,
faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah adalah 1,0. Faktor koreksi
kapasitas akibat pembagi arah dapat dilihat pada berikut:
Tabel 6.58 Faktor Korelasi Kapasitas Akibat Pembagian Arah (FCSP)
FCSP

Pembagian arah (%-%)


2 lajur 2 arah tanpa pembatas median (2/2 UD)
4 lajur 2 arah tanpa pembatas median (4/2 UD)
Sumber : MKJI, Tahun 1997

50-50
1,00
1,00

55-45
0,97
0,985

60-40
0,94
0,97

65-35
0,91
0,955

70-30
0,88
0,94

Berdasarkan tabel 6.58, maka dapat disimpulkan bahwa Jalan


RA.Basuni mempunyai faktor korelasi kapasitas akibat pembagian arah
sebesar 1 begitu pula dengan Jalan Bypass dan Jalan Raya Brangkal
memiliki faktor korelasi kapasitas akibat pembagian arah sebesar 1.
5. Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Hambatan Samping dan Bahu Jalan
(FCSF)
Untuk menentukan factor koreksi kapasitas akibat gangguan samping
dan bahu jalan (FCSF) terlihat pada tabel berikut :
Tabel 6.59 FCSF Untuk Jalan Yang Mempunyai Bahu Jalan
No.

1.

Tipe Jalan

4 lajur 2 arah

Kelas
Hambatan
Samping
Sangat rendah

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping


dan lebar bahu FC
SF

0,5
0,96

Lebar bahu jalan efektif Ws


1,0
1,5
0,98
1,01

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

2,0
1,03

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

No.

Tipe Jalan

Kelas
Hambatan
Samping

berpembatas
median (4/2 D)

Rendah
Sedang
Tinggi
Sangattinggi
Sangatrendah
4 lajur 2 arah
Rendah
tanpa pembatas
Sedang
Median
( 4/2
Tinggi
UD)
Sangattinggi
Sangat rendah
2 lajur 2 arah
Rendah
tanpa pembatas
Sedang
Atau jalan satu
Tinggi
arah
Sangattinggi
Sumber : MKJI, Tahun 1997

2.

3.

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping


dan lebar bahu FC
SF

0,5
0,94
0,92
0,88
0,84
0,96
0,94
0,92
0,87
0,80
0,94
0,92
0,89
0,82
0,73

Lebar bahu jalan efektif Ws


1,0
1,5
0,97
1,00
0,95
0,98
0,92
0,95
0,88
0,92
0,99
1,01
0,97
1,00
0,95
0,98
0,91
0,94
0,86
0,90
0,96
0,99
0,94
0,97
0,92
0,95
0,86
0,90
0,79
0,85

2,0
1,02
1,00
0,98
0,96
1,03
1,02
1,00
0,98
0,95
1,01
1,00
0,98
0,95
0,91

Berdasarkan tabel 6.59 maka dapat disimpulkan bahwa Jalan


RA.Basuni memiliki bahu jalan 1 meter dengan gangguan samping rendah
sehingga didapatkan nilai FCSF sebesar 0,92 dan Jalan Bypass memiliki
bahu jalan 1 meter dengan gangguan samping sangat rendah, maka
diperoleh nilai FCSF sebesar 0,98.
Tabel 6.60 FCSF Untuk Jalan yang Mempunyai Jarak Kerb dengan Trotoar
No.

1.

2.

3.

Tipe Jalan

4 lajur 2 arah
berpembatas
median (4/2
D)
4 lajur 2 arah
tanpa
pembatas
Median (4/2
UD)
2 lajur 2 arah
tanpa
pembatas
Atau jalan
satu arah

Kelas Hambatan
Samping
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangattinggi
Sangatrendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangattinggi
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangattinggi

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping


dan jarak kereb-penghalang FC
SF

Jarak: kereb-penghalang W
< 0,5
0,95
0,94
0,91
0,86
0,81
0,96
0,94
0,92
0,87
0,80
0,93
0,90
0,86
0,78
0,68

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

1,0
0,97
0,96
0,93
0,89
0,85
0,99
0,97
0,95
0,91
0,86
0,95
0,92
0,88
0,81
0,72

1,5
0,99
0,98
0,95
0,92
0,88
1,01
1,00
0,98
0,94
0,90
0,97
0,95
0,91
0,84
0,77

>2,0
1,01
1,00
0,98
0,95
0,92
1,01
1,00
0,97
0,93
0,90
0,99
0,97
0,94
0,88
0,82

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Sumber : MKJI, Tahun 1997

Berdasarkan tabel 6.60 maka dapat disimpulkan bahwa Jalan Raya


Brangkal memiliki kereb dengan penghalang trotoar sebesar <0,5 meter
dengan gangguan samping sangat rendah sehingga didapatkan nilai FCSF
sebesar 0,96
6.

Faktor Koreksi Kapasitas akibat ukuran kota (FCcs)


Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota ditentukan dengan melihat

jumlah penduduk disuatu kota terlihat pada tabel berikut:


Tabel 6.61 Faktor Koreksi Kapasitas akibat ukuran kota (FCcs)
Ukuran kota ( juta
Faktor koreksi untuk
penduduk)
ukuran kota
< 0,1
0,86
0,1-0,5
0,90
0,5-1,0
0,94
1,0-3,0
1,00
>3
1,04
Sumber : MKJI, Tahun 1997

Menurut hasil regrestrasi dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


Kabupaten penduduk sampai dengan bulan Mei 2012 jumlah penduduk
Kabupaten Mojokerto berjumlah 1.112.821 jiwa. Maka nilai Faktor
Koreksi Kapasitas akibat ukuran kota (FCcs) untuk Kabupaten Mojokerto
adalah 1,0.
Tabel 6.62 Kapasitas Jalan (C) Kabupaten Mojokerto
FCw

FCsp

FCSF

FCcs

Jalan
2.900 0,87
RA.Basuni
2.
Jalan Bypass
1.650 0,92
3.
Jalan Raya
1.650 0,92
Brangkal
Sumber : Hasil Analisis, 2013

1,00

0,92

1,0

Kapasitasjalan
(smp/jam)
2321,16

1,00
1,00

0,98
0,96

1,0
1,0

1487,64
1457,28

No.

RuasJalan

1.

Co

Berikut ini merupakan hasil perhitungan derajat kejenuhan pada ruas


jalan sehingga akan diketahui tingkat pelayanan di ruas jalan Kecamatan
Sooko :
7.

Analisis Derajat Kejenuhan Jalan RA.Basuni

Tabel 6.63

Tabel Volume Lalu Lintas Jalan RA.Basuni Pada Hari Kerja

Jenis Kendaraan
LV

Mobil
Angkutan Umum

Jumlah Kendaraan (Kendaraan/Jam)


Arah Keluar (Arah
Arah Masuk
perempatan)
(Arah Kota)
220
202
8
8

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Total (smp/jam)

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

HV

MC

Pick Up
TOTAL
Truck AS 1
Truck AS 2
Truck AS 3
TOTAL
Sepeda Motor
TOTAL

228
4
4
1598
1598

210
30
34
2162
2162

219

19
1880
2118

Sumber: Hasil Analisis, 2013

Berikut adalah perhitungan Derajat Kejenuhan Jalan RA.Basuni pada


hari kerja :
DS

= Q/C
= 2118/2321,16
= 0,91

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa DS sebesar 0,91.


Jadi, LOS dari Jalan RA.Basuni adalah kategori E dengan kriteria arus di
ruas Jalan RA.Basuni tidak stabil dimana hampir seluruh pengemudi akan
dibatasi. Volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas yang dapat
dibatasi. Hal ini dikarenakan pola pergerakan ruas jalan tersebut cukup
kompleks yaitu terdiri dari pendidikan, perkantoran, perdagangan dan jasa
serta pemerintahan dan pelayanan umum namu lebar yang jalan ada tidak
sesuai dengan standar hirarkinya, dimana hirarki Jalan RA.Basuni adalah
kolektor sekunder dengan lebar jalan 7,2 m yang seharusnya tidak kurang
dari 9 meter.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

8.

Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Bypass

Tabel 6.64

Tabel Volume Lalu Lintas Jalan Bypass Pada Hari Libur


Jumlah Kendaraan (Kendaraan/Jam)
Arah Keluar (Arah
Arah Masuk
Surabaya)
(Arah Jombang)
740
730
2
740
732
82
178
28
50
2
6
112
234
1328
4474
1328
4474

Jenis Kendaraan
LV

HV

MC

Mobil
Angkutan Umum
Pick Up
TOTAL
Truck AS 1
Truck AS 2
Truck AS 3
TOTAL
Sepeda Motor
TOTAL

Total (smp/jam)

735

173
2901
3809

Sumber: Hasil Analisis, 2013

Berikut adalah perhitungan Derajat Kejenuhan Jalan Jalan Bypass:


DS

= Q/C
= 3809/1487,64
= 2,56

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa DS >1 yaitu 2,56 .


Jadi, LOS dari Jalan Bypass adalah kategori F dengan kriteria arus di ruas
Jalan Bypass mendekati arus tidak stabil dimana hampir seluruh
pengemudi akan dibatasi. Volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas
yang

dapat

dibatasi.

Jalan

ini

merupakan

jalur

industri

yang

menghubungkan kota jenjang pertama yaitu Surabaya dengan kota


jenjamg ketiga seperti Jombang dan Mojokerto, dimana truck as 1, as 2
dan as 3 cukup sering melintas sehingga walaupun tidak menyebabkan
kemaceta tetapi menimbukan tundaan khususnya pada peak hour.
9.

Analisis Derajat Kejenuhan Jalan Raya Brangkal


Tabel 6.65

Jenis Kendaraan
LV

HV

Mobil
Angkutan Umum
Pick Up
TOTAL
Truck AS 1
Truck AS 2
Truck AS 3

Tabel Volume Lalu Lintas Jalan Raya Brangkal


Jumlah Kendaraan (Kendaraan/Jam)
Arah Keluar (Arah
Arah Masuk
Surabaya)
(Arah Jombang)
582
556
20
22
602
578
230
282
50
42
36
26

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Total (smp/jam)

590

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Jumlah Kendaraan (Kendaraan/Jam)


Arah Keluar (Arah
Arah Masuk
Surabaya)
(Arah Jombang)
316
350
2463
2486
2463
2486

Jenis Kendaraan
MC

TOTAL
Sepeda Motor
TOTAL

Total (smp/jam)
333
3397,5
4320,5

Sumber: Hasil Analisis, 2013

Berikut adalah perhitungan Derajat Kejenuhan Jalan Jalan Raya


Brangkal :
DS

= Q/C
= 4320,5/1457,28
= 2,96

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa DS >1 yaitu 2,56 .


Jadi, LOS dari Jalan Bypass adalah kategori F dengan kriteria arus di ruas
Jalan Raya Brangkal mendekati arus tidak stabil dimana hampir seluruh
pengemudi akan dibatasi. Volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas
yang

dapat

dibatasi.

Jalan

ini

merupakan

jalur

industri

yang

menghubungkan kota jenjang pertama yaitu Surabaya dengan kota


jenjamg ketiga seperti Jombang dan Mojokerto, dimana truck as 1, as 2
dan as 3 cukup sering melintas sehingga walaupun tidak menyebabkan
kemaceta tetapi menimbukan tundaan khususnya pada peak hour.
F.

Jenis Moda dan Pertumbuhannya


Jenis moda transportasi di Kecamataan Sooko terbagi menjadi dua moda

yaitu motorized dan unmotorized dimana kedua jenis moda tersebut tersebar
merata di Kecamtaan Sooko. Untuk moda motorized berupa motor dan mobil
sedangkan untuk unmotorized berupa sepeda dan becak.
Pada Jalan Raya By Pass kendaraan unmotorized seperti becak dan sepeda
tidak diperbolehkan untuk melintasi ruas jalan tersebut untuk kenyamanan
pengguna jalan karena jalan tersebut memiliki batas minimum kecepatan yang
tinggi.
Angkutan umum di Kecamatan Sooko terdiri dari dua rute yaitu rute C dan
rute D. Rute C dengan jalur dari terminal Kecamatan Trowulan melewati Jalan
Raya By Pass kemudian menuju Jalan Kamas Riadi Desa Kedung Maling dan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

berakhir di terminal kota Mojokerto. Sedangkan rute D memiliki jalur dari


terminal Kecamatan Trowulan melewati Jalan Raya By Pass kemudian menuju
Jalan RA Basuni dan berakhir di terminal kota Mojokerto.
Untuk saat ini di Kecamatan Sooko belum terdapat kemacetan lalulintas
namun jumlah kendaraan bermotor akan semakin meningkat di setiap tahunnya,
dengan adanya peningkatan jumlah kendaraan bermotor ini akan memberikan
dampak yang negatif pada pergerakan di Kecamatan Sooko sepertinya timbulnya
kemacetan, meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas. Sehingga solusi untuk
mengatasi masalah tersebut ialah pengadaan moda transportasi umu yang nyaman,
aman dan terjangkau serta perubahan dan penambahan rute transportasiyang telah
ada. Selain itu peningkatan kualitas prasaran ajalan dan memperketat peraturan
yang berkaitan mengenai transportasi dapat menjadi alternatif untuk menangani
permasalahan transportasi.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.21

Hierarki Jalan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.22

Perkerasan Jalan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.4.2

Pengaturan Air Buangan (Jaringan Drainase)


Drainase adalah sistem saluran pembuangan air hujan yang berfungsi

menampung dan mengalirkan air hujan secepat mungkin dari daerah tangkapan ke
badan penerima seperti saluran induk, sungai, laut dan danau, peresapan dalam
tanah tempat dimana air hujan dibuang. Sistem drainase perkotaan saat ini
merupakan sistem drainase campuran dimana penggunaannya untuk pembuangan
limbah rumah tangga dan limpasan air hujan. Adapun jenis saluran drainase yang
ada di BWP Kecamatan Sooko adalah :
a. Saluran terbuka : berada pada lingkungan perumahan di seluruh
wilayah perencanaan.
b. Saluran tertutup : terdapat pada jalan-jalan utama dan jalan-jalan
lokal kawasan.
Secara umum jaringan drainase di BWP Kecamatan Sooko masih bersifat
alami, dan terdapat sampah atau endapan dalam saluran sehingga menimbulkan
genangan ataupun luapan ketika hujan deras. Selain itu luapan air hujan juga
menggenangi beberapa titik lokasi terutama di daerah bantaran sungai tiap kali
musim hujan melanda. Adapun beberapa lokasi genangan air di BWP Kecamatan
Sooko, antara lain: Jalan RA Basuni terutama di depan perumahan Japan Raya,
daerah dekat bantaran sungai seperti Dusun Kersikan, Dusun Pandean, Dusun
Kedungsono, serta Dusun Mangelo Selatan yang berada di Desa Sooko.
Permasalahan drainase di BWP Kecamatan Sooko secara mendasar
adalah kapasitas saluran yang kurang memadai, dalam hal ini dimesi saluran tidak
mampu menampung air limbah karena adanya sumbatan sampah dan masih
banyak yang memiliki kondisi kurang baik. Untuk itu perlu dianalisis mengenai
tingkat kemampuan saluran, apakah saluran masih mampu menampung limpasan
air hujan dan limbah rumah tangga. Berdasarkan kondisi eksisting dari hasil
survey primer, saluran yang ada berupa saluran tertutup dan saluran terbuka.
Berikut merupakan data kondisi eksisting jaringan drainase yang terdapat di BWP
Kecamatan Sooko :

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.66 Kondisi Eksisting Saluran Drainase di BWP Kecamatan Sooko


Nama Jalan

Hierarki

Catchment
Area

Bentuk
Saluran

Jenis Drainase
(terbuka/tertutup)

Konstruksi
Bangunan

Panjang

Jl. RA. Basuni


Jl. Wijaya Kusuma
Jl. Teratai
Jl. Perum Pondok Teratai
Jl. Perum BSP
Jl. Perum Wijaya Sooko
Jl. Perum Poskopad
Jl. Dsn. Mangelo
Jl. Sooko Gang 1
Jl.Sooko Gang 2
Jl.Sooko Gang 3
Jl.Sooko Gang 4
Jl.Sooko Gang 5
Jl.Sooko Gang 6
Jl.Sooko Gang 7
Jl.Sooko Gang 8
Jl.Sooko Gang 9
Jl. Perum Teratai Indah
Jl. Perumda
Jl. Perum Japan Asri
Jl. Perum Japan Raya
Jl. Brangkal Gang 1
Jl. Brangkal Gang 2
Jl. Brangkal Gang 3
Jl. Brangkal Gang 4
Jl. Brangkal Gang 5
Jl. Brangkal Gang 6
Jl. Brangkal Gang 7

Conveyor
Conveyor
Collector
Collector
Collector
Collector
Collector
Collector
Conveyor
Conveyor
Conveyor
Conveyor
Conveyor
Conveyor
Conveyor
Conveyor
Conveyor
Collector
Collector
Collector
Collector
Conveyot
Conveyot
Conveyot
Conveyot
Conveyot
Conveyot
Conveyot

B
B
B
A
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
C
C
G
G
G
G
G
G
G

Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi

tertutup
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka

Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen

3885,38
1758,1
1146,44
172,63
372,5
724,66
350,74
1210,91
182,28
126,78
294,02
195,57
138,49
168,67
184,21
324,14
127,73
272,27
139,86
153,49
744,87
373,19
321,21
225,32
158,24
123,38
424,22
108,1

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Dimensi
Lebar
Atas
0,3
0,3
0,3
0,3
0,5
0,5
0,5
0,5
0,2
0,2
0,3
0,2
0,7
0,3
0,2
0,2
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,7
0,2
0,7
0,5
0,2
0,2
0,7

Lebar
bawah
-

Tinggi
0,5
0,5
0,7
0,3
0,5
0,5
0,4
0,5
0,5
0,5
0,40
0,35
0,40
0,40
0,40
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,40
0,40
0,35
0,35
0,35
0,35
0,40
0,35

VI-106

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Jl. Brangkal Gang 8


Conveyot
Jl. Brangkal Gang 9
Conveyot
Jl. Kharisma Griya
Conveyor
Jl. Gang Wringinrejo
Conveyot
Jl. Kamas Setyoadi
Collector
Jl. Kamas Setyoadi
Collector
Jl. Kedungpring Gang 1
Conveyor
Jl. Kedungpring Gang 2
Conveyor
Jl. Kedungmaling Gang 3
Conveyor
Jl. Kedungpring Gang
Conveyor
Baru
Jl. Jampirogo Gang 1
Conveyor
Jl. Jampirogo Gang 2
Conveyor
Jl. Jampirogo Gang 3
Conveyor
Jl. Jampirogo Gang 4
Conveyor
Jl. Jampirogo Gang 5
Conveyor
Jl. Jampirogo Gang 6
Conveyor
Jl. Jampirogo Gang 7
Conveyor
Jl. Jampirogo Gang 8
Conveyor
Jl. Jampirogo Gang 9
Conveyor
Jl. Perum PU
Conveyor
Jl. KH. Ismail
Collector
Jl. Kemakmuran
Collector
Jl. Gamekan
Collector
By Pass
Conveyor
Sungai Brangkal
Maindrain
Ds. Sooko
Maindrain
Ds. Japan-Perum Japan
Maindrain
Raya, Ds. Sooko
Ds. Gamekan
Maindrain
Sumber: Hasil Survei Primer (2013)

G
G
G
G
G
G
G
G
G

Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi

terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka

Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen

412,39
561,23
338,97
97,89
152,76
4721,08
454,12
407,63
268,11

0,3
0,2
0,7
0,3
0,2
0,2
0,2
0,2
0,3

Persegi

terbuka

Semen

291,94

0,2

F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
G
G
F
F
G
A

Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Persegi
Trapesium
Trapesium

terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka
terbuka

Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Semen
Batu kali dan Semen
Batu kali dan Semen

314,63
256,03
247,09
50,53
77,32
215,06
409,518
245,32
508,02
358,79
365,43
2158,85
789,54
4725,76
6131
1981

0,2
0,2
0,5
0,3
0,2
0,5
0,2
0,3
0,2
0,5
0,2
0,2
0,2
0,2
30,0
17,0

25,00
15,00

Persegi

terbuka

Batu kali dan Semen

3648

15,0

Persegi

terbuka

Batu kali dan Semen

821

5,0

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

0,35
0,40
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,40
0,40
0,40
0,35
0,35
0,40
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
24,00
2,00
2,00

VI-107

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Kecamatan Sooko mamiliki iklim tropis,dengan siklus musim kemarau


dan musim hujan secara bergantian dalam setahun. Rata-rata curah hujan
Kecamatan Sooko pada tahun 2012 yaitu pada bulan Desember yaitu sebanyak
521 mm dan terendah pada bulan Juni yaitu 11 mm
Dari data kondisi eksisting diatas, maka dilakukan analisis terhadap debit
limpasan, dan debit air buangan rumah tangga. Hasil akhir perhitungan, dalam
analisis drainase, debit total akan dibandingkan dengan debit saluran untuk
mengetahui kapasitas setiap saluran yang ada mencukupi atau tidak.
A.

Analisis Debit air Limpasan (Qlimpasan)


Debit Limpasan adalah volume air baik aliran permukaan, aliran yang

tertunda karena cekungan-cekungan dan aliran bawah permukaan yang mengalir


pada suatu saluran melintang per satuan waktu. Nilai Qlimpasan dapat diperoleh dari
koefisien Run off (C), intensitas curah hujan (I), dan Catchment area (Aca).
1. Koefisien Run-off (C)
Run off atau limpasan merupakan gabungan antara aliran permukaan,
aliran aliran tertunda pada cekungan dan aliran bawah permukaan.
Koefisien run off ini digunakan untuk menunjukkan berapa bagian dari air
hujan yang harus dialirkan melalui saluran drainase karena tidak
mengalami penyerapan ke dalam tanah (infiltrasi). Koefisien ini berkisar
antara 0-1 yang disesuaikan dengan Guna Lahan di daerah tersebut.
Berikut merupakan tabel Koefisien Run Off :
Tabel 6.67 Run Off secara umum
No.
1.

Jenis lahan
Jalan

2.

Sawah

3.

Ruang terbuka

4.
5.

Atap
Perumahan campuran (rumah, jasa,
pelayanan umum)
Jasa, perdagangan, komersil
Industri

6.
7.

Kondisi
jalan aspal
jalan beton
jalan batu
Tegalan
Kebun
Padang rumput
Pertamanan/kuburan
Tempat bermain

Daerah ringan
Daerah berat

8.
Terminal
Sumber: Wesli (2008:33)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Nilai koefisien run off (C)


0,70-0,95
0,80-0,95
0,70-0,85
0.25
0,05-0,25
0,01-0,02
0,10-0,25
0,20-0,35
0,70-0,95
0,70
0,70
0,50-0,80
0,60-0,90
0,70

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

2. Intensitas hujan (I)


Intensitas hujan adalah tinggi curah hujan dalam periode tertentu yang
dinyatakan dalam satuan mm/jam. Berikut adalah data curah hujan
tujuh tahun terakhir untuk kecamatan Sooko :
Tabel 6.68 Data Curah Hujan 4 Tahun Terakhir BWP Kecamatan Sooko
Tahun

Curah hujan
(mm/tahun)
2007
373
2008
531
2009
509
2010
571
2011
224
2012
287
Jumlah
2495
Rata-rata
415,83
Maksimum
571,00
Minimum
224,00
Sumber: Data PU Pengairan, 2007-2012

Jumlah curah hujan dari tahun 207-2012 adalah sebesar 2495 mm


dengan rata-rata hujan pertahunnya adalah 415,85 mm. Pada metode ini
terdapat tiga parameter penting yaitu harga rata-rata; simpangan baku; dan
koefisien kemencengan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu :
a.

Mengubah data ke dalam bentuk logaritmis,


= log

b. Menghitung harga rata-rata

log

(log

c. Menghitung harga simpangan baku

(log

d. Menghitung koefisien kemencengan

(log
( 1)( 2)

e. Menghitung logaritma hujan dengan periode ulang T dengan


rumus:

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

log X = log

Dimana K adalah variabel standar untuk besarnya tergantung koefisien


kemencengan G. Hitung hujan atau banjir kala ulang T dengan
menghitung antilog dari logXt. Perhitungan parameter intensitas hujan
yaitu sebagai berikut:
Tabel 6.69 Perhitungan Parameter Intensitas Hujan dengan Metode Log
Pearson Type III
Curah Hujan Max
(mm/hr)

Tahun

2007
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah
Rarata
Maksimum
Minimum
Standar Deviasi (s)
Koefisien kemencengan (Cs)
Koefisien Kurtosis (Ck)
Sumber: Hasil Analisis, 2013

373
531
509
571
224
287
2495
416
571
224
0,00000001

Log X

(LogX-logXrt)

(LogX-logXrt)2

-0,023
0,130
0,112
0,162
-0,244
-0,137
0,00
0,00
0,16
-0,24
0,039

0,001
0,017
0,013
0,026
0,060
0,019
0,13
0,02
0,06
0,00
0,150

2,572
2,725
2,707
2,757
2,350
2,458
15,57
2,59
2,76
2,35
0,150
-1,384
890,349

Tabel 6.70 Hujan Rancangan


Periode Ulang

G (Tabel)

LogX

R24 (mm)

0,173

2,621

417,487

0,854

2,723

528,092

10

1,121

2,763

579,064

20

1,278

2,786

611,304

25
1,345 2,796
625,603
Sumber: Sumber : CD.Soemarto,1999 dan hasil analisis,2013

Keterangan :
T = tahun interval kejadian / kala ulang
K = variabel standar berdasarkan prosentase peluang dan koefisien
kemencengan (Cs) pada tabel distribusi Log-Person Tipe III
R = menghitung hujan rancangan
Setelah itu, menghitung intensitas hujan pada tiap-tiap saluran di
masing-masing Catchment Area dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung waktu curah hujan (Tc)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tc =

0.0195 L

60
s

0.77

Keterangan:
L = panjang saluran,
S= kemiringan saluran.
b. Menghitung intensitas hujan
2

R 24 24 3
I=
, dimana R24 adalah hujan rancangan dalam 24 jam,
24 Tc
yang sudah dihitung dalam tabel di atas dengan menggunakan periode
ulang 2
tahunan sebesar 528,09 mm dan R24 = 528,09 /24 = 22,003 mm/hari.
3. Catchment Area (A)
Catchment Area atau daerah pengaliran adalah daerah tempat hujan
mengalir menuju ke saluran. Biasanya ditentukan berdasarkan perkiraan
dengan pedoman garis kontur. Pembagian Catchment Area didasarkan
pada

arah

aliran

yang

menuju

ke

saluran

sekunder/saluran

pengumpul/saluran primer.
Berdasarkan 3 komponen diatas maka besarnya debit air limpasan
(Qlimpasan) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Qlimpasan = 0.278. C . I . ACA
Keterangan :
Q

Debit aliran air limpasan (m3/detik)

Koefisen run off (berdasarkan standar baku)

Intensitas hujan (mm/jam)

ACA

Luas daerah pengaliran (ha)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.71 Perhitungan Q Limpasan Saluran Drainase BWP Kecamatan Sooko


R
Hidrolis

LUAS
PENAMPANG

Slope

TC

I Total

I Tiap
Detik

Aca
(KM2)

Q
Limpasan

0,12

0,15

0,6

0,0013

0,0359

2,4467

100,9065

0,0012

1,02

0,0002

Jl. Wijaya Kusuma

Perdagangan Dan Jasa,


Industri Pergudangan,
Ppu
Permukiman,
Perdagangan Dan Jasa

0,12

0,21

0,6

0,0028

0,0533

0,9791

185,8797

0,0022

1,02

0,0004

Jl. Teratai

Permukiman

0,10

0,09

0,3

0,0044

0,0660

0,5975

258,3964

0,0030

1,02

0,0003

Jl. Perum Pondok Teratai

Permukiman

0,12

0,15

0,3

0,0290

0,1702

0,0671

1111,0256

0,0129

0,63

0,0007

Jl. Perum BSP

Permukiman

0,17

0,25

0,3

0,0134

0,1159

0,1631

614,3386

0,0071

0,63

0,0004

Jl. Perum Wijaya Sooko

Permukiman

0,15

0,2

0,3

0,0069

0,0831

0,3518

367,9259

0,0043

1,02

0,0004

Jl. Perum Poskopad

Permukiman

0,17

0,25

0,3

0,0143

0,1194

0,1521

643,4968

0,0074

0,63

0,0004

Jl. Dsn. Mangelo

Permukiman

0,17

0,25

0,3

0,0041

0,0643

0,6365

247,7318

0,0029

1,02

0,0002

Jl. Sooko Gang 1

Permukiman

0,08

0,1

0,3

0,0274

0,1656

0,0714

1065,4313

0,0123

1,02

0,0011

Jl.Sooko Gang 2

Permukiman

0,08

0,08

0,3

0,0394

0,1986

0,0470

1409,3087

0,0163

1,02

0,0014

Jl.Sooko Gang 3

Permukiman

0,11

0,105

0,3

0,0170

0,1304

0,1241

737,1644

0,0085

1,02

0,0007

Jl.Sooko Gang 4

Permukiman

0,08

0,08

0,3

0,0256

0,1599

0,0775

1009,2064

0,0117

1,02

0,0010

Jl.Sooko Gang 5

Permukiman

0,19

0,28

0,3

0,0361

0,1900

0,0520

1316,5831

0,0152

1,02

0,0013

Jl.Sooko Gang 6

Permukiman

0,11

0,12

0,3

0,0296

0,1722

0,0653

1131,0670

0,0131

1,02

0,0011

Jl.Sooko Gang 7

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0271

0,1648

0,0723

1056,8213

0,0122

1,02

0,0010

Jl.Sooko Gang 8

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0154

0,1242

0,1389

683,8079

0,0079

1,02

0,0007

Jl.Sooko Gang 9

Permukiman

0,11

0,105

0,3

0,0391

0,1979

0,0474

1401,2268

0,0162

1,02

0,0014

Jl. Perum Teratai Indah

Permukiman

0,11

0,105

0,3

0,0184

0,1355

0,1136

782,1275

0,0091

1,02

0,0008

Nama Jalan

Jl. RA. Basuni

Guna Lahan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-112

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Jl. Perumda

Permukiman

0,11

0,105

0,3

0,0358

0,1891

0,0526

1306,6365

0,0151

0,63

0,0008

Jl. Perum Japan Asri

Permukiman

0,11

0,12

0,3

0,0326

0,1805

0,0586

1216,3024

0,0141

0,00

0,0000

Jl. Perum Japan Raya

Permukiman

0,11

0,12

0,3

0,0067

0,0819

0,3631

360,2112

0,0042

0,00

0,0000

Jl. Brangkal Gang 1

Permukiman

0,18

0,245

0,3

0,0134

0,1157

0,1634

613,4633

0,0071

8,67

0,0051

Jl. Brangkal Gang 2

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0156

0,1248

0,1374

688,6082

0,0080

8,67

0,0058

Jl. Brangkal Gang 3

Permukiman

0,18

0,245

0,3

0,0222

0,1490

0,0913

904,9056

0,0105

8,67

0,0076

Jl. Brangkal Gang 4

Permukiman

0,15

0,175

0,3

0,0316

0,1778

0,0607

1188,0771

0,0138

8,67

0,0099

Jl. Brangkal Gang 5

Permukiman

0,08

0,08

0,3

0,0405

0,2013

0,0455

1439,1342

0,0167

8,67

0,0120

Jl. Brangkal Gang 6

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0118

0,1086

0,1895

555,7866

0,0064

8,67

0,0047

Jl. Brangkal Gang 7

Permukiman

0,18

0,245

0,3

0,0463

0,2151

0,0391

1593,4413

0,0184

8,67

0,0133

Jl. Brangkal Gang 8

Permukiman

0,11

0,12

0,3

0,0121

0,1101

0,1834

568,0293

0,0066

8,67

0,0048

Jl. Brangkal Gang 9

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0089

0,0944

0,2618

447,9897

0,0052

8,67

0,0037

Jl. Kharisma Griya

Permukiman

0,18

0,245

0,3

0,0148

0,1215

0,1463

660,6426

0,0076

8,67

0,0055

Jl. Gang Wringinrejo

Permukiman

0,11

0,105

0,3

0,0511

0,2260

0,0348

1720,0059

0,0199

8,67

0,0144

Jl. Kamas Setyoadi

Permukiman,
Perdagangan Dan Jasa,
Ppu,
Pendidikan,
Kesehatan

0,08

0,07

0,6

0,0327

0,1809

0,0583

1220,7778

0,0141

8,67

0,0204

Jl. Kamas Setyoadi

Permukiman,
Perdagangan Dan Jasa,
Ppu,
Pendidikan,
Kesehatan

0,08

0,07

0,6

0,0011

0,0325

3,0641

86,8437

0,0010

8,67

0,0015

Jl. Kedungpring Gang 1

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0110

0,1049

0,2050

527,3762

0,0061

37,1966

0,0189

Jl. Kedungpring Gang 2

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0123

0,1108

0,1810

573,1325

0,0066

38,1966

0,0211

Jl. Kedungpring Gang 3

Permukiman

0,11

0,105

0,3

0,0186

0,1366

0,1116

791,4600

0,0092

39,1966

0,0299

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-113

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Jl. Kedungpring Gang Baru

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0171

0,1309

0,1231

741,2073

0,0086

40,1966

0,0288

Jl. Jampirogo Gang 1

Permukiman

0,08

0,08

0,3

0,0159

0,1261

0,1342

699,6763

0,0081

1,50

0,0010

Jl. Jampirogo Gang 2

Permukiman

0,08

0,08

0,3

0,0195

0,1397

0,1058

820,0753

0,0095

1,50

0,0012

Jl. Jampirogo Gang 3

Permukiman

0,15

0,2

0,3

0,0202

0,1423

0,1015

842,8400

0,0098

1,50

0,0012

Jl. Jampirogo Gang 4

Permukiman

0,11

0,105

0,3

0,0990

0,3146

0,0162

2862,7015

0,0331

1,50

0,0041

Jl. Jampirogo Gang 5

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0647

0,2543

0,0265

2062,7812

0,0239

1,50

0,0030

Jl. Jampirogo Gang 6

Permukiman

0,15

0,2

0,3

0,0232

0,1525

0,0865

937,9851

0,0109

1,50

0,0014

Jl. Jampirogo Gang 7

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0122

0,1105

0,1820

571,0958

0,0066

1,50

0,0008

Jl. Jampirogo Gang 8

Permukiman

0,11

0,105

0,3

0,0204

0,1428

0,1007

847,5210

0,0098

1,50

0,0012

Jl. Jampirogo Gang 9

Permukiman

0,08

0,07

0,3

0,0098

0,0992

0,2334

483,7210

0,0056

1,50

0,0007

Jl. Perum PU

0,15

0,175

0,3

0,0139

0,1180

0,1562

632,3452

0,0073

1,50

0,0009

Jl. KH. Ismail

Permukiman
Permukiman,
Perdagangan Dan Jasa,
Pendidikan, Peribadatan

0,08

0,07

0,6

0,0137

0,1170

0,1595

623,4749

0,0072

51,1966

0,0616

Jl. Kemakmuran

Permukiman, Sawah

0,08

0,07

0,6

0,0023

0,0481

1,2411

158,6828

0,0018

8,67

0,0027

Jl. Gamekan

Permukiman
Perdagangan Dan Jasa,
Ppu, Kampus

0,08

0,07

0,6

0,0063

0,0796

0,3884

344,4065

0,0040

1,50

0,0010

0,08

0,07

0,6

0,0011

0,0325

3,0676

86,7775

0,0010

1,50

0,0003

Permukiman,
Perdagangan Dan Jasa
Permukiman

9,23
1,62

720
34

0,6
0,3

0,0008
0,0025

0,0286
0,0502

4,1436
1,1238

71,0080
169,5487

0,0008
0,0020

8,67
0,63

0,0012
0,0001

Permukiman

1,58

30

0,3

0,0014

0,0370

2,2749

105,9281

0,0012

1,02

0,0001

Permukiman

1,11

10

0,3

0,0061

0,0780

0,4063

334,1940

0,0039

1,50

0,0005

By Pass
Sungai Brangkal
Ds. Sooko
Ds. Japan-Perum
Raya, Ds. Sooko

Japan

Ds, Gamekan
Sumber: Hasil Analisis (2012)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-114

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

B.

Analisa Debit Air Buangan Rumah Tangga (Q RT)


Debit air buangan rumah tangga (QRT) secara umum dapat didefinisikan sebagai

volume air per satuan waktu, yang merupakan buangan limbah rumah tangga dan dialirkan
melalui saluran drainase. Debit air buangan rumah tangga berasal dari air buangan hasil
aktivitas penduduk yang berasal dari lingkungan rumah tangga. atau industri. Untuk mencari
debit air buangan rumah tangga harus dicari terlebih dahulu:
a.

Jumlah penduduk per Catchment Area (jiwa)

b.

Qair Limbah = 70 % x Kebutuhan air bersih rata-rata

Secara sistematis debit air buangan rumah tangga dapat dirumuskan sebagai berikut :
QRumah Tangga = penduduk x Qair Limbah
Sedangkan baku kebutuhan air bersih yang didasarkan pada batasan berikut ini :
Tabel 6.72 Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan
(liter/orang/hari)
1.
Permukiman berkepadatan rendah
230
2.
Permukiman berkepadatan sedang
170
3.
Permukiman berkepadatan tinggi
120
4.
Permukiman khusus (apartemen)
200
5.
Campuran Permukiman dan fasilitas
200 x (1.2)
6.
Fasilitas umum/niaga/jasa
100 x 1 org/6 m x (0.6)
7.
Ruang terbuka hijau
1 m / Ha
8.
Campuran RTH
200 liter/orang/hari x (1.1)
Sumber: Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang berkelanjutan
No.

C.

Pengguna

air

Analisa Debit Air Maksimum Saluran ( Qsaluran )


Debit air maksimum dapat didefinisikan sebagai jumlah air maksimum yang dapat

ditampung oleh saluran drainase. Untuk menghitung debit air maksimum saluran perlu
diketahui terlebih dahulu besarnya luas penampang basah saluran (Abasah) dan kecepatan
aliran air (V). Luas penampang basah saluran dapat dihitung berdasarkan data dari survey
primer. sedangkan kecepatan aliran air dapat dihitung dengan pendekatan kemiringan/slope
sebagai berikut :
Rumus slope
S=H/L
Keterangan :
S

= Kemiringan dasar saluran

= Tinggi

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

=Panjang

Adapun untuk rumus dari Qsaluran adalah sebagai berikut :


Qsaluran = V . Abasah
V = 1/n. R2/3. S1/2
Keterangan :
Q

= Debit air (m3/dt)

= kecepatan aliran (m/dt)

= luas penampang (m2)

= koefisien kekasaran Manning

= jari-jari hidrolis (m)

= kemiringan saluran
Tabel 6.73 Harga Koefisien Kekasaran Manning

No.
1

Tipe saluran
Baik sekali
Baik
Sedang
Saluran Buatan, Beton, atau
Batu Kali
2
Saluran pasangan batu,tanpa
0.025
0.030
0.033
penyelesaian
3
Saluran pasangan batu,dengan
0.017
0.020
0.025
penyelesaian
4
Saluran beton
0.014
0.016
0.019
5
Saluran beton halus dan rata
0.010
0.011
0.012
6
Saluran
beton
pracetak
0.013
0.014
0.014
dengan acuan baja
7
Saluran
beton
pracetak
0.015
0.016
0.016
dengan acuan kayu
Sumber: SNI 03 3424 1994 Tata Cara Perencana Drainase Permukaan Jalan (1994)

Jelek
0.035
0.030
0.021
0.013
0.015
0.018

Sementara untuk debit air buangan rumah tangga dan besarnya debit air maksimum
saluran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6.74 Analisis Perhitungan Debit Rumah Tangga dan Debit Air Maksimum
Nama Jalan
Jl. RA. Basuni
Jl. Wijaya Kusuma
Jl. Teratai
Jl.
Perum
Pondok
Teratai
Jl. Perum BSP
Jl. Perum Wijaya Sooko
Jl. Perum Poskopad
Jl. Dsn. Mangelo
Jl. Sooko Gang 1
Jl.Sooko Gang 2

Air
Bersih
150
150
150

Air
Buangan
105
105
105

Q Rumah
Tangga
0,000146
0,000146
0,000061

150
150
150
150
150
150
150

105
105
105
105
105
105
105

0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

0,000000
0,000272
0,000274

Q
Saluran
0,000000
0,000057
0,000025

0,009937
0,003523
0,000949
0,003895
0,000494
0,007304
0,011220

0,001490
0,000881
0,000424
0,000974
0,000123
0,000730
0,000898

V Aliran

Q Total
0,000345
0,000513
0,000316
0,000736
0,000434
0,000190
0,000452
0,000305
0,001112
0,001452

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Jl.Sooko Gang 3
Jl.Sooko Gang 4
Jl.Sooko Gang 5
Jl.Sooko Gang 6
Jl.Sooko Gang 7
Jl.Sooko Gang 8
Jl.Sooko Gang 9
Jl. Perum Teratai Indah
Jl. Perumda
Jl. Perum Japan Asri
Jl. Perum Japan Raya
Jl. Brangkal Gang 1
Jl. Brangkal Gang 2
Jl. Brangkal Gang 3
Jl. Brangkal Gang 4
Jl. Brangkal Gang 5
Jl. Brangkal Gang 6
Jl. Brangkal Gang 7
Jl. Brangkal Gang 8
Jl. Brangkal Gang 9
Jl. Kharisma Griya
Jl. Gang Wringinrejo
Jl. Kamas Setyoadi
Jl. Kamas Setyoadi
Jl. Kedungpring Gang 1
Jl. Kedungpring Gang 2
Jl. Kedungpring Gang 3
Jl. Kedungpring Gang
Baru
Jl. Jampirogo Gang 1
Jl. Jampirogo Gang 2
Jl. Jampirogo Gang 3
Jl. Jampirogo Gang 4
Jl. Jampirogo Gang 5
Jl. Jampirogo Gang 6
Jl. Jampirogo Gang 7
Jl. Jampirogo Gang 8
Jl. Jampirogo Gang 9
Jl. Perum PU
Jl. KH. Ismail
Jl. Kemakmuran
Jl. Gamekan
By Pass
Sungai Basin Ds. Sooko
Sungai Cemporat Ds.
Japan-Perum
Japan
Raya, Ds. Sooko
Sungai Ds. Gamekan
Sungai Basin Ds. Sooko
Sumber: Hasil Analisis (2013)

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105

0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000146
0,000146
0,000061
0,000061
0,000061

0,003028
0,005447
0,017040
0,008573
0,005403
0,002106
0,012153
0,003441
0,010447
0,010033
0,000721
0,002860
0,002139
0,006633
0,010587
0,011740
0,001345
0,022566
0,001932
0,000844
0,003358
0,018937
0,007382
0,000024
0,001201
0,001438
0,003531

0,000318
0,000436
0,004771
0,001029
0,000378
0,000147
0,001276
0,000833
0,001097
0,000063
0,000062
0,000701
0,000150
0,001625
0,001853
0,000939
0,000094
0,005529
0,000232
0,000059
0,000823
0,001988
0,000517
0,000002
0,000084
0,000101
0,000371

0,000788
0,001057
0,001360
0,001177
0,001104
0,000736
0,001444
0,000361
0,000855
0,001204
0,000087
0,005194
0,005822
0,007632
0,010001
0,012102
0,004711
0,013393
0,004813
0,003809
0,005588
0,014452
0,020574
0,001599
0,018996
0,021192
0,030006

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105

0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000061
0,000146
0,000061
0,000061
0,000146
0,000061

0,002508
0,002466
0,003477
0,005706
0,057023
0,022970
0,007192
0,001427
0,004094
0,000996
0,002705
0,001725
0,000089
0,000478
0,000024
0,006360

0,000176
0,000197
0,000278
0,001141
0,005987
0,001608
0,001438
0,000100
0,000430
0,000070
0,000976
0,000121
0,000006
0,000033
0,000002
4,579039

0,028820
0,001073
0,001247
0,001280
0,004202
0,003045
0,001418
0,000887
0,001287
0,000761
0,000473
0,061769
0,002716
0,001057

150
150
150

105
105
105

0,000061
0,000061
0,000061

0,002496
0,000887
0,008432

0,084875
0,026614
0,084322

0,000164
0,000165
0,000544

0,001249

Langkah selanjutnya dalam Analisa adalah membandingkan Debit Air Maksimum


dengan Debit Air Maksimum Saluran. Dari perbandingan antara Debit Air Maksimum
Saluran dengan Debit Air Maksimum maka akan dapat ditarik suatu hipotesa sebagai berikut:

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Qsaluran > Qtotal

Saluran yang ada mampu menampung debit air

Qsaluran < Qtotal

Saluran yang ada tidak mampu menampung debit air

Hipotesa yang didapat belum bisa menjadi langkah terakhir dari Analisa. karena pada
umumnya hipotesa tersebut belum tentu benar. Saluran yang disimpulkan bisa menampung
debit air belum tentu pada kenyataannya bisa menampung debit air. Karena itu diperlukan
langkah Analisa selanjutnya yaitu melakukan crosscheck d-engan identifikasi masalah yang
telah dihimpun dari survey lapangan. Perbandingan Qtotal dengan QRumah Tangga BWP
Kecamatan Sooko bisa dilihat dalam tabel berikut

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.75 Analisa Kapasitas Saluran Drainase BWP Kecamatan Sooko Tahun 2012
Q
Saluran

Q Total

Jl. RA. Basuni

0,000000

0,000345

Selisih Q
Saluran dan Q
Total
-0,000345

Jl. Wijaya Kusuma

0,000057

0,000513

Jl. Teratai

0,000025

Jl. Perum Pondok Teratai

Nama Jalan

Keterangan

Eksisting

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

-0,000456

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

0,000316

-0,000291

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

0,001490

0,000736

0,000755

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Perum BSP

0,000881

0,000434

0,000447

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Perum Wijaya Sooko

0,000424

0,000190

0,000234

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Perum Poskopad

0,000974

0,000452

0,000522

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Dsn. Mangelo

0,000123

0,000305

-0,000182

Tidak
Memenuhi

Tidak
memenuhi

Jl. Sooko Gang 1

0,000730

0,001112

-0,000382

Memenuhi

Memenuhi

Jl.Sooko Gang 2

0,000898

0,001452

-0,000554

Memenuhi

Memenuhi

Jl.Sooko Gang 3

0,000318

0,000788

-0,000470

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl.Sooko Gang 4

0,000436

0,001057

-0,000621

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Analisa
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
Pada eksisting kondisi saluran normal, namun secaa perhitungan
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan
total.sehingga diperlukan penambahan dimensi
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan

VI-119

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Selisih Q
Saluran dan Q
Total

Q
Saluran

Q Total

Jl.Sooko Gang 5

0,004771

0,001360

0,003411

Memenuhi

Memenuhi

Jl.Sooko Gang 6

0,001029

0,001177

-0,000148

Memenuhi

Memenuhi

Jl.Sooko Gang 7

0,000378

0,001104

-0,000725

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl.Sooko Gang 8

0,000147

0,000736

-0,000588

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl.Sooko Gang 9

0,001276

0,001444

-0,000168

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Perum Teratai Indah

0,000833

0,000361

0,000471

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Perumda

0,001097

0,000855

0,000242

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Perum Japan Asri

0,000063

0,001204

-0,001140

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Perum Japan Raya

0,000062

0,000087

-0,000025

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Brangkal Gang 1

0,000701

0,005194

-0,004493

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Brangkal Gang 2

0,000150

0,005822

-0,005673

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Brangkal Gang 3

0,001625

0,007632

-0,006007

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Nama Jalan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Keterangan

Eksisting

Analisa
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
Saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan

VI-120

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Selisih Q
Saluran dan Q
Total

Nama Jalan

Q
Saluran

Q Total

Jl. Brangkal Gang 4

0,001853

0,010001

-0,008149

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Brangkal Gang 5

0,000939

0,012102

-0,011163

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Brangkal Gang 6

0,000094

0,004711

-0,004617

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Brangkal Gang 7

0,005529

0,013393

-0,007864

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Brangkal Gang 8

0,000232

0,004813

-0,004582

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Brangkal Gang 9

0,000059

0,003809

-0,003750

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Kharisma Griya

0,000823

0,005588

-0,004766

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Gang Wringinrejo

0,001988

0,014452

-0,012464

Tidak
Memenuhi

Tidak
Memenuhi

Jl. Kamas Setyoadi

0,000517

0,020574

-0,020058

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Kamas Setyoadi

0,000002

0,001599

-0,001597

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Kedungpring Gang 1

0,000084

0,018996

-0,018912

Tidak

Tidak

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Keterangan

Eksisting

Analisa
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Pada eksisting kondisi slaluran normal, namun secaa perhitungan
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan
total.sehingga diperlukan penambahan dimensi
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Pada eksisting kondisi slaluran normal, namun secaa perhitungan

VI-121

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Nama Jalan

Q
Saluran

Q Total

Selisih Q
Saluran dan Q
Total

Keterangan

Eksisting

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Kedungpring Gang 2

0,000101

0,021192

-0,021092

Tidak
Memenuhi

Tidak
Memenuhi

Jl. Kedungpring Gang 3

0,000371

0,030006

-0,029635

Tidak
Memenuhi

Tidak
Memenuhi

Jl. Kedungpring Gang


Baru

0,000176

0,028820

-0,028645

Tidak
Memenuhi

Tidak
Memenuhi

Jl. Jampirogo Gang 1

0,000197

0,001073

-0,000876

Tidak
Memenuhi

Tidak
Memenuhi

Jl. Jampirogo Gang 2

0,000278

0,001247

-0,000969

Tidak
Memenuhi

Tidak
Memenuhi

Jl. Jampirogo Gang 3

0,001141

0,001280

-0,000139

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Jampirogo Gang 4

0,005987

0,004202

0,001786

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Jampirogo Gang 5

0,001608

0,003045

-0,001437

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Jampirogo Gang 6

0,001438

0,001418

0,000021

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Jampirogo Gang 7

0,000100

0,000887

-0,000787

Tidak
Memenuhi

Tidak
Memenuhi

Jl. Jampirogo Gang 8

0,000430

0,001287

-0,000857

Tidak
Memenuhi

Tidak
Memenuhi

Jl. Jampirogo Gang 9

0,000070

0,000761

-0,000691

Tidak

Tidak

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Analisa
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan total.
sehingga diperlukan penambahan dimensi
Pada eksisting kondisi slaluran normal, namun secaa perhitungan
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan total.
sehingga diperlukan penambahan dimensi
Pada eksisting kondisi slaluran normal, namun secaa perhitungan
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan total.
sehingga diperlukan penambahan dimensi
Pada eksisting kondisi slaluran normal, namun secaa perhitungan
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan total.
sehingga diperlukan penambahan dimensi
Pada eksisting kondisi slaluran normal, namun secaa perhitungan
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan total.
sehingga diperlukan penambahan dimensi
Pada eksisting kondisi slaluran normal, namun secaa perhitungan
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan total.
sehingga diperlukan penambahan dimensi
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
Pada eksisting kondisi slaluran normal, namun secaa perhitungan
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan total.
sehingga diperlukan penambahan dimensi
Pada eksisting kondisi slaluran normal, namun secaa perhitungan
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan total.
sehingga diperlukan penambahan dimensi
Pada eksisting kondisi slaluran normal, namun secaa perhitungan

VI-122

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Nama Jalan

Q
Saluran

Q Total

Selisih Q
Saluran dan Q
Total

Keterangan

Eksisting

Memenuhi

Memenuhi

Jl. Perum PU

0,000976

0,000473

0,000502

Memenuhi

Memenuhi

Jl. KH. Ismail

0,000121

0,061769

-0,061648

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Kemakmuran

0,000006

0,002716

-0,002710

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

Jl. Gamekan

0,000033

0,001057

-0,001024

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

By Pass

0,000002

0,000397

-0,000395

Tidak
Memenuhi

Tersumbat

4,579039

0,001249

4,577790

Memenuhi

Memenuhi

0,084875

0,000164

0,084711

Memenuhi

Memenuhi

0,026614

0,000165

0,026449

Memenuhi

Memenuhi

0,084322

0,000544

0,083777

Memenuhi

Memenuhi

Sungai Basin Ds. Sooko


Sungai Cemporat Ds.
Japan-Perum Japan Raya,
Ds. Sooko
Sungai Ds. Gamekan
Sungai Basin Ds. Sooko

Analisa
kapasitas tidak memenuhi untuk menampung air buangan total.
sehingga diperlukan penambahan dimensi
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
Secara perhitungan saluran memenuhi, namun kondisi slauran
tersumbat sehingga menghalangi atau memperlambat laju pergerakan
air sehingga perlu adanya normalisasi saluran
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan
saluran sudah mampu menampung semua air buangan total. Sehingga
yang diperlukan hanya pemeliharaan berkelanjutan

Sumber : Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-123

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Pelayanan jaringan drainase BWP Kecamatan Sooko sudah mencakup pemenuhan semua
wilayah perkotaan BWP kecamatan, sistem drainase melayani limpasan air hujan dan limbah
rumah tangga. Hampir di semua bagian wilayah yang terdiri dari delapan desa, terlayani dengan
adanya sistem drainase, hal tersebut merupakan potensi kecamatan,
Permasalahan terkait sistem drainase yang terdapat di BWP Kecamatan Sooko sebagian
besar dikarenakan masalah saluran yang banyak terdapat endapan maupun sampah sehingga
saluran yang ada menjadi tersumbat dan menyebabkan banjir seperti di daerah Dusun Mangelo,
Dusun Sooko di Desa Sooko.
Di beberapa tempat, terdapat slauran yang rusak karena terdapat sampah yang mengendap
di saluran tersebut sehingga juga berpotensi menyebabkan banjir, bencana alam yang memang
sering terjadi di BWP Kecamatan Sooko yaitu banjir, hal ini disebabkan karena terdapat beberapa
desa yang berbatasan langsung dengan Sungai Brangkal seperti Desa Sooko, Desa Brangkal,
Desa Kedungmaling, Desa Jampirogo, dan Desa Gamekan.
Potensi yang dapat dimanfaatkan yaitu masih banyaknya lahan resapan air seperti kebun,
RTH publik, RTH privat dan lapangan. Selain itu upaya untuk mengatasi masalah terkait banjir
juga mulai diperhatikan baik oleh pemerintah setempat melalui pembuatan tanggul sungai agar
air sungai tidak sampai meluap memasuki permukiman.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-124

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.23

Jaringan drainase

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-125

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.4.3

Penyediaan Kebutuhan Air Bersih


Penyediaan air bersih di BWP Kecamatan Sooko terdiri dari penyediaan jaringan oleh

PDAM, serta penyediaan air secara individu per rumah tangga menggunakan sumur pribadi.
Jumlah pengguna PDAM adalah sebanyak 727 rumah atau sekitar 5,29%. Sementara sisanya
sebesar 13.007 atau sekitar 94,71% menggunakan sumur sebagai sumber air bersih.
Besarnya jumlah pengguna sumur di BWP Kecamtan Sooko dikarenakan jaringan
distribusi pipa PDAM hanya mampu melayani daerah yang dekat dengan Kota Mojokerto, yaitu
Desa Sooko dan Desa Japan. Sementara untuk daerah lain, yang terlayani jaringan PDAM hanya
di jalan-jalan utama desa saja (Jalan RA Basuni untuk Desa Jampirogo dan Jalan By Pass untuk
Desa Brangkal, Desa Kedungmaling, dan Desa Gamekan), bahkan untuk Desa Wringinrejo dan
Desa Sambiroto tidak dilalui oleh jaringan pipa.
Secara Umum kualitas air bersih yang terdapat di BWP Kecamatan Sooko sudah baik,
yakni tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Hanya saja masih ditemukannya sumur yang
airnya memiliki bau, khususnya bagi sumur milik warga yang letaknya dekat dengan sungai.
Selain itu, pengguna PDAM juga sering mengeluhkan air yang tidak mengalir pada saat pagi
maupun sore hari (peakhour)
Peningkaatan pelayanan PDAM sebagai satu-satunya instansi yang terkait mengenai
penyediaan air bersih, diharapkan mampu melayani seluruh wilayah Kecamatan Sooko dengan
kuantitas debit yang konstan serta kualitas air yang tetap dipertahankan
Analisis kebutuhan air bersih untuk masa mendatang menggunakan standar-standar
perhitungan yang telah ditetapkan. Kebutuhan air untuk fasilitas fasilitas sosial ekonomi harus
dibedakan sesuai peraturan PDAM dan memperhatikan kapasitas produksi sumber yang ada,
tingkat kebocoran dan pelayanan. Faktor utama dalam analisis kebutuhan air adalah jumlah
penduduk, selanjutnya perhitunan kebutuhan domestic dan non domestic yang dipengaruhi oleh
jenis kegiatan.
Tabel 6.76 Jumlah Air Bersih BWP Kecamatan Sooko 2013-2033
Tahun

Jumlah
Penduduk

Keb. Domestik

2013
2017

52785
57813

6334200
6937560

Fasos
(15% x KD)
950130
1040634

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kebutuhan Non Domestik


Kantor
Komersial
(15% x KD
(20% x KD)
950130
1266840
1040634
1387512

Industri
(10% x KD)
633420
693756

VI-126

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

2022
2027
2032

64775
7773000
72575
8709000
81315
9757800
Hidran
Kehilangan Air
Tahun
(H)
(Ka) 30%
2013
1013472
3040416
2018
1110009.6 3330028.8
2023
1243680
3731040
2028
1393440
4180320
2033
1561248
4683744
Sumber : Hasil Analisis, 2013

1165950
1306350
1463670
Kebutuhan
Total
11148192
12210105.6
13680480
15327840
17173728

6.4.4

Pengelolaan Sanitasi dan Sampah

A.

Pengelolaan Sampah

1165950
1306350
1463670
Kebutuhan Ratarata Harian (a)
14188608
15540134.4
17411520
19508160
21857472

1554600
1741800
1951560

777300
870900
975780

Keb. Maksimum/hari
16316899.2
17871154.56
20023248
22434384
25136092.8

Sistem pengelolaan sampah yang terdapat di permukiman Kecamatan Sooko masih


menggunakan sistem pengelolaan yang konvensional yaitu dengan cara dibakar. Namun berbeda
dengan sistem pengelolaan sampah yang terdapat di perumahan, yaitu dengan metode
pengumpulan, pengangkutan ke TPS Mojosari yang kemudian di angkut ke TPA. Pola
pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan dengan pola individual tidak langsung, yaitu
dengan adanya petugas kebersihan. Sedangkan untuk sistem persampahan yang terdapat di
permukiman hanya dibakar tanpa di olah lebih lanjut.

Sistem
pengelolaan
sampah di
BWP
Kecamatan
Sooko

Sampah hasil
dari warga yang
tinggal di
permukiman

Pewadahan
dengan
kantong
plastik

Tidak dilayani
pasukan kuning

Langsung
di bakar

Sampah hasil
dari warga yang
tinggal di
perumahan

Pewadahan
dengan tempat
sampah yang
sudah tersedia

Dilayani
pasukan
kuning

Dibuang ke
TPS
Mojosari

Skema Sistem Pengelolaan Sampah di BWP Kecamatan Sooko


Sumber: Survey Primer

Analisis yang dapat dilakukan terhadap kondisi yang tertera pada skema, bahwa dalam
sistem pengelolaan sampah BWP Kecamatan Sooko masih belum berjalan dengan optimal,

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-127

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

sehingga dalam sistem pengelolaan sampah itu sendiri dapat dilakukan dengan pensosialisasian
Bank Sampah, sehingga masyarakat yang tinggal di BWP Kecamatan Sooko dapat mengelola
sampah anorganik mereka melalui Bank Sampah tersebut. Selain itu, untuk sampah organik,
dapat diolah menjadi pupuk kompos yang juga terdapat di Bank Sampah, yaitu komposting.
1.

Analisis Timbulan Sampah dan Komposisi Kecamatan Sooko


Untuk mengetahui jumlah timbulan sampah di Kecamatan Sooko perlu diketahui

jumlah penduduk, tingkat pelayanan dan timbulan sampah. Berdasarkan SNI 19-39641994 mengenai Tata Cara Mengukur Timbulan Sampah, metode pengambilan dan contoh
timbulan sampah untuk semua jenis sampah yang dihasilkan penduduk dipengaruhi oleh
tingkat pertumbuhan, sehingga berpengaruh pula terhadap volume sampah di waktu yang
akan datang. Dengan demikian, diperlukan arahan pengembangan mengenai pengelolaan
sampah, misalnya penambahan pewadahan dan pembuangan sampah yang berupa tempat
sampah, TPS dan Bank Sampah.
Tabel 6.77 Beban Timbulan Sampah BWP Kecamatan Sooko Tahun 2012
No

Desa

1
2
3
4
5
6
7
8

Gamekan
Brangkal
Kedungmaling
Sambiroto
Jampirogo
Japan
Sooko
Wringinrejo
JUMLAH
Sumber: Survey Primer, 2013

Jumlah
Penduduk
4978
4520
7793
4093
3534
9577
14141
2964
51600

Besar Timbulan
Sampah (liter)
12445
11300
19482.5
10232.5
8835
23942.5
35352.5
7410
121688

Analisis Perhitungan Beban Timbulan Sampah Kecamatan Sooko Tahun 2013, untuk
mengetahui proyeksi timbulan sampah bangunan di Kecamatan Sooko dapat dilakukan
perhitungan dengan menggunakan rumus (SNI 19-3964-1994 mengenai Metode
Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan):
BTS = penduduk x timbulan sampah x frekuensi
pengangkutan

Dengan asumsi sebagai berikut:


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-128

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

a. Tingkat pertumbuhan timbulan sampah = 2,5 L/org/hari berdasarkan skala kota


(Kota Besar = 3 L/org/hari, Kota Sedang = 2,5 L/org/hari). Kabupaten Mojokerto
merupakan kota sedang, sehingga tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah 2,5
L/org/hari.
b. Timbulan sampah per orang per hari Tahun 2013 = 2,5 liter x proyeksi jumlah
penduduk Desa Sooko Tahun 2013 x ritasi pengangkutan = 2,5 liter x 14.880 x 1 =
37.200 liter/ orang/ hari
c. Analisis beban timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat Desa Sooko pada

tahun 2013 berdasarkan proyeksi jumlah penduduk tahun 2013 adalah 37.200 liter/
orang/ hari dengan ritasi pengangkutan sebanyak 1 kali pengangkutan per hari.
Proyeksi beban timbulan sampah dilakukan di semua BWP yang terdapat di
Kecamatan Sooko. Hal ini dilakukan agar mengetahui seberapa banyak beban timbulan
sampah yang dihasilkan pada 20 tahun ke depan dengan adanya pertumbuhan penduduk
yang menjadi sumber produksi sampah. Dengan demikian, akan diketahui berapa banyak
beban timbulan sampah serta dapat dilakukan arahan rencana sebagai solusi dalam
mengelola sampah yang dihasilkan. Berikut merupakan proyeksi beban timbulan sampah
20 tahun ke depan yaitu pada tahun 2013 hingga tahun 2032.
Tabel 6.78 Proyeksi Beban Timbulan Sampah BWP Tahun 2013-2032
No

BTS (liter)

Desa

1
2
3
4
5
6
7
8

Gamekan
Brangkal
Kedungmaling
Sambiroto
Jampirogo
Japan
Sooko
Wringinrejo
Jumlah
Sumber: Hasil Analisis, 2013

2013
13095
11890
20500
10767.5
9297.5
25192.5
37200
7797.5
135740

2017
15695
14250
24570
12905
11142.5
30195
44585
9345
162687.5

2022
19595
17792.5
30675
16112.5
13910
37697.5
55662.5
11667.5
203112.5

2027
22845
20742.5
35762.5
18782.5
16217.5
43950
64895
13602.5
236797.5

2032
26095
23695
40850
21455
18525
50202.5
74127.5
15537.5
270487.5

Berdasarkan tabel 6.78 di atas, dapat diketahui proyeksi timbulan samaph pada tahun
2013-2032

terus

meningkat

diiringi

dengan

pertumbuhan

penduduk.

Dengan

meningkatnya produksi sampah tersebut, akan diperlukan pula sistem pengelolaan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-129

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

maupun pengolahan sampah lebih lanjut agar sampah yang dihasilkan tidak hanya
dibuang sia-sia melainkan dikelola dengan baik dan menjasi barang yang lebih berguna.
Untuk sistem pengelolaan sampah yang dimaksud antara lain adalah, dibutuhkannya
penambahan pewadahan sampah, tenaga kerja (petugas kebersihan) yang mengangkut
sampah, serta tempat pembuangan sampah sementara yaitu TPS. Sedangkan untuk sistem
pengolahan sampah dapat dilakukan dengan cara mengubah sampah kering/plastic
menjadi kerajinan tangan (dapat melalui program kerja ibu-ibu PKK), pengolahan sampah
basah menjadi pupuk, dan lain sebagainya.
2.

Analisis Pengelolaan Sampah Sarana di BWP Kecamatan Sooko


Sampah yang dihasilkan di Kecamatan Sooko selain dari perumahan dan jalan juga

berasal dari berbagai macam sarana. Sarana yang terdapat di Kecamatan Sooko yaitu
sarana pendidikan, sarana perdagangan dan jasa, sarana pemerintahan dan pelayanan
umum, sarana peribadatan, sarana kesehatan, sarana industri dan pergudangan, sarana
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan olah raga. Sampah yang dihasilkan dari beberapa sarana
berupa sampah kering (plastic, kaleng, dll), sampah basah (sisa makanan dan sayursayuran), serta sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yang dihasilkan dari rumah
sakit, puskesmas, apotek, maupun praktek dokter. Untuk penanganan sampah di berbagai
sarana sama halnya dengan penanganan sampah permukiman, yaitu dikumpulkan, di
angkut, kemudian dibuang ke TPS yang tersedia. Namun untuk penanganan sampah B3
perlu dilakukan pengolahan khusus karena jenis sampah B3 tidak dapat di urai dan dapat
membahayakan manusia, tumbuhan dan hewan. Sehingga untuk penanganan sampah B3
perlu disediakan tempat pembakaran berupa incenerator yang bersifat membakar
sekaligus menghancurkan sampah B3 tersebut.
3.

Analisis Pengelolaan Sampah Jalan di BWP Kecamatan Sooko


Kecamatan Sooko memiliki dua jalan utama yaitu Jalan R.A Basuni dan Jalan Bay

Pass. Sistem pengumpulan sampahnya dilakukan hanya satu kali setiap harinya oleh
petugas penyapu jalan. Pengumpulan sampah jalan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul
05.00 07.00 WIB. Setelah pengumpulan selesai, sampah tersebut di angkut dengan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-130

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

menggunakan gerobak motor menuju TPS. Tabel 6.69 berikut merupakan analisis
pengelolaan sampah jalan utama Kecamatan Sooko.
Tabel 6.79 Kondisi Eksisting Penanganan Sampah di Ruas Jalan Utama Kecamatan Sooko
No.
1

Nama Jalan
Jl. R.A Basuni

By Pass

Jl. Raya Brangkal

Kondisi Eksisting
Petugas mulai menyapu jalan pada
pukul 05.00 WIB. Sedangkan
sampah mulai di angkut pada pukul
06.30 - 08.00 WIB dengan
menggunakan gerobak motor
Jumlah petugas penyapu jalan
sebanyak 2 orang
Petugas mulai menyapu jalan pada
pukul 05.00 WIB. Sedangkan
sampah mulai di angkut pada pukul
06.00 - 07.30 WIB dengan
menggunakan gerobak motor
Jumlah petugas penyapu jalan
sebanyak 2 orang
Petugas mulai menyapu jalan pada
pukul 05.00 WIB. Sedangkan
sampah mulai di angkut pada pukul
06.00 - 07.30 WIB dengan
menggunakan gerobak motor
Jumlah petugas penyapu jalan
sebanyak 2 orang

Masalah Persampahan
Masih terdapat tumpukan
sampah disamping jalan

Pengambilan sampah
menjadi sulit karena By
Pass merupakan jalan
utama dengan laju harian
yang sangat padat dan
memiliki 2 jalur, yaitu
jalur Surabaya dan jalur
Jombang
Masih terdapat tumpukan
sampah disamping jalan,
terutama di daerah
bantaran sungai

Sumber: Survey Primer, 2013

Dilihat dari kondisi eksisting tentang penanganan sampah jalan yang terdapat di 3
jalan utama yaitu Jl. R.A Basuni, By Pass, dan Jl. Raya Brangkal, perlu diadakan
penanganan lebih lanjut terutama mengenai tempat pembuangan sampah sementara.
Berikut merupakan analisis mengenai pengelolaan sampah jalan yang terdapat di
Kecamatan Sooko.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-131

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.80 Analisis Pengelolaan Sampah Jalan di Kecamatan Sooko


Jumlah
Petugas

Ritasi
Pengambilan
Sampah

Waktu
Pengambilan
Sampah

Jl. R.A.
Basuni

1 kali

06.30 08.00
WIB

By Pass

1 kali

06.00 07.30
WIB

No

Nama
Jalan

1.

2.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Alat
Angkut
Sampah
Jalan
1 mobil
pickup
(pengangkut
sampah)

1 mobil
pickup
(pengangkut
sampah)

Kondisi Eksisting
Tempat
Pembuangan
Analisis
Sampah
Jalan
TPS Mojosari Untuk pengambilan sampah jalan cukup tidak mengganggu aktivitas
lalu lintas karena pengambilan sampah dilakukan pukul 05.00 pagi
dengan waktu pengangkutan sampah hingga pukul 08.00 pagi. Selain
itu, Jl. R.A Basuni ini memiliki laju harian yang tidak terlalu padat,
sehingga tidak mempersulit petugas untuk mengambil sampah jalan
tersebut
Petugas penyapu jalan berjumlah 2 orang dengan alat angkut 1 mobil
pickup yang digunakan untuk mengangkut sampah 3 jalan utama
Kecamatan Sooko. Volume mobil pengangkut sampah sebesar 1350
L sedangkan sampah yang dihasilkan tidak terlalu banyak berupa
dedaunan dan sampah plastik, sehingga dengan volume pickup yang
tersedia tidak menghambat penampungan sampah yang terdapat di Jl.
R.A Basuni tersebut. Namun perlu dilakukan penambahan petugas
penyapu jalan yang dikarenakan panjang jalan R.A Basuni sepanjang
(...) namun petugas penyapu jalan yang tersedia hanya 2 orang yang
dibentuk oleh pihak Kecamatan Sooko
Untuk tempat pembuangan sampah jalan dilakukan di TPS Mojosari,
dikarenakan di Kecamatan Sooko tidak memiliki TPS. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penambahan TPS minimal 1 kecamatan memiliki
1 TPS
TPS Mojosari Laju harian yang terjadi di By Pass ini sangat padat, sehingga
menghambat petugas untuk mengambil sampah jalan yang ada
Petugas penyapu jalan berjumlah 2 orang dengan alat angkut 1 mobil
pickup yang digunakan untuk mengangkut sampah 3 jalan utama
Kecamatan Sooko. Volume mobil pengangkut sampah sebesar 1350 L
sedangkan sampah yang dihasilkan tidak terlalu banyak berupa
dedaunan dan sampah plastik, sehingga dengan volume pickup yang
tersedia tidak menghambat penampungan sampah yang terdapat di By
Passl tersebut. Namun perlu dilakukan penambahan petugas penyapu

VI-132

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

No

Nama
Jalan

Jumlah
Petugas

Ritasi
Pengambilan
Sampah

Waktu
Pengambilan
Sampah

Alat
Angkut
Sampah
Jalan

Kondisi Eksisting
Tempat
Pembuangan
Sampah
Jalan

3.

Jl. Raya
Brangkal

1 kali

06.00 07.30
WIB

1 mobil
pickup
(pengangkut
sampah)

TPS Mojosari

Analisis
jalan yang dikarenakan kapasitas panjang jalan By Passyang cukup
panjang namun petugas penyapu jalan yang tersedia hanya 2 orang
yang dibentuk oleh pihak Kecamatan Sooko
Kecamatan Sooko tidak memiliki TPS sehingga sampah yang sudah
terkumpul diangkut dan dibuang ke TPS Mojosari. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penambahan TPS minimal 1 kecamatan memiliki 1
TPS
Untuk pengambilan sampah jalan cukup tidak mengganggu aktivitas
lalu lintas karena pengambilan sampah dilakukan pukul 05.00 pagi
dengan waktu pengangkutan sampah hingga pukul 08.00 pagi. Selain
itu, Jl. Raya Brangkal ini memiliki laju harian yang tidak terlalu
padat, sehingga tidak mempersulit petugas untuk mengambil sampah
jalan tersebut
Petugas penyapu jalan berjumlah 2 orang dengan alat angkut 1 mobil
pickup yang digunakan untuk mengangkut sampah 3 jalan utama
Kecamatan Sooko. Volume mobil pengangkut sampah sebesar 1350 L
sedangkan sampah yang dihasilkan tidak terlalu banyak berupa
dedaunan dan sampah plastik, sehingga dengan volume pickup yang
tersedia tidak menghambat penampungan sampah yang terdapat di Jl.
Raya Brangkal tersebut. Namun perlu dilakukan penambahan petugas
penyapu jalan yang dikarenakan Jl. Raya Brangkal sangat panjang
namun petugas penyapu jalan yang tersedia hanya 2 orang yang
dibentuk oleh pihak Kecamatan Sooko
Kecamatan Sooko tidak memiliki TPS sehingga sampah yang sudah
terkumpul diangkut dan dibuang ke TPS Mojosari. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penambahan TPS minimal 1 kecamatan memiliki 1
TPS

Sumber: Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-133

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Kecamatan Sooko memiliki 5 jalan utama yang berperan penting dalam kegiatan
peningkatan perekonomian serta keseharian masyarakat Kecamatan Sooko. Namun, untuk
skala pelayanan petugas penyapu jalan hanya terdapat tiga jalan utama yang terlayani.
Jika dalam penanganan sampah yang terdapat di jalan utama BWP Kecamatan Sooko
tersebut tidak dilaksanakan dengan optimal, kemungkinan terjadinya gangguan terhadap
kegiatan yang berlangsung sehari-hari, misalnya jalan utama yang berperan penting
sebagai aksesbilitas perdagangan yang mempengaruhi perekonomian Kecamatan Sooko
tidak akan terhindari. Sehingga, dimulai dari hal yang kecil, yaitu penanganan sampah
jalan terhadap jalan utama perlu ditingkatkan, salah satunya dengan cara menambahkan
petugas penyapu jalan di tiap-tiap jalan utama. Dengan demikian, pengelolaan sampah
jalan dapat dilakukan se-optimal mungkin.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.81 Eksisting Skala Pelayanan Pasukan Kuning di BWP Kecamatan Sooko
No.

Desa

Jumlah
Bangunan
Rumah

Jadwal
Pengambilan
Sampah

Tarif
Retribusi
(rupiah/orang
/bulan)

Jumlah
Petugas
Kebersihan

Terlayani

Tidak
Terlayani

Skala Pelayanan

Jenis Alat
Angkut

Gamekan

1508

1508

Brangkal

1158

pagi hari

90.000

195

963

gerobak motor

Kedungmaling

749

749

Sambiroto

509

509

Jampirogo

2824

pagi hari

90.000

1692

1132

gerobak motor

Japan

1372

pagi hari

90.000

282

1090

gerobak motor

Sooko

3552

pagi hari

90.000

1373

2179

gerobak motor

812
12484

3542

812
8942

Wringinrejo
Jumlah
Sumber: Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-135

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Dari analisis skala pelayanan pasukan kuning di atas, dapat diketahui bahwa
bangunan yang dilayani pasukan kuning hanyalah bangunan perumahan yang terdapat di
Desa Sooko, Desa Japan, Desa Jampirogo, dan Desa Brangkal. Pasukan kuning ini
dibentuk oleh pihak Kecamatan Sooko dikarenakan Desa Sooko termasuk desa yang
memiliki ciri perkotaan, sehingga diperlukan adanya pasukan kuning untuk membantu
warga dalam mengelola sampah yang terdapat di Kecamatan Sooko. Namun, pasukan
kuning ini hanya melayani perumahan saja, yang dikarenakan rata-rata warga Kecamatan
Sooko mengelola sampah mereka dengan dibakar secara langsung, sehingga bagi mereka
adanya pasukan kuning tidak terlalu diperlukan. Sehingga, untuk pengelolaan sampah
permukiman perlu diadakan penambahan pewadahan sampah komunal dengan
pertimbangan volume sampah yang dihasilkan tiap tahunnya tidak terlalu banyak, serta
dengan adanya pengelolaan sampah organic yang ditimbun dan dapat membantu
penyuburan tanah. Selain penambahan pewadahan sampah, untuk analisis pengangkutan
sampah, perlu diadakan penambahan pasukan kuning dengan skala pelayanan di daerah
permukiman BWP Kecamatan Sooko, sehingga dapat menghindari terjadinya timbunan
sampah.
4.

Analisis Pengelolaan Sampah Pasar di Kecamatan Sooko


Kecamatan Sooko memiliki pusat perdagangan berupa pasar yang berada di dekat

sungai yang merupakan perbatasan antara Desa Kedungmaling dengan Desa Brangkal.
Sedangkan pasar itu sendiri berada di Desa Kedungmaling yang merupakan daerah BWP
dan memiliki kepadatan penduduk yang cukup padat. Pasar Kedungmaling ini memiliki
TPS khusus untuk pembuangan sampah pasar tersebut. Pengelolaan sampah pasar juga
belum optimal dengan tidak dilengkapi adanya pemilahan sampah melainkan
pembuangan sampah dilakukan di satu tempat tanpa memperhatikan jenis sampah yang
dihasilkan. Selain itu, penyediaan TPS yang berlokasi di dalam area pasar membuat
pedagang pasar yang berada di pinggiran pasar menjadi malas membuang sampah ke TPS
tersebut, sehingga mereka memilih melakukan pengumpulan sampah sendiri. Fatalnya,
pengumpulan sampah tersebut dilakukan di pinggir jalan tepatnya di selokan tepi jalan
raya dan mengganggu aktivitas lalu lintas di sekitar pasar.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-136

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

5.

Analisis Pengelolaan Sampah Rumah Sakit dan Puskesmas di Kecamatan Sooko


Rumah Sakit Sakinah merupakan salah satu rumah sakit yang berada di Kecamatan

Sooko, tepatnya di Desa Jampirogo Kecamatan Sooko. Rumah sakit ini terbilang cukup
baik, karena sudah memenuhi standart pengelolaan sampah medis dengan adanya
incinerator sebagai alat pemusnah sampah medis atau sampah B3. Untuk pewadahan
sampah sudah terfasilitasi, sedangakan untuk sampah medis atau sampah B3 yang berupa
sisa botol obat-obantan, jarum bekas suntikan, dan venlone silet dikumpulkan di kantong
plastik dan kaleng bekas yang selanjutnya di bakar menggunakan incinerator yang sudah
tersedia. Meskipun bukan berupa tempat sampah yang layak, namun setidaknya sudah
dilakukan pewadahan sampah medis tersendiri yang dilakukan petugas kebersihan rumah
sakit ini.
6.

Analisis Pengadaan TPS Untuk BWP Kecamatan Sooko


Kecamatan Sooko belum memiliki Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)

untuk pengelolaan produksi sampah yang dihasilkan, dimana secara eksisting sampah
yang dihasilkan dilakukan pengelolaan dengan cara ditimbun, dibakar secara langsung,
atau di angkut ke TPS Mojosari yang terdapat di Kecamatan Mojosari dengan hasil
produksi sampah yang dihasilkan Kecamatan Mojosari sebesar 239.940 m3/hari. Pada
kondisi eksisting (Tahun 2012) dapat diketahui bahwa volume TPS Mojosari lebih kecil
dibandingkan dengan produksi sampah yang dihasilkan tiap harinya. Namun pada
kenyataannya, skala pelayanan TPS Mojosari ini bukan hanya untuk Kecamatan Mojosari
saja, namun juga melayani kecamatan lain yang terdapat di Kabupaten Mojokerto. Jika
lama-kelamaan dibiarkan, volume TPS yang tersedia akan terus-menerus menipis
sehingga terjadinya timbunan sampah tidak dapat dipungkiri lagi. Untuk mencegah
terjadinya tiimbunan sampah tersebut, perlu diadakannya penambahan TPS pada tiap
kecamatan, terutama Kecamatan Sooko yang skala kotanya termasuk kota sedang dengan
peningkatan jumlah penduduk yang cukup padat. Penambahan TPS ini dapat dialokasikan
di Desa Sambiroto dengan pertimbangan lahan yang masih tersedia banyak dengan jenis
lahan yang bukan non teknis, dan memiliki syarat sesuai standart yaitu jarak antara
bangunan permukiman 30 meter dari rencana lokasi TPS tersebut. Dengan demikian,

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-137

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

sampah yang dihasilkan oleh warga yang tinggal di BWP Kecamatan Sooko tidak lagi
harus membuang sampah mereka ke TPS Mojosari, melainkan dapat mengelola sampah
mereka atau dapat di angkut ke TPS baru tersebut.
7.

Analisis Pengadaan Bank Sampah dan Komposting Untuk BWP Kecamatan Sooko
Selain pengadaan TPS untuk BWP Kecamatan Sooko, penambahan Bank Sampah

juga diperlukan untuk mengolah sampah yang dihasilkan warga BWP Kecamatan Sooko.
Jenis sampah yang dihasilkan lebih banyak berupa sampah anorganik yang sebenarnya
masih dapat diolah kembali menjadi barang yang lebih bernilai dibandingkan dengan
jenis sampah organic. Namun bukan berarti Kecamatan Sooko tidak memerlukan
pengolahan sampah organic. Untuk pengolahan sampah organic dilakukan penambahan
composting yang dapat menghasilkan pupuk dan dapat membantu perekonomian warga
yang mayoritas masih memiliki lahan pertanian. Pengadaan Bank Sampah dan
composting ini dapat dialokasikan ke tempat yang memiliki pusat kegiatan yang padat
dan dekat dengan kota yaitu di Desa Sooko, dengan pertimbangan, adanya jarak yang
dekat dapat memicu minat masyarakat kota untuk lebih tertarik dengan adanya olahan
sampah anorganik yang dihasilkan warga Kecamatan Sooko dikarenakan Desa Sooko
memiliki jarak yang dekat dengan Kota Mojokerto. Selain itu, pengalokasian Bank
Sampah di Desa Sooko yang berbatasan langsung dengan Kota Mojokerto ini dapat
mendukung adanya jual-beli barang dari hasil olahan sampah anorganik, sehingga dapat
menghasilkan nilai (uang) serta memabantu perekonomian Kecamatan Sooko.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-138

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.24

Sistem Persampahan BWP Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-139

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

B.

Pengelolaan Sanitasi
1.

Analisis Pengelolaan Sanitasi Permukiman di Kecamatan Sooko


Sistem pengelolaan sanitasi permukiman yang terdapat di BWP Kecamatan Sooko

secara

keseluruhan sudah memiliki MCK dan septictank pribadi pada tiap

bangunannya.Warga yang memiliki MCK tanpa dilengkapi dengan septic tank membuang
limbah yang dihasilkan oleh secara langsung ke sungai. Hal ini dapat mencemari sungai
dan dapat menimbulkan penyakit yang berdampak kepada warga yang rumahnya
berlokasi di sepanjang pinggiran sungai.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-140

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.82 Matriks Analisis Sistem Pengelolaan Sanitasi BWP Kecamatan Sooko

Desa
Desa

Jumlah
Pendu
duk
Jumlah
Pendu
duk

Sistem
Sanitasi

Gamek
an

4978

Memakai
sistem
individua
l, yaitu
menggun
akan
MCK dan
septictan
k pribadi

Brangk
al

4520

Memakai
sistem
individua
l, yaitu
menggun
akan

Kondisi Eksisting
Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Teknologi
Dengan
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
5 meter
Jumlah
pendudk
lebih dari
500 orang,
Sehingga
menggunak
an
septictank.

Jumlah
pendudk
lebih dari
500 orang,
Sehingga
menggunak

5 meter

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Standard SNI 03-2399-2002


Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Sistem
Teknologi
Dengan
Sanitasi
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
Jika
Sistem
10 meter
kepadatan
sanitasi
setempat penduduk
lebih dari
(On-site
Sanitatio 500 orang
per ha
n), yaitu
maka
sistem
teknologi
dimana
pembuanga
apabila
septictan n air limbah
nya
k sudah
menggunak
penuh,
an septick
maka
harus
tank
disedot
dan
diangkut
dengan
truk tinja
ke IPLT.
Sistem
Jika
10 meter
sanitasi
kepadatan
setempat penduduk
(On-site
lebih dari
Sanitatio 500 orang
n), yaitu
per ha

Sistem
Sanitasi

Sudah
sesuai
standart
SNI,
yaitu
memilik
i MCK
dan
septic
tank
pribadi.
Namun
untuk
pengelo
laan
tinja
belum
berjalan
Sudah
sesuai
standart
SNI,
yaitu
memilik

Analisis
Kepadatan
Penduduk
dan
Teknologi
Pembuang
an Air
Limbah
Sudah
sesuai
standart,
yaitu
jumlah
penduduk
lebih dari
500 orang,
dan
teknologi
pembuanga
n air limbah
sudah
menggunak
an septic
tank pribadi

Jarak
Minimum
Setictank
Dengan
Sumur/
Sumber Air
Bersih
Belum
sesuai
standart,
yaitu jarak
septic tank
dengan
sumber air
bersih hanya
berjarak 5
meter,
sedangkan
untuk
standart
yaitu 10
meter.

Sudah
sesuai
standart,
yaitu
jumlah
penduduk

Belum
sesuai
standart,
yaitu jarak
septic tank
dengan

Potensi dan Masalah

Untuk masalah
yang terdapat di
Desa Gamekan
antara lain masih
ada 20% warga
yang membuang
limbah mereka
secara langsung ke
sungai walaupun
bangunan rumah
mereka sudah
dilengkapi dengan
MCK pribadi.

Untuk masalah
yang terdapat di
Desa Gamekan
antara lain masih
ada 20% warga
yang membuang

VI-141

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Desa
Desa

Kedun
gmalin
g

Jumlah
Pendu
duk
Jumlah
Pendu
duk

7793

Kondisi Eksisting
Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Sistem
Teknologi
Dengan
Sanitasi
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
MCK dan an
septictan septictank.
k pribadi

Memakai
sistem
individua
l, yaitu
menggun
akan
MCK dan
septictan
k pribadi

Jumlah
pendudk
lebih dari
500 orang,
Sehingga
menggunak
an
septictank.

5 meter

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Standard SNI 03-2399-2002


Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Sistem
Teknologi
Dengan
Sanitasi
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
maka
sistem
teknologi
dimana
pembuanga
apabila
septictan n air limbah
nya
k sudah
menggunak
penuh,
an septick
maka
harus
tank
disedot
dan
diangkut
dengan
truk tinja
ke IPLT.
Sistem
10 meter
Jika
sanitasi
kepadatan
setempat penduduk
(On-site
lebih dari
Sanitatio 500 orang
n), yaitu
per ha
maka
sistem
teknologi
dimana
pembuanga
apabila
septictan n air limbah
nya
k sudah
menggunak
penuh,
an septick
maka
tank
harus

Sistem
Sanitasi

i MCK
dan
septic
tank
pribadi.
Namun
untuk
pengelo
laan
tinja
belum
berjalan
Sudah
sesuai
standart
SNI,
yaitu
memilik
i MCK
dan
septic
tank
pribadi.
Namun
untuk
pengelo

Analisis
Kepadatan
Penduduk
dan
Teknologi
Pembuang
an Air
Limbah
lebih dari
500 orang,
dan
teknologi
pembuanga
n air limbah
sudah
menggunak
an septic
tank pribadi

Jarak
Minimum
Setictank
Dengan
Sumur/
Sumber Air
Bersih
sumber air
bersih hanya
berjarak 5
meter,
sedangkan
untuk
standart
yaitu 10
meter.

Sudah
sesuai
standart,
yaitu
jumlah
penduduk
lebih dari
500 orang,
dan
teknologi
pembuanga
n air limbah
sudah
menggunak

Belum
sesuai
standart,
yaitu jarak
septic tank
dengan
sumber air
bersih hanya
berjarak 5
meter,
sedangkan
untuk
standart
yaitu 10

Potensi dan Masalah

limbah mereka
secara langsung ke
sungai walaupun
bangunan rumah
mereka sudah
dilengkapi dengan
MCK pribadi.

Untuk masalah
yang terdapat di
Desa Gamekan
antara lain masih
ada 20% warga
yang membuang
limbah mereka
secara langsung ke
sungai walaupun
bangunan rumah
mereka sudah
dilengkapi dengan
MCK pribadi.

VI-142

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Desa
Desa

Jumlah
Pendu
duk
Jumlah
Pendu
duk

Kondisi Eksisting
Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Sistem
Teknologi
Dengan
Sanitasi
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih

Sambir
oto

4093

Memakai
sistem
individua
l, yaitu
menggun
akan
MCK dan
septictan
k pribadi

Jumlah
pendudk
lebih dari
500 orang,
Sehingga
menggunak
an
septictank.

8 meter

Jampir
ogo

3534

Memakai
sistem

Jumlah
pendudk

5 meter

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Standard SNI 03-2399-2002


Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Sistem
Teknologi
Dengan
Sanitasi
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
disedot
dan
diangkut
dengan
truk tinja
ke IPLT.
Sistem
10 meter
Jika
sanitasi
kepadatan
setempat penduduk
(On-site
lebih dari
Sanitatio 500 orang
n), yaitu
per ha
maka
sistem
teknologi
dimana
pembuanga
apabila
septictan n air limbah
nya
k sudah
menggunak
penuh,
an septick
maka
harus
tank
disedot
dan
diangkut
dengan
truk tinja
ke IPLT.
Sistem
Jika
10 meter
sanitasi
kepadatan

Sistem
Sanitasi

laan
tinja
belum
berjalan

Analisis
Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Setictank
Teknologi
Dengan
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
an septic
meter.
tank pribadi

Potensi dan Masalah

Sudah
sesuai
standart
SNI,
yaitu
memilik
i MCK
dan
septic
tank
pribadi.
Namun
untuk
pengelo
laan
tinja
belum
berjalan

Sudah
sesuai
standart,
yaitu
jumlah
penduduk
lebih dari
500 orang,
dan
teknologi
pembuanga
n air limbah
sudah
menggunak
an septic
tank pribadi

Belum
sesuai
standart,
yaitu jarak
septic tank
dengan
sumber air
bersih hanya
berjarak 8
meter,
sedangkan
untuk
standart
yaitu 10
meter.

Untuk masalah
yang terdapat di
Desa Gamekan
antara lain masih
ada 20% warga
yang membuang
limbah mereka
secara langsung ke
sungai walaupun
bangunan rumah
mereka sudah
dilengkapi dengan
MCK pribadi.
Terdapat 2 MCK
Umum yang sudah
tidak difungsikan
lagi.

Sudah
sesuai

Sudah
sesuai

Belum
sesuai

Untuk masalah

VI-143

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Desa
Desa

Jumlah
Pendu
duk
Jumlah
Pendu
duk

Sistem
Sanitasi

individua
l, yaitu
menggun
akan
MCK dan
septictan
k pribadi

Japan

9577

Memakai
sistem
individua
l, yaitu
menggun
akan
MCK dan
septictan
k pribadi

Kondisi Eksisting
Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Teknologi
Dengan
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
lebih dari
500 orang,
Sehingga
menggunak
an
septictank.

Jumlah
pendudk
lebih dari
500 orang,
Sehingga
menggunak
an
septictank.

5 meter

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Standard SNI 03-2399-2002


Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Sistem
Teknologi
Dengan
Sanitasi
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
setempat penduduk
lebih dari
(On-site
Sanitatio 500 orang
per ha
n), yaitu
maka
sistem
teknologi
dimana
pembuanga
apabila
septictan n air limbah
nya
k sudah
menggunak
penuh,
an septick
maka
harus
tank
disedot
dan
diangkut
dengan
truk tinja
ke IPLT.
10 meter
Sistem
Jika
sanitasi
kepadatan
setempat penduduk
(On-site
lebih dari
Sanitatio 500 orang
per ha
n), yaitu
maka
sistem
teknologi
dimana
pembuanga
apabila
septictan n air limbah

Sistem
Sanitasi

standart
SNI,
yaitu
memilik
i MCK
dan
septic
tank
pribadi.
Namun
untuk
pengelo
laan
tinja
belum
berjalan
Sudah
sesuai
standart
SNI,
yaitu
memilik
i MCK
dan
septic
tank

Analisis
Kepadatan
Penduduk
dan
Teknologi
Pembuang
an Air
Limbah
standart,
yaitu
jumlah
penduduk
lebih dari
500 orang,
dan
teknologi
pembuanga
n air limbah
sudah
menggunak
an septic
tank pribadi

Jarak
Minimum
Setictank
Dengan
Sumur/
Sumber Air
Bersih
standart,
yaitu jarak
septic tank
dengan
sumber air
bersih hanya
berjarak 5
meter,
sedangkan
untuk
standart
yaitu 10
meter.

Sudah
sesuai
standart,
yaitu
jumlah
penduduk
lebih dari
500 orang,
dan
teknologi

Belum
sesuai
standart,
yaitu jarak
septic tank
dengan
sumber air
bersih hanya
berjarak 5
meter,

Potensi dan Masalah

yang terdapat di
Desa Gamekan
antara lain masih
ada 20% warga
yang membuang
limbah mereka
secara langsung ke
sungai walaupun
bangunan rumah
mereka sudah
dilengkapi dengan
MCK pribadi.

Untuk masalah
yang terdapat di
Desa Gamekan
antara lain masih
ada 20% warga
yang membuang
limbah mereka
secara langsung ke
sungai walaupun

VI-144

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Desa
Desa

Sooko

Jumlah
Pendu
duk
Jumlah
Pendu
duk

14141

Kondisi Eksisting
Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Sistem
Teknologi
Dengan
Sanitasi
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih

Memakai
sistem
individua
l, yaitu
menggun
akan
MCK dan
septictan
k pribadi

Jumlah
pendudk
lebih dari
500 orang,
Sehingga
menggunak
an
septictank.

5 meter

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Standard SNI 03-2399-2002


Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Sistem
Teknologi
Dengan
Sanitasi
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
nya
k sudah
menggunak
penuh,
an septick
maka
tank
harus
disedot
dan
diangkut
dengan
truk tinja
ke IPLT.
Jika
Sistem
10 meter
kepadatan
sanitasi
setempat penduduk
lebih dari
(On-site
Sanitatio 500 orang
per ha
n), yaitu
maka
sistem
teknologi
dimana
pembuanga
apabila
septictan n air limbah
nya
k sudah
menggunak
penuh,
an septick
maka
harus
tank
disedot
dan
diangkut
dengan

Sistem
Sanitasi

pribadi.
Namun
untuk
pengelo
laan
tinja
belum
berjalan
Sudah
sesuai
standart
SNI,
yaitu
memilik
i MCK
dan
septic
tank
pribadi.
Namun
untuk
pengelo
laan
tinja
belum
berjalan

Analisis
Kepadatan
Penduduk
dan
Teknologi
Pembuang
an Air
Limbah
pembuanga
n air limbah
sudah
menggunak
an septic
tank pribadi

Sudah
sesuai
standart,
yaitu
jumlah
penduduk
lebih dari
500 orang,
dan
teknologi
pembuanga
n air limbah
sudah
menggunak
an septic
tank pribadi

Jarak
Minimum
Setictank
Dengan
Sumur/
Sumber Air
Bersih
sedangkan
untuk
standart
yaitu 10
meter.

Belum
sesuai
standart,
yaitu jarak
septic tank
dengan
sumber air
bersih hanya
berjarak 5
meter,
sedangkan
untuk
standart
yaitu 10
meter.

Potensi dan Masalah

bangunan rumah
mereka sudah
dilengkapi dengan
MCK pribadi.

Untuk masalah
yang terdapat di
Desa Gamekan
antara lain masih
ada 20% warga
yang membuang
limbah mereka
secara langsung ke
sungai walaupun
bangunan rumah
mereka sudah
dilengkapi dengan
MCK pribadi.

VI-145

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Desa
Desa

Wringi
nrejo

Jumlah
Pendu
duk
Jumlah
Pendu
duk

2964

Kondisi Eksisting
Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Sistem
Teknologi
Dengan
Sanitasi
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
Memakai
sistem
individua
l, yaitu
menggun
akan
MCK dan
septictan
k pribadi

Jumlah
pendudk
lebih dari
500 orang,
Sehingga
menggunak
an
septictank.

8 meter

Standard SNI 03-2399-2002


Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Septictank
Sistem
Teknologi
Dengan
Sanitasi
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
truk tinja
ke IPLT.
Sistem
10 meter
Jika
sanitasi
kepadatan
setempat penduduk
(On-site
lebih dari
Sanitatio 500 orang
n), yaitu
per ha
maka
sistem
teknologi
dimana
pembuanga
apabila
septictan n air limbah
nya
k sudah
menggunak
penuh,
an septick
maka
tank
harus
disedot
dan
diangkut
dengan
truk tinja
ke IPLT.

Sistem
Sanitasi

Sudah
sesuai
standart
SNI,
yaitu
memilik
i MCK
dan
septic
tank
pribadi.
Namun
untuk
pengelo
laan
tinja
belum
berjalan

Analisis
Kepadatan
Jarak
Penduduk
Minimum
dan
Setictank
Teknologi
Dengan
Pembuang
Sumur/
an Air
Sumber Air
Limbah
Bersih
Sudah
sesuai
standart,
yaitu
jumlah
penduduk
lebih dari
500 orang,
dan
teknologi
pembuanga
n air limbah
sudah
menggunak
an septic
tank pribadi

Belum
sesuai
standart,
yaitu jarak
septic tank
dengan
sumber air
bersih hanya
berjarak 8
meter,
sedangkan
untuk
standart
yaitu 10
meter.

Potensi dan Masalah

Untuk masalah
yang terdapat di
Desa Gamekan
antara lain masih
ada 20% warga
yang membuang
limbah mereka
secara langsung ke
sungai walaupun
bangunan rumah
mereka sudah
dilengkapi dengan
MCK pribadi.

Sumber: Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-146

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

2.

Analisis Timbulan Air Limbah di Kecamatan Sooko


Perhitungan timbulan limbah BWP di Kecamatan Sooko dapat ditentukan dengan

rumus (Supirin, 2004):


Timbulan Limbah (L) = 70% x Jumlah Penduduk x
Kebutuhan Air
Bersih/orang/liter/hari

Berikut merupakan proyeksi timbulan air limbah BWP di Kecamatan Sooko pada
tahun 2013-2032.
Tabel 6.83 Proyeksi Timbulan Limbah BWP
Kecamatan Sooko Tahun 2013-2032
Jumlah
Penduduk
1.
2013
52,787.00
2.
2017
57,813.00
3.
2022
64,775.00
4.
2027
72,575.00
5.
2032
81,313.00
Jumlah
329,263.00
Sumber: Hasil Analisis, 2013
No.

Tahun

Volume Limbah (liter)


6,029,241,106.49
7,232,295,410.04
9,079,041,224.40
11,397,227,931.60
14,307,237,796.92
48,045,043,469.46

Berdasarkan tabel 6.73, dapat diketahui bahwa untuk proyeksi volume limbah yang
dihasilkan pada tahun 2013-2032 di BWP Kecamatan Sooko sebanyak 48.045.043.469,46
liter sehubungan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang terdapat di BWP
Kecamatan Sooko.
3.

Analisis Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit di Kecamatan Sooko


Sarana kesehatan yang terdapat di BWP Kecamatan Sooko antara lain rumah sakit,

apotek, posyandu, dan praktek dokter. Sarana tersebut sudah tersedia MCK dan septictank
yang memadai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah grey water (air bekas cuci tangan
dan sabun), limbah black water dan limbah B3 (air ketuban, obat-obatan dan air bekas
bilasan darah) yang memerlukan perlakuan khusus dalam proses pengolahannya. Limbahlimbah B3 tersebut tidak mengalami perlakuan khusus, contohnya air ketuban dan air
bilasan darah dari hasil persalinan langsung dibuang ke saluran pembuangan yang
mengalir ke septictank. Hal tersebut dapat mencemari lingkungan sekitar yang bisa
mengancam kesehatan karena bakteri dan obat-obatan tercampur tanpa ada pengolahan
khusus.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-147

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

4.

Analisis Pengelolaan Air Limbah Pasar di Kecamatan Sooko


Pada BWP Kecamatan Sooko juga terdapat pusat perdagangan pasar yang terdapat di

Desa Kedungmaling. Sarana pasar sudah memiliki MCK yang memadai dengan kondisi
yang layak dan bersih dan dilengkapi dengan septictank komunal. Limbah yang
dihasilkan berupa air kotor, sabun, tinja dan urine. Ketersediaan akan fasilitas MCK dan
septictank tersebut dapat mengurangi pencemaran limbah yang dihasilkan.
6.4.5

Pengembangan Jaringan Listrik


Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang vital untuk menunjang kegiatan masyarakat

Kecamatan Sooko baik berupa kegiatan industri maupun rumah tangga. Seluruh daerah BWP di
Kecamatan Sooko telah terlayani jaringan listrik dengan jumlah pengguna sebanyak 14.693
Kepala Keluarga (KK). Pendistribusian jaringan listrik dari PLN ke rumah-rumah warga
menggunakan trafo distribusi. Penyediaan jaringan listrik di Kecamatan Sooko dilaksanakan oleh
PLN cabang Mojokerto ranting Krian dengan kebutuhan minimum 450VA/KK dan kebutuhan
maksimum 2.200VA/KK.
Proyeksi kebutuhan daya listrik yang diperlukan untuk Kecamatana Sooko selama 20
tahun mendatang adalah sebgai berikut :
Kebutuhan daya listrik rumah tangga : proyeksi kebutuhan rumah x 900 watt
Industri dan perdagangan

: 70% kebutuhan rumah tangga

Fasilitas sosial dan ekonomi

: 15% kebutuhan rumah tangga

Fasilitas perkantoran

: 10% kebutuhan rumah tangga

Penerangan jalan

: 1% kebutuhan rumah tangga

Cadangan

: 5% kebutuhan rumah tangga

Setelah dilakukan perhitungan maka hasil kebutuhan listrik BWP Kecamatan Sooko
adalah sebagai berikut :

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-148

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.84 Kebutuhan Listrik BWP Kecamatan Sooko (Watt)

8127000

Kebutuhan
Listrik
Fasilitas
Sosial &
Ekonomi
1741500

8313480

1781460

1187640

118764

593820

23871564

13007700

9105390

1951155

1300770

130077

650385

26145477

14574600

10202220

2186190

1457460

145746

728730

29294946

16329600

11430720

2449440

1632960

163296

816480

32822496

No.

Tahun

Proyeksi
Kebutuhan
Rumah

1.

2013

12900

Kebutuhan
Daya
Listrik
Rumah
Tangga
11610000

2.

2017

13196

11876400

3.

2022

14453

4.

2027

16194
18144

5.

2032
Sumber: Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kebutuhan
Listrik
Industri &
Perdagangan

Kebutuhan
Listrik
Fasilitas
Perkantoran

Kebutuhan
Listrik
Penerangan
Jalan

Cadangan
Listrik

Jumlah

1161000

116100

580500

23336100

VI-149

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Untuk memproyeksi kebutuhan listrik menggunakan data input proyeksi kebutuhan


rumah karena jumlah kebutuhan listrik rumah tangga tangga setara dengan kebutuhan rumah.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan listrik rumah tangga di BWP Kecamatan Sooko
pada tahun 2032 sebesar 16.329.600 watt. Kemudian untuk jumlah keseluruhan kebutuhan daya
listrik BWP di Kecamatan Sooko sebesar 32.822.496 watt dengan rincian kebutuhan listrik
rumah tangga, indutri dan perdagangan, fasilitas sosial dan ekonomi, fasilitas perkantoran,
penerangan jalan, dan cadangan listrik.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-150

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.25

Eksisting Jaringan Listrik

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-151

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.4.6

Pengembangan Jaringan Telekomunikasi


Kebutuhan telekomunikasi penduduk di Kecamatan Sooko dilayani oleh PT Telkom

melalui gardu distribusi yang dilanjutkan melalui Sentra Telepon Otomat (STO) untuk disalurkan
kepada pelanggan. Pemenuhan kebutuhan telekomunikasi di Kecamatan Sooko akan terus
meningkat seiring dengan terjadinya pertumbuhan penduduk tiap tahunnya. Pemenuhan
kebutuhan telekomunikasi dapat dilakukan dengan adanya penambahan jumlah satuan
sambungan, penambahan STO dan telepon umum, serta perbaikan-perbaikan pada sistem
pelayanan yang sudah ada.
Fasilitas telekomunikasi sudah menjangkau ke seluruh BWP Kecamatan Sooko
khususnya di sepanjang jalan utama, pusat-pusat perdagangan, pemerintahan, dan pusat industry.
Berikut merupakan jumlah pelanggan telepon dan fasilitas komunikasi lainnya di tiap BWP
Kecamatan Sooko.
Tabel 6.85 Jumlah BTS BWP Kecamatan Sooko
Lokasi
Jumlah BTS
2
Desa Sooko
2
Desa Jampirogo
1
Perbatasan Desa Brangkal dengan Desa Gamekan
Sumber: Data Dinas Telekomunikasi Kabupaten Mojokerto, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-152

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.26

Persebaran BTS

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-153

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.5

Analisis Potensi dan Masalah

6.5.1

Analisis SWOT
SWOT merupakan alat (tool) yang dapat dipakai untuk analisis kualitatif. SWOT dapat

digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai faktor secara sistematis untuk
menganalisis strategi pemerintah di dalam mengolah daerahnya. (Manajemen dan Rekayasa
Infrastruktur). Analisis SWOT merupakan salah satu teknik analisis dalam yang digunakan dalam
menginterpretasikan wilayah perencanaan, khususnya pada kondisi yang sangat kompleks
dimana faktor eksternal dan internal memegang peran yang sama pentingnya. SWOT secara
harfiah merupakan akronim yang terdiri dari konsep/ kata:
a. S (strength/ kekuatan)
Suatu keadaan atau kondisi yang ada/ dimiliki, yang dianggap/ merupakan hal yang
sudah baik.
b. W (weakness/ kelemahan/ masalah)
Suatu keadaan atau kondisi yang dianggap memiliki kelemahan atau masalah
c. O (opportunity / kesempatan/ peluang)
Suatu keadaan atau kondisi yang ada atau yang akan terjadi di dalam/ sekitar daerah
yang dianggap berpeluang untuk digunakan bagi pengembangan potensi.
d. T (threat/ ancaman/ hambatan):
Suatu keadaan/ kondisi yang ada atau yang akan terjadi di dalam/ sekitar daerah yang
dianggap dapat menghambat/ mengancam pengembangan potensi.
Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor intern, sedangkan kesempatan dan ancaman
merupkan faktor ekstern. (Sumber: Modul SPD). SWOT digunakan untuk dapat menetapkan
tujuan secara lebih realistis dan efektif, serta merumuskan strategi dengan efektif pula. Dengan
berlandaskan SWOT, tujuan tidak akan menjadi terlalu rendah atau terlalu tinggi. Maka diperoleh
semacam core strategy yang prinsipnya merupakan:
a. Strategi yang memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada secara terbuka
b. Strategi yang mangatasi hambatan yang ada, dan
c. Strategi yang memperbaiki kelemahan yang ada

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-154

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Analisis SWOT berupa kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dari potensi yang
akan dijadikan landasan bagi arahan kebijakan pengembangan potensi dan pemecahan
permasalahan yang ada di Kecamatan Sooko.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-155

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.86 Matriks Analisis SWOT Beberapa Sektor BWP di Kecamatan Sooko
Variabel

Faktor Internal
Kekuatan (Strenght)

Faktor Eksternal
Kelemahan (Weakness)

Kesempatan (Opportunity)

Ancaman (Threat)

Pertumbuhan
pembangunan dapat
dioptimalkan
Adanya bantuan dari
pemerintah untuk
membantu penanganan
masalah dan pemeliharaan
sarana di Kecamatan
Sooko
Adanya kebijakan dari
Pemerintah untuk
pembangunan dan
pemerataan sarana sesuai
standar
Adanya bantuan dana baik
berupa dana pemeliharaan
maupun penanganan
masalah prasarana.
Adanya peluang investasi
dan kerjasama dalam
melakukan promosi
produk dari pihak swasta
maupun pemerintah.
Adanya peluang kerjasama
dengan dinas atau pihak
terkait lainnya dalam
memberikan pendidikan
kewirausahaan dalam
meningkat kualitas produk
maupun SDM.

Lahan sawah terancam


keberadaannya

Pola ruang

Semua kawasan di BWP kecamatan


Sooko terdiri dari kawasan budidaya

Persebaran pembangunan
belum merata

Struktur

Sarana perdagangan sudah tersebar


merata
Tersedianya sarana kesehatan berupa
rumah sakit yang memiliki skala
pelayanan dalam dan luar kecamatan.
Terdapat sarana pemerintahan dan
pelayanan umum dengan skala
pelayanan kabupaten
Prasarana Listrik dan Telekomunikasi
telah menjangkau seluruh Kecamatan
Sooko.
Seluruh wilayah di Kecamatan Sooko
telah terakses jalan dengan baik

Sarana keamanan yang


belum tersebar merata
Tidak terdapat jalur untuk
evakuasi bencana
Jaringan air bersih belum
merata untuk Kcamatan
Sooko.
Saluran drainase kurang
terawat sehingga
menyebabkan saluran
menjadi rusak dan
menghambat sistem
drainase.

Banyaknya Industri rumah tangga


Rumah tangga yang dapat mendukung
perekonomian masyarakat sekitar.
Produk industri Kecamatan Sooko
sudah dipasarkan ke berbagai daerah
di luar Kabupaten Mojokerto. Seperti
sepatu, topi dan batu bata.
Tersedianya sarana industri untuk
menunjang proses produksi, distribusi
dan pemasaran.
Indsutri dapat membantu penyerapan
tenaga kerja dan peningkatan
perekonomian masyarakat.

Banyaknya industri yang


belum memiliki sistem
pengelolaan limbah
Tidak adanya fasilitas
untuk mempromosikan
hasil indsutri rumah tangga
di Kecamatan Sooko.
Kurangya angkutan
transportasi umum di
Kecamatan Sooko,
sehingga dapat
mengurangi mobilitas
warga.

Ruang

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Iklim yang tidak menentu


(Curah hujan tinggi)
menyebabkan sistem
drainase terganggu,
menyebabkan banjir serta
dapat merusak kualitas
jalan.

Persaingan dengan produk


asing atau dari luar daerah
Mojokerto.

VI-156

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Variabel

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strenght)

Kelemahan (Weakness)

Kecamatan Sooko dilalui oleh jalan by


pass yang memiliki hirarki sekunder,
yaitu yang menghubungkan antara
Surabaya dan Jombang. Sehingga
dapat menumbuhkan perkembangan
sarana baru di sekitar jalan by pass

Kurangnya minat
masyarakat masyarakat
dalam transportasi umum.

Kesempatan (Opportunity)

Ancaman (Threat)

Adanya peluang untuk


bekerja sama dengqn
pihak swasta maupun
pemerintah dalam
pengadaan transportasi
umum

Sumber: Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-157

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Berdasarkan tabel matriks analisis SWOT, maka dapat dibuat alternatif penggunaan
dengan mengkombinasikan masing-masing aspek dengan membuat matriks strategi SWOT untuk
setiap sektor (transportasi, sarana dan prasarana). Matriks strategi SWOT dibuat dengan
mengaitkan 2 poin yang saling berkaitan dan berhubungan sebagai berikut :
SO : Memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk dapat meraih peluang (O) yang
tersedia.
ST

: Memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk mengantisipasi atau menghadapi


ancaman (T) dan berusaha maksimal menjadikan ancaman sebagai peluang.

WO : Meminimalkan kelemahan (W) untuk meraih peluang (O)


WT

: Meminimalkan kelemahan (W) untuk menghindari secara lebih baik dari

POSITIF

ancaman (T).

ANTICIPATE FUTURE
NEGATIF

REVIEW

Mtriks Strategi SWOT

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-158

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Berikut merupakan matriks SWOT dari sektor sarana, sektor prasarana, sektor industry, dan sektor transportasi.
Tabel 6.87 Matriks Strategi SWOT Variabel BWP Kecamatan Sooko

INTERNAL

EKSTERNAL

INTERNAL
STRENGTH
WEAKNESS
Semua kawasan di BWP kecamatan Sooko terdiri dari Persebaran pembangunan belum merata
kawasan budidaya
Sarana keamanan yang belum tersebar merata
Sarana perdagangan sudah tersebar merata
Tidak terdapat jalur untuk evakuasi bencana
Tersedianya sarana kesehatan berupa rumah sakit yang Jaringan air bersih belum merata untuk
memiliki skala pelayanan dalam dan luar kecamatan.
Kcamatan Sooko.
Terdapat sarana pemerintahan dan pelayanan umum
Saluran drainase kurang terawat sehingga
dengan skala pelayanan kabupaten
menyebabkan saluran menjadi rusak dan
menghambat sistem drainase.
Prasarana Listrik dan Telekomunikasi telah
menjangkau seluruh Kecamatan Sooko.
Banyaknya industri yang belum memiliki sistem
Seluruh wilayah di Kecamatan Sooko telah terakses
pengelolaan limbah
jalan dengan baik
Tidak adanya fasilitas untuk mempromosikan
hasil indsutri rumah tangga di Kecamatan Sooko.
Banyaknya Industri rumah tangga Rumah tangga yang
dapat mendukung perekonomian masyarakat sekitar.
Kurangya angkutan transportasi umum di
Kecamatan Sooko, sehingga dapat mengurangi
Produk industri Kecamatan Sooko sudah dipasarkan ke
mobilitas warga.
berbagai daerah di luar Kabupaten Mojokerto. Seperti
sepatu, topi dan batu bata.
Kurangnya minat masyarakat masyarakat dalam
transportasi umum
Tersedianya sarana industri untuk menunjang proses
produksi, distribusi dan pemasaran.
Indsutri dapat membantu penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan perekonomian masyarakat.
Kecamatan Sooko dilalui oleh jalan by pass yang
memiliki hirarki sekunder, yaitu yang menghubungkan
antara Surabaya dan Jombang. Sehingga dapat
menumbuhkan perkembangan sarana baru di sekitar
jalan by pass

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-159

OPPORTUNITY

EXTERNAL

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

STRATEGI SO
Pertumbuhan pembangunan dapat
dioptimalkan
Mengoptimalkan pembangunan sarana-prasarana di
Adanya bantuan dari pemerintah untuk
Kecamatan Sooko
membantu penanganan masalah dan
pemeliharaan sarana di Kecamatan
Adanya bantuan dana dari pemerintah yang dapat
Sooko
membantu persebaran sarana secara merata dan
pemeliharaannya di Kecamatan Sooko
Adanya kebijakan dari Pemerintah
untuk pembangunan dan pemerataan
Memaksimalkan penggunaan sarana yang sudah ada
sarana sesuai standar
Memaksimalkan akses yang sudah baik untuk kegiatan
sehari-hari terutama perekonomian
Adanya bantuan dana baik berupa dana
pemeliharaan maupun penanganan
Mengoptimalkan peluang kerjasama dengan pihak
masalah prasarana.
swasta maupun pemerintah dalam hal investasi serta
Adanya peluang investasi dan
pelatihan wirausaha, yang diharapkan mampu
kerjasama dalam melakukan promosi
meningkatkan kualitas produsen maupun hasil
produk dari pihak swasta maupun
produksinya, serta memberikan inovasi baru di dalam
pemerintah.
proses produksi
Adanya peluang kerjasama dengan
Mengoptimalkan kerjasama dengan pihak swasta
dinas atau pihak terkait lainnya dalam
ataupun pemerintah dalam pengadaan transportasi
memberikan pendidikan kewirausahaan
umum khususnya pada jalur Surabaya-Jombang
dalam meningkat kualitas produk
sehingga dapat memperlancar mobilisasi dan
maupun SDM.
meperkuat sektor ekonomi
Adanya peluang untuk bekerja sama
dengqn pihak swasta maupun
pemerintah dalam pengadaan
transportasi umum

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI WO

VI-160

Melakukan pembangunan yang merata di


Kecamatan Sooko untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat
Memanfaatkan bantuan dari dari pemerintah
untuk peningkatan kuantitas dan kualitas sarana
keamanan
Memanfaatkan bantuan dana yang ada untuk
menangangi masalah drainase, persebaran
jaringan air bersih serta pembuatan jalur
evakuasi bencana.
Mengoptimalkan peluang kerjasama dengan
pihak swasta maupun pemerintah dalam hal
investasi sehingga mampu membangun sistem
pengelolaan limbah agar tidak memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan serta
bekerja sama dalam hal pemasaran guna
memajukan perekonomian dan kesejahteraan
Mengoptimalkan kerjasama dengan pihak swasta
ataupun pemerintah dalam pengadaan
transportasi umum yang nyaman dan aman dan
dapat menjangkau seluruh wilayah Kecamatan
Sooko

THREAT

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Lahan sawah terancam keberadaannya


Iklim yang tidak menentu (Curah hujan
tinggi) menyebabkan sistem drainase
terganggu, menyebabkan banjir serta
dapat merusak kualitas jalan.
Persaingan dengan produk asing atau
dari luar daerah Mojokerto

STRATEGI ST

STRATEGI WT

Mengoptimalkan lahan budidaya yang dapat


dimanfaatkan
Pemberian insentif disinsentif terhadap
pelanggaran/penyalahgunaan fungsi kawasan
Peningkatan kualitas prasarana/utilitas untuk
mencegah/meminimalisir dampak dari cuaca buruk
Mengoptimalkan hasil produksi serta memberikan
inovasi-inovasi baru dalam menghadapi persaingan
pasar

Adanya kebijakan yang mengatur tentang


pembangunan sarana agar sesuai dengan
pengunaan lahannya
Optimalisasi perbaikan saluran drainase
Manajemen resiko bencana alam untuk
mengantisipasi dampak akibat bencana alam
Inspeksi rutin untuk saluran drainase dan
kualitas jalan arteri
Mendirikan ruang pamer dalam rangka
mempromosikan produk industri agar produk
lebih dikenal luas

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-161

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.5.2

Analisis IFAS-EFAS
Konsep dasar pengembangan Kecamatan Sooko dibuat berdasarkan analisis matriks

SWOT yang ada. Analisis SWOT ini bertujuan untuk memperoleh semacam core strategy.
Beberapa aspek SWOT meliputi aspek kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O) dan ancaman
(T), dimana keempatnya memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Dengan adanya keterkaitan
tersebut maka akan diperoleh beberapa strategi atau konsep dasar pengembangan yang dapat
digunakan dalam pengembangan Kecamatan Sooko baik fisik maupun non fisik. Penentuan
konsep dasar pengembangan dilakuan berdasarkan analisis SWOT dengan melakukan penilaian
(pembobotan) menggunakan analisis IFAS-EFAS untuk masing-masing sektor, kemudian hasil
dari penilaian (pembobotan) tersebut ditampilkan dalam bentuk kuadran yang akan menentukan
strategi pengembangan selanjutnya.
Penilaian dilakukan pada setiap aspek SWOT dengan memberi bobot antara 0,00 hingga
1,00, dimana jika aspek-aspek masing-masing faktor (internal/eksternal) dijumlahkan akan
menghasilkan bobot 1. Setelah melakukan pembobotan, diberikan rating dimana rating ini
menunjukkan tingkat kepentingan masing-masing aspek. Rating yang diberikan yaitu
berdasarkan kriteria yang telah dibuat dimana masing-masing aspek memiliki 3 kriteria
sebagai berikut :
1. Kriteria pertama memiliki rating = 1

A.

2. Kriteria kedua memiliki rating

=2

3. Kriteria ketiga memiliki rating

=3

Analisis IFAS EFAS BWP Kecamatan Sooko


Kriteria tiap variabel sarana terdapat pada tabel 6.87 berikut:
Tabel 6.88 Kriteria Nilai IFAS-EFAS BWP Kecamatan Sooko
Faktor

Varibel
Pola Ruang Kecamatan
Sooko

Strength
Persebaran sarana
perdagangan

Kriteria Rating
1. Pola ruang Kecamatan Sooko terdiri dari kawasan
lindung saja
2. Pola ruang Kecamatan Sooko terdiri dari kawasan
budidaya saja
3. Pola ruang Kecamatan Sooko terdiri dari kawasan
lindung dan budidaya (50:50)
1. Persebaran sarana perdagangan 1-30%
2. Sarana perdagangan tersebar 31-60%
3. Sarana perdagangan tersebar 61-100%

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-162

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor

Varibel
Skala pelayanan sarana
kesehatan

Pengalokasian sarana
pemerintahan

Tingkat pelayanan
listrik dan
telekomunikasi

Akses antar desa di


Kecamatan Sooko

Industri rumah tangga


Rumah tangga

Skala pemasaran produk


industri
Kecamatan
Sooko

Sarana industri untuk


menunjang
proses
produksi, distribusi dan
pemasaran.

Strenght

Pengaruh
industri
terhadap
penyerapan
tenaga kerja

Kriteria Rating
1. Skala pelayanan sarana kesehatan hanya di tingkat
desa
2. Skala pelayanan sarana kesehatan di tingkat
kecamatan
3. Skala pelayanan sarana kesehatan mencapai tingkat
kabupaten
1. Pengalokasian sarana pemerintahan 1-30% terdapat
di Kecamatan Sooko
2. Pengalokasian sarana pemerintahan 31-60% terdapat
di Kecamatan Sooko
3. Pengalokasian sarana pemerintahan 61-100%
terdapat di Kecamatan Sooko
1. Penduduk yang terlayani listrik dan komunikasi
sebesar 1-30%
2. Penduduk yang terlayani listrik dan komunikasi
sebesar 31-60%
3. Penduduk yang terlayani listrik dan komunikasi
sebesar 61-100%
1. Aksesbilitas antar desa di Kecamatan Sooko buruk
2. Masih ada desa yang belum terhubung dengan desa
lainnya
3. Desa-desa di Kecamatan Sooko sudah terhubung
dengan baik
1. Tidak terdapat industri rumah tangga yang dapat
mendukung perekonomian masyarakat di
Kecamatan
2. Jumlah industri rumah tangga yang dapat
mendukung perekonomian masyarakat di
Kecamatan rendah.
3. Jumlah industri rumah tangga yang dapat
mendukung perekonomian masyarakat di
Kecamatan tinggi
1.
Skala pemasaran produk industri hanya berada di
dalam Kecamatan Sooko
2. Skala pemasaran produk industri hingga kabupaten
Mojokerto
3. Skala pemasaran produk industri hingga ke luar
Kabupaten Mojokerto
1. Tidak terdapat sarana industri untuk menunjang
proses produksi, distribusi dan pemasaran.
2. Terdapat sarana industri untuk menunjang proses
produksi, distribusi dan pemasaran.namun masih
belum paham penggunaannya.
3. Terdapat sarana industri untuk menunjang proses
produksi, distribusi dan pemasaran.dan sudah
paham penggunaannya.
1. Industri yang terdapat di Kecamatan Sooko tidak
dapat menyerap tenaga kerja yang berasal dari
kecamatan tersebut.
2. Industri yang terdapat di Kecamatan Sooko hanya

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-163

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor

Varibel
3.
Kecamatan
Sooko
dilalui oleh jalan by
pass yang memiliki
hirarki sekunder, yaitu
yang menghubungkan
antara Surabaya dan
Jombang.
Persebaran
pembangunan

Persebaran sarana
keamanan
Jalur evakuasi bencana

Tingkat pelayanan air


bersih
Kondisi saluran drainase
Weakness

Sistem pengelola limbah


industri

Fasilitas
untuk
mempromosikan hasil
industri di Kecamatan
Sooko

Kualitas (Keamanan dan


Kenyamanan) dan
jumlah transportasi
umum

1.
2.
3.

Kriteria Rating
menyerap sedikit tenaga kerja yang berasal dari
kecamatan tersebut.
Industri yang terdapat di Kecamatan Sooko mampu
menyerap banyak tenaga kerja yang berasal dari
kecamatan tersebut.
Kondisi Jalan Bypass yang menghubungkan
Surabaya dengan Jombang kurang baik
Kondisi Jalan Bypass yang menghubungkan
Surabaya dengan Jombang cukup baik
Kondisi Jalan Bypass yang menghubungkan
Surabaya dengan Jombang sudah baik

1. Persebaran pembangunan sudah merata


2. Persebaran pembangunan hanya terjadi di beberapa
bagian BWP
3. Persebaran pembangunan hanya terpusat di BWP
tertentu
1. Persebaran sarana keamanan 61-100%
2. Sarana keamanan tersebar 31-60%
3. Sarana keamanan tersebar 1-30%
1. Sudah ada jalur evakuasi bencana dan dapat
dimanfaatkan dengan maksimal
2. Sudah ada jalur evakuasi bencana namun belum
dimanfaat secara maksimal
3. Belum ada jalur evakuasi bencana
1. Penduduk yang terlayani PDAM sebesar 61-100%
2. Penduduk yang terlayani PDAM sebesar 31-60%
3. Penduduk yang terlayani PDAM sebesar 1-30%
1. Kondisi saluran drainase baik
2. Kondisi saluran drainase cukup baik
3. Kondisi saluran drainase buruk
1. Industri yang ada telah memiliki dan mampu
mengolah sistem pengelolaan limbah
2. Industri yang ada telah memiliki sistem pengelolaan
limbah namunbelum mampu mengelolanya dengan
baik
3. Industri yang ada tidak memiliki sistem pengelolaan
limbah
1. Terdapat fasilitas untuk mempromosikan hasil
indsutri rumah tangga di Kecamatan Sooko
2. Terdapat fasilitas untuk mempromosikan hasil
indsutri rumah tangga di Kecamatan Sooko namun
belum optimal.
3. Tidak terdapat fasilitas untuk mempromosikan hasil
indsutri rumah tangga di Kecamatan Sooko
1. Kualitas (Keamanan dan Kenyamanan) dan jumlah
transportasi umum telah maksimal
2. Kualitas (Keamanan dan Kenyamanan) dan jumlah
transportasi umum belum maksimal namu telah ada
usaha perbaikan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-164

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor

Weakness

Varibel

Jumlah peminat dalam


penggunaan transportasi
umum

Kriteria Rating
3. Kualitas (Keamanan dan Kenyamanan) dan jumlah
transportasi umum buruk
1.
2.
3.

Bantuan dana dari


pemerintah pusat untuk
perbaikan sarana

1.
2.
3.

Alokasi penggunaan
lahan terhadap sarana
Kebijakan pemerintah
tentang pembangunan
dan pemerataan
prasarana di Kecamatan
Sooko

1.
2.
3.
1.
2.
3.

Opportunity

Bantuan dana untuk


pemeliharaan dan
penanganan masalah
prasarana di Kecamatan
Sooko

1.
2.
3.

Peluang investasi dan


kerjasama dalam
melakukan promosi
produk dari pihak
swasta maupun
pemerintah

1.
2.
3.

Peluang kerjasama
dengan dinas atau pihak
terkait lainnya dalam
memberikan pendidikan
kewirausahaan dalam
meningkat kualitas
produk maupun SDM.

1.

2.

Jumlah peminat dalam penggunaan transportasi


umum tinggi
Jumlah peminat dalam penggunaan transportasi
umum hanya sebagian
Jumlah peminat dalam penggunaan transportasi
umum sedikit
Tidak adanya dana dari pemerintah pusat
Adanya dana dari pemerintah pusat namun belum
terealisasi
Adanya dana dari pemerintah pusat dan sudah
terealisasi
Penggunaan lahan sesuai
Penggunaan lahan belum sesuai
Penggunaan lahan tidak sesuai
Tidak adanya kebijakan pemerintah tentang
pembangunan dan pemerataan sarana di Kecamatan
Sooko
Adanya kebijakan pemerintah tentang sarana di
Kecamatan Sooko namun belum terealisasi
Adanya kebijakan dari Pemerintah untuk
pembangunan dan pemerataan sarana sesuai standar
di Kecamatan Sooko
Tidak adanya bantuan dana dari pemerintah untuk
pemeliharaan dan penanganan masalah prasarana di
Kecamatan Sooko
Adanya bantuan dana untuk pemeliharaan dan
penanganan masalah prasarana di Kecamatan Sooko
namun belum terealisasikan dengan baik
Adanya bantuan dana untuk untuk pemeliharaan dan
penanganan masalah prasarana di Kecamatan Sooko
dan sudah terealisasikan dengan baik
Tidak adanya peluang investasi dan kerjasama
dalam melakukan promosi produk dari pihak swasta
maupun pemerintah.
Terdapat peluang investasi dan kerjasama dalam
melakukan promosi produk dari pihak swasta
maupun pemerintah namun belum dioptimalkan
Terdapat peluang investasi dan kerjasama dalam
melakukan promosi produk dari pihak swasta
maupun pemerintah dan sudah dioptimalkan
Tidak adanya peluang kerjasama dengan dinas atau
pihak terkait lainnya dalam memberikan pendidikan
kewirausahaan dalam meningkat kualitas produk
maupun SDM.
Terdapat peluang kerjasama dengan dinas atau
pihak terkait lainnya dalam memberikan pendidikan
kewirausahaan dalam meningkat kualitas produk

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-165

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor

Varibel
3.

peluang untuk bekerja


sama dengan pihak
swasta maupun
pemerintah dalam
pengadaan transportasi
umum

1.
2.
3.

Kriteria Rating
maupun SDM. namun belum dioptimalkan
Terdapat peluang kerjasama dengan dinas atau
pihak terkait lainnya dalam memberikan pendidikan
kewirausahaan dalam meningkat kualitas produk
maupun SDM. dan sudah dioptimalkan
peluang untuk bekerja sama dengan pihak swasta
maupun pemerintah dalam pengadaan transportasi
umum
terdapat peluang untuk bekerja sama dengan pihak
swasta maupun pemerintah dalam pengadaan
transportasi umum namun belum dioptimalkan.
Terbukanya peluang untuk bekerja sama dengan
pihak swasta maupun pemerintah dalam pengadaan
transportasi umum dan telah dioptimalkan dengan
baik
Ketersediaan Lahan sawah tetap seperti semula
Ketersediaan lahan sawah mulai berkurang
Ketersediaan lahan sawah telah habis

Ketersediaan Lahan
Sawah

1.
2.
3.

Kondisi iklim terhadap


bencana banjir

1. Kondisi iklim tidak menentu namun tidak berpengaruh


terhadap terjadinya bencana
2. Kondisi iklik tidak menentu dan berpengaruh kecil
terhadap bencana banjir
3. Kondisi iklim tidak menentu dan berpengaruh besar
terhadap bencana banjir
1. Jenis persaingan produk sejenis tidak ada
2. Jenis persaingan produk sejenis tidak banyak
3. Jenis persaingan produk sejenis banyak

Threat

Persaingan
dengan
produk asing atau dari
luar daerah Mojokerto.
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Tabel 6.89 Matriks Analisis IFAS BWP Kecamatan Sooko


Faktor

Strength

Varibel
Pola Ruang Kecamatan
Sooko

Persebaran sarana
perdagangan
Skala pelayanan sarana
kesehatan

Kriteria Rating
4. Pola ruang Kecamatan Sooko terdiri dari kawasan
lindung saja
5. Pola ruang Kecamatan Sooko terdiri dari kawasan
budidaya saja
6. Pola ruang Kecamatan Sooko terdiri dari kawasan
lindung dan budidaya (50:50)
4. Persebaran sarana perdagangan 1-30%
5. Sarana perdagangan tersebar 31-60%
6. Sarana perdagangan tersebar 61-100%
4. Skala pelayanan sarana kesehatan hanya di tingkat
desa
5. Skala pelayanan sarana kesehatan di tingkat
kecamatan
6. Skala pelayanan sarana kesehatan mencapai tingkat
kabupaten

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-166

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor

Varibel
Pengalokasian sarana
pemerintahan

Kriteria Rating
4. Pengalokasian sarana pemerintahan 1-30% terdapat
di Kecamatan Sooko
5. Pengalokasian sarana pemerintahan 31-60% terdapat
di Kecamatan Sooko
6. Pengalokasian sarana pemerintahan 61-100%
terdapat di Kecamatan Sooko

Tingkat pelayanan
listrik dan
telekomunikasi

4. Penduduk yang terlayani listrik dan komunikasi


sebesar 1-30%
5. Penduduk yang terlayani listrik dan komunikasi
sebesar 31-60%
6. Penduduk yang terlayani listrik dan komunikasi
sebesar 61-100%
4. Aksesbilitas antar desa di Kecamatan Sooko
buruk
5. Masih ada desa yang belum terhubung dengan
desa lainnya
6. Desa-desa di Kecamatan Sooko sudah
terhubung dengan baik
4. Tidak terdapat industri rumah tangga yang
dapat mendukung perekonomian masyarakat di
Kecamatan
5. Jumlah industri rumah tangga yang dapat
mendukung perekonomian masyarakat di
Kecamatan rendah.
6. Jumlah industri rumah tangga yang dapat
mendukung perekonomian masyarakat di
Kecamatan tinggi

Akses antar desa di


Kecamatan Sooko

Industri rumah tangga


Rumah tangga

Strenght

Skala pemasaran produk


industri
Kecamatan
Sooko

1.

Sarana industri untuk


menunjang
proses
produksi, distribusi dan
pemasaran.

1. Tidak terdapat sarana industri untuk menunjang


proses produksi, distribusi dan pemasaran.
2. Terdapat sarana industri untuk menunjang
proses produksi, distribusi dan
pemasaran.namun masih belum paham
penggunaannya.
3. Terdapat sarana industri untuk menunjang
proses produksi, distribusi dan pemasaran.dan
sudah paham penggunaannya.
4. Industri yang terdapat di Kecamatan Sooko
tidak dapat menyerap tenaga kerja yang berasal
dari kecamatan tersebut.
5. Industri yang terdapat di Kecamatan Sooko
hanya menyerap sedikit tenaga kerja yang

Pengaruh
industri
terhadap
penyerapan
tenaga kerja

Skala pemasaran produk industri hanya berada di


dalam Kecamatan Sooko
2. Skala pemasaran produk industri hingga kabupaten
Mojokerto
3. Skala pemasaran produk industri hingga ke luar
Kabupaten Mojokerto

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-167

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor

Varibel

Kriteria Rating

6.
Kecamatan
Sooko
dilalui oleh jalan by
pass yang memiliki
hirarki sekunder, yaitu
yang menghubungkan
antara Surabaya dan
Jombang.
Persebaran
pembangunan

5.
6.

1. Persebaran pembangunan sudah merata


2. Persebaran pembangunan hanya terjadi di
beberapa bagian BWP
3. Persebaran pembangunan hanya terpusat di
BWP tertentu

Persebaran sarana
keamanan

4. Persebaran sarana keamanan 61-100%


5. Sarana keamanan tersebar 31-60%
6. Sarana keamanan tersebar 1-30%

Jalur evakuasi bencana

4. Sudah ada jalur evakuasi bencana dan dapat


dimanfaatkan dengan maksimal
5. Sudah ada jalur evakuasi bencana namun belum
dimanfaat secara maksimal
6. Belum ada jalur evakuasi bencana
4. Penduduk yang terlayani PDAM sebesar 61100%
5. Penduduk yang terlayani PDAM sebesar 3160%
6. Penduduk yang terlayani PDAM sebesar 1-30%
4. Kondisi saluran drainase baik
5. Kondisi saluran drainase cukup baik
6. Kondisi saluran drainase buruk
4. Industri yang ada telah memiliki dan mampu
mengolah sistem pengelolaan limbah
5. Industri yang ada telah memiliki sistem
pengelolaan limbah namunbelum mampu
mengelolanya dengan baik
6. Industri yang ada tidak memiliki sistem
pengelolaan limbah
4. Terdapat fasilitas untuk mempromosikan hasil
indsutri rumah tangga di Kecamatan Sooko
5. Terdapat fasilitas untuk mempromosikan hasil
indsutri rumah tangga di Kecamatan Sooko
namun belum optimal.
6. Tidak terdapat fasilitas untuk mempromosikan
hasil indsutri rumah tangga di Kecamatan

Tingkat pelayanan air


bersih

Weakness

4.

berasal dari kecamatan tersebut.


Industri yang terdapat di Kecamatan Sooko
mampu menyerap banyak tenaga kerja yang
berasal dari kecamatan tersebut.
Kondisi Jalan Bypass yang menghubungkan
Surabaya dengan Jombang kurang baik
Kondisi Jalan Bypass yang menghubungkan
Surabaya dengan Jombang cukup baik
Kondisi Jalan Bypass yang menghubungkan
Surabaya dengan Jombang sudah baik

Kondisi saluran drainase

Sistem pengelola limbah


industri

Fasilitas
untuk
mempromosikan hasil
industri di Kecamatan
Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-168

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor

Varibel

Kriteria Rating

Sooko
peluang untuk bekerja
sama dengan pihak
swasta maupun
pemerintah dalam
pengadaan transportasi
umum

Pertumbuhan
pembangunan

Bantuan dana dari


pemerintah pusat untuk
perbaikan sarana

Opportunity

4. peluang untuk bekerja sama dengan pihak


swasta maupun pemerintah dalam pengadaan
transportasi umum
5. terdapat peluang untuk bekerja sama dengan
pihak swasta maupun pemerintah dalam
pengadaan transportasi umum namun belum
dioptimalkan.
6. Terbukanya peluang untuk bekerja sama dengan
pihak swasta maupun pemerintah dalam
pengadaan transportasi umum dan telah
dioptimalkan dengan baik
4. Pertumbuhan pembangunan belum
berjalanoptimal
5. Pertumbuhan pembangunan sudah berjalan
namun belum optimal
6. Pertumbuhan pembangunan sudah berjalan
optimal
4. Tidak adanya dana dari pemerintah pusat
5. Adanya dana dari pemerintah pusat namun
belum terealisasi
6.

Adanya dana dari pemerintah pusat dan sudah


terealisasi

Alokasi penggunaan
lahan terhadap sarana

4.
5.
6.

Penggunaan lahan sesuai


Penggunaan lahan belum sesuai
Penggunaan lahan tidak sesuai

Kebijakan pemerintah
tentang pembangunan
dan pemerataan
prasarana di Kecamatan
Sooko

4. Tidak adanya kebijakan pemerintah tentang


pembangunan dan pemerataan sarana di
Kecamatan Sooko
5. Adanya kebijakan pemerintah tentang sarana di
Kecamatan Sooko namun belum terealisasi
6. Adanya kebijakan dari Pemerintah untuk
pembangunan dan pemerataan sarana sesuai
standar di Kecamatan Sooko
4. Tidak adanya bantuan dana dari pemerintah
untuk pemeliharaan dan penanganan masalah
prasarana di Kecamatan Sooko
5. Adanya bantuan dana untuk pemeliharaan dan
penanganan masalah prasarana di Kecamatan
Sooko namun belum terealisasikan dengan baik
6. Adanya bantuan dana untuk untuk
pemeliharaan dan penanganan masalah
prasarana di Kecamatan Sooko dan sudah

Bantuan dana untuk


pemeliharaan dan
penanganan masalah
prasarana di Kecamatan
Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-169

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor

Varibel

Kriteria Rating

terealisasikan dengan baik


Peluang investasi dan
kerjasama dalam
melakukan promosi
produk dari pihak
swasta maupun
pemerintah

Peluang kerjasama
dengan dinas atau pihak
terkait lainnya dalam
memberikan pendidikan
kewirausahaan dalam
meningkat kualitas
produk maupun SDM.

peluang untuk bekerja


sama dengan pihak
swasta maupun
pemerintah dalam
pengadaan transportasi
umum

Threat

Ketersediaan Lahan
Sawah

4. Tidak adanya peluang investasi dan kerjasama


dalam melakukan promosi produk dari pihak
swasta maupun pemerintah.
5. Terdapat peluang investasi dan kerjasama
dalam melakukan promosi produk dari pihak
swasta maupun pemerintah namun belum
dioptimalkan
6. Terdapat peluang investasi dan kerjasama
dalam melakukan promosi produk dari pihak
swasta maupun pemerintah dan sudah
dioptimalkan
4. Tidak adanya peluang kerjasama dengan dinas
atau pihak terkait lainnya dalam memberikan
pendidikan kewirausahaan dalam meningkat
kualitas produk maupun SDM.
5. Terdapat peluang kerjasama dengan dinas atau
pihak terkait lainnya dalam memberikan
pendidikan kewirausahaan dalam meningkat
kualitas produk maupun SDM. namun belum
dioptimalkan
6. Terdapat peluang kerjasama dengan dinas atau
pihak terkait lainnya dalam memberikan
pendidikan kewirausahaan dalam meningkat
kualitas produk maupun SDM. dan sudah
dioptimalkan
4. peluang untuk bekerja sama dengan pihak
swasta maupun pemerintah dalam pengadaan
transportasi umum
5. terdapat peluang untuk bekerja sama dengan
pihak swasta maupun pemerintah dalam
pengadaan transportasi umum namun belum
dioptimalkan.
6. Terbukanya peluang untuk bekerja sama
dengan pihak swasta maupun pemerintah dalam
pengadaan transportasi umum dan telah
dioptimalkan dengan baik
4. Ketersediaan Lahan sawah tetap seperti semula
5. Ketersediaan lahan sawah mulai berkurang
6. Ketersediaan lahan sawah telah habis

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-170

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor

Varibel
Dampak produksi
limbah terhadap
perkembangan sarana
Kondisi ruas jalan

Kondisi iklim terhadap


bencana banjir

Persaingan
dengan
produk asing atau dari
luar daerah Mojokerto.

Kriteria Rating
1. Sarana berkembang dan pengolahan limbah optimal
2. Sarana berkembang dan pengolahan limbah belum
optimal
3. Sarana berkembang namun tidak ada pengolahan
limbah
1. Kondisi ruas jalan tetap baik walaupun sering dilewati
truk besar
2. Kondisi ruas jalan cukup baik walaupun sering
dilewati truk besar
3. Kondisi ruas jalan buruk akibat sering dilewati truk
besar
4. Kondisi iklim tidak menentu namun tidak berpengaruh
terhadap terjadinya bencana
5. Kondisi iklik tidak menentu dan berpengaruh kecil
terhadap bencana banjir
6. Kondisi iklim tidak menentu dan berpengaruh besar
terhadap bencana banjir

4. Jenis persaingan produk sejenis tidak ada


5. Jenis persaingan produk sejenis tidak banyak
6. Jenis persaingan produk sejenis banyak

Minat
masyarakat
masyarakat
dalam
menggunakan
transportasi umum.

1. Minat masyarakat tinggi dalam menggunakan


transportasi umum
2. Minat masyarakat dalam menggunakan
transportasi umum tidak terlalu tinggi
3. Minat masyarakat rendah dalam menggunakan
transportasi umum
Tindakan kriminal pada 1. Tindakan kriminal pada transportasi umum
transportasi umum.
rendah
2. Tindakan kriminal pada transportasi umum tidak
terlalu tinggi
3. Tindakan kriminal pada transportasi umum
tinggi
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Tabel 6.90 Matriks Analisis IFAS BWP Kecamatan Sooko


Faktor Ekternal

Opportunity (Peluang)
Pertumbuhan pembangunan dapat
dioptimalkan
Adanya bantuan dana dari
pemerintah pusat dalam
pembangunan sarana

Adanya kebijakan dari Pemerintah


untuk pembangunan dan pemerataan
sarana sesuai standar
bantuan dana baik berupa dana
pemeliharaan maupun penanganan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

bobot

Rating

Bobot x rating

0,1

0,2

0,1

0,2

0,1

0,2

0,1

0,2

VI-171

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor Ekternal
masalah prasarana

Peluang investasi dan kerjasama


dalam melakukan promosi produk
dari pihak swasta maupun
pemerintah
Peluang kerjasama dengan dinas
atau pihak terkait lainnya dalam
memberikan pendidikan
kewirausahaan dalam meningkat
kualitas produk maupun SDM.
peluang untuk bekerja sama
dengqn pihak swasta maupun
pemerintah dalam pengadaan
transportasi umum
TOTAL
Treath (ancaman)
Lahan sawah terancam keberadaannya
Iklim yang tidak menentu (Curah
hujan tinggi) menyebabkan sistem
drainase terganggu, menyebabkan
banjir serta dapat merusak kualitas
jalan
Persaingan dengan produk asing atau
dari luar daerah Mojokerto.
TOTAL

bobot

Rating

Bobot x rating

0,1

0,2

0,1

0,2

0,1

0,2

0,7

1,4

0,1

0,2

0,1

0,3

0,1

0,3

0,3

0,8

Tabel 6.91 Matriks Analisis EFAS BWP Kecamatan Sooko


Faktor Internal

Strength (kekuatan)
kawasan di
BWP
kecamatan Sooko terdiri dari
kawasan budidaya
Sarana perdagangan sudah tersebar
merata
Skala pelayanan sarana kesehatan
rumah sakit sudah mencakup
sampai ke luar kecamatan
Terdapat banyak sarana
pemerintahan di Kecamatan Sooko

Bobot

Rating

Bobot x rating

0,05

0,1

0,05

0,15

0,05

0,15

0,05

0,1

0,05

0,15

0,05

0,15

0,05

0,15

0,05

0,15

Semua

Prasarana Listrik dan Telekomunikasi


telah menjangkau seluruh Kecamatan
Sooko.
Seluruh wilayah di Kecamatan Sooko
telah terakses jalan dengan baik

Industri rumah tangga


Skala pemasaran produk industri
Kecamatan Sooko
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-172

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Faktor Internal

Sarana industri untuk menunjang


proses produksi, distribusi dan
pemasaran
Pengaruh industri terhadap
penyerapan tenaga kerja

Kecamatan Sooko dilalui oleh jalan by


pass yang memiliki hirarki sekunder,
yaitu yang menghubungkan antara
Surabaya dan Jombang
TOTAL
Weakness (kelemahan)
Persebaran pembangunan belum

Bobot

Rating

Bobot x rating

0,05

0,15

0,05

0,1

0,05

0,15

0,55

1,5

0,05

0,1

0,05

0,15

0,05

0,15

0,05

0,15

0,05

0,15

0,05

0,1

0,05

0,15

Kenyamanan) dan jumlah


transportasi umum
Jumlah peminat dalam penggunaan
transportasi umum

0,05

0,1

0,05

0,1

TOTAL
Sumber: Hasil Analisis, 2013

0,45

merata
Kurangnya fasilitas sarana
keamanan

Tidak terdapat jalur untuk evakuasi


bencana
Jaringan air bersih belum merata untuk
Kcamatan Sooko.
Saluran drainase kurang terawat
sehingga menyebabkan saluran
menjadi rusak dan menghambat sistem
drainase.

Sistem pengelola limbah industry

Fasilitas untuk mempromosikan hasil


industri di Kecamatan Sooko
Kualitas (Keamanan dan

X = Kekuatan Kelemahan

1,15

Y = Peluang Ancaman

= 1,5 1,15

= 1,4 0,8

= 0,35

= 0,6

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-173

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

(+) Eksternal
(PELUANG)

Kuadran II

Agresive

Stable

Maintanance

Growth

Strategy

Kuadran I

Strategy

Selective
Maintanance

Rapid

Strategy
(-) Internal

Growth
Strategy
(+) Internal

(KELEMAHAN

-1

)
Turn Around
Strategy

E
F

G
-1

Kuadran III

Guirelle
Strategy

(KEKUATAN)
Conglomerate
Strategy

Concentric
Strategy

Kuadran IV

(-) Eksternal
(ANCAMAN)

Matriks Kuadran Strategi Analisis IFAS-EFAS Sarana BWP Kecamatan Sooko


Sumber: Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan gambar di atas hasil analisis IFAS EFAS BWP di Kecamatan Sooko
diketahui bahwa strategi yang dugunakan adalah Stable Growth Strategy yaitu strategi
pertumbuhan stabil dan pengembangan dilakukan secara bertahap dan target disesuaikan dengan
kondisi. Hal ini dikarenakan pertemuan kedua titik berada pada kuadran I ruang B. Strategi yang
dapat dilakukan terkait dengan pengembangan BWP di Kecamatan Sooko berdasarkan tiap
strategi adalah:
1.

Rapid Growth Strategy: Pemerintah setempat harus mendahulukan pelaksanaan perbaikan


sarana dan prasarana yang sudah ada yang memiliki kualitas yang buruk.

2.

Stable Growth Strategy: Memperbaiki sarana dan melakukan pemerataan sarana.

3.

Agresif Maintenance Strategy: Pemerintah daerah harus lebih responsif terhadap


kebutuhan masyarakat dengan meningkatkan pelayanan dan kualitas dari sarana

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-174

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

maupun prasarana serta melakukan inovasi-inovasi pembangunan yang lebih ramah


lingkungan.
4.

Selective Maintenance Strategy: Memperbaiki sarana yang ada, khususnya drainase


dan jalan, diamana kedua sarana tersebut mampu menunjang pertumbuhan sektor
lain.

5.

Turn Around Strategy: Pemerintah setempat dapat melakukan pengembangan


aksesbilitas jalan yang baik, sehingga dapat memicu pertumbuhan pada sekor sarana
yang dapat memberikan pemasukan, dimana hasil pemasukan tersebut dapat
berkonstribusi dalam perbaikan sarana dan prasarana lainnya.

6.

Guirelle Strategy: Melakukan studi banding ke daerah lain yang telah mampu
memecahkan permasalahan yang sama seperti yang terdapat di BPW Kecamatan
Sooko, serta lebih tanggap dalam menerima kritikan dan saran dari masyarakt
sehingga bisa menjadi acuan dalam pembangunan dan perbaikan sarana-prasarana

7.

Concentric Strategy: Pemerintah daerah memimpin arahan dan bekerja sama dengan
dinas PU dan dinas-dinas yang terkait dalam meningkatkan sarana dan prasarana
serta melakukan pengawasan pembangunan.

8.

Conglomerate

Strategy:

Mengkordinasi

masing-masing

sub

BWP

dalam

mengembangkan dan merencanakan pembangunan dengan agar terjadi pemerataan


pembangunan.
B.

Strategi Penataan Ruang Kecamatan Sooko


Untuk mewujudkan pengembangan penataan ruang Kecamatan Sooko yang terarah dan

sesuai dengan potensi yang ada, maka dibuatkah strategi pengembangan sesuai dengan hasil
analisis SWOT dan IFAS-EFAS. Strategi penataan ruang Kecamatan Sooko antara lain sebagai
berikut :
1.

Penguatan Kerjasama, melalui pendekatan secara kondusif terhadap pihak swasta


sebagai pemrakarsa pembangunan pasar tradisional yang dipindahkan dari Desa
Kedungmaling menuju Desa Sambiroto dengan mengusung tema pasar modern dan
konsep Fresh Market.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-175

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

2.

Pengembangan hasil pertanian, sebagai pusat PKLp II, Kecamatan Sooko berpeluang
sebagai pusat pemasaran hasil pertanian sehingga perlu dibuat jalur distribusi dan
pusat pemasaran.

3.

Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia, dibutuhkan sumber daya manusia


yabg memiliki kreatifitas dan keunggulan melalui pelatihan dan pengajaran serta
kerjasama dari instansi terkait.

6.6

Penetapan Sub-BWP

6.6.1

Analisis Struktur Tata Ruang kota (Penentuan Pusat dan Sub-Pusat)


Dalam penentuan pembagian Sub Bagian Wilayah Perencanaan (BWP), dapat ditentukan

dengan analisis matriks indeks sentralitas. Penentuan pembagian sub BWP ini diperlukan untuk
mempermudah dalam tahapan perencanaan. Selain itu, pembagian sub BWP ini akan
mempermudah dalam penentuan daerah yang di prioristaskan dan memerlukan rencana detail.
Selain itu dapat mempermudah perencanaan sarana dan prasarana utama yang dapat menunjang
kebutuhan masyarakat Kecamatan Sooko.
Matriks indeks sentralitas merupakan bagian dari matriks fungsi wilayah atau yang sering
disebut dengan analisis fungsi. Analisis fungsi merupakan analisis terhadap fungsi-fungsi
pealayanan yang tersebar di wialayah studi, dalam kaitannya dengan berbagai aktivitas penduduk
untuk memperoleh/memanfaatkan fasilitas. Indeks sentralitas digunakn untuk mengetahui
struktur/hierarki

pusat-pusat

pelayanan

yang ada

dalam

suatu wilayah

perencanaan

pembangunan, seberapa banyak fungsi yangada, berapa jenis fungsi dalam satu satuan wilayah
permukiman (Riyadi, 2003:118)
Sehingga dalam suatu perencanaan akan diketahui wilayah mana saja yang menjadi
prioritas dalam suatu perencanaan. Hal ini dikarenakan wilayah yang menjadi sub BWP (Bagian
Wilayah Perencanaan) merupakan pusat pertumbuhan di wilayah studi. Berikut merupakan
parameter yang digunakan dalam menganalisis pembagian Sub BWP di Kecamatan Sooko.
Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) di Kecamatan Sooko terdiri dari 8 desa, yaitu Desa Sooko,
Desa Wringinrejo, Desa Sambiroto, Desa Kedungmaling, Desa Japan, Desa Jampirogo, Desa

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-176

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Gamekan dan Desa Brangkal. Untuk menentukan pembagian terhadap sub BWP dapat dianalisis
melalui parameter, diantara lain sebagai berikut:
1.

Sebaran sarana yang ada di Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) Kecamatan Sooko

2.

Aksesibilitas di Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) Kecamatan Sooko

3.

Jumlah penduduk yang ada di Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) Kecamatan


Sooko

Penilaian indeks sentralitas dilakukan untuk mengolah setiap nilai dasar pada setiap Desa
di Kecamatan Sooko. Pengolahan data ini dilakukan pada setiap parameter yang ada di BWP
Kecamatan Sooko menajdi nilai indeks. Nilai indeks di setiap Desa yang masuk pada BWP
Kecamatan Sooko dihitung dengan menggunakan rumus:
NI =

Keterangan:

100

NI

: Nilai indeks dasar dari tiap faktor

Pn

: Nilai dasar faktor

Pi

: Nilai dasar faktor tertinggi

Klasifikasi kelas ini dilakukan menurut Metode Sturgess:


K

= 1 + 3,3 log n

Keterangan:
K

: jumlah kelas

: interval kelas

: banyaknya interval

Wilayah BWP Kecamatan Sooko terdiri dari 8 Desa, yaitu Desa Sooko, Desa Japan, Desa
Jampirogo, Desa Brangkal, Desa Gamekan, Desa Kedungmaling, Desa Sambiroto, dan Desa
Wringinrejo. Berdasarkan hasil perhitungan indeks sentralitas, wilayah yang menjadi pusat dari
BWP Kecamatan Sooko adalah Desa Jampirogo dengan nilai indeks total 263,96. Sementara
untuk wilayah lain menjadi sub pusat. Berikut ini adalah tabel hasil

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

perhitungan indeks

VI-177

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

sentralitas. Berikut ini merupakan nilai indeks dari setiap parameter yang ada di Kecamatan
Sooko:
Tabel 6.92 Indeks Sentralitas Kependudukan
Nama Desa
Jumlah Penduduk 2012
Sooko
14141
Wringinrejo
2964
Sambiroto
4093
Kedungmaling
7793
Japan
9577
Jampirogo
3534
Gamekan
4978
Brangkal
4520
Jumlah
51600
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Indeks
27,41
5,74
7,93
15,10
18,56
6,85
9,65
8,76
100,00

Indeks Kependudukan
27,41
5,74
7,93
15,10
18,56
6,85
9,65
8,76
100,00

Tabel 6.93 Indeks Sentralitas Akesesibilitas


Nama Desa
Panjang Jalan
Sooko
1500
Wringinrejo
2000
Sambiroto
2200
Kedungmaling
250
Japan
500
Jampirogo
800
Gamekan
950
Brangkal
900
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Indeks
16,48
21,98
24,18
2,75
5,49
8,79
10,44
9,89
100

Indeks Penjang Jalan


16,48
21,98
24,18
2,75
5,49
8,79
10,44
9,89
100

VI-178

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.94 Indeks Sentralitas Sarana Pendidikan


Jenis Sarana
Nama Desa

Playgroup
/Tk

Sooko
6
Wringinrejo
1
Sambiroto
1
Kedungmali
1
ng
Japan
3
Jampirogo
1
Gamekan
2
Brangkal
3
Jumlah
17
Sumber : Hasil Analisis, 2013

SD

SMP

SMA

2
2
1

1
1

2
1
2
1
14

Indeks

1
1
4

1
5

Indeks
Sarana
Pendidika
n

126,70
38,35
28,35

21,12
6,39
4,73

Playgroup
/Tk

SD

SMP

SMA

PT

35,29
5,88
0,00

14,29
14,29
7,14

25
0
0

40
0
0

0
0
0

Pendidi
kan Non
Formal
12,12
18,18
21,21

5,88

21,43

50

20

12,12

109,43

18,24

2
6
2
2
33

17,65
5,88
11,76
17,65
100

14,29
7,14
14,29
7,14
100

0
0
0
25
100

20
0
0
20
100

0
0
100
0
100

6,06
18,18
6,06
6,06
100

57,99
31,21
132,11
75,85
600

9,67
5,20
22,02
12,64
100

Pendidi
kan Non
Formal
4
6
7

PT

Jumla
h
Indeks

Tabel 6.95 Indeks Sentralitas Sarana kesehatan


Jenis Sarana Kesehatan
Nama Desa

Prakter
Dokter

Sooko
Wringinrejo
Sambiroto
Kedungmaling
1
Japan
Jampirogo
Gamekan
Brangkal
Jumlah
1
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Rumah
Sakit

Puskesmas

1
1

Puskesmas
Pembntu
1
1
1
1
1
1
1
1
8

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Indeks
Prakter
Dokter

Rumah
Sakit

100

Puskesmas

100
100

100

100

100

Puskesmas
Pembntu
12,5
12,5
12,5
12,5
12,5
12,5
12,5
12,5
100

Jumlah
Indeks

Indeks
Sarana
Kesehatan

12,5
12,5
12,5
212,5
12,5
112,5
12,5
12,5
400

3,125
3,125
3,125
53,125
3,125
28,125
3,125
3,125
100

VI-179

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.96 Indeks sentralitas sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum


Jenis Sarana Pemerintahan Dan Pelayanan Umum
Kanto
Nama Desa
Kantor
Kantor
Kantor
Kua
Bank
r
Polisi
Desa
Kecmtn
Dinas
Sooko
1
6
Wringinrejo
1
Sambiroto
1
2
1
1
Kedungmaling
1
1
Japan
1
Jampirogo
1
4
Gamekan
1
1
Brangkal
1
Jumlah
7
1
13
1
1
1
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Indeks
Kantor
Desa
14,29
14,29
14,29
14,29
14,29
14,29
0,00
14,29
100

Kantor
Kecmtn

100
100

Kantor
Dinas

Kantor
Polisi

46,15
0,00
0,00
15,38
7,69
30,77
0,00
0,00
100

Kua

Bank

100

100

100

100

100
100

Jumlah
Indeks

Indeks
Ppu

60,44
14,29
14,29
229,67
21,98
45,05
200,00
14,29
600

10,07
2,38
2,38
38,28
3,66
7,51
33,33
2,38
100

Tabel 6.97 Indeks sentralitas Sarana keamanan


Nama Desa
Sooko
Wringinrejo
Sambiroto

Jenis
Sarana
Keamanan
Pos
Kamling
1
1

Kedungmaling
Japan
Jampirogo
Gamekan
Brangkal

2
7

Jumlah

Indeks
Sarana
Keamanan

Indeks

Jumlah
Indeks

9,09
0,00
9,09

9,09
0,00
9,09

0,00

0,00

18,18
63,64
0,00
0,00

18,18
63,64
0,00
0,00

18,18
63,64

100

100

100

9,09
9,09

Sumber : Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-180

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.98 Indeks Sentralitas Sarana Peribadatan


Indeks

Jenis Sarana Peribadatan


Nama Desa

Musholla

Sooko
34
Wringinrejo
12
Sambiroto
12
Kedungmaling
18
Japan
21
Jampirogo
18
Gamekan
21
Brangkal
7
Jumlah
143
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Masjid
Warga
8
1
1
2
1
2
1
2
18

Masjid
Desa

Masjid
Kecamatan
4
1
1
1
1
1
1
1
10

Musholla
23,78
8,39
8,39
12,59
14,69
12,59
14,69
4,90
100

Masjid
Warga
44,44
5,56
5,56
11,11
5,56
11,11
5,56
11,11
100

Masjid
Desa

Masjid
Kecamatan
40
10
10
10
10
10
0
10
100

100
100

Jumlah
Indeks
108,22
23,95
23,95
33,70
30,24
33,70
120,24
26,01
400

Indeks
Sarana
Pribadatn
27,06
5,99
5,99
8,42
7,56
8,42
30,06
6,50
100

Tabel 6.99 Indeks Sentralitas Sarana Ruang Terbuka Hijau dan Olahraga

Nama Desa

Jenis Sarana RTH


Dan Olahraga
Lapangan

Sooko
1
Wringinrejo
Sambiroto
1
Kedungmaling
1
Japan
2
Jampirogo
5
Gamekan
2
Brangkal
1
Jumlah
13
Sumber : Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Indeks
Lapangan
7,69
0
7,69
7,69
15,38
38,46
15,38
7,69
100

Jumlah
Indeks
7,69
0
7,69
7,69
15,38
38,46
15,38
7,69
100

Indeks
Sarana
RTH
Dan
Olahraga
7,69
0
7,69
7,69
15,38
38,46
15,38
7,69
100

VI-181

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.100
Nama Desa

Indeks Sentralitas Sarana Pemakaman

Jenis Sarana
Pemakaman
Makam

Sooko
Wringinrejo
Sambiroto
Kedungmaling
Japan
Jampirogo
Gamekan
Brangkal
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Tabel 6.101
Nama Desa

Indeks
Makam

2
1
1

33,33
16,67
16,67
0
0
16,67
16,67
0
100

1
1
6

Swalayan
8
1
0
3
7
3
2
27

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Indeks
Sarana
Pemakaman

33,33
16,67
16,67
0
0
16,67
16,67
0
100

33,33
16,67
16,67
0
0
16,67
16,67
0
100

Indeks Sentralitas Sarana Perdagangan

Jenis Sarana Perdagangan

Toko Warung
Sooko
60
56
Wringinrejo
4
6
Sambiroto
8
7
Kedungmaling
23
19
Jampirogo
55
42
Gamekan
24
21
Brangkal
25
22
Jumlah
205
177
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Jumlah
Indeks

Spbu
1

Jumlah Indeks
Pasar
1
0
0
1
0
0
0
2

Toko
29,27
1,95
3,90
11,22
26,83
11,71
12,20

100

Warung
31,64
3,39
3,95
10,73
23,73
11,86
12,43
100

Swalayan
29,63
3,70
0,00
11,11
25,93
11,11
7,41
100

Spbu
100

Pasar
50
0
0
50
0
0
0
100

Jumlah
Indeks
140,54
109,04
7,86
83,07
76,48
34,68
32,03
500

Indeks
Perdagangan
28,11
21,81
1,57
16,61
15,30
6,94
6,41
100

VI-182

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.102
Nama Desa
Sooko
Wringinrejo
Sambiroto
Kedungmaling
Japan
Jampirogo
Gamekan
Brangkal

Warnet

Laundry

Bengkel

Salon

1
1

3
1

4
1

2
1
2

3
3
2
3
1
4
2
4
22

1
5
5
Sumber : Hasil Analisis, 2013

1
10

Tabel 6.103
Nama Desa
Sooko
Wringinrejo
Sambiroto
Kedungmaling
Japan
Jampirogo
Gamekan
Brangkal

Fotokopi
80
0
0
20
0
0
0
0

Warnet
20
20
0
40
0
0
0
20

100
100
100
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Indeks Sentralitas Sarana Jasa

Fotokopi

Perkantoran
Swasta
1

Servis
Komputer
2

Jasa Lain

2
2
2
11

Indeks Sentralitas Sarana Jasa

Laundry
60
6,590909
1,136364
13,97727
1,818182
7,045455
1,136364
8,295455

Bengkel

Salon
36,36364
9,090909
0
18,18182
0
18,18182
0
18,18182

Perkantoran Swasta
100

Servis Komputer
100

Jasa Lain
100

100

100

100

100

100

100

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Jumlah Indeks
480
52,72727
9,090909
111,8182
14,54545
56,36364
9,090909
66,36364
800

Indeks Sarana Jasa


60
6,590909
1,136364
13,97727
1,818182
7,045455
1,136364
8,295455
100

VI-183

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.104
nama Desa

Tabel indeks sentralitas sarana perindustrian dan pergudangan

Sarana Industri
dan Pergudangan
industri

gudang

Sooko

Wringinrejo

indeks
industri

gudang

jumlah
indeks

indeks sarana
perindustrian
dan
pergudangan

10

5,88

15,88

7,94

10

10

Sambiroto

5,88

5,88

2,94

Kedungmaling

17,65

17,65

8,82

Japan

Jampirogo

Gamekan

Brangkal

35,29

55,29

27,65

0,00

30

15

10

35,29

45,29

22,65

20

20

10

100

100

200

100

Total
10
17
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Tabel 6.105
nama Desa

20
30

klasifikasi

Tabel indeks sentralitas sarana rekreasi dan sosial budaya

Sarana Rekreasi
dan Sosial Budaya

indeks

Taman Rekreasi

Taman Rekreasi

jumlah
indeks

indeks sarana
rekreasi dan sosial
budaya

Sooko
Wringinrejo
Sambiroto
Kedungmaling

50

50

50

50

50

50

Japan
Jampirogo
Gamekan
Brangkal
Sumber : Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-184

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Tabel 6.106

Indeks Sentralitas BWP Kecamatan Sooko

nama Desa

kepen
duduk
an

aksebilit
as

Sarana
Pendidi
kan

Sarana
kesehata
n

Sarana
PPU

Sarana
keamana
n

Sarana
peribadata
n

Saran
a
RTH
dan O

Sarana
Pemakam
an

Sarana
Perdagana
gn

Sarana
jasa

Sooko

27,41

16,48

21,12

3,12

10,07

9,09

27,06

7,69

33,33

28,11

7,94

10,07

5,74

21,98

6,39

3,12

2,38

5,99

16,67

21,81

2,38

191,42
89,08

7,93
15,1

24,18

4,73

3,12

2,38

9,09

5,99

7,69

16,67

1,57

2,94

2,38

86,29

2,75

18,24

53,12

38,28

8,32

7,69

16,61

8,82

50

38,28

218,93

18,56

5,49

9,67

3,12

3,66

18,18

7,56

15,38

3,25

27,65

3,66

112,52

Jampirogo

6,85

8,79

5,2

28,12

7,51

63,64

8,42

38,46

16,67

15,3

15

50

7,51

263,96

Gamekan

9,65

10,44

22,02

3,12

33,33

30,06

15,38

16,67

6,94

22,65

33,33

170,26

Brangkal

8,76

9,89

12,64

3,12

2,38

6,5

7,69

6,41

10

2,38

67,39

Wringinrejo
Sambiroto
Kedungmali
ng
Japan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Sarana
Industri
dan
gudang

Sarana
Rekreasi

Total
indeks

VI-185

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Bedasarkan perhitungan indeks sentralitas diatas, maka BWP Kecamatan Sooko terbagi atas 8
sub BWP dengan satu pusat pelayanan kegiatan dan dua sub pusat kegiatan. Sub BWP ini terbagi atas
masing-masing desa di BWP Kecamatan Sooko dengan pusat pelayanan fungsi perkotaan berada di
Desa Jampirogo serta sub pusat kegiatan berada di Desa Sooko dan Desa Kedungmaling.
Perhitungan indeks sentralitas diatas didasarkan atas pertimbangan jumlah penduduk, ketersediaan
sarana dan aksesibilitas. Keterkaitan pusat dan sub pusat di Kecamatan Sooko berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial-ekonomi yang secara hierarki berhubungan fungsional.

6.6.2

Sub BWP Prioritas


Penetuan sub BWP yang diprioritaskan mengacu kepada seluruh analisis yang telah

dilakukan serta mempertimbangkan dengan isu-isu yang berkembang di Kecamatan Sooko


menghasilkan 3 daerah sub BWP yang diprioritaskan yaitu Desa Jampirogo, Desa Brangkal dan
Desa Sambiroto. Penentuan sub BWP prioritas ini dikarenakan ketiga desa ini memiliki prospek
pengembangan akibat jalur transportasi yang melaluinya. Jalur tersebut antara lain Jalan RA
Basuni, Jalan Kamas Setyoadi dan Jalan By Pass.
1. Wilayah sepanjang Jalan RA Basuni di Desa Sooko, Japan, dan Jampirogo. Ditetapkan
sebagai kawasan sub BWP yang diprioritaskan karena kondisi eksisting jalan ini sebagai
pusat pemerintahan dan perdagangan jasa. Jalan ini juga menghubungkan langsung antara
Kecamatan Sooko dengan Kota Mojokerto. Kawasan ini nantinya akan dikembangkan
menjadi kawasan pusat pemerintahan dan perdagangan jasa
2. Wilayah sepanjang Jalan By Pass di Desa Jampirogo, Brangkal, Kedungmaling, dan
Gamekan. Kondisi eksiting jalan ini sebagai jalan arteri penghubung SurabayaMojokerto-Jombang ini di dominasi dengan perdagangan jasa dan kawasan industry
pergudangan. Kawasan ini nantinya akan menjadi pusat industry pergudangan,
perdagangan jasa, serta pusat pemerintahan kecamatan (Kantor Camat).
3. Wilayah sepanjang Jalan Kamas Setyoadi di Desa Kedungmaling, Sambiroto, dan
Wringinrejo. Kawasan ini menjadi pusat perdagangan dan jasa karena terdapat pasar dan
terminal pembantu yang merupakan satu-satunya pasar yang terdapat di Kecamatan
Sooko.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-186

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

4. Wilayah sepanjang Kali Brangkal di Desa Sooko. Kawasan ini sebagai kawasan kumuh
yang berada di sekitar sempadan sungai. Kumuhnya kawasan tersebut menyebabkan
kawasan ini akan diprioritaskan penanganannya.
Selain itu Sub BWP ini di prioritaskan karena memiliki potensi lahan yang cukup baik
untuk memenuhi pengembangan kebutuhan akan lahan permukiman perkotaan, perdagangan dan
industri kecil maupun menengah.
1. Permukiman
Pada Sub BWP yang di prioritaskan ini,memiliki lahan permukiman yang terdiri dari
kompleks perumahan yang dibangun oleh pihak developer atau pengembang maupun
permukiman yang dibangun secara pribadi.
2. Perdagangan dan jasa
Wilyah sub BWP prioritas terutama pada jalan R.A Basuni yang terdapat pada Desa
Jampirogo merupakan wilayah yang memiliki potensi perdagngan dan jasa cukup baik.
Hal ini terkait dengan Desa Jampirogo yang menjadi Pusat BWP sehingga memiliki
peluang pengembangan perdagangan dan jasa yang lebih besar di bandingkan daerah
lainnya.
3. Industri kecil
Pada Sub BWP banyak sekali terdapat indsutri kecil atau industri rumah tangga.Industri
rumah tangga ini menghasilkn berbagai macam produk, seperti sepatu, topi sekolah, dan
lainnya.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-187

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.27

Struktur Ruang

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-188

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.28

Penetapan Sub BWP Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-189

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.6.3

Penentuan Blok
Penentuan blok di Kecamatan Soooko didasarkan pola penggunaan lahan terbangun, yang

letaknya saling berdekatan dan diperkirakan dapat berpengaruh terhadap penggunaan lahan yang
ada disekitarnya. Selain itu, blok ini juga dibuat berdasarkan kondisi intensitas bangunan yang
ada. Contohnya saja untuk guna lahan perkantoran, biasanya memeliki KLB lebih dari satu. Hal
ini terjadi karenakan banyak bangunan instansi, intasni pemerintah yang memiliki jumlah lantai
lebih dari satu. Adapun pola penggunaan lahan terbangun yang dijadikan sebagai acuan dalam
penentuan blok ini adalah :
1. Penggunaan lahan permukiman,
2. Penggunaan lahan perkantoran dan pelayanan umum
3. Penggunaan lahan sarana perdagangan dan jasa.
Berikut ini adalah pembagian blok yang ada di BWP Kecamatan Sooko
Tabel 6.107

Blok BWP Kecamatan Sooko

No.Blok Nama Desa No.Blok


Blok 1
Sooko
Blok 22
Blok 2
Sooko
Blok 23
Blok 3
Sooko
Blok 24
Blok 4
Sooko
Blok 25
Blok 5
Sooko
Blok 26
Blok 6
Sooko
Blok 27
Blok 7
Japan
Blok 28
Blok 8
Japan
Blok 29
Blok 9
Wringinrejo Blok 30
Blok 10 Sambiroto
Blok 31
Blok 11 Japan
Blok 32
Blok 12 Japan
Blok 33
Blok 13 Jampirogo
Blok 34
Blok 14 Jampirogo
Blok 35
Blok 15 Japan
Blok 36
Blok 16 Jampirogo
Blok 37
Blok 17 Jampirogo
Blok 39
Blok 18 Sambiroto
Blok 40
Blok 19 Jampirogo
Blok 41
Blok 20 Sooko
Blok 42
Blok 21 Jampirogo
Sumber: Hasil Analisis, 2013

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Nama Desa
Jampirogo
Jampirogo
Brangkal
Kedungmaling
Kedungmaling
Brangkal
Brangkal
Brangkal
Gamekan
Gamekan
Gamekan
Gamekan
Jampirogo
Brangkal
Kedungmaling
Sambiroto
Sambiroto
Wringenrejo
Japan
Kedungmaling

VI-190

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.29

Pembagian Blok BWP Kecccamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-191

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.7

Ketentuan Pemanfaatan Ruang

6.7.1

Intensitas dan Tata Bangunan

A.

Intensitas Pemanfaatan Ruang


Pemanfaatan ruang di Kecamatan Sooko terbagi menjadi dua bagian, yaitu pemanfaatan

lahan terbangun dan pemanfaatan lahan tak terbangun. Berikut ini adalah tabel mengenai luasan
lahan terbangun di BWP Kecamatan Sooko :
Tabel 6.108

Pemanfaatan Ruang BWP Kecamatan Sooko

Fungsi lahan
Luas ( Ha )
terbangun
Permukiman
589,03
Industri
22,14
Kesehatan
2,82
Pemakaman
1,91
Pendidikan
16,6
Perdagangan dan jasa
22,9
Pemerintahan
dan
9,30
pelayanan umum
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui bahwa jumah penggunaan lahan terbesar di
BWP Kecamatan Sooko terdiri atas permukiman sebesar 589,03 Ha dan tertinggi kedua dan
ketiga adalah perdagangan dan industri dengan luas masing masing 22,9 Ha dan 22, 14 Ha.
Sedangkan luas lahan terbangun terkecil adalah pemakaman dengan luas lahan 1,91 Ha.
B.

Intensitas Bangunan
1. Koefesien Dasar bangunan
Koefisien

Dasar

Bangunan

merupakan

prosentase

yang

berdasarkan

dari

perbandingan antara seluruh luas lantai dasar bangunan gedung dengan luas
lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan. Koefisien dasar bangunan di Kecamatan
Sooko, memiliki tingkat peresentase 60-80% .Berikut merupakan tabel pembagian
KDB Kecamatan Sooko.
Tabel 6.109
No
1
2
3
4
5

Desa/desa
Sooko
Gamekan
Barangkal
Kedungmaling
Jampirogo

Pembagian KDB Kecamatan Sooko

Peruntukan lahan
perumahan Perdagangan dan jasa
65-85
40-70
75-80
40-70
80-85
40-70
80-85
40-70
60-85
40-70

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Pemerintahan
60-75
60-75
60-75
60-75
60-75

VI-192

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peruntukan lahan
Desa/desa
perumahan Perdagangan dan jasa
6 Sambiroto
75-80
40-70
7 Japan
60-85
40-70
8 Wringinrejo
80
40-70
Sumber : Hasil Survey Primer
No

Pemerintahan
60-75
60-75
60-75

Analisis mengenai Koefisien Dasar Bangunan merupakan analisis mengenai


keadaan lahan terbangun untuk bangunan-bangunan tertentu. Nilai KDB di suatu
kawasan menentukan berapa persen luas bangunan di suatu kawasan yang boleh
dibangun. Penentuan KDB ditinjau dari aspek lingkungan dengan tujuan untuk
mengendalikan luas bangunan di suatu lahan pada batas-batas tertentu sehingga
tidak mengganggu penyerapan air hujan ke tanah.
Dalam penentuan mengenai Koefisien Dasar Bangunan terdapat beberapa aturan
tertentu, antara lain pengaturan untuk perumahan KDB 60%, bangunan umum dan
komersil 40-60%, serta penentuan KDB maksimal adalah 80%. Berikut merupakan
analisis KDB di BWP Kecamatan Sooko bedasarkan ketentuan KDB maksimal
80% yang dibagi dalam Blok.
Tabel 6.110

KDB BWP Kecamatan Sooko Bedasarkan Ketentuan KDB Maksimal 80%


Dibagi dalam Blok
Nama Blok
Blok 1
Blok 2
Blok 3
Blok 4
Blok 5
Blok 6
Blok 7
Blok 8
Blok 9
Blok 10
Blok 11
Blok 12
Blok 13
Blok 14
Blok 15
Blok 16
Blok 17
Blok 18
Blok 19
Blok 20
Blok 21

Kdb
Eksisting
0,80
0,80
0,80
0,70
0,85
0,85
0,85
0,85
0,75
0,65
0,75
0,80
0,80
0,60
0,80
0,75
0,85
0,80
0,85
0,85
0,85

Kdb
Maksimal
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kesesuaian
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai

Nama Desa
Sooko
Sooko
Sooko
Sooko
Sooko
Sooko
Japan
Jampirogo
Jampirogo
Wringinrejo
Sambiroto
Japan
Japan
Jampirogo
Jampirogo
Japan
Jampirogo
Jampirogo
Sambiroto
Jampirogo
Jampirogo

VI-193

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Kdb
Eksisting
Blok 22
0,85
Blok 23
0,70
Blok 24
0,80
Blok 25
0,80
Blok 26
0,75
Blok 27
0,70
Blok 28
0,80
Blok 29
0,80
Blok 30
0,80
Blok 31
0,85
Blok 32
0,80
Blok 33
0,85
Blok 35
0,80
Blok 36
0,75
Blok 37
0,80
Blok 38
0,75
Blok 39
0,80
Blok 40
0,75
Blok 41
0,80
Blok 42
0,75
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Nama Blok

Kdb
Maksimal
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80

Kesesuaian
Tidak Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai

Nama Desa
Jampirogo
Jampirogo
Brangkal
Kedungmaling
Kedungmaling
Brangkal
Brangkal
Brangkal
Gamekan
Gamekan
Gamekan
Gamekan
Jampirogo
Brangkal
Kedungmaling
Sambiroto
Sambiroto
Wringenrejo
Japan
Kedungmaling

Berdasarkan tabel 107 di atas, maka dapat diketahui bahwa mayoritas lahan yang
ada di Kecamatan Sooko telah memiliki Koefisien dasar Bangunan yang sesuai dan
berada pada KDB dibawah maksimal. Sedangkan sebanyak 10 blok lainnya telah
mempunyai KDB yang melebihi standar maksimal. Mayoritas Blok yang memiliki
KDB diatas 80% merupakan kawsan permukiman yang jumlah unit rumahnya cukup
banyak didalam suatu blok tersebut, sehingga dibutuhkan arahan rencana yang lebih
baik terhadap sepuluh blok yang memiliki KDB diatas 80%.

Arahan rencana

diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kualitas air tanah dan resapan air, serta
dapat mengatur kepadatan penduduk yang ada.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-194

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.30

Koefisien Dasar Bangunan BWP Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-195

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah yang dapat dibangun dan luas
lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. Peruntukkan bangunan di
Kecamatan Sooko adalah untuk permukiman, perdagangan dan jasa, pendidikan,
peribadatan, pemerintahan, pelayanan umum, serta sempadan sungai. Nilai KLB
untuk peruntukkan bangunan di Kecamatan Sooko dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 6.111

Tabel Peruntukan Lahan untuk KLB di Kecamatan Sooko

Desa/desa

Perumahan

Sooko
0.6-0.9
Gamekan
0.75-0.8
Brangkal
0.8-0.85
Kedungmaling
0.8-0.85
Jampirogo
0.6-0.85
Sambiroto
0.75-0.8
Japan
0.6-0.85
Wringinrejo
0.8
Sumber: Hasil Survey, 2013

Peruntukan lahan
Perdagangan
Pemerintahan
dan jasa
0.6-1.2
0.6-0.9
0.6-1.2
0.6-0.9
0.6-1.2
0.6-0.9
0.6-1.2
0.6-0.9
0.6-1.2
0.6-0.9
0.6-1.2
0.6-0.9
0.6-1.2
0.6-0.9
0.6-1.2
0.6-0.9

Analisis mengenai Koefisien Lantai Bangunan merupakan perbandingan luas


lantai total dengan luas lahan per kapling persil. Besarnya KLB dasarnya
mencerminkan jumlah lantai bangunan. Sepertihalnya dalam pengaturan KDB, KLB
juga menggunakan aturan yang sama, yaitu pengaturan untuk perumahan KLB 60%,
bangunan umum dan komersil 40-60%, serta penentuan KLB maksimal adalah 80%.
Berikut merupakan analisis KLB di BWP Kecamatan Sooko bedasarkan ketentuan
KLB maksimal 80% yang dibagi dalam Blok.
Tabel 6.112

KLB BWP Kecamatan Sooko Bedasarkan Ketentuan KDB Maksimal 80%


Dibagi dalam Blok

Nama Blok
Blok 1
Blok 2
Blok 3
Blok 4
Blok 5
Blok 6
Blok 7

KLB
Eksisting
0,80
0,80
1,60
0,70
0,85
0,85
0,85

KLB
Maksimal
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kesesuaian
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai

Nama_Desa
Sooko
Sooko
Sooko
Sooko
Sooko
Sooko
Japan

VI-196

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

KLB
Eksisting
Blok 9
0,75
Blok 10
0,65
Blok 11
0,75
Blok 12
0,80
Blok 13
0,80
Blok 14
0,60
Blok 15
0,80
Blok 16
0,75
Blok 17
0,85
Blok 18
0,80
Blok 19
0,85
Blok 20
0,85
Blok 21
0,85
Blok 22
0,85
Blok 23
0,70
Blok 24
0,80
Blok 25
0,80
Blok 26
0,75
Blok 27
0,70
Blok 28
0,80
Blok 29
0,80
Blok 30
0,80
Blok 31
0,85
Blok 32
0,80
Blok 33
0,85
Blok 35
0,80
Blok 36
0,75
Blok 37
0,80
Blok 38
0,75
Blok 39
0,80
Blok 40
0,75
Blok 41
0,85
Blok 42
0,80
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Nama Blok

KLB
Maksimal
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8

Kesesuaian
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
sesuai
sesuai
Tidak sesuai
sesuai

Nama_Desa
Japan
Wringinrejo
Sambiroto
Japan
Japan
Jampirogo
Jampirogo
Japan
Jampirogo
Jampirogo
Sambiroto
Jampirogo
Jampirogo
Jampirogo
Jampirogo
Jampirogo
Kedungmaling
Kedungmaling
Brangkal
Brangkal
Brangkal
Gamekan
Gamekan
Gamekan
Gamekan
Jampirogo
Brangkal
Kedungmaling
Sambiroto
Sambiroto
Wringinrejo
Japan
Kedungmaling

Berdasarkan tabel 110 di atas, maka dapat diketahui bahwa mayoritas lahan yang
ada di Kecamatan Sooko telah memiliki Koefisien Lantai Bangunan yang sesuai dan
berada pada KLB dibawah maksimal. Sedangkan sebanyak 10 blok lainnya telah
mempunyai KDB yang melebihi standar maksimal sehingga dibutuhkan arahan
rencana yang lebih baik terhadap sepuluh blok yang memiliki KLB diatas 80%.
Arahan rencana diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kualitas air tanah dan
resapan air, serta dapat mengatur kepadatan penduduk yang ada.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-197

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Untuk analisis mengenai kondisi KLB dengan variabel berupa permukiman,


perdagangan dan jasa, pemerintahan serta bangunan peruntukan lain di Kecamatan
Sooko disajikan dalam tabel 6.111 dibawah ini.
Tabel 6.113
Desa/Desa
Sooko

Gamekan

Analisis mengenai kondisi KLB di Kecamatan Sooko

Variabel

Kedungmaling

Jambirogo

Sambiroto

Japan

Wringinrejo

Analisis

Perumahan

0.6-0.9

Tidak ada penetapan ambang batas

Perdagangan dan Jasa

0.6-1.3

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Pemerintahan

0.6-0.9

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Perumahan

0.75-0.8

Tidak ada penetapan ambang batas

Perdagangan dan Jasa


Brangkal

Kondisi Eksisting

0.7-1

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Pemerintahan

0.6-0.8

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Perumahan

0.8-0.85

Tidak ada penetapan ambang batas

Perdagangan dan Jasa

0.8-1.2

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Pemerintahan

0.8-1.2

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Perumahan

0.8-0.85

Tidak ada penetapan ambang batas

Perdagangan dan Jasa

0.65-1

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Pemerintahan

0.7-1.2

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Perumahan

0.6-0.85

Tidak ada penetapan ambang batas

Perdagangan dan Jasa

0.7-0.9

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Pemerintahan

0.6-1.2

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Perumahan

0.75-0.8

Tidak ada penetapan ambang batas

Perdagangan dan Jasa

0.6-0.9

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Pemerintahan

0.65-1,2

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Perumahan

0.6-0.85

Tidak ada penetapan ambang batas

Perdagangan dan Jasa

0.6-1.2

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Pemerintahan

0.6-0.9

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Perumahan

0.8

Tidak ada penetapan ambang batas

Perdagangan dan Jasa

0.8-1.2

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Pemerintahan

0.8-0.9

Belum melampaui ambang batas yaitu 6,0

Sumber : Hasil Survey, 2013 dan RTRW Kabupaten Mojokerto, 2011

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-198

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.31

Koefisien Lantai Bangunan BWP Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-199

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

3. Koefisien Dasar Hijau


Koefisien Dasar Hijau (KDH) adalah angka perbandingan antara luas runag terbuka di
luar bangunan yang diperuntukkan bagi pertanaman/ penghijauan dengan luas tanah
daerah perencanaan (Pedoman Penyusunan RDTRK Nomor 20/ PRT/ 2011). KDH
minimal dipergunakan untuk dapat mewujudkan RTH dan diberlakukan secara umum
pada suatu wilayah. Untuk standart KDH peruntukan permukiman sebesar 30%,
peruntukan perdagangan dan jasa 40%, dan peruntukkan fasilitas umum 20-50%.
Koefisien Dasar Hijau (KDH) dan analisis KDH di Kecamatan Sooko adalah sebagai
berikut:
Tabel 6.114
Desa/Desa

Presentase KDH pada Kecamatan Soko

Kode
Blok
BLOK 6
BLOK 5
BLOK 4
BLOK 3
BLOK 2
BLOK 1

Perdaganganjasa
Perdaganganjasa
Fasilitas Umum
Fasilitas Umum
Fasilitas Umum
Permukiman

KDH
(%)
0.00
0.00
20.00
20.00
20.00
10.00

Gamekan

BLOK 32
BLOK 33
BLOK 31
BLOK 30

Fasilitas Umum
Perdagangan Jasa
Pemukiman
Permukiman

20.00
15.00
10.00
10.00

Brangkal

BLOK 24
BLOK 27
BLOK 28
BLOK 29

Permukiman
Permukiman
Perdagangan Jasa
Fasilitasumum

30.00
30.00
10.00
20.00

BLOK 36
BLOK 37
BLOK 42
BLOK 26
BLOK 25
BLOK 8
BLOK 9
BLOK 14
BLOK 15
BLOK 18
BLOK 17
BLOK 24
BLOK 20
BLOK 21
BLOK 22

Permukiman
Perdaganganjasa
Permukiman
Fasilitas umum
Permukiman
Fasilitasumum
Permukiman
Fasilitasumum
Perdaganganjasa
Permukiman
Permukiman
Perdaganganjasa
Perdagangan jasa
Fasilitasumum
Permukiman

30.00
50.00
30.00
20.00
30.00
20.00
30.00
25.00
40.00
30.00
10.00
10.00
0.00
20.00
30.00

sooko

Kedungmaling

Jampirogo

Fungsi Kawasan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Analisis
Presentase Koefesien Dasar Hijau pada
Desa Sooko sebagian telah sesuai dengan
standart yang berlaku meskipun masih
terdapat beberapa kawasan belum sesuai
dengan standar yang berlaku, sebagian
besar kawasan yang telah sesuai dengan
standar merupakan kawasan perumahan.
Pada Desa Gamekan masih terdapat
wilayah yang belum memenuhi standar
koefesien dasar hijau, pada kawasan
fasilitas umum sudah memenuhi standar
koefesien dasar hijau.
Pada Desa Brangkal, koefesien dasar hijau
sebagian besar sudah sesuai dengan
standar yang berlaku, namun masih
terdapat kawasan yang belum sesuai
dengan standar, dikarenakan kawasan
yang padat penduduk
Pada desa Kedungmaling presentase
Koefesien dasar hijau sudah sesuai
dengan standar yang berlaku.
Pada
desa
Jampirogo
presentase
Koefesien dasar hijau pada sebagian
kawasan telah sesuai dengan standar yang
berlaku, namun masih terdapat beberapa
kawasan yang belum memenuhi standar
koefesien dasar hijau.

VI-200

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Sambiroto

Japan

Wringinrejo

BLOK 23
BLOK35
BLOK 11
BLOK 39
BLOK 38
BLOK 19
BLOK 16
BLOK 9
BLOK 13
BLOK 7
BLOK 41
BLOK 12
BLOK 40
BLOK 10

Perdagangan jasa
Fsilitas umum
Fasilitasumum
Permukiman
permukiman
perdaganganjasa
Perdaganganjasa
Permukiman
Fasilitas Umum
Permukiman
Perdagangan jasa
Fasilitas Umum
Permukiman
fasilitasumu

10.00
20.00
20.00
30.00
30.00
10.00
5.00
10.00
20.00
10.00
0.00
20.00
30.00
20.00

Pada
Desa
Sambiroto
presentase
Koefesien dasar hijau sebagian kawasan
sudah sesuai dengan standar yang berlaku.
Pada desa Japan presentase Koefesien
dasar hijau sebagian besar belum sesuai
dengan standar yang berlaku.

Pada
desa
Wringirejo
presentase
Koefesien dasar hijau sudah sesuai
dengan standar yang berlaku.

Sumber: Hasil Survey, 2013

4. Ketinggian Bangunan
Di Kecamatan Sookoketinggian bangunan diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Bangunan di kawasan Jalan Arteri Sekunder
Jalan Arteri Sekunder didominasi bangunan dengan ketinggian 3-12 meter,
contohnya di sepanjang jl. By pass dengan fungsi bangunan sebagai permukiman,
perdagangan dan jasa, dan beberapa Fasilitas umum kecamatan Sooko.
b. Bangunan di kawasan Jalan Kolektor Sekunder
Jalan Kolektor Sekunder didominasi bangunan dengan ketinggian 3-20 meter,
yang terdapat di sepanjang jl. RA Basuni. Bangunan disepanjang jalan ini terdiri
atas bangunan permukiman, bangunan perkantoran, bangunan pergudangan dan
Industri.
c. Bangunan di kawasan Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan di Kecamatan Sooko memiliki ketinggian 38 meter. Bangunan
bangunan yang terdapat pada jalan lingkunga ini, di dominasi oleh permukiman
dengan jumlah rata rata lantai sebanyak satu lantai.
Ketinggian Bangunan di Kecamatan Sooko masih tergolong dalam ketinggian rendah
dimana jumlah lantai bangunan bangunan di Kecamatan Sooko tidak melebihi dari 4
lantai.

Adapun bangunan yang memiliki jumlah lantai lebih dari satu, biasanya di

dominasi oleh sarana perdagangan dan jasa, sarana pemerintahan perkantoran.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-201

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.32

Ketinggian Bangunan BWP Kecamatan Sooko

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-202

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

C.

Garis Sempadan Bangunan


Garis Sempadan Bangunan adalah sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan

terhadap tepi jalan, dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riol) sampai batas terluar
muka bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari bidang
terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi sungai atau pantai, antara
massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan
pipa gas, dsb. Pada Kecamatan Sooko masing-masing memiliki beberapa penggunaan lahan
bermacam-macam dengan mayoritas penggunaan lahan berupa permukiman, perdagangan dan
jasa. Berikut data GSB perumahan di Kecamatan Sooko :
Tabel 6.115

Tabel Data garis sempadan banguna perumahan Kecamatan Sooko


GSB (m)
GSSB GSMB
Sooko
0-3
0-3
Kedungmaling
0-4
0-4
Brangkal
0-2
0-3
Gamekan
0-5
0-4
Japan
0-1
0-3
Jampirogo
0-4
0-4
Wringinrejo
0-3
0-4
Sambiroto
0-4
0-3
Sumber: Hasil Survey, 2013
Desa

Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa rata rata garis sempadan sisi bangunan
(GSSB) perumahan di kawasan BWP Kecamatan Sooko adalah 0-3 m sedangkan rata rata garis
sempadan muka bangunan (GSMB) adalah 0-4 m.
Tabel 6.116

Tabel garis sempadn bangunan non perumahan Kecamatan Sooko


Desa

Jenis Sarana

Sooko

Perdagangan dan Jasa


Peribadatan
Keamanan
Pemerintahan dan PU
Pendidikan
Kesehatan
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan
Keamanan
Pemerintahan dan PU
Pendidikan
Kesehatan
Olahraga
Perdagangan dan Jasa

Kedungmaling

Brangkal

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

GSB (m)
GSSB GSMB
0-1
0-2
0-3
0-5
0-2
0-3
0-3
0-4
0-3
0-4
0-2
0-3
0-3
0-1
0-4
0-3
0-3
0-2
0-4
0-2
0-3
0-3
0-2
0-1
0-3
0-2
0-1
0-3

VI-203

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Desa

Jenis Sarana

Peribadatan
Keamanan
Pemerintahan dan PU
Pendidikan
Kesehatan
Olahraga
Gamekan
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan
Keamanan
Pemerintahan dan PU
Pendidikan
Kesehatan
Olahraga
Japan
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan
Keamanan
Pemerintahan dan PU
Pendidikan
Kesehatan
Olahraga
Jampirogo
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan
Keamanan
Pemerintahan dan PU
Pendidikan
Kesehatan
Olahraga
Wringinrejo
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan
Keamanan
Pemerintahan dan PU
Pendidikan
Kesehatan
Olahraga
Sambiroto
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan
Keamanan
Pemerintahan dan PU
Pendidikan
Kesehatan
Olahraga
Sumber: Hasil Survey, 2013

GSB (m)
GSSB GSMB
0-1
0-3
0-2
0-3
0-1
0-3
0-1
0-2
0-2
0-3
0-1
0-2
0-3
0-4
0-2
0-3
0-3
0-2
0-1
0-3
0-2
0-4
0-3
0-3
0-2
0-4
0-3
0-3
0-2
0-3
0-1
0-3
0-1
0-4
0-2
0-3
0-3
0-3
0-2
0-5
0-3
0-2
0-4
0-3
0-3
0-2
0-1
0-3
0-2
0-3
0-3
0-3
0-2
0-4
0-3
0-1
0-2
0-2
0-3
0-2
0-1
0-1
0-4
0-1
0-3
0-2
0-2
0-4
0-3
0-1
0-3
0-3
0-3
0-2
0-2
0-3
0-3
0-1
0-3
0-2
0-3
0-3

Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa rata-rata garis sempadan sisi bangunan (GSSB)
sarana di kawasan BWP Kecamatan Sooko adalah 0-2 m sedangkan rata rata garis sempadan
muka bangunan (GSMB) adalah 0-3 m.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-204

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

D.

Garis Sempadan Sungai


Garis Sempadan sungai adalah ruang di kiri dan kanan palung sungai di antara garis

sempadan dan tepi palung sungai untuk sungai tidak bertanggul, atau di antara garis sempadan
dan tepi luar kaki tanggul untuk sungai bertanggul. Pada Kecamatan Sooko di kawasan BWP
terdapat beberapa rumah yang melanggar garis sempadan sungai, sebagaimana dimaksud paling
sedikit berjarak 3m dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai untuk garis sempadan sungai
bertanggul di dalam kawasan perkotaan. Adapun data rumah yang melanggar bisa dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 6.117

Jumlah Rumah Melanggar Garis Simpadan Sungai

Desa
Sooko
Kedungmaling
Brangkal
Gamekan
Japan
Jampirogo
Wringinrejo
Sambiroto

GSS
0-3
0-3
0-3
0-3
0-3
0-3
0-3
0-3

Jumlah
47 unit
3 unit
4 unit
6 unit
54 unit
13 unit
4 unit

Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa rata rata garis sempadan sungai (GSS)
perumahan di kawasan BWP Kecamatan Sooko adalah 0-3 m. Pada Kecamatan Sooko Desa
Wringinrejo paling banyak perumahan yang melanggar garis sempadan sungai yaitu terdapat 54
unit.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-205

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Peta 6.33

Bangunan Terhadap Garis Sempadan Sungai

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-206

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

6.7.2 Indikasi Program Per Periode


Berikut adalah beberapa usulan kegiatan pembangunan yang akan dilakukan di
Kecamatan Sooko pada tahun 2014 berdasarkan hasil musrenbang yang dilaksanakan pada
tanggal 11 Februari 2013
Tabel 6.118
Desa/Program
BIDANG FISIK
Gamekan:
Rehab Balai Desa
Perbaikan Jalan
Lingkungan
Wringinrejo
Pemeliharan Jalan
Desa
Pembangunan
Gedung PKK
Drainase
Jampirogo
Peningkatan Jalan
Desa (aspal)
Peningkatan Jalan
Desa (paving)
Perbaikan
Drainase Jalan
Desa
Kedungmaling
Pelebaran Jalan
Poros Desa
Peningkatan Jalan
Aspal ke Hotmix
Peningkatan Jalan
Aspal ke Hotmix
Brangkal
Pemeliharaan
Jalan
Pemeliharaan
Jalan
Pemeliharaan
Jalan
Sooko
Normalisasi

Tabel Usulan Kegiatan Pembangunan Tahun Anggaran 2014

Indikator Kerja
Output
Outcome

Volume

Lokasi

APBD Kab

Ket

Tersedianya
bangunan yang
memadai
Kelancaran
Transportasi

Meningkatkan
Pelayanan
Masyarakat
Kelancaran
Ekonomi

1 unit

Balai Desa

400.000.000

Pemkab

3.000 m

Kedawung,
Gamekan

400.000.000

PU Cipta
Karya

Kelancaran
Transportasi
Tersedianya
bangunan yang
memadai
Kelancaran Air

Kelancaran
Ekonomi
Meningkatkan
Pelayanan
Masyarakat
Kelancaran
Ekonomi

2,5 x
3.500 m
1 Lokal

Se Desa

500.000.000

Balai Desa

100.000.000

PU Cipta
Karya
Bapemas

1.000 m

Se Desa

280.000.000

Dinas
Pengairan

Kelancaran
Transportasi
Kelancaran
Transportasi
Pengendalian
Banjir

Kelancaran
Ekonomi
Kelancaran
Ekonomi
Kelancaran
Ekonomi

3 x 370
m
2 x 100
m
300 m

RW I,II,III

111.000.000

RW I,II

58.000.000

PU Cipta
Karya
Provinsi

RW I,II,III

30.000.000

Kelancaran
Transportasi
Kelancaran
Transportasi
Kelancaran
Transportasi

Kelancaran
Ekonomi
Kelancaran
Ekonomi
Kelancaran
Ekonomi

1,5 x
750 m
1.500 x
2,75 m
1.000 x
2,75 m

KedungmalingKlint
RT 7 RW
8KdMaling
RT 6 RW 4
KdMaling

100.000.000

Kelancaran
Transportasi
Kelancaran
Transportasi
Kelancaran
Transportasi

Kelancaran
Ekonomi
Kelancaran
Ekonomi
Kelancaran
Ekonomi

1.500 m

RW I

150.000.000

1.000 m

RW II

100.000.000

1.500 m

RW III

150.000.000

Kelancaran

Mencegah

2.000 x

Sooko

2.000.000.00

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

300.000.000

Dinas
Pengairan

PU Cipta
Karya

200.000.000

PU Cipta
Karya

Dinas

VI-207

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Desa/Program
saluran
RA.Basuni
Pemeliharaan
Jalan
Japan
Pembangunan
Jembatan JapanSambiroto
Pengaspalan Jalan

Indikator Kerja
Output
Outcome
Saluran Air
Banjir

3m

Kelancaran
Transportasi

Kelancaran
Ekonomi

800 x
2,5 m

Kelancaran
Transportasi

Kelancaran
Ekonomi

Kelancaran
Transportasi
Kelancaran
Saluran Air
Kelancaran
Saluran Air
Tersedianya
bangunan yang
memadai

Volume

Lokasi

APBD Kab

Ket

Pengairan

Sooko,
Mengelo

50.000.000

PU Cipta
Karya

4 x 100
m

Desa Daleman

500.000.000

PU Bina
Marga

Kelancaran
Ekonomi
Mencegah
Banjir
Mencegah
Banjir
Meningkatkan
Pelayanan
Masyarakat

3 x 300
m
3 x 700
m
6 x 600
m
1 unit

Desa Daleman

150.000.000

Sugihan

100.000.000

Daleman

200.000.000

Desa Japan

300.000.000

PU Cipta
Karya
Dinas
Pengairan
Dinas
Pengairan
Pemkab

Kelancaran
Transportasi
Kelancaran
Transportasi
Kelancaran
Jalan Makadam
Transportasi
Kelancaran
Plengsengan
Saluran Air
BIDANG SOSIAL BUDAYA
Japan
Tersedianya
Rehab Gedung
Ruang Belajar
TK

Kelancaran
Ekonomi
Kelancaran
Ekonomi
Kelancaran
Ekonomi
Mencegah
Banjir

1.500 x
2,5 m
1.500 x
9m
1.500 x
2,5 m
500 m2

RW I

200.000.000

RW I,II

400.000.000

Selatan
Lapangan
RT 3 RW I

100.000.000

Meningkatkan
Daya Tampung

2 Lokal

Daleman

100.000.000

Rehab Gedung
TK

Tersedianya
Ruang Belajar

Meningkatkan
Daya Tampung

2 Lokal

Pindon

100.000.000

Rehab Gedung
MI

Tersedianya
Ruang Belajar

Meningkatkan
Daya Tampung

3 Lokal

Daleman

100.000.000

Tersedianya
Ruang Belajar

Meningkatkan
Daya Tampung

15 x 7 m

Sooko

50.000.000

Tersedianya
Ruang Belajar

Meningkatkan
Daya Tampung

10 x 15
m

Sooko

50.000.000

Pendidikan dan
Latihan PKK

Bertambahnya
Pengetahuan

Peningkatan
Penghasilan

25 orang

Sooko

10.000.000

Gemekan
Rehab MI

Tersedianya

Meningkatkan

KedungBendo

600.000.000

Normalisasi
Pembuagan Air
Plengsengan Kali
Brangkal
Rehab Balai Desa
Japan
Sambiroto
Perbaikan Jalan
Lingkungan
Pelebaran Jalan

Sooko
Pembangunan
Gedung Play
Group
Rehab Gedung
Kantor TK

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

100.000.000

PU Cipta
Karya
PU Cipta
Karya
PU Cipta
Karya
Dinas
Pengairan
Dinas
Pendidika
n
Dinas
Pendidika
n
Dinas
Pendidika
n
Dinas
Pendidika
n
Dinas
Pendidika
n
Dinas
Pendidika
n
Dinas

VI-208

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Desa/Program
AlMustofa
Rehab TK
Dharma Wanita
ASRI Gemekan
Wringinrejo
Pembangunan
Gedung TK
Brangkal
Pelatihan
Kewirausahaan
Tambahan Gizi
Balita
Santunan
Lansia/cacat
Jampirogo
Bantuan Honor
TPQ/Diniyah
Bantuan
Mushola/Masjid
Bantuan Rumah
Sehat/Plesteriasi
Bantuan Kader
PKK/Posyandu/P
KBD
Bantuan Anak
Yatim
Bantuan
RT/RW/BPD/LP
M
Kedungmaling
Pembangunan
Play Group
EKONOMI
Brangkal
Kegiatan
Ekonomi
Produktif
Jampirogo
Bantuan RTSM
Bantuan PNPM

Indikator Kerja
Output
Outcome
Ruang Belajar
Daya Tampung

Volume

Lokasi

APBD Kab

Ket

Gemekan

150.000.000

Pendidika
n
Dinas
Pendidika
n

Tersedianya
Ruang Belajar

Meningkatkan
Daya Tampung

Tersedianya
Ruang Belajar

Meningkatkan
Daya Tampung

1 Ruang

RW 4

60.000.000

Dinas
Pendidika
n

Bertambahnya
Pengetahuan
Mencegah Gizi
Buruk
Taraf Hidup

Peningkatan
Penghasilan
Peningkatan
Kesehatan
Peningkatan
Kesejahteraan

3 Paket

DesaBrangkal

50.000.000

1 Paket

DesaBrangkal

5.000.000

10

DesaBrangkal

5.000.000

Dinas
Sosial
Dinas
Kesehatan
Dinas
Sosial

Tersedianya
Ruang Belajar

Meningkatkan
Daya Tampung

5
Lembag
a

Anak Sholeh

4.000.000

Kesra

Tersedianya
Bangunan yang
Memadai
Tersedianya
Bangunan yang
Memadai
Peningkatan
Ekonomi

Meningkatkan
Daya Tampung

3 Masjid

Takmir

15.000.000

Kesra

Meningkatkan
Daya Tampung

7 Paket

Peningkatan
Gakin

4.000.000

Bapemas

Meningkatkan
Taraf Hidup

15
Anggota

Honor

275.000

Bapemas

Peningkatan
Ekonomi
Peningkatan
Ekonomi

Meningkatkan
Taraf Hidup
Meningkatkan
Taraf Hidup

6 Anak

Santunan

450.000

Kesra

Lembaga
Kemasyarakata
n Desa

19.000.000

Pemkab

Tersedianya
Bangunan yang
Memadai

Meningkatkan
Daya Tampung

Kedungmaling

150.000.000

Dinas
Pendidika
n

Peningkatan
Ekonomi

Meningkatkan
Taraf Hidup

Desa

25.000.000

Dispertan

Peningkatan
Ekonomi
Tercukupinya
Dana

Meningkatkan
Taraf Hidup
Peningkatan
Kesejahteraan

RW I,II,III

100.000.000

Bappeda

RW I,II,III

100.000.000

Bappeda

20

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-209

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Desa/Program
Bantuan Paket
Wringinrejo
Program PEUM
Bantuan PNPM
Gemekan
Alat dan Kursus
Pertukangan
Kursus Las dan
Alat
Kursus Bengkel
dan Alat
Japan
Kursus Elektro
Kursus Mengelas
Kedungmaling
Pelatihan Batik
Tulis Mokerto
Tata Boga
Kursus Jahit
Sambiroto
Pelatihan
Pengrajin Sepatu
Bantuan
Perlengkapan
Posyandu
Sarana dan
Prasarana Karang
Taruna

Indikator Kerja
Output
Outcome
Meningkatkan
Peningkatan
Taraf Hidup
Kesejahteraan

Volume

Lokasi

APBD Kab

Ket

2 Paket

RW I,II,III

30.000.000

Bappeda

Tercukupinya
Dana Kel.Tani
Gakin
Tercukupinya
Dana

Peningkatan
Kesejahteraan

1 Poktan

Wringinrejo

100.000.000

Bappemas

Peningkatan
Kesejahteraan

Desa

Wringinrejo

100.000.000

Bappeda

Peningkatan
SDM
Peningkatan
SDM
Peningkatan
SDM

Peningkatan
Ekonomi
Peningkatan
Ekonomi
Peningkatan
Ekonomi

Gemekan

100.000.000

Bappemas

Gemekan

50.000.000

Bappemas

Gemekan

100.000.000

Bappemas

Peningkatan
SDM
Peningkatan
SDM

Peningkatan
Ekonomi
Peningkatan
Ekonomi

2 Paket

Japan

10.000.000

Bappemas

1 Paket

Japan

10.000.000

Bappemas

Peningkatan
SDM

Peningkatan
Ekonomi

25
Orang

Jl.KH.Ismail

100.000.000

Bappemas

Peningkatan
SDM
Peningkatan
SDM

Peningkatan
Ekonomi
Peningkatan
Ekonomi

20
Orang
15
Orang

Kedungmaling

10.000.000

Bappemas

Kedungmaling

10.000.000

Dispertan

Peningkatan
SDM
Peningkatan
SDM

Peningkatan
Ekonomi
Peningkatan
Ekonomi

60
Orang
4 Pos

Desa

60.000.000

Dispertan

Desa

50.000.000

Bappemas

Peningkatan
SDM

Peningkatan
Ekonomi

Kr.
Taruna
Desa

Desa

50.000.000

Bappemas

Sumber : Pemkab Mojokerto, Kecamatan Sooko


6.8

Peraturan Zonasi
Peraturan yang ada pada Kecamatan Sooko didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten

Mojokerto No. 9 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2013 yang membagi
peraturan zonasi menjadi beberapa ketentuan yaitu peraturan zonasi untuk sistem perkotaan dan
sistem pedesaan. Untuk sistem zonasi perkotaan dibatasi dengan batas perkotaan di masing

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-210

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

masing ibukota Kecamatan. Selain itu, untuk sistem perkotaan juga dibagi lagi untuk arahan
zonasi PKLp dan PPK. Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto, Kecamatan Sooko termasuk
dalam Pusat Kegiatan Lokal Promosi ( PKLp ) II dengan cakupan beberapa Kecamatan, yaitu
kecamatan Trowulan, Kecamatan Mojoayar, Kecamatan Puri dan Kecamatan Jatirejo. Berikut ini
adalah ketentuan umum terkait peraturn zonasi PKLp menurut RTRW Kabupaten Mojokerto :
Tabel 6.119

Ketentuan Umum Terkait Peraturn Zonasi Pklp Menurut RTRW Kabupaten


Mojokerto

Jenis
Pusat Pemerintahan

a.
b.
c.

Perkantoran

Intensitas Bangunn
KDB paling tinggi sebesar
70 (tujuh puluh) persen
KLB paling tinggi sebesar
6,0 (enam) dan
KDH paling rendah sebesar
20 (dua puluh) persen

a) KDB paling tinggi sebesar


60 (tujuh puluh) persen;

b) KLB paling tinggi sebesar


c)

Perdagangan dan Jasa

4,0 (empat); dan


KDH
paling
rendah
sebesar 30 (tiga puluh)
persen

a) KDB paling tinggi sebesar


80 (delapan puluh) persen;

b) KLB paling tinggi sebesar


6,0 (enam); dan
paling
rendah
sebesar
10
(sepuluh)
persen
KDB paling tinggi sebesar
70 (tujuh puluh) persen;
KLB paling tinggi sebesar
4 (empat); dan
KDH
paling
rendah

c) KDH
Sarana Kesehatan

a)
b)
c)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Keterangan
Kegiatan yang diperbolehkan meliputi
kegiatan pemanfaatan ruang untuk
kegiatan pembangunan perkantoran
pemerintahan dan swasta, serta kegiatan
pembangunan prasarana dan sarana
umum pendukung perkantoran seperti
sarana pejalan kaki yang menerus,
sarana olahraga, sarana peribadatan,
sarana perparkiran, sarana kuliner,
sarana transportasi umum, ruang
terbuka,
dan
jaringan
utilitas
perkantoran
yang
dilengkapi
aksesibilitas bagi penyandang cacat
Kegiatan yang diperbolehkan meliputi
kegiatan pemanfaatan ruang untuk
kegiatan pembangunan perkantoran
pemerintahan dan swasta, serta kegiatan
pembangunan prasarana dan sarana
umum pendukung perkantoran seperti
sarana pejalan kaki yang menerus,
sarana olahraga, sarana peribadatan,
sarana perparkiran, sarana kuliner,
sarana transportasi umum, ruang
terbuka,
dan
jaringan
utilitas
perkantoran
yang
dilengkapi
aksesibilitas bagi penyandang cacat
kegiatan yang tidak diperbolehkan
meliputi industri menengah, kegiatankegiatan
yang
mengganggu
kenyamanan, dan keamanan serta
menimbulkan pencemaran;

kegiatan yang diperbolehkan meliputi


kegiatan pembangunan untuk prasarana
dan sarana kesehatan sesuai dengan
skala pelayanan yang ditetapkan, dan
penghijauan
serta
kegiatan
pembangunan
fasilitas
penunjang

VI-211

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

Industri

a)
b)
c)

sebesar 20 (dua puluh)


persen
KDB paling tinggi sebesar
60 (enam puluh ) persen;
KLB paling tinggi sebesar
7 (tujuh);
KDH
paling
rendah
sebesar 20 (dua puluh)
persen

pelayanan kesehatan
kegiatan yang diperbolehkan meliputi
kegiatan pemanfaatan ruang untuk
kegiatan pembangunan industri dan
fasilitas penunjang industri dengan
memperhatikan konsep eco industrial
park meliputi perkantoran industri,
terminal barang, pergudangan, tempat
ibadah, fasilitas olahraga, wartel, dan
jasa-jasa penunjang industri meliputi
jasa promosi dan informasi hasil
industri, jasa ketenagakerjaan,
jasa
ekspedisi, dan sarana penunjang lainnya
meliputi
IPAL
terpusat
untuk
pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun;

Parawisata

Tidak ada keterangan

kegiatan yang diperbolehkan meliputi


kegiatan pemanfaatan ruang untuk
kegiatan pembangunan pariwisata dan
fasilitas penunjang pariwisata, kegiatan
pemanfaatan potensi alam dan budaya
masyarakat sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung lingkungan, kegiatan
perlindungan terhadap situs peninggalan
kebudayaan masa lampau;

Pertanian

Tidak ada keterangan

Kegiatan yang diperbolehkan meliputi


kegiatan pemanfaatan ruang untuk
kegiatan pembangunan pariwisata dan
fasilitas penunjang pariwisata, kegiatan
pemanfaatan potensi alam dan budaya
masyarakat sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung lingkungan, kegiatan
perlindungan terhadap situs peninggalan
kebudayaan masa lampau. Selain
kegiatan diatas, diperbolehkan dengan
syarat tidak mengubah fungsi lahan
pertanian pangan berkelanjutan dan
tidak mengganggu fungsi utama
kawasan pertanian; dan

Sumber : RTRW Kabupaten Mojokerto

Ketentuan umum peraturan zonasi pusat pemerintahan diarahkan dengan ketentuan


sebagai berikut:
1.

Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan


pembangunan perkantoran pemerintahan dan swasta, serta kegiatan pembangunan

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-212

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

prasarana dan sarana umum pendukung perkantoran seperti sarana pejalan kaki yang
menerus, sarana olahraga, sarana peribadatan, sarana perparkiran, sarana kuliner,
sarana transportasi umum, ruang terbuka, dan jaringan utilitas perkantoran yang
dilengkapi aksesibilitas bagi penyandang cacat;
2.

Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pemanfaatan ruang


untuk mendukung kegiatan perkantoran pemerintahan dan swasta sesuai dengan
penetapan KDB, KLB, dan KDH yang ditetapkan;

3.

Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud


pada nomor 1 dan nomor 2;

4.

Ketentuan umum intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


a. KDB paling tinggi sebesar 70 (tujuh puluh) persen
b. KLB paling tinggi sebesar 6,0 (enam) dan
c. KDH paling rendah sebesar 20 (dua puluh) persen

5.

Ketentuan umum prasarana dan sarana yang disediakan sesuai dengan kebutuhan.

Ketentuan umum peraturan zonasi perkantoran diarahkan dengan ketentuan sebagai


berikut:
1.

Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan


pembangunan perkantoran pemerintahan dan swasta, serta kegiatan pembangunan
prasarana dan sarana umum pendukung perkantoran seperti sarana pejalan kaki yang
menerus, sarana olahraga, sarana peribadatan, sarana perparkiran, sarana kuliner,
sarana transportasi umum, ruang terbuka, dan jaringan utilitas perkantoran yang
dilengkapi aksesibilitas bagi penyandang cacat;

2.

Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pemanfaatan ruang


untuk mendukung kegiatan perkantoran pemerintahan dan swasta sesuai dengan
penetapan KDB, KLB, dan KDH yang ditetapkan;

3.

Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud


pada nomor 1 dan nomor 2;

4.

Ketentuan umum intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


a. KDB paling tinggi sebesar 60 (tujuh puluh) persen;

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-213

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

b. KLB paling tinggi sebesar 4,0 (empat); dan


c. KDH paling rendah sebesar 30 (tiga puluh) persen;
5.

Ketentuan umum prasarana dan sarana yang disediakan sesuai dengan kebutuhan.

Ketentuan umum peraturan zonasi perdagangan dan jasa diarahkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1.

Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perdagangan skala regional,


perkantoran, perhotelan, penginapan, dan rekreasi;

2.

Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk
mendukung kegiatan perdagangan dan jasa sesuai dengan penetapan KDB, KLB, dan
KDH yang ditetapkan;

3.

Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi industri menengah, kegiatan-kegiatan yang


mengganggu kenyamanan, dan keamanan serta menimbulkan pencemaran;

4.

Ketentuan umum intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


a. KDB paling tinggi sebesar 80 (delapan puluh) persen;
b. KLB paling tinggi sebesar 6,0 (enam); dan
c. KDH paling rendah sebesar 10 (sepuluh) persen;

5.

Ketentuan umum prasarana dan sarana minimum yang disediakan meliputi:


a. Prasarana dan sarana pejalan kaki yang menerus, prasarana taman, prasarana parkir,
prasarana yang mendukung pengembangan cyber city, sarana peribadatan, ruang
terbuka untuk sektor informal, sarana kuliner dan sarana transportasi umum;
b. Pusat perdagangan dan jasa bernuansa modern, serta membentuk superblock dan
mix use; dan
c. Sarana media ruang luar komersial harus memperhatikan tata bangunan dan tata
lingkungan;
Ketentuan umum peraturan zonasi pelayanan kesehatan diarahkan dengan ketentuan

sebagai berikut:
1. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan untuk prasarana dan
sarana kesehatan sesuai dengan skala pelayanan yang ditetapkan, dan penghijauan
serta kegiatan pembangunan fasilitas penunjang pelayanan kesehatan;

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-214

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

2. Kegiatan selain yang dimaksud pada nomor 1 diperbolehkan dengan syarat meliputi
pemanfaatan ruang secara terbatas untuk mendukung kegiatan kesehatan sesuai
dengan KDB, KLB, dan KDH yang ditetapkan;
3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud
pada nomor 1 dan nomor 2; dan
4. ketentuan umum intensitas pemanfaatan ruang meliputi:
a. KDB paling tinggi sebesar 70 (tujuh puluh) persen;
b. KLB paling tinggi sebesar 4 (empat); dan
c. KDH paling rendah sebesar 20 (dua puluh) persen;
Ketentuan umum peraturan zonasi perumahan diarahkan

dengan ketentuan sebagai

berikut:
1.

Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan perumahan, kegiatan


pembangunan prasarana dan sarana lingkungan perumahan sesuai dengan penetapan
amplop bangunan, penetapan tema arsitektur bangunan, penetapan kelengkapan
bangunan lingkungan, dan penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang
diizinkan;

2.

Kegiatan selain yang dimaksud pada nomor 1 diperbolehkan dengan syarat meliputi
pemanfaatan ruang secara terbatas untuk mendukung kegiatan permukiman beserta
prasarana dan sarana lingkungan; dan

3.

Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud


pada nomor 1 dan nomor 1.

Ketentuan umum peraturan zonasi industri diarahkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.

Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan


pembangunan industri dan fasilitas penunjang industri dengan memperhatikan konsep
eco industrial park meliputi perkantoran industri, terminal barang, pergudangan,
tempat ibadah, fasilitas olahraga, wartel, dan jasa-jasa penunjang industri meliputi
jasa promosi dan informasi hasil industri, jasa ketenagakerjaan, jasa ekspedisi, dan
sarana penunjang lainnya meliputi IPAL terpusat untuk pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun;

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-215

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

2.

Kegiatan industri sebagaimana dimaksud pada nomor nomor 1 tidak diperbolehkan


dilaksanakan di PKLp Mojosari;

3.

Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pemanfaatan ruang


untuk mendukung kegiatan industri sesuai dengan penetapan KDB, KLB, dan KDH
yang ditetapkan;

4.

Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud


pada nomor 1 dan nomor 2;

5.

Ketentuan umum intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


a. KDB paling tinggi sebesar 60 (enam puluh ) persen;
b. KLB paling tinggi sebesar 7 (tujuh);
c. KDH paling rendah sebesar 20 (dua puluh) persen;
d. Persentase koefisien dasar bangunan sebesar 60 (enam puluh) persen dan ruang
terbuka hijau sebesar 10 (sepuluh) persen;
e. Pada kawasan industri diizinkan untuk kegiatan lain yang berupa hunian,
rekreasi, serta perdagangan dan jasa dengan luas total tidak melebihi 10
(sepuluh) persen total luas lantai; dan
f. Lokasi zona industri polutif tidak bersebelahan dengan kawasan permukiman dan
kawasan lindung;

6.

Ketentuan umum prasarana dan sarana yang yang disediakan meliputi perkantoran
industri, terminal barang, tempat ibadah, fasilitas olahraga, pemadam kebakaran, IPAL,
rumah telkom, dan jasa-jasa penunjang industri seperti jasa promosi dan informasi hasil
industri, jasa ketenagakerjaan, dan jasa ekspedisi.
Ketentuan umum peraturan zonasi pariwisata diarahkan

dengan ketentuan sebagai

berikut:
1.

Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan


pembangunan pariwisata dan fasilitas penunjang pariwisata, kegiatan pemanfaatan
potensi alam dan budaya masyarakat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan, kegiatan perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa
lampau;

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-216

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

2.

Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pemanfaatan ruang


secara terbatas untuk menunjang kegiatan pariwisata sesuai dengan penetapan KDB,
KLB, dan KDH yang ditetapkan; dan

3.

Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud


pada nomor 1 dan nomor 2.

Ketentuan umum peraturan zonasi pertanian diarahkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang berupa kegiatan
pertanian, pembangunan prasarana dan sarana penunjang pertanian, kegiatan
pariwisata, kegiatan penelitian dan penghijauan;
2. Kegiatan selain yang dimaksud pada nomor 1 diperbolehkan dengan syarat tidak
mengubah fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan tidak mengganggu fungsi
utama kawasan pertanian; dan
3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud
pada nomor 1 dan nomor 2
6.8.1 Citra Kota/Kawasan (Kompatibilitas)
Citra kawasan di Kecamatan Sooko dibagi dalam beberapa bagian komponen fisik, yaitu :
A. Jalur
Jalur merupakan aspek fisik yang menghubungkan suatu tempat ke tempat lainnya, dapat
berupa jalan, jembatan ataupun koridor dalam suatu ruangan. Untuk jalur yang berpengaruh
besar di Kecamatan Sooko berada pada jalan By pass yang merupakan jalan jalan arteri
sekunder, sekaligus merupakan jalan terlebar yang ada di Kecamatan Sooko dan memiliki
median jalan. Selain itu ada 2 jalur lagi, yaitu jl. R.A Basuni dan jl. Kamas Setyo Hadi yang
merupakan koridor yang berpengaruh di Kecamatan Sooko.
B. Simpul (Node)
Simpul (Node) merupakan suatu titik simpul yang posisinya strategis di dalam suatu kota
yang menjadi karakter khusus sehingga mudah dikenal bagi pendatang. Nodes dapat juga
difungsikan sebagai orientasi dengan menempatkan sebuah karakter fisik sebagai penutup
kawasan tersebut kawaasan pergudangan milik BULOG merupakan salah satu node yang ada

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-217

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

di Kecamatan Sooko. Pergudangan ini memiliki lahan yang cukup luas dan berada di salah
satu jalur yang berpengaruh di Kecamatan Sooko yaitu R.A Basuni.
C. Pembatas (Edge)
Pembatas (Edge) merupakan pembatas antar dua daerah yang berbeda pada segi
karakteristik fisiknya. Pada Kecamatan Sooko terdapat batasan berupa jalan Kamas Setyo
yang membatasi antara wilayah terbangun dan tak terbangun yang cukup luas di Desa
Sambiroto.

Pada

kawasan

terbangunnya,

terdapat

guna

lahan

sebagai

permukiman,perdagangan dan jasa, sedangkan pada kawasan tak terbangunnya terdapat


perkebuan tanaman tebu yang berda di seberang jalan.
D. Blok lingkungan (District)
Blok lingkungan (District) merupakan suatu kawasan didalam suatu kota yang memiliki
karakter khusus yang mudah dikenal, dapat diidentifikasi secara non-visual dengan
memperhatikan kesamaan karakter dan kebiasaan masyarakat dan juga dapat diidentifikasi
secara visual .

Pada Kecamatan Sooko, blok lingkungn yang cukup terlihat adalah di

kawasan lingkungan perumahan di Desa Sooko dan Desa Japan yang memiliki ciri bangunan
fisik berpola grid dan memiliki bidang kavling rumah yang teratur. Selain itu, pada setiap
pintu masuk perumahan juga terdapat gerbang gerbang yang berisikan nama perumahan
yang menjadi pembeda fisik blok lingkungan.
E. Landmark
Penanda (landmark) adalah suatu unsur karakter penunjang setiap lingkungan atau kota
yang dapat menimbulkan kesan tersendiri dari lingkungan atau kota tersebut bila dilihat dan
dipandang oleh seseorang. Landmark merupakan suatu obyek fisik yang mudah atau dapat
dikenali karena bentuknya yang khas, jelas, dan menonjol dibanding dengan lingkungan di
sekitarnya. Pada Kecamatan Sooko terdapat landmark berupa Masjid Agung Gamekan yang
merupakan masjid terbesar di Kecamatan Sooko dan juga merupakan bangunan yang menjadi
suatu kebanggan bagi warga Kecamatan Sooko.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-218

DATA DAN ANALISA


RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 2013-2033
KECAMATAN SOOKO
KABUPATEN MOJOKERTO

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

VI-219

Anda mungkin juga menyukai