Rindu Tuhan
Mungkin aku pencundang Tuhan
Pecundang yang tak mampu menatap kekalahan
Kekalahan mencari sebuah rencana yang bersembunyi dibalik duka..
Aku telah terlalu letih setia menapaki jalan yang tak pernah kutahu
Akan berakhir dimana
Aku letih mencarimu di wajah bengis penuh cibir dan caci maki
Aku letih mengikuti misteri yang tiada terpecahkan
Jangankan bertanya
Untuk tahu apa yang harus ditanyakanpun aku tak mampu..
Karena Kau bisu.
Bisu dalam KeagunganMu..
Kini aku pecundang yang kalah perang..
Hanya punya setitik rindu
Rindu bersatu denganMu yang disebut Tuhan
Aku ingin bersatu bukan untuk bahagia ..
Disuatu tempat yang Kau sebut Surga..
Dinerakapun aku bersedia.
Bahkan di dunia yang tiada pernah dinamakanpun aku mau..
Asalkan Engkau memberi setitik pelepas dahaga..
Pelepas dahaga disaat semua jalan yang Kau Beri telah tertelan misteri..
Pelepas ragu disaat masa depan telah menjadi kelabu..
Wahai Engkau yang disebut Tuhan
Biarkan rinduku menjadi sebuah berontak
Yang berujung di titik air mata
Berujung di kabut yang menghitam..
Berujung di dunia tak bernama..
Berujung di sebuah galau yang tak pernah terjawab..
KARENA AKU BEGITU MENCINTAI'MU
Kupilih satu demi satu pualam putih
Tertata seiring waktu
Tergambar kokoh bangunan kehidupan dalam benak
Tentang cinta dan rasa bersama
Ku sisihkan yang hitan dan putih
Tak ingin ada cela kelak
Agar kau tak akan beranjak
Mengisi hidup dan kehidupan tak terelak
Saat harapan tak pernah mati
Saat kebahagian mungkin abadi
Walau menggigil sekujur tubuhku
Berdiri mematung di bwah deras hujan menderu
Setia menanti engkau datang padaku
tanpa terasa tak ada keterangan siang, hatiku terasa tak ada teman
dalam hatimu apakah ada sedikit ruang untukku ...
jika aku mengenangmu aku takut mencintaimu namun..
jika aku mencintaimu aku takut kehilanganmu
(WienNa)