Anda di halaman 1dari 20

Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1

Latar Belakang..........................................................................................2

1.2

Tujuan........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3
ISI.............................................................................................................................3
2.1

Sejarah Manajemen...................................................................................3

2.2

Fungsi Manajemen....................................................................................8

2.3

Sarana Manajemen....................................................................................9

2.4

Manajemen Bisnis...................................................................................11

2.5

Manajemen Bisnis yang Efektif..............................................................17

Daftar Pustaka........................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dalam ilmu ekonomi, perusahaan adalah suatu satuan ekonomi
yang bertujuan menyelenggarakan sebagian dari proses produksi
masyarakat guna memperoleh laba atau penghasilan. Dalam menjalankan
kegiatan usahanya terdapat berbagai persoalan yang sering muncul dalam
setiap perusahaan pada umumnya, yakni bagaimana perusahaan dapat
mengatur

mengenai

proses

manajemen

seperti

perencanaan,

pengorganisasian, pengimplementasian, dan pengontrolan, bagaimana


memperoleh bahan baku dengan mudah dan dengan biaya yang rendah,
bagaimana perusahaan dapat melakukan kegiatan proses produksi,
bagaimana peruahaan dapat memasarkan hasil produksi kepada konsumen
sehingga perusahaan dapat memperoleh penghasilan semaksimal mungkin
dengan biaya seminimal mungkin.

1.2

Tujuan
Tujuan penulisan dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas matakuliah bisnis perkapalan,


2. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai materi
pengantar bisnis,
1.1

BAB II
ISI
2.1

Sejarah Manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen.
Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun
yang lalu. Hal ini dibuktikan salah satunya dengan ditemukannya piramida
di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang pekerja
selama kurang lebih 20 tahun. Piramida tersebut tak akan berhasil
dibangun jika tidak ada seseorang yang tanpa mempedulikan apa
sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus
dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan
mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna
menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun
1400-an di kota venesia, italia, yang ketika itu menjadi pusat
perekonomian

dan

perdagangan

di

sana.

Penduduk

venesia

mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak


kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh,
di gudang senjata venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan
pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal
tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang
dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobil pada industri
modern. Selain lini perakitan tersebut, orang venesia memiliki sistem
penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen
sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem
akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
a. Pemikiran awal manajemen

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu


manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam
Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation.
Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan
3

diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu


perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith
mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan
pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih
48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri
menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka
mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa
pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan :

Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,


Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat
tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu

manajemen adalah revolusi industri di inggris. Revolusi industri menandai


dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang
berakibat pada berpindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju
tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan
manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu
mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan
baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan seharihari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh
para ahli.
b. Era Manajemen Ilmiah
Era ini ditandai dengan berkembangnya perkembangan ilmu
manajemen dari kalangan insinyurseperti Henry Towne, Frederick
Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen
ilmiah dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya,
Principles

of

Scientific

Management,

pada

tahun

1911.

Taylor

mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah


untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan."

Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya


buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya
pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang
pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company, menggagas ide
bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada
karyawannya untuk bersifat rajin (industrious) dan kooperatif. Ia juga
mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai
Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Sementara itu, pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth berhasil
menciptakan micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat setiap gerakan
yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan
sistem produksi yang lebih efesien.

Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana
cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20,
seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan
lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai
digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada
pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu,
Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasardasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max
Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut
sebagai birokrasibentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja,
hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang
rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari
bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia

menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya


sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat
dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain
struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika
Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi
dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering
dikenal dengan "manajemen sains", mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik
dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Druckersering disebut sebagai
Bapak Ilmu Manajemenmenerbitkan salah satu buku paling awal tentang
manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation).
Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (Chairman dari General Motors)
yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
c. Era Manusia Sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku
(behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen
sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun
1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian
studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthorne.
Eksperimen Hawthorne dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930an di Pabrik Hawthorne milik Western Electric Company Works di Cicero,
Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai
macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja,
periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output
pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok,
serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa normanorma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku
kerja individu.

Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868


1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik
menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience
pada

tahun

1924.

Follet

mengajukan

suatu

filosifi

bisnis

yang

mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa


kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang
pemimpin

adalah

untuk

menentukan

tujuan

organisasi

dan

mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan


kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok
daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan
seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (18861961) menulis buku
berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah
teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat
sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi,
Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard,
efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh
mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi
formal sebagai sistem terpadu yang menjadikan kerjasama, tujuan bersama,
dan komunikasi sebagai elemen universal, sementara itu pada organisasi
informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri
lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas"
yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan
jika bawahan menerima otoritasnya.
d. Era Modern
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas
total (total quality managementTQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan
oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W.
Edwards Deming (19001993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas
di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam

kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia


menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori
lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan,
maka :
1. biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan,
sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang
lebih baik atas waktu dan material;
2. produktivitas meningkat;
3. pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan
penurunan harga;
4. profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam
bisnis;
5. jumlah pekerjaan meningkat.
Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya
tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80
persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat
dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi
manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan
kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang
mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis,
kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan.
2.2

Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan
oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi
manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut
telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan
dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan
8

untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara


terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian

mempermudah

manajer

dalam

melakukan

pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk


melaksanakan

tugas

yang

telah

dibagi-bagi

tersebut.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas


apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok bekerja dan berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
yang telah dittetapkan sebelumnya.
2.3

Sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka diperlukan
alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk
mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu
Man, Money, Materials, Machines, Method, dan Markets.
1. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang
paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan
manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.
Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen

timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk


mencapai tujuan.
2. Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai.
Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang
yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan
karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal
ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan
dicapai dari suatu organisasi.
3. Materials atau bahan baku terdiri dari bahan setengah jadi (raw
material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai
hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi
sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
4. Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan
atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efesiensi kerja.
5. Method atau Metode adalah suatu tata cara kerja yang
memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu
tugas

dengan

memberikan

berbagai

pertimbangan-

pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia


dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu
diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya
sendiri.

10

6. Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi


menyebarluaskan

(memasarkan)

produknya.

Memasarkan

produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang


yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh
sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil
produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.
Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang
harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
(kemampuan) konsumen.
2.4

Manajemen Bisnis
Manajemen, yaitu bagian yang merencanakan, mengelola, dan
menjalankan bisnis. Komponen ini bisa disebut sebagai backend yaitu
komponen yang berada di belakang layar.
Manajemen suatu perusahaan adalah nyawa dari suatu perusahaan.
Manajemen yang menentukan pertumbuhan atau kebangkrutan suatu
perusahaan. Dengan adanya suatu pengelolaan dan manajemen yang baik
maka suatu perusahaan akan mampu bertahan dari segala tekanan,
kendala, dan rintangan yang ada. Bahkan akan berkembang menjadi lebih
besar dan lebih baik lagi. Dalam mengelola perusahaan maka ada prinsip
dan standarisasi dimana hal-hal tersebut akan sangat membantu
perkembangan perusahaan bila diterapkan dengan baik. Prisip dan standar
ini bukanlah nilai mutlak dalam kesuksesan suatu perusahaan. Tidak
selamanya suatu perusahaan yang telah melakukan segala sesuatunya
dengan baik akan sukses. Terkadang ada beberapa kendala atau halangan
yang tidak dapat dihindari contohnya tertipu rekan kerja atau tertimpa
bencana serta kendala-kendala lainnya. Berikut adalah beberapa prinsip
dan standarisasi yang diharapkan mampu mendukung kemajuan dan
perkembangan suatu perusahaan:
1. Perancanaan yang Matang

11

Sebelum suatu perusahaan berdiri maka biasanya modal


merupakan kendala awal yang harus dipenuhi sebelum perusahaan
berjalan. Tidak selamanya modal besar pasti memberikan
keuntungan besar. Pengelolaan modal yang efektif dan efisien akan
memberikan keuntungan yang maksimal. Untuk kita kita harus
melakukan perhitungan modal dan biaya yang diperlukan untuk
operasional perusahaan dalam jangka beberapa waktu ke depan.
Kita harus mampu memberikan anggaran yang aman untuk
operasional perusahaan dalam beberapa waktu kedepan. Jadi bukan
mengamankan anggaran hanya untuk hari ini dan besok. Dengan
adanya pengamanan anggaran dalam jangka panjang maka
perusahaan akan mampu bertahan bila mengalami kendala atau
bencana yang sifatnya mendadak dan tidak diperhitungkan
sebelumnya.
Dengan

melakukan

perencanaan

dan

perancangan

perusahaan secara matang maka perusahaan akan siap menghadapi


berbagai kendala dan rintangan karena telah diperhitungkan
sebelumnya. Misalnya dalam membuat suatu produk maka kita
harus melakukan penelitian terlebih dahulu mengenai pasar,
konsumen, produk pesaing, dan kendala-kendala yang mungkin
akan muncul agar produk kita tepat sasaran dan tidak gugur bila
terkena berbagai tekanan dan kendala yang muncul. Saat ini
penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan bisnis mampu
memudahkan dan mempercepat perencanaan perusahaan. Sistem
yang digunakan disebut Enterprise Resource Planning (ERP)
dimana sistem ini melakukan perencanaan dengan konsep
Manajemen Operasional dengan suatu aplikasi yang terintegrasi.
Beberapa kegiatan manajemen dapat terbantu dengan sistem ini
seperti inventory management, financial management, reporting,
manufacturing management, dan kegiatan lainnya.
2. Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Loyal, dan Sejahtera.

12

Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan


kunci penggerak perusahaan. Dengan adanya SDM yang mampu
menggerakkan perusahaan dengan baik maka suatu perusahaan
akan mampu berkembang dan melakukan bisnisnya dengan efektif
dan efisien. SDM yang berkualitas tidaklah cukup untuk
menjalankan perusahaan dalam jangka panjang. Diperlukan
loyalitas pegawai terhadap perusahaan tempat dimana dia bekerja.
Dengan membangun hubungan emosional antara perusahaan dan
pegawainya maka seorang pegawai akan berusaha semaksimal
mungkin memberikan kontribusi terbaik buat perusahaan. Tanpa
adanya hubungan emosional antara perusahaan dan pegawai maka
pegawai hanya menjalankan kewajibannya tanpa memberikan
seluruh kemampuannya untuk perusahaan. Bila kewajibannya telah
dilakukan maka dia hanya akan berjalan ditempat tanpa
memberikan inovasi, kreatifitas, dan ide cemerlang yang
sebenarnya bisa dilakukan bila pegawai memiliki ikatan emosional
yang membuat dia ingin ikut membangun dan mengembangkan
perusahaan menjadi lebih baik.
Sumber daya manusia yang berkualitas, dan loyal belum
tentu dapat memberikan kontribusi terbaik yang dimilikinya.
Manusia yang memiliki kebutuhan tentu akan berusaha agar dapat
memenuhi segala kebutuhannya. Bila seorang pegawai merasa
bahwa

penghasilan

yang

dimilikinya

tidak

memenuhi

kebutuhannya maka tentu dia akan berusaha untuk mencari jalan


agar dapat memenuhi seluruh kebutuhannya. Bila hal ini terjadi
maka pegawai mencari kerja sampingan yang akan menyita waktu,
pikiran, dan tenaganya sehingga ia tidak dapat memberikan
kemampuannya secara maksimal pada perusahaan. Mengapa
terkadang

beberapa

perusahaan

melakukan

meeting,

atau

penyusunan anggaran di hotel padahal kantor mereka memiliki


fasilitas yang sama dengan hotel? Mungkin buat sebagian orang
hal ini adalah pemborosan, tapi dampak baiknya adalah para

13

peserta meeting atau rapat akan lebih berkosentrasi dan


memberikan pemikiran mereka secara maksimal tanpa terganggu
oleh masalah lainnya seperti macet di perjalanan ke kantor,
permasalahan di rumah, dan kendala-kendala di luar perusahaan.
Dengan adanya dukungan dari perusahaan agar pegawai tidak
dipusingkan oleh hal-hal lain diluar perusahaan maka pegawai
diharapkan

dapat

memberikan

kontribusi

maksimal

buat

perkembangan perusahaan.
3. Manager yang Terbuka, Tegas, dan Demokrat
Kepemimpinan seorang manager merupakan penunjuk
jalan yang benar bagi perusahaan. Mereka adalah nakhoda kapal
yang akan menentukan apakah perusahaan akan mencapai tujuan
atau tidak. Jiwa kepemimpinan yang berwibawa harus dimiliki
oleh seorang manager perusahaan, namun dengan wibawa bukan
berarti bersikap tertutup terhadap pegawainya. Justru sikap terbuka
seorang pemimpin yang mau menerima masukan dan saran dari
bawahannya akan membantu seorang manager dalam memimpin
perusahaan atau departement yang dibawahinya. Ketegasan dalam
memimpin dan mengambil keputusan sangat diperlukan oleh
seorang manager, karena di tangan mereka keputusan akan jalan
yang ditempuh oleh perusahaan akan menentukan perkembangan
dan

operasional

perusahaan.

Manager

juga

harus

dapat

mempertanggung jawabkan keputusan mereka di depan direksi


tidak melulu menyalahkan bawahan yang tidak becus melakukan
perintahnya. Sebaiknya setiap pengambilan keputusan melibatkan
banyak pihak, baik itu bawahan ataupun pihak lain yang terkait.
Dengan adanya masukan dari yang lain maka manager dapat
mempertimbangkan dan mengambil keputusan yang tepat dan
memuaskan banyak pihak.
Hubungan antara manager dan bawahan juga harus baik
dan terjaga. Sebisa mungkin ada hubungan 2 arah antara manager
dan bawahan, bukan hubungan searah dimana manager terus-

14

terusan memberi perintah kepada bawahan tanpa mau mendengar


keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan harmonis
seperti keluarga dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team
kerja yang solid dan kuat dalam menjalankan perusahaan.
4. Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Mendukung
Seorang pekerja menghabiskan hampir setengah hidupnya
dalam sehari berada di kantor. Sehingga kantor merupakan tempat
kedua setelah rumah yang menjadi tempat terlama dimana pekerja
berada. Untuk itu lingkungan kantor yang nyaman, kondusif, dan
mendukung pekerjaan mutlak diperlukan. Lingkungan kerja bukan
berarti hanya kantor saja, akan tetapi termasuk suasana kerja, dan
hubungan antar pegawai perusahaan. Bila salah satu bagian dari
lingkungan kerja tersebut ada yang membuat tidak nyaman seorang
pekerja maka akan berdampak terhadap menurunnya kinerja dan
kontribusi pegawai tersebut terhadap perusahaan.
Kantor adalah tempat bekerja dimana kenyamanan kantor
bergantung pada kebersihan, kerapian, ketenangan, keindahan, suhu
dan udara yang sesuai, serta tata letak furniture dan ruangan yang baik.
Perangkat kerja yang mendukung juga perlu diperhatikan. Jangan
memaksakan penghematan terhadap perangkat kantor yang dapat
menghambat

pekerja.

Beberapa

perusahaan

terkadang

mempertahankan komputer tua yang suka crash dengan alasan masih


dapat dipakai padahal justru kelambatan dan tuanya perangkat
membuat waktu bekerja dan terkadang menghambat pekerja pada saat
perangkat tua tersebut rusak. Kantor yang nyaman akan membuat
pegawai betah dan tidak terburu-buru ingin meninggalkan kantor
sehingga pekerja lebih berkosentrasi dalam melakukan pekerjaannya.
Suasana kekeluargaan di kantor perlu dibina agar pegawai
merasa sebagai bagian dari perusahaan dan memiliki rasa tanggung
jawab terhadap perusahaan untuk menjaga nama baik perusahaan.
Jangan sampai ada sifat iri, sinis, atau ada pertikaian antar pegawai
karena akan

mengganggu pekerjaan

dan kinerja perusahaan.

15

Perlu diperhatikan juga bagaimana pegawai berangkat dan pulang dari


kantor. Bila pegawai tinggal terlalu jauh dari kantor maka perlu
dipikirkan bagaimana bila terkendala macet dan terlambat sampai
dikantor. Ada baiknya perusahaan menyediakan jemputan karyawan
karena selain membantu karyawan juga akan mengakrabkan karyawan
karena ada waktu bercerita dalam perjalanan dari atau ke kantor.
5. Terbuka dan Selalu Belajar
Perkembangan dunia bisnis begitu cepat. Begitu banyak bidang
yang mendukung suatu bisnis misalnya bidang teknologi informasi.
Begitu banyak perubahan yang terjadi diluar perusahaan, karena itu
kita tidak boleh tertutup dan harus berusaha menerima perubahan yang
ada. Dengan selalu mempelajari perubahan dan perkembangan maka
suatu perusahaan akan dapat bersaing dengan perusahaan lain dan
tidak tertinggal oleh tren dan perkembangan yang terus berjalan.
Perusahaan

harus

mempelajari

dan

menerapkan

berbagai

perkembangan dan perubahan yang mampu memberikan manfaat yang


efektif dan efisien bagi perusahaan. Dengan demikian maka
perusahaan akan selalu dapat berkembang, dan berjalan seiring dengan
perubahan dan perkembangan yang ada.
6. Manajemen Proses Bisnis
Iklim kompetisi menuntut tidak saja barang dan jasa yang
berkualitas tetapi juga kecepatan layanan disamping harga yang murah.
Untuk dapat mencapai taraf kompetitif seperti ini, organisasi mau tidak
mau harus inward looking dengan mengoptimalkan operasi bisnis di
tiap lininya, memperbaiki dan menstabilkan kualitas dan reliabilitas
sistem. Optimalisasi ini mencakup kelengkapan kendali proses, solusi
jangka panjang yang berkelanjutan, minimalisasi tidak saja error tetapi
juga limbah dan pengerjaan ulang, efisiensi waktu, dan penghapusan
aktivitas yang tidak memberi nilai tambah.

16

2.5

Manajemen Bisnis yang Efektif


Manajemen

bisnis

merupakan

upaya

pengaturan

secara

menyeluruh guna menjalankan sebuah usaha bisnis yang profesional dan


menghasilkan

tujuan

bisnis

yang

diinginkan.

Manajemen

bisnis

dibutuhkan dalam rangka tercapainya sebuah tujuan sebuah usaha bisnis


baik dari aspek profit maupun tujuan lain sesuai yang diinginkan oleh
pihak pengelola bisnis.
Sebuah proses pengaturan diperlukan agar sebuah usaha tidak
sembarangan,

mampu

melakukan

perencanaan,

target-target

yang

diinginkan serta dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan sebuah


resiko usaha bisnis.
Sebuah langkah profesional yang dilakukan sebelum merancang
sebuah manajemen bisnis biasanya dilakukan dengan membuat sebuah
rancangan global sebuah bisnis atau yang dikenal dengan business plan.
Business plan menyangkut bagaimana manajemen bisnis serta
perencanaannya dari berbagai aspek, diantaranya adalah manajemen
pemasaran, manajemen produksi, manajemen finansial dan sebagainya.
Melalui sebuah business yang mantap, biasanya sebuah usaha akan
meyakinkan untuk dikelola secara maksimal.
Untuk bentuk usaha bisnis dengan skala kecil pun diperlukan
sebuah upaya manajemen bisnis yang baik, hanya berbeda pada ukuran
skala saja serta pengerjaannya yang lebih sederhana dan bisa dikerjakan
rangkap oleh satu atau dua orang dari pengelola bisnis tersebut. Beberapa
hal yang menjadi patokan utama manajemen bisnis diantaranya adalah
beberapa hal berikut ini:
1. Manajemen produksi
Manajemen produksi

merupakan

pengaturan

dan

perencanaan terkait ketersediaan bahan baku maupun bahan jadi


yang siap dipasarkan pada sebuah perusahaan bisnis. Manajemen
17

bisnis di bidang produksi menyangkut bagaimana proses produksi


itu bisa berlangsung dengan baik sehingga mampu menghasilkan
produk atau layanan yang diminati oleh konsumen.
2. Manajemen pemasaran
Manajemen bisnis di bidang pemasaran menyangkut segala
bentuk perencanaan, bentuk, target serta tujuan dan hasil dari
sebuah proses marketing atau pemasaran. Penjualan yang
meningkat dan upaya untuk memperkenalkan produk kepada
konsumen merupakan target utama dari sebuah manajemen
pemasaran.
Tanpa adanya sebuah manajemen pemasaran yang baik,
maka sebuah perusahaan akan mengalami kondisi sulit dalam hal
pemasukan atau income yang diperoleh. Pemasaran memegang
peran vital terhadap eksistensi sebuah perusahaan. Produk atau jasa
yang kurang bermutu pun akan bisa terjual laris apabila perusahaan
Anda memiliki seorang manajer pemasaran yang handal.
Kreatifitas dan inovasi perlu dijalankan dalam merancang sebuah
manajemen bisnis di bidang pemasaran.
3. Manajemen distribusi
Manajemen bisnis di bidang distribusi memegang peran
mendukung manajemen pemasaran. Meskipun pemasaran telah
berjalan dengan baik, namun apabila manajemen distribusi
mengalami hambatan, maka marketing juga akan terganggu. Proses
penyaluran barang produksi atau layanan jasa kepada konsumen
sangat ditentukan oleh bagaimana pola manajemen distribusi
tersebut dirancang oleh sebuah perusahaan.
4. Manajemen financial
Manajemen finansial di dalam sebuah usaha bisnis
menyangkut transparansi dan pengelolaan sirkulasi keuangan
sebuah perusahaan. Manajemen keuangan menyangkut bagaimana
keuangan perusahaan mampu dibagikan sesuai dengan anggaran
yang dimiliki.
Tanpa adanya sebuah manajemen bisnis yang baik di
bidang keuangan, maka biasanya perusahaan tidak mendapatkan
data keuangan yang jelas. Hal ini biasa dialami oleh para pengelola

18

bisnis kecil yang masih amatiran, dimana manajemen keuangan


jarang diperhatikan sehingga untung atau ruginya saja sebuah
usaha bisnis sulit ditentukan.
Beberapa bentuk manajemen bisnis di atas sangat penting
diperhatikan oleh para pengelola usaha bisnis yang ingin sukses
dalam menjalankan sebuah bisnis usaha. Tanpa adanya sebuah
manajemen yang baik, maka mustahil sebuah perusahaan akan
mampu berjalan dengan baik seperti yang menjadi harapan
pemiliknya.

19

Daftar Pustaka
Vocational Business: Training, Developing and Motivating People by Richard
Barrett - Business & Economics - 2003. - Page 51.
Griffin, R. 2006. Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall.
Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2007. Management, 8th Edition. NJ: Prentice
Hall.
Oxford English Dictionary
C.S. George Jr. 1972. The History of Management Thought, ed. 2nd. Upper Saddle
River, NJ. Prentice Hall. h.4
Wren, Daniel dan Arthur Bedeian. 2009. The Evolution of Management Thought
Smith, Adam. 1776. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of
Nations.
Fayol, Henry. 1949. Administration, industrielle et generale.
Drucker, Peter. 1946. Concept of Corporation. John Day Company.
Robert L. Katz. Skills of an Effective Administrator.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
http://nataliadwi.blogspot.com/2010/10/kata-pengantar-tiada-kata-yangpantas.html

20

Anda mungkin juga menyukai