Anda di halaman 1dari 3

Menamai Bintang,

itulah pekerjaanku sekarang.


ada yang sempurna,
ada yang mungil,
ada yang terlalu angkuh dengan
sinarnya yang berbisa luar biasa.
I called them with colours too.
pink star, black star, purple and baby blue star.
menamai bintang,
itulah pekerjaanku setiap malam.
aku bisa saja menamai setiap
butir air mataku pada saat yang sama,
namun aku sudah jenuh melakukannya.
air mata selalu saja sama bentuk dan rasanya!
bening, basah, dingin dan diam.
I couldn't differentiate them
because they all come from the same
aching heart, my one and fragile Heart.
Menamai Bintang,
itulah pekerjaanku setiap sakit ini datang.
seperti bintang jatuh, sakit ini selalu
jatuh pada titik yang sama, tak pernah meleset.
tepat di tengah sebongkah hati merah basahku
yang berdenyut namun tak lagi sanggup
mengerang saat sakit ini menyerang.
aku lebih suka menamai bintang,
daripada menghitung berapa kali sakit ini datang.
Menamai Bintang,
itulah pekerjaanku hingga entah kapan.
seperti sebuah pelukan tempat bersandar sebentar
setelah tak kunjung bisa menutup mata,
seperti tak kunjung bisa kedua tanganku
menggapai sebuah Bulan yang bulat hangat
serta selalu jadi awal saat semua sakitku ini datang...
Menamai Bintang,
itulah yang aku lakukan sekarang karena aku
tak mungkin jadi Malaikat...

Rindu Tuhan
Mungkin aku pencundang Tuhan
Pecundang yang tak mampu menatap kekalahan
Kekalahan mencari sebuah rencana yang bersembunyi dibalik duka..
Aku telah terlalu letih setia menapaki jalan yang tak pernah kutahu
Akan berakhir dimana
Aku letih mencarimu di wajah bengis penuh cibir dan caci maki
Aku letih mengikuti misteri yang tiada terpecahkan
Jangankan bertanya
Untuk tahu apa yang harus ditanyakanpun aku tak mampu..
Karena Kau bisu.
Bisu dalam KeagunganMu..
Kini aku pecundang yang kalah perang..
Hanya punya setitik rindu
Rindu bersatu denganMu yang disebut Tuhan
Aku ingin bersatu bukan untuk bahagia ..
Disuatu tempat yang Kau sebut Surga..
Dinerakapun aku bersedia.
Bahkan di dunia yang tiada pernah dinamakanpun aku mau..
Asalkan Engkau memberi setitik pelepas dahaga..
Pelepas dahaga disaat semua jalan yang Kau Beri telah tertelan misteri..
Pelepas ragu disaat masa depan telah menjadi kelabu..
Wahai Engkau yang disebut Tuhan
Biarkan rinduku menjadi sebuah berontak
Yang berujung di titik air mata
Berujung di kabut yang menghitam..
Berujung di dunia tak bernama..
Berujung di sebuah galau yang tak pernah terjawab..
KARENA AKU BEGITU MENCINTAI'MU
Kupilih satu demi satu pualam putih
Tertata seiring waktu
Tergambar kokoh bangunan kehidupan dalam benak
Tentang cinta dan rasa bersama
Ku sisihkan yang hitan dan putih
Tak ingin ada cela kelak
Agar kau tak akan beranjak
Mengisi hidup dan kehidupan tak terelak
Saat harapan tak pernah mati
Saat kebahagian mungkin abadi
Walau menggigil sekujur tubuhku
Berdiri mematung di bwah deras hujan menderu
Setia menanti engkau datang padaku

Karena aku begitu mencintaimu


Satu jiwa dua hati
Memenjarakan setia pada teralis mati
Menguncinya pada sebuah janji bebas mencintai
dalam keterpenjaraan, membedakan dalam satu kesamaan..
Kau Lentera Hidup - Ku
Tercenung aku dgn sikap kasih sayangmu
Terbersit sebuah ungkapan rasa hatiku
Untuk segera mengucap cinta padamu
Dan menjagamu sepenuh jiwaku
Kau..
Hadir dlm jiwaku
Saat aku mengalami kegelapan
Dan keguncangan jiwa
Aku trauma..
Kau pandangi langkaku dgn senyuman
Kau sadarkan diriku dgn ketulusan cintamu
Hingga aku mampu menemukan sebuah kepingan
Kepingan cinta yg pernah runtuh dari diriku
Kau datang di hatiku dgn sebuah ketulusan hati
Serta setabur benih cinta yg kau miliki
Taburlah benih itu di sini
Di hati ini..
Agar gersangnya hati akan segera lari
Dan berganti cinta yg ikhlas bersemi
Aku mencintaimu dengan sepenuh HATI...
(WienNa)
Kalau saja tidur bisa mereparasi luka,
Kalau saja mandi bisa membasuh dosa,
Kalau saja ada yang namanya Jaket Anti Lara,
Kalau saja ada hujan bisa menghilangkan semua sisa sisa..
Kalau saja....

tanpa terasa tak ada keterangan siang, hatiku terasa tak ada teman
dalam hatimu apakah ada sedikit ruang untukku ...
jika aku mengenangmu aku takut mencintaimu namun..
jika aku mencintaimu aku takut kehilanganmu
(WienNa)

Anda mungkin juga menyukai