MELINGKUPINYA
A. BEBERAPA FAKTOR MEMENGARUHI KESESUAIAN MUTU PRODUK
Walaupun pada bab-bab sebelumnya telah dibahas tentang kesesuaian mutu
produk secara komprehensif, namun untuk memperdetail pembahasan maka dalam,
bab ini akan dibahas tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan kesesuaian mutu
suatu produk yang harus dilakukan suatu perusahaan manufaktur maupun perusahaan
jasa dengan nuansa studi kasus.
Secara rinci bab ini membahas tentang hal-hal sebagai berikut.
1. Hubungan pengendalian mutu (quality control) dengan proses produksi.
2. Ruang lingkup standar mutu terpadu.
3. Pengendalian mutu dan dukungan manajemen.
4. Multi tujuan pengendalian mutu.
5. Ruang lingkup, pengendalian mutu produk.
6. Faktor teknik yang memengaruhi pengendalian mutu.
7. Pengendalian mutu dan bahan sisa.
8. Organisasi dan unit pengendalian mutu.
Pemahaman materi ini sangat penting untuk memahami tentang berbagai aspek
pengendalian mutu, dan implikasinya terhadap perusahaan.
Dengan mempelajari bab ini, pembaca diharapkan dapat mengerti tentang arti, ruang
lingkup, serta tujuan tentang pengendalian mutu dari suatu perusahaan. Dapat dipahami
juga bahwa pengendalian mutu merupakan pekerjaan yang kompleks karena,
menyangkut berbagai tugas yang berkaitan dengan proses pembuatan suatu produk
(jasa).
B. KENDALI MUTU DAN PROSES PRODUKSI
Setiap, perusahaan dalam memproduksi barang (jasa) bertujuan mencari
keuntungan melalui penjualan barang (jasa) kepada konsumen sesuai dengan harga
dan mutu yang direncanakan. Dengan demikian, diharapkan perusahaan dapat
menjamin kelangsungan hidupnya dan bahkan mengembangkan usahanya.
Seperti diterangkan pada bab sebelumnya bahwa terdapat kaitan erat antara mutu,
suatu produk dengan proses produksinya. Suatu produk dibuat melalui proses
pengolahan dari bahan baku menjadi barang setengah jadi dan akhirnya menjadi barang
PENGENDALIAN MUTU
jadi (finished goods) berdasarkan mutu yang diciptakan. Secara umum pengertian
produksi adalah suatu proses di mana barang atau jasa diciptakan (production is the
process by which goods and services are created). Proses produksi terjadi karena
adanya interaksi antara berbagai faktor produksi seperti input (berupa bahan baku,
tenaga kerja, mesin, dan sebagainya) bersatu padu untuk menciptakan barang (jasa)
yang mempunyai nilai tambah dan nilai guna yang lebih tinggi yang diperlukan
konsumen.
Contohnya, interaksi antara faktor produksi dalam perusahaan pembuat roti, yakni
dicampuradukkannya bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan bahan-bahan lain dalam
proses produksi. Interaksi tersebut akan dapat menghasilkan roti yang mempunyai nilai
tambah dan nilai guna yang lebih besar bagi konsumen.
Intinya, pengertian produksi dapat dinyatakan secara umum sebagai berikut.
Produksi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan barang (jasa) lain yang
mempunyai nilai tambah dan nilai guna yang lebih besar berdasarkan prinsip ekonomi
manajerial atau ekonomi perusahaan.
Lalu, apa yang dimaksud dengan prinsip ekonomi manajerial? Prinsip ekonomi
manajerial adalah bahwa prinsip produksi harus dijalankan dengan cara meminimumkan
biaya
berarti setiap
PENGENDALIAN MUTU
PENGENDALIAN MUTU
PENGENDALIAN MUTU
PENGENDALIAN MUTU
dapat dilakukan bila sebelumnya telah ditetapkan suatu standar ukuran. Tanpa standar
tersebut perusahaan tidak mempunyai dasar ukuran untuk mengawasi apakah proses
produksi telah berjalan dengan semestinya. Dengan perkataan lain, tanpa standar yang
ditetapkan lebih dahulu (predetermined standard), berarti tidak dapat dipantau tentang
penggunaan bahan baku dan fasilitas proses produksi sehingga sulit dibandingkan
dengan output (hasil akhirnya). Fungsi pengendalian mutu, bukan saja untuk
memperoleh mutu produk yang sesuai dengan standar, tetapi juga untuk mengetahui
tingkat efisiensi.
Bagaimana caranya? Penggunaan bahan baku yang melebihi jumlah standar, misalnya,
berarti pemakaian bahan lebih banyak dari ketentuannya. Hal ini bila tidak diawasi
berarti pemborosan. Demikian pula bila proses penggunaan bahan baku salah, berarti
bahan dalam proses (work in process) harus dibuang atau bila mungkin diolah kembali
(remade). Hal ini merupakan pemborosan waktu dan tenaga yang merupakan terjadinya
inefficiency.
E. TUJUAN GANDA KENDALI MUTU PRODUK
Tujuan pokok dari pengendalian mutu adalah untuk mengetahui sampai
seberapa jauh proses dan basil produk dan jasa yang dibuat sesuai dengan standar
yang ditetapkan perusahaan. Pengendalian mutu merupakan upaya untuk mencapai
dan mempertahankan standar bentuk, kegunaan, dan warna yang direncanakan.
Dengan perkataan lain, pengendalian mutu ditujukan untuk mengupayakan agar produk
atau jasa akhir sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam pengendalian mutu ini, semua kondisi barang diperiksa berdasarkan standar
yang ditetapkan. Bila terdapat penyimpangan dari standar dicatat untuk dianalisis. Hasil
analisis pengendalian mutu tersebut digunakan untuk dijadikan pedoman atau perbaikan
sistem kerja sehingga produk yang bersangkutan sesuai dengan standar yang
ditentukan. Pelaksanaan pengawasan mutu dan kegiatan produksi harus dilaksanakan
secara terus-menerus untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
rencana standar agar dapat dengan segera diperbaiki.
Intinya, maksud dari pengawasan mutu adalah agar standar spesifikasi produk yang
telah ditetapkan sebelumnya tercermin dalam hasil produk akhir.
Secara umum tujuan pengawasan mutu adalah sebagai berikut.
a) Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan.
PENGENDALIAN MUTU
b) Agar biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya proses produksi dapat ber
alan secara efisien.
Bila dua hal tersebut dapat terlaksana, yakni produk yang dihasilkan bermutu baik
dengan harga jual yang logisc maka perusahaan dapat meningkatkan dayas saingnya.
Di bawah ini akan bahas lebih rinci tentang ruang lingkup pengendalian mutu.
Kegiatan pengendalian mutu merupakan bidang pekerjaan yang sangat luas dan
kompleks karena semua variabel yang memengaruhi mutu harus diperhatikan. Secara
garis besar, pengendalian mutu dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Pengendalian mutu bahan baku.
2. Pengendalian dalam proses pengolahan (work in process).
3. Pengendalian mutu produk akhir.
1. Pengendalian Mutu Bahan
Mutu bahan akan sangat memengaruhi basil akhir dari barang yang dibuat.
Bahan baku dengan mutu yang jelek akan menghasilkan mutu barang yang jelek.
Sebaliknya, bahan baku yang baik dapat menghasilkan barang yang baik. Pengendalian
mutu bahan harus dilakukan sejak penerimaan bahan baku di gudang, selama
penyimpanan, dan waktu bahan baku akan dimasukkan dalam proses produksi (work in
process).
Kelainan mutu bahan baku akan memberi akibat mutu produk yang dihasilkan berada di
luar standar mutu yang direncanakan. Contohnya, mutu terigu yang baik dapat
menghasilkan roti yang baik. Sebaliknya, bila mutu terigu jelek maka roti yang dihasilkan
pun jelek. Rusaknya mutu bahan baku dapat terjadi karena sistem penggudangan yang
jelek.
2. Pengendalian Mutu dalam Proses Pengelolaan
Sesuai dengan DAP (Diagram Alur Produksi) dapat dibuat tahap-tahap
pengendalian mutu sebelum proses produksi berlangsung. Anda simak kembali materi
yang lalu bahwa dalam membuat suatu produk diperlukan beberapa urutan proses
produksi agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang direncanakan. Tiap
tahap proses produksi diawasi sehingga kesalahan yang terjadi dalam proses produksi
dapat diketahui, untuk selanjutnya segera dilakukan perbaikan (koreksi).
Terdapat beberapa cara pengendalian mutu selama proses produksi berlangsung.
Misalnya melalui contoh (sampel), yakni hasil yang diambil pada selang waktu yang
PENGENDALIAN MUTU
sama. Sampel tersebut dianalisis secara statistik untuk memperoleh gambaran apakah
sampel tersebut sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Bila tidak sesuai berarti
proses produksinya salah. Selanjutnya, kesalahan tersebut harus diteruskan kepada
operator (pelaksanaan) untuk dilakukan perbaikan. Pengawasan dilakukan terhadap
seluruh tahapan proses produksi dari awal hingga akhir tanpa kecuali. Bila salah satu
tahapan produksi diabaikan berarti pengendalian mutu tidak cermat. Di sinilah perlunya
kerja saling mendukung antara karyawan satu dengan yang lain, termasuk pihak
manajemen.
3. Pengendalian Mutu Produk Akhir
Produk akhir harus diawasi mutunya sejak keluar dari proses produksi hingga
tahap
pembungkusan,
penggudangan,
dan
pengiriman
ke
konsumen.
Dalam
PENGENDALIAN MUTU
PENGENDALIAN MUTU
hanya tedadi pada perusahaan skala kecil, misalnya perusahaan pembuat furnitures, di
mana pemeriksaan mutu hasil produksinya dilakukan oleh pemilik perusahaan. Akan
tetapi, bila perusahaannya bertambah besar, biasanya skala organisasi perusahaan pun
makin besar dan luas. Dalam hal ini, pembagian tugas harus semakin jelas, termasuk
petugas pemeriksa mutu barang.
Dalam struktur organisasi yang mapan, semua petugas (pegawai) di setiap unit kerja
mempunyai tugas khusus tertentu sesuai dengan rincian kerja (job description) yang
mereka punyai. Dalam organisasi yang mapan tersebut, divisi produksi hanya
melaksanakan kegiatan produksi, di mana setiap, orang telah mempunyai wewenang
dan tanggung jawab masing-masing atas barang yang dihasilkan.
Oleh karena itu, tugas wewenang dari berbagai kegiatan bisa sangat beraneka ragam.
Dalam hal pengendalian mutu pun dapat merupakan pekerjaan yang tidak mudah serta
kompleks, karena menyangkut berbagai orang di berbagai tahapan kegiatan produksi.
Namun demikian, semua tugas pengendalian mutu di setiap jenjang proses produksi,
bertanggung jawab terhadap manajer produksi untuk bekerja secara saksama dan
penuh tanggung jawab. Manajer produksi sangat berperan untuk mengkoordinasikan
pengendalian mutu. Sekadar untuk mengingatkan kembali, berikut diungkap kembali
tentang total quality control.
Kegiatan pengendalian mutu pada berbagai jenjang kegiatan yang berhubungan dengan
mutu, yakni sebagai berikut.
1) Pengawasan bahan-bahan di gudang meliputi penerimaan, penyimpanan, dan
pengeluaran.
2) Pengendalian kegiatan di berbagai jenjang proses produksi, sesuai dengan DAP.
3) Mengawasi pengepakan dan pengiriman produk ke konsumen atau langganan.
Jadi jelaslah, khususnya unit pengendalian mutu mempunyai peranan besar dalam
usaha menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi standar barang yang
direncanakan. Hal ini dapat memengaruhi nama baik perusahaan sekaligus menjamin
kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, seyogianya setiap perusahaan harus
memperhatikan kegiatan pengawasan mutu, mengingat perannya yang penting
terhadap hasil produksi perusahaan dan nama baik serta kelangsungan hidup usaha.
Untuk memberikan keterangan yang lebih jelas tentang peranan pengendalian mutu dan
posisinya dalam suatu perusahaan, dalam bab ini disajikan mengenai struktur organsiasi
suatu perusahaan manufaktur. Walaupun yang disajikan di sini adalah struktur
organisasi
perusahaan
manufaktur,
namun
diharapkan
Anda
dapat
PENGENDALIAN MUTU
pula
10
menganalogikan
dengan
struktur
organisasi
perusahaan
yang
nonmanufaktur
(perusahaan jasa, seperti hotel, travel agent, losmen, dan sebagainya). Anda perlu tahu
bahwa pada perusahaan nonmanufaktur tidak ada divisi atau unit kerja produksi yang
mengelola mesin dan fasilitas produksi. Mengapa? Karena pada perusahaan jasa tidak
mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Walaupun demikian, perusahaan tersebut
harus menjaga mutu jasa yang dijualnya.
Secara umum struktur organisasi perusahaan manufaktur dapat dilihat padaq Gambar
7.5. Sedangkan struktur perusahaan nonmanufaktur (jasa) dapat dilihat pads Gambar
7.6.
Seyogianya, baik perusahaan manufaktur maupun jasa mempunyai unit pengendali
mutu atas barang (jasa) yang harus dijual. Misalnya hotel dan perusahaan pelayaran.
Hotel atau penginapan harus mempunyai standar mutu kebersihan dan kenyamanan
yang ditawarkan kepada para tamu.
Contoh:
Kursi tempat duduk pads bus antarkota harus nyaman dan bersih, bila perlu berAC dengan sopir yang terampil dan hati-hati.
Silakan Anda mengamati dan membaca tentang penjelasan struktur organisasi di bawah
ini. Hanya satu hal yang Anda perlu ingat bahwa kegiatan pengendalian mutu dalam
perusahaan mempunyai ruang lingkup sebagai berikut.
Walaupun unit kerja pengendali mutu produk (jasa) hanya merupakan suatu unit di
bawah divisi produksi, namun divisi-divisi lain pun sebenarnya turut bertanggung jawab
atas mutu barang yang dihasilkan. Oleh karena itu, sebenarnya seluruh divisi sangat
berperan dalam pengendalian mutu. Walaupun tugas dan tanggung jawab terbesar
adalah di divisi produksi, khususnya unit quality control, namun semua karyawan
sesungguhnya harus bertanggung jawab atas mutu barang yang dihasilkan.
Kasus di perusahaan penerbitan
Dalam rangka mencetak buku untuk masyarakat, mutu buku tersebut tergantung pada
hal-hal sebagai berikut. Pertama, penulis yang andal dalam penguasaan materi dan
mampu menyusun bahasa tulis yang baku dan jelas (bahan baku). Kedua, ketelitian
para editor, korektor, setter, layouter, desainer, dan semua bagian produksi. Bila staf-staf
tersebut ceroboh maka buku yang dihasilkan adalah buku yang tidak dimengerti oleh
pembacanya. Tetapi, bila semua staf tersebut teliti dan ahli di bidangnya masing-masing
PENGENDALIAN MUTU
11
maka buku yang diterbitkan adalah buku yang bagus dan dimengerti pembacanya. Jadi,
jelas bahwa dalam membuat sesuatu barang, seluruh karyawan yang terlibat dalam
proses pembuatannya turut bertanggung jawab atas mutu barang atau jasa yang
dihasilkan. Demikian pula pada usaha-usaha lainnya.
Intinya, mutu suatu produk tergantung pada seluruh unit-unit kerja yang terdapat di
perusahaan bersangkutan. Bukan saja tanggung jawab unit produksi, tetapi unit-unit lain
pun turut bertanggung jawab. Bukan saja tanggung jawab manajer produksi, tetapi juga
seluruh pimpinan paling atas sampai karyawan terendah.
PENGENDALIAN MUTU
12